2.2.2 Epidemiologi
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di negara maju maupun di negara berkembang, Badan Kesehatan Dunia atau
World Health Organization WHO memperkirakan bahwa 35 – 75 ibu
hamil di negara berkembang dan 18 ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Namun, banyak diantara mereka yang telah menderita anemia pada
saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43 pada perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan 12 di negara yang lebih maju.
18
2.2.3 Etiologi
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat – zat nutrisi. Seringkali
defisiensinyabersifat multipel dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati. Namun, penyebab
mendasar anemia meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan
kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik. Sekitar 75 anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit
mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan
vitamin B
12.
Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan.
18
2.2.4 Klasifikasi
2.2.4.1 Anemia Fisiologis Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami
hemodelusi pengenceran dengan peningkatan volume 30 sampai 40 yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan
sel darah 18 sampai 30 dan hemoglobin sekitar 19 .
22
2.2.4.2 Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan
saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat
Universitas Sumatera Utara
pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900
mg atau setara dengan 2 L darah. Oleh karena sebagian besar perempuan mengalami kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi.
18
2.2.4.3 Defisiensi Asam Folat
Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi asam folat merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defisiensi zat gizi. Anemia megaloblastik
adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel
– sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini. Selain karena defisiensi asam folat, anemia megaloblastik juga dapat terjadi
karena defisiensi vitamin B
12.
Folat dan turunannya formil FH4 penting untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asam amino. Kadar asam folat yang
tidak cukup dapat menyebabkan manifestasi anemia megaloblastik.
18
2.2.4.4 Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang. Pada keadaan ini
jumlah sel – sel darah yang diproduksi tidak memadai. Penderita mengalami
pansitopenia, yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
16
2.2.4.5 Sickle – cell Anemia
Sickle – cell Anemia adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit, kaku, dan anemia hemolitik kronik. Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin yang
bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.
16
2.2.5 Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65 dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat
Universitas Sumatera Utara
sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti
laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
21
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800- 1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah
merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan
sekitar 190 mg terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika cadangan zat besi sebelum kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan
mudah mengalami kekurangan zat besi.
20
Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa menyebabkan seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi didalam tubuh
mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa diabsorbsi
dan dipergunakan oleh tubuh.
20
Anemia defisiensi
besi merupakan
manifestasi dari
gangguan keseimbangan zat besi yang negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
mencukupi kebutuhan
tubuh. Pertama
– tama untuk mengatasi keseimbanganyang negatif ini tubuh menggunakan Universitas Sumatera
Utara cadangan besi dalam jaringan cadangan. Pada saat cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala anemia defisiensi besi.
20
Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing- masing berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu.
Tingkatan pertama disebut dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi yang berkurang dibawah normal namun besi
didalam sel darah merah dari jaringan tetap masih normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus
berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang
besi lanjut yaitu besi didalam sel darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan
Universitas Sumatera Utara
kurang besi dalam jaringan yaitu besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali.
15
2.2.6 Diagnosis Anemia pada Kehamilan