45
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tinjauan atas Penerimaan SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Tabel 4.1
Data Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Timur
Tahun Jumlah Wajib Pajak
WP OP WP Badan
Bendahara Jumlah WP
terdaftar
2009 64.323
6.636 601
71.560 2010
75.448 7.347
615 83.410
2011 83.016
8.088 626
91.730 1.
Analisis Jumlah Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 1.1.
Pada tahun 2009 Jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Timur sekitar 71.560 WP, sedangkan pada tahun 2010 jumlah wajib pajak yang
terdaftar berjumlah 83.410 WP dan pada tahun 2011 sekitar 91.730 WP yang terdaftar.
1.2. Terjadi peningkatan jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan
Timur yang mana pada tahun 2009 jumlah WP sekitar 71.560 WP dan meningkat pada tahun 2010 yakni sebesar 83.410 WP atau bertambah sekitar 16,55. Dan
pada tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar 8.320 WP yang berjumlah 91.730 WP atau bertambah lagi sekitar 9,97 dari tahun
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Jumlah Penerimaan SPT Masa PPH Pasal 21 Dan Penerimaan Pajak PPH Pasal 21 tahun 2009-2011
Tahun Jumlah Wajib Pajak
Jumlah SPT Nihil
Jumlah SPT Kurang
Bayar Jumlah SPT
Lebih Bayar Jumlah
Penerimaan Rp
2009 22.116
6.004 23
28.143 38.649.245.210
2010 21.861
6.555 19
28.861 71.717.690.525
2011 22.736
7.018 37
29.791 75.514.607.772
2. Analisis Penerimaan SPT Masa PPH Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
2.1. Pada tahun 2009 jumlah SPT Masa PPH Pasal 21 yang diterima sekitar 28.143 sedangkan pada tahun 2010 jumlah SPT Masa PPH Pasal 21 yang diterima
yaitu 28.861. Dan pada tahun 2011 jumlah SPT Masa PPH Pasal 21 berjumlah 29.791 SPT.
2.2. Penerimaan SPT Masa pajak penghasilan pasal 21 pada tahun 2010 justru mengalami kenaikan sebesar 930 SPT atau sekitar 2,55 yang berjumlah
28.861 SPT dengan jumlah penerimaan sekitar Rp. 71.717.690.525 dari tahun 2009 yang hanya berjumlah 28.143 SPT dengan jumlah penerimaan sekitar Rp.
38.649.245.210. Penerimaan SPT Masa pajak penghasilan pasal 21 pada tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup lumayan dibandingkan dengan kenaikan
pada tahun sebelumnya yaitu 29.791 SPT atau sekitar 3,22 dengan jumlah penerimaan sekitar Rp. 75.514.607.772.
Universitas Sumatera Utara
B. Cara Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Sebagai Sumber utama penerimaan negara maka pajak mempunyai peranan yang sangat strategis bagi kelangsungan pembangunan dewasa ini. Oleh karena itu
pajak harus dikelola dengan baik dan benar. Salah satu sumber utama penerimaan pajak adalah dari Pajak Penghasilan PPh yang kontribusinya bisa mencapai 49
lebih dari total penerimaan pajak. Dalam hal ini, penerimaan pajak penghasilan pasal 21 harus diperhatikan
dalam perkembangannya, setidaknya harus terjadi peningkatan setiap tahun. Kantor pelayanan pajak melakukan berbagai usaha agar terjadi peningkatan sehingga
memaksimalkan penerimaannya.
1. Menganalisa SPT yang dilaporkan oleh Wajib Pajak.
Kewajiban melaporkan jumlah harta dan kewajiban pada SPT akhir membuat bingung dan ketakutan wajib pajak. Hal ini disebabkan karena mereka takut
efek perpajakan bila melaporkan seluruh kekayaannya atau melaporkan hanya sebagian saja. Bila melaporkan harta apaadanya, takut pajak penghasilan tahun-tahun
sebelumnya akan di permasalahkan. Sebaliknya apabila tidak dilaporkan kekayaan yang apa adanya berarti SPT tidak benar. Sewaktu-waktu kalau ketahuan oleh aparat
pajak akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
2. Menerapkan sanksi administrasi atas terlambat lapor
Sanksi perpajakan yang diterapkan bertujuan untuk menyadarkan Wajib Pajak akan kelalaian dalam membayar atau melaporkan kewajiban perpajakannya.
Sanksi dikenakan dapat berupa bunga, denda, atau kenaikan. Sanksi perpajakan dimaksudkan untuk menyadarkan Wajib Pajak akan
keteledorannya. Disamping itu juga, bertujuan untuk menjaga agar kepercayaan yang diberikan pemerintah tidak disalahgunakan oleh Wajip Pajak.
3. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak STP
Surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. STP diterbitkan apabila pajak
kurang atau tidak dibayar, dari hasil penelitian STP terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung, dan WP dikenakan sanksi
administrasi berupa denda atau bunga.
4. Mengirim himbauan kepada Pemotong Pajak
Dalam hal ini Pajak mengirim himbauan kepada para pemotong pajak agar mendaftarkan subjek pajak yang telah mempunyai penghasilan diatas PTKP sebagai
Wajib Pajak PPh Pasal 21. Masalah ini biasanya terjadi ketika adanya perubahan struktur di sebuah perusahaan yakni adanya karyawan baru diperusahaan tersebut.
Dalam hal ini pemotong Pajak di himbau untuk mendaftarkan dan melaporkan
Universitas Sumatera Utara
karyawan baru tersebut sebagai Wajib Pajak yang berkewajiban atas Pajak Penghasilan Pasal 21.
5. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatan
Menerbitkan NPWP secara jabatan kepada orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, namun yang bersangkutan tidak mendaftarkan diri pada kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tingggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak. Dalam hal ini petugas pajak menerbitkan NPWP secara paksa kepada orang pribadi yang telah memenuhi syarat berdasarkan ketentuan
perundang-undangan perpajakan tersebut.
6. Meningkatkan Pelayanan Bagi Wajib Pajak
Pelayanan yang baik sangat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak karena pelayanan yang baik menimbulkan motivasi Wajib Pajak untuk melaksanakan
kewajibannya. Menyadari hal itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap Wajib Pajak, yang
menjadi inti pelayanan yang baik tersebut bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah pelayanan yang mampu mengantisipasi masalah-masalah yang
muncul dan berkembang dalam masyarakat umumnya dan Wajib Pajak khususnya.
Universitas Sumatera Utara
Maka dari itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur terus berupaya untuk peka dan cepat dalam memyelesaikan masalah-masalah yang timbul, tidak
berbelit-belit, dan bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.
7. Peningkatan Profesionalisme Aparatur Perpajakan
Sebagian Wajib Pajak ada yang memanfaatkan celah-celah kelemahan Undang-undang perpajakan yang ada atau dengan cara memanfaatkan kelemahan
fiskus. Hal ini perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan kejelian fiskus untuk mengantisipasi hal tersebut.
8. Melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak
Merupakan suatu proses yang berkaitan satu sama lainnya, terutam adalam hubungannya dengan usaha penegakan Peraturan Perundangan-undangan Perpajakan
yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak akan kewajiban perpajakannya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan PPh Pasal 21
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. Pengawasan yang dilakukkan tersebut antara lain:
8.1. Pengawasan terhadap pembayaran dan pelaporan pajak setiap bulan SPT
Masa 8.2.
Pengawasan terhadap Wajib Pajak yang melakukan kegiatan transaksi namun tidak melaporkan kegiatan transaksinya dalam SPT Tahunan.
Universitas Sumatera Utara
8.3. Pengawasan terhadap pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak Orang
Pribadi yang berdomisili di jalan-jalan utama yang perkembangan ekonominya relatif pesat.
C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dalam pencapaian suatu tujuan terkadang terdapat hal-hal yang menghambat dalam pencapaian dari berbagai segi. Selain segi kelemahan juga terdapat hal-hal atau
kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan peningkatan penerimaan PPh Pasal 21 tersebut.
Adapun kendala-kendala yang menghambat dalam pencapaian tujuan tersebut adalah:
1. Adanya kecendrungan Wajib Pajak menganggap bahwa membayar pajak
merupakan pemborosan atau beban, masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak yang seolah-olah tidak mau tahu akan besarnya pajak
yang terutang yang ditanggung oleh Wajib Pajak itu sendiri sehingga masih terdapat adanya tunggakan pajak.
2. Usaha yang dijalankan Wajib Pajak sedang dalam kondisi yang buruk
sehingga tidak memungkinkan Wajib Pajak untuk membayar hutang pajaknya.
Universitas Sumatera Utara
3. Masih adanya Pemotong Pajak yang memotong dan melaporkan PPh Pasal 21
tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hal ini karena pemotong Pajak kurang memahami prosedur penghitungan PPh Pasal 21.
4. Masih adanya pemotong Pajak PPh Psal 21 yang tidak mengetahui tentang
kewajiban melapor tiap bulannya dan tidak memgetahui batas waktu.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN