Kesimpulan Etnografi Penderita HIV dan Lingkungan Sosial Budayanya di Simpang Selayang Medan

111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil ialah Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Adapun Perilaku-perilaku yang bisa memudahkan penularan HIV, yaitu berhubungan seks yang tidak aman tidak menggunakan kondom, ganti-ganti pasangan seks, bergantian jarum suntik dengan orang lain, memperoleh transfusi darah yang tidak dites HIV, serta melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin di kandungannya dan air susu ibu. HIV dapat menularkan kepada siapapun tanpa memandang kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas ekonomi, maupun orientasi seksualnya. HIV ditemukan dalam cairan darah, cairan mani, dan cairan vagina dari orang yang telah terinfeksi HIV. Penularan itu terjadi bila HIV di dalam darah atau cairan itu memasuki aliran darah orang lain. Berdasarkan pengamatan di lapangan, peneliti melihat semangat juang seorang penderita HIV dalam mempertahankan hidupnya dan hidup orang lain. Dari situasi terpurruk ia mampu bangkit untuk melawan virus yang ada di dalam tubuhnya. Semangat itu muncul ketika diberi nasehat dan motivasi oleh temannya dan juga karena buah hatinya putri pertama yang pada saat itu masih kecil. Ia tidak tega menelantarkan putrinya jika ia terus-menerus bersedih, depresi dan sempat terpikir olehnya untuk mengakhiri hidup karena kehilangan anak bungsu dan penyakit yang di deritanya. Sebab putrinya masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua terutama kasih sayang seorang Ibu. Oleh karena itu, ia bangkit dan bertekad untuk membantu orang lain yang posisinya sama terpuruk seperti dirinya Universitas Sumatera Utara 112 karena terinfeksi HIV dan lingkungan berubah terhadapnya. Untuk itu ia berinisiatif membentuk kelompok Odha yang disebut dengan “Pita Merah” dan menjadikan rumah kontrakannya menjadi rumah persinggahan kelompok Odha tersebut dalam kegiatan memberi informasi HIV serta memberi layanan kesehatan. Informasi HIV ini tidak hanya untuk orang-orang yang HIV+ saja, tetapi untuk seluruh publik tanpa memandang pangkat, derajat, status, suku maupun agama. Sebab informasi HIV ini sangat penting untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang disekitar. Ada baiknya kita sebagai makhluk sosial saling bahu- membahu dalam mengurangi dan mengatasi penyakit tersebut dengan cara berbagi informasi yang benar dan jelas tentang HIV. Hal ini dilakukan untuk perubahan manusia dan lingkungan sosial yang lebih baik di masa yang akan datang. Di dalam lingkungan sosial, setiap orang memiliki hubungan bahasa Inggris:Relationship, yaitu kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu dengan yang lainnya. Hubungan terjadi dalam proses kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial penderita HIV saling berinteraksi di dalam lingkungan sosial, seperti dalam lingkungan kelompok, tempat tinggal, tempat kerja, dan tempat ibadah. Bagi Suparlan, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya. Berbagai persepsi masyarakat dalam lingkungan berbeda-beda memandang penderita HIV. Ada yang menolak karena ketidaktahuan mereka, ada yang cuek karena ia tidak Universitas Sumatera Utara 113 terlalu mengurus urusan orang lain, dan ada juga yang bisa menerima keberadaan Odha di lingkungan sosial karena sudah mengetahui informasi mengenai HIV dan cara penularannya.

5.2 Saran