43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Intensitas kebisingan rata-rata di bagian Power HousePT. Humbahas Bumi Energi adalah 95 dBA dengan intensitas kebisingan tertinggi adalah 98,3
dBA dan intensitas kebisingan terendah adalah 87,3 dBA.
2. Gejala Stres kerja pada 12 tenaga kerja di bagian Power HousePT. Humbahas terdapat 3 tenaga kerja mengalami stres kerja ringan, 7 orang tenaga kerja
mengalami stres kerja sedang dan 2 orang tenaga kerja mengalami stres kerja berat.
3. Hasil Uji statistik korelasi spearmanmenunjukkan nilai p= 0,001 p ≤ 0,05,
dengan nilai korelasi r 0,851 dan besarnyasumbangan paparan kebisingan terhadap stres kerja 72,42.Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yangsangat signifikan antara kebisingan dengan gejala stres kerja padatenaga kerja di bagian Power HousePT. Humbahas Bumi Energi.
6.2. Saran
1. Bagi Perusahaan dan Tenaga Kerja a. Kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas dikurangi dengan memasang
peredam berupa bantalan karet pada mesin atau dengan melapisi dinding, paflon dan lantai dengan bahan yang menyerap suara.
b. Perusahaan melakukan upaya-upaya untuk mengurangi tingkat stres pada tenaga kerja dengan melaksanakan kegiatan olahraga, kegiatan liburan dsb.
c. Perusahaan memberikan penyuluhan secara berkala kepada tenaga kerja tentang akibat dari faktor bahaya fisik seperti kebisingan dan cara
pengendaliannya. d. Perusahaan membuat sanksi tegas terhadap tenaga kerja yang tidak memakai
alat pelindung telinga berupa ear plug kepada tenaga kerja untuk menurunkan paparan kebisingan yang diterima tenaga kerja yang mampu
menurunkan intensitas kebisingan mencapai 25 – 30 dBA.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan 2.1.1 Pengertian Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap
kenyamanan dan kesehatan manusia Sasongko, 2000. Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan. Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik lingkungan kerja yang dapat
menimbulkan dampak pada gangguan pendengaran audiotory dan extra audiotory seperti stres kerjapsikologik, hipertensi, kelelahan kerja dan perasaan
tidak senang annoyance Tana, 2002. Definisi bising menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor Per. 13MEN2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerjaadalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Bising
dalam kesehatan kerja, diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif peningkatan ambang pendengaran maupun
secara kualitatif penyempitan spektrum pendengaran, berkaitan dengan faktor