Hasil Penelitian Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Senduduk Merah (Melastoma sanguineum Sims)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak metanol dan etil asetat daun tumbuhan senduduk merah Melastoma sanguineum Sims menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan ekstrak etil asetat sampel positif terhadap pereaksi-pereaksi flavonoida. Hasil elusi dari perbandingan pelarut n-heksana:etil asetat 70:30 vv pada fraksi 36-45, dipisahkan kembali pada alat kolom dan direkristalisasi dengan n-heksana dan etil asetat untuk mendapatkan senyawa murni. Sehingga diperoleh senyawa murni berupa pasta berwarna kuning kecoklatan seberat 4,4 mg, dan nilai harga Rf = 0,25 n- heksana : etil asetat 60:40 vv dan Rf= 0,51 kloroform : metanol 80:20 vv. Spektrum Ultraviolet-Visible UV-Vis senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol dan data serapan panjang gelombang Ultraviolet-Visible UV-Vis dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 berikut : Gambar 4.1. Spektrum Ultraviolet-Visible UV-Vis senyawa hasil isolasi Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Serapan panjang gelombang Ultraviolet-Visible UV-Vis senyawa hasil isolasi NO Wavelength nm Absorbansi 1. 261,00 0.330 Hasil analisis Spektrofotometer Ultraviolet-Visible UV-Vis dengan pelarut metanol memberikan panjang gelombang maksimum λ maks 261,00 nm. Hasil ini menunjukkan bahwa golongan dari struktur flavonoida yang diperoleh termasuk golongan flavonol. Hasil analisis spektrometer FT-IR dari senyawa hasil isolasi dapat dilihat pada Gambar 4.2.sebagai berikut: Gambar 4.2. Spektrum Inframerah FT-IR senyawa hasil isolasi C=C aromatis C= C-H alifatis CH C-O-C simetris C=H O- C-O-C tak simetris C-H aromatis O O OH OH OCH 3 HO 1 2 3 4 5 6 7 9 10 1 2 3 4 5 6 8 Universitas Sumatera Utara Dari analisis Spektrofotometer Infra Merah FT-IR memeberikan pita-pita serapan pada daerah bilangan gelombang cm -1 seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Interpretasi Spektrum FT-IR Senyawa Hasil Isolasi Berikut adalah hasil analisis Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut aseton-d6 dan TMS sebagai standar : Bilangan Gelombangcm -1 Intensitas Gugus Fungsi 3473,80 Sedang Vibrasi ulur –OH 2862,36-2933,73 Sedang Vibrasi Ulur C-H Alifatis 773,46 Sedang Vibrasi Ulur C=H Aromatis 1442,75-1602,85 Sedang Vibrasi Ulur C=C Aromatis 1695,43 Tajam Vibrasi Ulur C=O 3167,12 Sedang Vibrasi Ulur C-H Aromatis 1377,17 Sedang Vibrasi Tekuk -CH 3 1112,93 Tajam Vibrasi Ulur C-O-C Simetris 1224,80-1296,16 Sedang Vibrasi Ulur C-O-C Tak Simetris Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Spektrum 1 H-NMR senyawa hasil isolasi pada δ H = 0-16,0 ppm Hasil analisis Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton H 1 -NMR senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut Aseton-d6 dan TMS sebagai O O OH OH OCH 3 HO 1 2 3 4 5 6 7 9 10 1 2 3 4 5 6 8 Universitas Sumatera Utara standar yang memberikan signal-signal pergeseran kimia dengan penjelasan sebagai berikut: Tabel 4.3 Pergeseran Kimia 1 H-NMR Senyawa Hasil Isolasi Atom H δ H Senyawa Hasil Isolasi H-2 ′ H-6 ′ 7,4326-7,4287d H-5 ′ H-3 ′ 7,4157-7,119 d H-6 H-8 6,8865-6,8697 d H dari OCH 3 -5 3,093 s Universitas Sumatera Utara 4.2Pembahasan Dari hasil isolasi senyawa flavonoida dari daun tumbuhan senduduk merah Melastoma sanguineum Sims mulai dari proses ekstraksi maserasi diperoleh ekstrak pekat sebanyak 476,86 g kemudian dilarutkan dengan menggunakan pelarut etil asetat untuk pemisahan senyawa senyawa yang diduga merupakan tanin diperoleh sebanyak 255,96 g dan ekstrak pekat 94,10 g. Ekstrak pekat yang diperoleh dipartisi kembali dengan menggunakan pelarut n-heksana dan dihidrolisa dalam suasana asam lalu dipartisi dengan kloroform hingga diperoleh 1,46 g. Analisis kromatografi lapis tipis sebelum kromatografi kolom didapat perbandingan pelarut yang sesuai untuk memisahkan senyawa flavonoida dari daun tumbuhan senduduk merah adalah n- heksana : etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan pemisahan yang lebih baik dari noda yang dihasilkan Lampiran 3. Hasil analisis kromatografi lapis tipis terhadap eluat hasil kolom kromatografi dengan eluen yang seragam n-heksana : etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan masih terdapat beberapa noda pada fraksi yang digabungkan Lampiran 4. Ditunjukkan bahwa noda yang dihasilkan pada plat kromatografi lapis tipis pada fraksi 36-45 dengan pereaksi FeCl3 5 yangpaling baik maka dilakukan pemurnian pasta hasil isolasi dengan kolom kromatografi kembali dengan eluen n- heksana : etil asetat 60:40 vv. Hasil analisa kromatografi lapis tipis terhadap eluat hasil kolom kromatografi yang kedua kali dengan eluen yang seragam n-heksana : etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan masih terdapat beberapa noda yang dihasilkan pada plat kromatografi lapis tipis pada fraksi 10-20 dengan pereaksi FeCl 3 5 sangat baik Lampiran 5 maka dilakukan kembali pemurnian pasta dengan rekristalisasi menggunakan pelarut etil asetat dan n-heksana, kemudian dikromatografi Lapis Tipis kembali untuk menentukan harga Rf pasta hasil isolasi Lampiran 6 dengan dua eluen yang berbeda, yaitu n-heksan : etil asetat 60:40 vv diperoleh harga Rf sebesar 0,25dan kloroform : metanol 80:20 vv diperoleh Rf sebesar 0,51. Dari hasil interpretasi spektrum UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang 261 nm yang menunjukkan panjang gelombang senyawa hasil isolasi berada pada rentang panjang gelombang senyawa flavonoida dengan golongan flavonol pita II berkisar 250-285 nm Lampiran 7. Universitas Sumatera Utara Hasil interpretasi Spektrum Inframerah FT-IR dan Spektrum Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR dalam standar TMS diperoleh: Pergeseran kimia pada daerahδ = 6,8865-6,8697 ppmpuncakdoublet menunjukkan proton H-6 dan H-8 dan pada cincin A senyawa flavonoida yang sesuai dengan peak spektrum standar pembanding pada lampiran 13. Sedangkan pergeseran kimia pada daerah δ = 7,4326-7,4287 ppm puncak doublet menunjukkan proton-proton dari H-2’ H-6’ dan pergeseran δ = 7,4157-7,4119 ppm puncak doublet menunjukkan proton-proton dari H-3’ H-5’. Hal ini didukung oleh peak spektrum standar pembanding pada lampiran 13. Pergeseran kimia pada daerah δ = 7,4793- 7,4754 ppm puncak doublet menunjukkan proton-proton pada posisi H-5’ dan H-2’menunjukkan coupling para dengan nilai ± 1 Hz. Hal ini didukung oleh spektrum inframerah pada bilangan gelombang 985,62 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C-H dan pada bilangan gelombang 1442,75-1602,85 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ikatan rangkap C=C pada sistem aromatik. Pergeseran kimia pada daerah δ = 3,093 ppm puncak singlet menunjukkan adanya proton dari gugus metoksi H-4 ′ pada cincin B senyawa flavonoid. Hal ini didukung oleh peak spektrum standar pembanding pada lampiran 13, dimana gugus metoksi terdapat pada daerah δ = 3,5-4,0 ppm dengan puncak singlet dan juga spektrum inframerah pada bilangan gelombang 2862,36-2933,73 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi tekuk C-H alifatis dari CH 3 , dan pada bilangan gelombang 1224,80-1296,16 cm -1 dengan puncak sedang menunjukkan vibrasi ulur C- O-C tak simetris. Berdasarkan analisis data dan interpretasi yang dilakukan pada spektrum UV- Visible, Spektrum Inframerah FT-IR, Spektrum 1 H-NMR disimpulkan bahwa besar kemungkinan pasta yang diisolasi dari daun tumbuhan senduduk merah Melastoma sanguineum Sims adalah senyawa flavonoida golongan flavonol. Universitas Sumatera Utara Meskipun demikian, penulis mengakui bahwa data hasil 1 H-NMR masih kurang murni karena adanya campuran dari senyawa hasil isolasi.Gambar 4.4 berikut ini merupakan struktur flavonol yang diperoleh dari senyawa hasil isolasi: O O OH OH OCH 3 HO 1 2 3 4 5 6 7 9 10 1 2 3 4 5 6 8 Gambar 4.4 Senyawa Hasil Isolasi Flavonol Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan