Studi kritik dan matan hadis tentang kurma, manna, dan madu sebagai obat

(1)

STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANG

KURMA,

MANNA,

DAN MADU SEBAGAI OBAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.)

Oleh

LUBNA ALAYDRUS NIM : 107034003318

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANG

KURMA,

MANNA

DAN MADU SEBAGAI OBAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.)

Oleh :

Lubna Alaydrus NIM : 107034003318

Pembimbing

Dr. Bustamin. M.Si. NIP : 19630701 199803 1 003

PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDUN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H / 2011 M


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudulKualitas Hadis dalam Tafsir Ibnu Katsir; Studi Kritik

Sanad dan Matan Hadis dalam Surah Yasin telah di ujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 18 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Program Studi Tafsir Hadits.

Jakarta 18 Maret 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr.Bustamin . M.Si. Rifqi Muhammad Fathi, M.A

NIP : 19630701 199803 1 003 NIP : 19770120 200312 1 003

Anggota

Dr. Atiyatul Ulya. M.A Dr.Maulana. M.A


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa s}alawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis Tentang Kurma, Manna, dan Madu Sebagai Obat.

Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Zainun Kamal, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Lilik Ummi Kalsum, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadits dan sebagai sekretaris dalam sidang Munaqasyah penulis.

2. Dr. Bustamin, M.Si., selaku ketua Jurusan Tafsir Hadis yang mensahkan proposal ini sehingga diterima dalam rapat persetujuan proposal. Sekaligus pembimbing penulis dalam mengerjakan skripsi ini berdasarkan cara penulisannya, tujuannya, dan manfaatnya bagi masyarakat akadaemik .


(5)

4. Muhammad Rifqi Fathi, M.A. selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan arahannya dalam pembuatan skripsi penulis.

5. Seluruh dosen pada program studi Tafsir Hadis (TH) atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi. Seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada kedua orang tua penulis Lukman Alaydrus dan Syarifah Intan bin Yahya yang telah memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis serta limpahan perhatian yang telah diberikannya kepada penulis. Ketiga kakak laki-laki penulis (Fauzi, Yahya, Ibrahim) serta 1 orang adik penulis (Mona Hasinah). 7. Kepada orang terdekat penulis Muhsin al-Haddar yang setia memberikan

motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman Jurusan Tafsir Hadits A (MASTHA) yang telah bersama-sama berjuang dan saling membantu dalam mengerjakan skripsi ini. Tak lupa untuk teman-teman KKN DAUN yang selalu memberikan motivasinya kepada penulis.

9. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FUF UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama serta Pusat Studi al-Qur’an (PSQ).

Akhirnya penulis pun menyadari dengan wawasan keilmuan penulis yang masih sedikit, referensi dan rujukan-rujukan lain yang belum terbaca, menjadikan


(6)

penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, Namun, penulis telah berupaya menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan penulisan ini. Penulis berharap semoga Allah swt. memberikan balasan yang lebih baik dari semua pihak pada umumnya.

Semoga skripsi ini memberikan khazanah Islam khususnya dalam bidang ilmu hadis dan dan kedokteran. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan deskripsi hadis-hadis dalam dunia kedokteran Islam yang selama ini kurang diperhatikan dan sangat jarang didengar. Oleh karena itu penulis berharap dengan skripsi ini para pembaca bisa mengetahui hadis-hadis tersebut dan bisa pula mengamalkan sunnah Nabi.W allahu ‘alam bis s}awa>b

Ciputat, 29 Juli 2011


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

PEDOMAN PENULISAN TRANSLITERASI ...vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Kepustakaan ... 9

F. Metodelogi Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TRADISI PENGOBATAN DALAM ISLAM A. Riwayat-Riwayat Pengobatan Nabi ... 14

1. Hadis Tentang Kurma... 15

2. Hadis TentangManna... 16

3. Hadis Tentang Madu ... 18

B. Kasus-kasus Sahabat Dalam Pengobatan Nabi... 20

C. Tokoh-tokoh Muslim dalam Dunia Kedokteran Islam ... 24

1. al-Razi ... 24


(8)

3. Ibn Nafis... 29

D. Hikmah Pengobatan Nabi... 30

BAB III KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS-HADIS PENGOBATAN NABI SAW A. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Kurma ... 34

1. Takhrij Hadis ... 34

2. Identifikasi Sanad ... 38

3. Telaah Matan Hadis... 45

B. Teks Hadis dan Terjemahnya TentangManna... 47

1. Takhrij Hadis ... 47

2. Identifikasi Sanad ... 58

3. Telaah Matan Hadis... 96

C. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Madu ... 98

1. Takhrij Hadis ... 98

2. Identifikasi Sanad ... 101

3. Telaah Matan Hadis... 104

BAB IV ANALISIS HADIS KURMA,MANNA,DAN MADU A. Khasiat Kurma Dalam Pengobatan Nabi...106

B. KhasiatMannaDalam Pengobatan Mata ... 108

C. Khasiat Madu Sebagai Obat Segala Penyakit ... 110


(9)

A.Kesimpulan... 113

B.Saran dan Kritik terhadap Karya ... 114

DAFTAR PUSTAKA... 115


(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif ba’ ta’ sa’ jim ha’ kha dal zal ra’ zai sin syin sad dad ta za ‘ain -\b t th j h} kh d dh r z s sh s} d} t} z} ‘ Tidak dilambangkan be te th je

ha (dengan titik dibawah) ka dan ha

de dh er zet

es es dan ha

es (dengan titik dibawah) de (dengan titik dibawah) te (dengan titik dibawah) zet (dengan titik dibawah)


(11)

gain fa qaf kaf lam mim nun waw ha’ hamzah ya gh f q k l m n w h , y gh ef qi ka ‘el ‘em ‘en w ha A ccent grave

Ye

Konsonan Rangkap karenaSyaddah ditulis Rangkap

ditulis ditulis

Muta’addidah ‘iddah

Ta’ Marbutah di Akhir Kata

Bila dimatikan ditulish ﺔ ﻤ ﻜ ﺣ

ﺔ ﻠ ﻋ

ditulis ditulis

H{ikmah ‘illah

(Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).


(12)

Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis denganh.

Ditulis ditulis Karamah al-auliya’ Zakah al-fitri Vokal Pendek َ

ﻞ ﻌ ﻓ

ِ

ٌ

ﺐ ﻫ ﺬ ﻳ

Fathah Kasrah \Dammah ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis A Fa’ala i Zukira u yadhhabu Vokal Panjang 1 2 3 4

Fathah + Alif

ﺔ ﻴ ﻠ ﻫ ﺎ ﺟ

Fathah + ya’ mati

ﻰ ﺴ ﻨ ﺗ

Kasrah + ya’ mati

ﱘ ﺮ ﻛ

Dammah + wawu mati

Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis ditulis a Ja>hiliyyah a> tansa> i> kari>m u> furu>d Vokal Rangkap

1 Fathah + ya mati

ﻢ ﻜ ﻨ ﻴ ﺑ

Ditulis Ditulis

A i Bainakum


(13)

2 Fathah + wawu mati Ditulis ditulis

A u qaul

Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan apostrof

ﰎ ﺮ ﻜ ﺷ ﻦ ﺌ ﻟ

Ditulis Ditulis Ditulis

a’antum u’iddat la’in syakartum

Kata Sandang Alif + Lam

A lif lam ta’rif (ل ا) dalam lafaz atau kalimat, baik yang bersambung dengan huruf qamariyyah maupun syamsiyyah ditulis dengan huruf kecil (al), dan diikuti dengan kata penghubung “-“. Namun, jika terletak di awal kalimat, maka ia ditulis dengan huruf besar (Al). Contoh:

1.“al” ditulis dengan huruf kecil

- al-Qur’an = seperti, “sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an.” - al-Baihaqi = seperti, “menurut al-Baihaqi, bahwasanya…” 2.“Al” ditulis dengan huruf besar

- al-Baihaqi = seperti, “al-Baihaqi menyatakan bahwa…”

- al-Bukhari = seperti, “al-Bukha>ri di dalam kitabnya menandakan…”

Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis

A l-Qur’an A l-Qiya>s A l-Sama> A l-Syams

Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat


(14)

Ditulis ditulis

Zawi al-Furu>d A hl al-Sunnah

D. Singkatan

Swt =Subh}a>nahu wa ta’a>la> H =Hijriyah

As =‘A laih al-Sala>m ra =Rad}iya A lla>h ‘anhu

M =Masehi W =W afat

Qs. =al-Qur’an: surat hal. =halaman

Saw =S}alla A lla>h ‘alaih wa sallam

E. Lain-lain

-Transliterasisyaddah(-) dilakukan dengan menggandakan huruf yang sama. - Transliterasita’ marbu>t}ahadalah “h”

- Untuk terjemahan ayat al-Qur’an, penulis mengutip Mushaf al-Qur’an Terjemah Departemen Agama RI.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Terdapat karya-karya yang berisikan tentang khasiat pengobatan Nabi Muhammad saw. Banyak terdapat kasus-kasus yang ditemukan oleh penulis dalam beberapa karya pengobatan Nabi saw di antaranya :

Nabi saw pernah sarapan pagi dengan kurma, dan hal ini dijelaskan dengan Ibn Qayyim al-Jauziyah tentang khasiat kurma yang dapat memperkuat perut yang dingin dan menyegarkan badan bahkan buah kurma dapat menguatkan ginjal dan menghaluskan pencernaan.1

Contoh lain yang didapatkan penulis ialah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Majah berasal dari Abi Hurairah "Sesungguhnya Nabi saw bersabda barangsiapa yang memakan madu 3 hari dalam setiap bulan tidak akan tertimpa bala yang besar". Maksud hadis ini ialah penyakit. Hal ini dikuatkan oleh hadis Ibnu Majah dan al-Hakim berasal dari Ibnu Mas’ud "Sesungguhnya Nabi saw bersabda madu adalah penyembuh penyakit dan al-Qur’an adalah penyembuh penyakit hati".2

Kasus lain ialah tentang anggur yang diriwayatkan dari Abu Ubaidah "Suatu hari ada seorang sahabat yang diare dan muntah-muntah setelah itu Abu

1

Mahir Hasan Mahmud Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi Berobat Dengan

Rempah dan Buah-buahan. Penerjemah Hamzah Hasan (Jakarta:Qultummedia, 2007), h. 105.

2

Ahmad Lathif dan Md. Firdaus,Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin(Kuala Lumpur: Darul Nu’man, 1996), h. 16.


(16)

Ubaidah menyuruh untuk memakan buah huruf yang berarti anggur mentah. Anggur ini mempunyai rasa seperti mint yang dapat menghilangkan rasa mual".3

Contoh-contoh kasus pengobatan Nabi yang disebutkan penulis di atas merupakan sebagian besar pengobatan Nabi yang akan diteliti oleh penulis. Dalam hal ini penulis tidak akan membahas yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Akan tetapi penyelidikan yang dilakukan penulis berdasarkan perawi-perawi yang terdapat dalam hadis tersebut.

Walaupun ilmu kedokteran Nabi saw telah dipraktekan pada masa sahabat, akan tetapi belum menjadi sebuah disiplin. Hal ini bisa dilihat dari berbagai cara Nabi saw menjelaskan pengobatan Nabi sebagai berikut.

Suatu hari terdapat sahabat Nabi saw yang sakit mata dan dia mengadu kepada Rasulullah saw, maka Rasulullah saw menyuruh memandangi al-Qur’an dengan terus menerus sehingga orang itu sembuh.4 Walaupun Nabi tidak menggunakan obat akan tetapi prakteknya sudah diaplikasi kepada sahabat dengan keyakinannya.

Contoh lain yang ditemukan penulis ialah Nabi saw sering memandang jeruk sitrun dan mengatakan “Bahwa buah sitrun seperti seorang mu’min sejati rasanya manis dan baunya harum”khasiat buah ini dapat menghilangkan diare serta menghilangkan rasa lapar. Dan hal ini dipraktekan oleh Aisyah kepada saudaranya.5

3

Jalaluddin Abdurrahman As-suyuthi,Pengobatan Cara Nabi Saw.Penerjemah Lukman Hakim dan Ahsin Muhammad (London:Ta-Ha Publishers, 1994), h. 76.

4

Abdul Musith,Cara Nabi Mencegah Penyakit(Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 15.

5


(17)

Sejarah ilmu kedokteran itu sendiri telah dibentuk oleh Ibnu Sina itu sendiri. Karyanya yang terkenal ialah al-Qanu>n Fit al-T{i>b (Canon Of Medicine), Ibn Sina menjelaskan tentang mengalirnya darah secara terus-menerus dalam suatu lingkaran dan tak pernah berhenti. Karya ini juga digunakan sebagai buku teks kedokteran di berbagai universitas Perancis misalnya di sekolah tinggi kedokteran Montpellier dan Louvin yang telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke-17M.6

Sedangkan pada masa Nabi saw telah mengajarkan nilai-nilai kedokteran yang berasaskan pada al-Qur’an dan sunnah, di antaranya: Cara bersuci, cara berwudhu dengan membasuh anggota badan, sunnah berkhitan bagi laki-laki, perintah memotong kuku, mandi setelah bersetubuh, bersiwak, penyebutan madu dan kurma sebagai alternatif obat.7

Pada dasarnya ilmu kedokteran itu terjadi sebelum datangnya Islam hal ini bisa dilihat di Negara Sumeria, Babilonia, Mesir, Persia, Hindustan, Suria, Romawi dan Cina. Misalnya di Negara Sumeria terdapat dua cara pengobatan. Pertama, pengobatan alami melalui cara dukun biasanya menggunakan jin, dan kedua menggunakan ramuan herbal.8

Sedangkan di Mesir telah ditemukan lembaga-lembaga kedokteran di kota Thebe dan Memphis dan peran kedokteran di Kota mesir sangat berperan hingga 2500 tahun. Hal yang paling terkenal dalam metode pengobatan mereka ialah metode bedah besar. Adapun Romawi dan Yunani mempunyai dokter atau

6

Nin Studio,Ibnu S ina (A vicenna) ( Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 99. 7

Ja’far Khadem Yamani,Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya. Penerjemah Tim Dokter Idavi ( Bandung: Penerbit Dzikra, 2007), h. 41-42.

8


(18)

tabib-tabib yang terkenal di antaranya Hipokratus dengan metode herbal dan mineral. Galen ahli dalam bidang farmasi, Dioskurides dan Aribasius.9

Jika dilihat dari sejarahnya sesungguhnya kedokteran sebelum Nabi telah ada, dengan datangnya Islam akan menambah khazanah serta mengembangkan ilmu kedoteran itu sendiri.

Hadis-hadis yang berhubungan dengan madu, manna, dan kurma pada bagian awal pendahuluan menunjukkan betapa Islam sangat komprehensif dalam menjelaskan persoalan, misalnya madu. Dalam khasiat madu dapat mengobati penyakit gula, hal ini diutarakan oleh Dr Vatif dari Sofia College yang mengatakan bahwa dia telah menemukan 36 anak yang menderita penyakit gula dan mencapai hasil yang baik setelah diberikan satu sendok madu.10

Hal inilah yang akan dikaji penulis, karena beberapa hadis-hadis Nabi saw belum dilakukan penelitian. Khasiat ini merupakan salah satu dampak kemukjizatan Nabi. Alasan penulis mengatakan ini kemukjizatan Nabi karena Nabi saw tidak melakukan penelitian tentang madu, akan tetapi khasiatnya baru terungkap akhir-akhir ini.

Meskipun demikian tidak sedikit orang yang meragukan hadis sebagai sumber pedoman khususnya para orientalis di antara tokoh-tokohnya yaitu Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, dan Juynboll.

Misalnya Goldziher yang kurang mempercayai hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas beliau mengatakan bahwa mana mungkin Ibnu Abbas bisa menerima

9

Yamani,Kedokteran Islam S ejarah & Perkembangannya,h. 12-32. 10

Abdul Mun’im Qandil, Pengobatan di Dalam al-Qur’an. Penerjemah Mudzakir AS (Bandung : Pustaka, 1998), h. 79.


(19)

hadis Nabi sedangkan Nabi wafat ketika Ibnu Abbas berusia 10-13 tahun. Bahkan pujian-pujian terhadap Ibnu Abbas terlalu berlebihan sampai-sampai diberi gelar Tarjuma>n al-Qur’an, dan juga terdapat pula hadis-hadis Ibnu Abbas yang bersumber dari orang yahudi seperti Kaab al-Ahbar dan Abdullah bin Salam.11

Sedangkan Joseph Schacht mengatakan bahwa sistem isnad yang digunakan memang valid akan tetapi setelah ditelusuri sampai ke Sahabat dan hasilnya palsu. Adapun alasannya isnad-isnad yang diletakkan sembarangan sebagai doktrin sumber-sumber klasik sehingga beliau berkesimpulan bahwa periwayatan hadis itu terjadi pada masa periwayatan (pasca Sahabat).12

Berbeda halnya dengan Juynboll dia mengatakan bahwa hadis belum terbukti kesejarahannya sehingga dia menggunakan teori common link sebagai bukti bahwa sebagian hadis tidak selalu bersumber dari Nabi. Hal ini dibuktikan dengan temuan Juynboll dalam hadis al-kutub al-sitta>h yaitu hadis yang merendahkan martabat perempuan yaitu :13

4706

(

11

Ignaz Goldziher,Mazhab T afsir Dari Klasik Hingga Modern. Penerjemah M. Alaika Salamullah, dkk,, (Yogyakarta: elsaq Press, 2006), h. 87-92.

12

M.M Azami, Menguji Keaslian Hadits-Hadits Hukum Sanggahan A tas T he Origins

Muhammadan Jurisprudence Joseph Schacht. Penerjemah Asrofi Shodri (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2004), h. 232. 13

Juynboll, Teori Common Link Melacak A kar Kesejarahan Nabi. Penerjemah Ali Masrur (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007), h. 5.


(20)

Tiga tokoh yang disebutkan penulis di atas menunjukkan ketidakpercayaan mereka terhadap hadis. Bahkan bagi mereka telah terjadi distorsi tentang kesejarahan hadis.

Dengan penelitian ini maka hadis-hadis yang diutarakan sebagai kedokteran versi Nabi. menjadi lebih baik jika kualitasnya s{ahi>h karena hal ini bisa berdampak kepada kepercayaan publik mengenai hadis-hadis kedokteran Nabi. Kepercayaan masyarakat berkurang maka hadis sebagai sumber pedoman kedua menjadi ragu.

Menurut Imam Syaukani hadis merupakan hujjah (sumber hukum syariat yang kedua) segala wewenangnya dan penetapannya merupakan suatu keharusan dalam agama dan tidak seorang pun berbeda paham tentangnya.14

Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis membuat karya ini sekaligus menjawab keraguan publik terhadap hadis-hadis kedokteran Nabi. Jika hadis-hadis inis{ahi>hmaka hal ini berdampak kepada kepercayaan publik kepada hadis Nabi sebagai sumber pedoman kedua.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pada bagian ini penulis membagi dalam tiga pembahasan yang bertujuan untuk melihat masalah yang akan dibahas. Pembahasannya sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah

Hal yang teridentifikasi dalam penelitian ini terbagi dalam berbagai masalah, khususnya masalah pengobatan Nabi pada masa sahabat, yang akan ditelusuri dari berbagai hadis. Adapun masalah yang teridentifikasi ialah :

14

Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw.Penerjemah Muhammad al-Baqir (Bandung : Kharisma, 1999), h. 47.


(21)

a. Apakah Hadis mengenai khasiat kurma15,Manna16dan Madu17itu

s}ahi>hataud{o’if?

b. Apakah pengaruhnya hadis-hadis mengenai pengobatan Nabi terhadap muslim sekarang ?

c. Bagaimanakah metode pengobatan Nabi saw pada masa itu ? d. Tanaman atau buah apa saja yang bermanfaat pada masa

pengobatan Nabi ?

e. Bagaimanakah respon masyarakat kepada T{ib al-Nabawi? 2. Pembatasan Masalah

Pembatasan pertama yang dilakukan yaitu penulis hanya melakukan kritik hadis sedangkan pembahasan mengenai ilmu kedokteran secara khusus penulis tidak akan membahasnya. Kedua Penulis akan meninjau hadis yang hanya membicarakan tentang khasiat pengobatan Nabi.

Ketiga pembatasan juga dilakukan jumlah hadis yang diteliti ialah hadis-hadis yang berkaitan dengan madu, kurma, dan mannayang berjumlah tiga hadis yang telah disebutkan penulis pada bagian footnote. Terdapat pula beberapa karya pengobatan Nabi, yang di dalamnya tedapat hadis-hadis yang menjadi bukti kuat apakah karya-karya tersebut layak untuk dijadikan referensi atau tidak.

15

16


(22)

Keempat pembatasan juga dilakukan dalam sumber rujukan hadis yakni hanya hadis-hadis yang terdapat dalam al-kutub al-tis’ah, akan tetapi penulis hanya mengkaji tujuh kitab yaituSunan A bu Da>ud, Sunan al-Tirmi>dzi, Sunan al-Nasa>’i, dan Sunan Ibn Ma>jah, Musnad A hmad bin Hanbal, Sunan al-Darimi, Muwat}a Imam Ma>lik Sedangkan S}ahi>h al-Bukha>ri dan S{ahi>h al-Muslim tidak menjadi kritikan penulis. Karena kedua kitab ini sudah berkriteria s}ahi>h hadis-hadisnya.

3. Rumusan Masalah

Adapun hadis yang dimaksud ialah hadis tentang kurma, manna, dan madu. Hadis-hadis ini merupakan kajian yang akan diteliti oleh penulis, dan ini merupakan beberapa sampel yang terdapat dalam karya-karya pengobatan Nabi sedangkan masalah yang akan diselesaikan dalam karya ini adalah :

Bagaimana kualitas hadis-hadis Nabi mengenai kurma,manna, dan madu, yang terdapat dalam karya-karya pengobatan Nabi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan khususnya dalam bidang ilmu pengobatan serta ilmu hadis adapun tujuan yang akan dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui apakah layak buku-buku kedokteran Nabi yang berdasarkan referensi hadis layak untuk diterima oleh masyarakat. 2. Memberikan penjelasan secara komprehensif terhadap hadis-hadis yang


(23)

3. Untuk mengetahui tingkatan kualitas sanad dan matan hadis kurma, madu, dan mannayang diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

D. Manfaat Penelitian

Selain mempunyai tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat dalam bidang ilmu hadis itu sendiri ataupun masyarakat umum khususnya dalam bidang dunia akademisi, adapun manfaatnya yaitu :

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Islam telah memperkenalkan dunia pengobatan pada zaman Nabi saw.

2. Memberitahukan tentang khasiat buah-buahan yang terdapat di alam ini. 3. Memberikan pemahaman tentang hikmah-hikmah yang terkandung

dalam pengobatan Nabi. E. Tinjauan Kepustakaan

Ketika melakukan tinjauan pustaka penulis menemukan lima karya berkaitan dengan ilmu pengobatan Nabi. Terdapat satu karya skripsi dan empat karya buku adapun karya-karya tersebut antara lain:

1. Pengobatan Cara Nabikarya Jalaludin ‘Abdurrahman al-Suyūt}i, karya ini merupakan terjemahan dari al-Suyu>ti Medicine of The Prophet

yang diterbitkan di London. Karya ini berisikan tentang teori pengobatan, praktek pengobatan serta penyembuhan yang dikaitkan dari zaman Nabi hingga modern.

2. Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya karya Ja’far Khadem Yamani, karya ini diterjemahkan dari judul Mukhtashar


(24)

Tarikh T{arikat A l-T{i>b. Karya ini berisikan mengenai sejarah pengobatan dari masa purbakala hingga masuknya islam bahkan sejarahnya sampai di Asia Tenggara.

3. A l-T{i>b an-Nabawi>karya Ibn Qayyim al-Jauziyyah diterbitkan di Beirut oleh Dār al-Fikr. Karya ini berisikan tentang pengobatan Nabi yang dibuat secara alami.

4. Mukjizat Kedokteran Nabi karya Mahir Hasan Mahmud Muhammad diterjemahkan dari A l-T{i>b al-Badi>l al-Thimar wal a’sya>b al-W a>ridah fi>al-Quranul Kari>m wa as-Sunnah an-Nabawiyah. Karya ini berisikan tentang pengobatan berdasarkan al-Qur’an dan hadis.

5. Studi A nalisis Kualitas Sanad dan Matan Hadis Habbatussauda> Obat Bagi Segala Macam Penyakit (2006)”. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Zainih, yang berisi mengenai:

a. Penelitian dan ruang lingkup hadis.

b. Asal usul, khasiat, dan kandunganh{abbatussauda.>

c. Pemahaman hadis mengenai h{abbatussauda>obat bagi segala macam penyakit.

d. Tinjauan tentang kesahihan hadis.

Lima karya yang disebutkan oleh penulis di atas merupakan karya yang berbeda dengan penelitian ini atau skripsi ini.

Meskipun hanya tiga tema hadis yang terdapat dalam karya ini penulis memberikan penambahan terhadap kualitas hadis sehingga nantinya akan


(25)

diketahui kesahihan hadis-hadis pengobatan Nabi dalam buku yang menjadi objek penelitian.

F. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini metode yang dipakai adalah metode pengumpulan data yaitu penelitian yang bersifat kepustakaan (Library Research), yaitu mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan karya ini. Serta mengumpulkan karya-karya dalam bidang takhri>j hadi>ts. Adapun metode penulisan yang digunakan ada 7 cara yaitu:

1. Metode takhri>j melalui kata, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah

A l-Mu’jam A l-Mufahras Li A lfaadzil-hadi>th al-Nabawi>karya Weinsink. 2. Takhri>j melalui permulaan lafal hadis, kitab yang digunakan dalam hal ini

adalah Mausu’at al-A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>karya Abu Hajar Muhammad As-Sa’id bin Bayuni Zaglul.

3. Metode Takhri>j melalui tema-tema kunci yan ditelusuri dalam Kitab Mifta>hu Kunuzu>z al-Sunnahkarya Muhammad Fuad Abdul al-Baqi. 4. Metode takhri>j melalui perawi hadis dari sahabat, kitab yang digunakan

dalam hal ini adalah kitab al-A t}ra>f ada juga yang menggunakan kitab musnad seperti musnad Ahmad bin Hanbal.

5. Metode melalui tema hadis, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah al-kutub al-Tis’ah (S}ahi>h al-Bukha>ri, S}ahi>h Muslim, A bu Da>wud, A t-Turmudzi, al-Nasa>i, Ibnu Ma>jah, Muwat}a imam Malik, dan Sunan al-Darimi), Dalam hal ini ada juga yang menambahkan lima kitab lagi yaitu


(26)

Musnad abu da>wud Ath-T{oyalisi, Zaib bin Ali, sirah Ibn Hisyam, Maghazi Al-Waqidi dan Thabaqat Ibn Sa’ad.

Setelah 4 metode ini dilakukan maka penulis akan menentukan kualitas hadis tersebut, khususnya dalam bidang pengobatan. Jika seandainya hadis tersebut secara kualitas tidak layak untuk dijadikan rujukan maka hal ini menjadi problem umat islam bahkan membohongi publik.

6. Melakukan penelitian matan (materi) hadis. Penelitian ini berdasarkan rujukan dari Salahudin al-Adlabi dalam metodenya penelitian matan hadis dengan judulManha>j al-Naqd al-Matn ‘Ind Ulama’ al-Hadith al-Nabawi. 7. Mengkaji lebih dalam tentang kandungan hadis.

G. Sistematika Penelitian

Adapun mengenai sistematika penelitian ini penulis membagi pembahasan kedalam lima bab, masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan mengenai topik tertentu di antaranya :

Bab pertama, bab ini berisikan tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, metodelogi penelitian, serta perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, sistematika penulisan dan tinjauan kepustakaan.

Bab kedua, yaitu pembahasan mengenai tradisi pengobatan Islam yang berisikan tentang beberapa kasus pengobatan pada masa Nabi dan Sahabat yang disertai hadis-hadis mengenai pengobatan Nabi dilengkapi dengan tokoh-tokoh muslim dalam kedokteran Islam Bab ini bertujuan menjelaskan masalah-masalah yang akan dibahas pada bab berikutnya.


(27)

Bab ketiga, pada bab ini penulis melakukan kritik sanad dan matan yang terdiri dari tiga hadis yaitu hadis tentang kurma, hadis tentangmannadan hadis tentang madu. Adapun penelitian hadis yang dilakukan dalam bab ini terdiri dari dua aspek yaitu identifikasi sanad dan telaah matan hadis.

Bab keempat, pada bab ini penulis menjelaskan beberapa khasiat yang terkandung dalam hadis pengobatan Nabi. Penulis akan menjelaskan khasiat -khasiat khususnya pada tiga jenis obat diantaranya -khasiat tentang madu,manna

dan kurma.

Bab kelima, merupakan penutup serta kesimpulan umum yang akan penulis simpulkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta saran dan diakhiri dengan daftar pustaka yang penulis gunakan sebagai nara sumber dalam penelitian ini.


(28)

BAB II

TRADISI PENGOBATAN DALAM ISLAM A. Riwayat-Riwayat Pengobatan Nabi

Dalam kitab S}ahihain1 dari Nafi’ dari Ibnu Umar berkata Nabi Muhammad

Saw bersabda: “Sesungguhnya demam atau demam yang parah adalah sebagian dari aroma neraka jahannam, maka dinginkanlah ia dengan air. Seruan Nabi Muhammad bertujuan kepada penduduk hijaz yang kebanyakan menderita demam akibat sinar matahari.2 Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman Nabi umat islam telah mengetahui solusi mengatasi penyakit. Secara garis besar pengobatan terbagi menjadi 3 macam: pertama, dengan obat-obatan alami. Kedua, dengan obat-obatan ilahi.Ketiga, dengan gabungan dari keduanya.

Hal ini juga dijelaskan dalam kitab al-T{ib al-Nabawi yang mengacu pada tindakan Rasulullah saw yang terkait dengan berbagai jenis penyakit yang terkena pada sahabat atau kaum yang lain. Terdapat tiga jenis sumber pengobatan Nabi yaitu pertama pengalaman empiris, kedua pengobatan tradisional di daerah semenanjung Arab, ketiga ilmu pengobatan yang terjadi pada kota Makkah dan Madinah.3

Pengobatan Nabi Muhammad ini bisa diaktualisasikan pada beberapa kasus, sehingga penulis mengambil tiga kasus hadis yang menjadi sampel dalam pengobatan Nabi. Hal ini akan dijabarkan pada bagian selanjutnya.

1

Yakni kitab s}ahi>h al-Bukha>ri Muslim. Kedua kitab hadis ini secara berturut, menurut kesepakatan ulama adalah kitab hadis terbaik setelah kitabullah.

2

Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Pengobatan Cara Nabi. Penerjemah Mudzakir As (Bandung: Penerbit Pustaka, 1997), h. 23.

3


(29)

Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang 3 hadis yaitu hadis tentang kurma, manna dan madu yang akan dijelaskan secara komprehensif. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Hadits Tentang Kurma

ﻦ ﻜ ﺗ

4

Artinya : Hadis dari riwayat Abdu al-Razaq, dan Ja’far bin Sulaiman, dari Tsabit dan Anas bin Malik Sesungguhnya Nabi Saw sarapan pagi dengan kurma, sebelum beliau shalat, jika tidak dengan kurma matang maka beliau makan dengan kurma mentah, dan jika tidak dengan buah kurma mentah, maka Nabi saw sarapan dengan air kurma.

Berdasarkan pepatah kuno dalam bahasa Arab kegunaan pohon kurma adalah sebanyak jumlah hari dalam setahun. Bahkan buah kurma mengandung nutrisi diet. Di dalamnya mengandung 60% pengganti gula. Secara medis kurma dapat berfungsi sebagai peringan gejala sakit perut dan pengencer dahak.5

Hal ini dikuatkan dari dua hadis riwayat pertama dari Firdaus yang mengatakan Nabi Saw bersabda: “Makanlah kurma kering pada pagi hari niscaya

4

Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Abu Abdullah Al-Shaybani, Musnad al- Imam A hmad

bin Hanbal,Juz III, (Beirut: Da<r al-Fikr, 1985 ), h. 164.

5

M.I.H. Faroqi, Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’an dan Sunah Nabi(Bandung : Mizan Media Utama, 2005), h. 73-74.


(30)

akan membunuh cacing-cacing.” Riwayat kedua dari hadis Abu Nua’im yang mengatakan Nabi bersabda: “Memakan kurma segar dapat mencegah sakit perut.6

Menurut riwayat sejarah kurma adalah sejenis tumbuhan palma atau dikenali dalam bahasa saintifiknya sebagai phonex dactylifera yang berbuah dan boleh dimakan sama ada yang masak atau yang mentah. Kebanyakan pokok kurma tumbuh di Negara-negara Arab dan mempunyai berbagai jenis, yang paling terkenal ialah kurma Mekkah dan Madinah. Di kalangan penduduk di Negara Arab kurma adalah makanan utama mereka sedangkan di kalangan Negara non Arab kurma sudah menjadi bahan makanan yang digemari dan kurma juga mempunyai khasiat yang banyak dan menjadi makanan utama Rasulullah Saw.7

2. Hadits Tentang Manna

8

Artinya: Hadits dari riwayat al-Turmudzi dari Abu Kuraib dari Umar bin ‘ubaid al-T{anafisi dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan Muhammad bin al-Muthanna dari Muhammad bin Ja’far dari Syu’bah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Amri bin

6

Faroqi,Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’an dan Sunah Nabi,

h. 73. 7

Khasiat Kurma,” artikel diakses pada 10 Februari 2011 dari http:// www.drayanhaus.blogspot.com.

8

Abi> I<sa Muhammad bin I<isa bin Surah al-Tirmidzi,Sunan al-Tirmi>dzi, Juz IV, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h. 400.


(31)

Huraysin dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda: “Cendawan sebangsa al-Mann airnya dapat menyembuhkan mata”.

A l-Manna menurut Ibnu Abbas adalah sebuah pohon yang diturunkan lalu Bani Israil memakannya sekehendaknya. Sedangkan menurut Qatadah mannaadalah sebuah buah yang diturunkan di tempat-tempat seperti salju yang putih dan lebih putih dari susu. Sedangkan yang popular manna berarti materi (bahan) getah manis kental seperti madu yang dikeluarkan dari lebah. Kemudian Salwa adalah burung yang sudah popular dengan nama al-Samman (burung puyuh) yang merupakan salah satu jenis burung yang menjadi sasaran berburu.9

Berbeda halnya dengan Ibn Qayyim al-Jauziyyah yang menjelaskan kata yang diambil dari pendapat Ibn Arabi jama’ dari kam’un yang berarti jamur yang muncul di tanah tanpa ditanam. Bahasa kedokterannya ialah jamur truffle yang menguap dan tetap tersembunyi di bawah permukaan tanah selama musim dingin dan mulai muncul di permukaan tanah bersamaan turunnya musim semi sehingga dinamakan jamur truffle yaitu cacar tanah karena mirip cacar.10

Pendapat kedua manna berarti sesuatu yang turun dari atas pohon yang diambil tanpa menanam. Pendapat lain mengatakan manna merupakan tumbuhan yang tumbuh begitu saja tanpa ditanam manusia sehingga bani Israil mengtakan ini sebuah karunia yang dilimpahkan kepada manusia. Bani Israil memakan jamur

9

Muhammad, Mu’jizat Kedokteran Nabi Berobat Dengan Rempah dan Buah-buahan, h. 110-112.

10

Ibn Qayyim al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit.Penerjemah Abu Firli (Jakarta : Jabal, 2009), h. 389, , 392,393, dan 395.


(32)

truffle sebagai pengganti roti bahkan Allah memberikan mereka daging burung puyuh (salwa) sehingga sempurnalah makanan mereka. Adapun khasiat dari manna adalah obat mata.11

Walaupun kata Manna terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 57 "Dan kami menaungi kamu dengan awan dan kami menurunkan kepadamu manna wa salwa”. “Makanlah makanan yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu mereka tidak menzalimi Kami tetapi justru mereka yang menzalimi diri sendiri." Akan tetapi penafsirannya itu berbeda dengan hadits yang penulis temukan.

Manna yang dimaksud dalam surat al-Baqarah ialah sebuah manisan sedangkan Salwa adalah sejenis burung puyuh. Dan hal ini didapat dari pendapat Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah, akan tetapi penjelasannya tidak memberikan gambaran bahwa Manna adalah sebuah obat yang dapat menyembuhkan penyakit.12

3. Hadits Tentang Madu

13

Artinya :Telah diriwayatkan oleh Ibn Majjah dari Mahmud bin Khaddasy dari Sa’id bin Zakariya al-kursyi dari al-Zabir bin Sa’id al-Hasyimi dari ‘Abdul Hamid bin Salim dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Siapa

11

Al-Jauziyyah,Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit,

h. 442-447. 12

TIM Depag RI, Tafsir al-Qur’an Tematik Kesehatan Dalam Perspektif al-Qur’an (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009), h. 265.

13

Abu Muhammad bin Yazid al-Qazwaini,Sunan Ibn Majjah,Juz II, (Kairo : Da>r al-Hadith, 2004), h. 333.


(33)

Saja yang makan madu tiga hari dalam setiap bulan, tidak akan tertimpa akan atasnya bala yang besar.

Sebagian ulama mengatakan khususnya para periwayat hadis seperti Bukha>ri Muslim manisan itu adalah madu yang menunjukkan bahwa madu merupakan sebaik-baiknya manisan. Bahkan dalam kitab sejarah al-Asbahan yang diterjemahkan Ahmad bin Hasan yang diriwayatkan dari ibn Umar sesungguhnya telah bersabda Nabi“Nikmat yang pertama kali diangkat dari bumi ialah madu.”14

Hadis tersebut mengindikasikan bahwasanya madu mempunyai kelebihan di hadapan Allah sehingga madu bisa dikategorikan pemanis rasa. Dan jika diangkat rasa manisnya maka manusia tidak bisa merasakan hal yang manis. Bisa juga Allah tidak mengangkat rasa manisnya akan tetapi menghilangkan binatang penghasil madu yaitu lebah.

Sejak dahulu manusia mengenal manfaat lebah konon katanya lebah mesir mempunyai nilai sejarah. Sedangkan lebah di spanyol telah ditemukan ± 700 tahun SM. Bahkan terdapat jenisnya yang terdiri dari 5 macam untuk bagian Eropa yaitu lebah madu Itali (mellifera linguistic), lebah madu Karniolan (mellifera carnia),

lebah madu Kaukasia (mellifera caucasia), lebah madu Skandinavia (mellifera lehzenia), lebah madu Belanda (mellifera mellifera).Sedangkan bagian Afrika terdiri dari 3 macam yaitu lebah Mesir (fasciata), lebah Malta (intermissa), lebah

14

Ahmed Lathif dan Md.Firdaus , Madu Lebah Penawar Zahir & Batin (Kuala Lumpur: Darul Nu’man , 1996), h. 17.


(34)

Madagaskar (unicolor) dan 1 jenis di Asia yang bernama lebah madu indica dari India sampai Indonesia.15

Pembuatan madu dalam perut lebah telah tercantum dalam surat al-Nahl ayat 68 :

)

68

(

Artinya :

Dan tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. (al-Nahl : 68

Maksud dari ayat ini ialah mengandung arti membuat sarang di bumi dan dilanjutkan dengan ayat 6916 yaitu perintah Allah agar lebah mengisap sari bunga-bunga dari berbagai jenis tumbuhan sehingga perut lebah bisa menghasilkan sesuatu yang manis dan manusia tidak mampu menghasilkan hasil manisan tersebut tanpa perantara lebah.17

Hal ini menunjukkan manusia tidak mampu menciptakan madu, jika sekiranya manusia itu melakukan hal yang sama dengan lebah apakah hasilnya sama? Tentu tidak. Disinilah kelebihan lebah sebagai penghasil madu melalui jalan Tuhan.

B. Kasus-Kasus Pengobatan Sahabat di Masa Nabi

15

Ahmad Rais, Madu Lebah Obat Y ang Menyembuhkan (Jakarta: Media Dakwah, 1996), h. 9-10.

16

Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap jenis bunga dan buah-buahan lalu tempuhlah jalan yang di tunjukkan Tuhanmu”.(al-Nahl: 69)

17


(35)

Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul ketika berusia 40 tahun sekitar 610 M. Pada masa itu sangat sedikit orang yang mempercayai kerasulan Muhammad. Hanya Khadijah yang mempercayainya.18

Menurut Anas bin Ma>lik sahabat ialah hanya yang pernah menemani Nabi saja. Akan tetapi menurut Sa’id bin al-Musayyab Sahabat adalah orang yang tinggal bersama Rasul yang masanya satu atau dua tahun dan pernah ikut perang bersamanya, minimal sekali seumur hidup.19

Dua pengertian di atas ini menggambarkan bahwa sahabat Nabi itu adalah seseorang yang pernah bertemu Nabi, yang tidak hanya menemuinya tetapi bicara langsung kepada Nabi dan sempat mendapatkan riwayat -riwayat dari Nabi langsung. Pertemuan langsung antara sahabat dan Nabi sangat penting karena dalam dunia pengobatan tanpa adanya praktek maka sahabat tidak bisa mengambil manfaatnya.

Hal ini bisa dilihat dari peristiwa Nabi, yang pada saat itu jari-jarinya disengat oleh kalajengking ketika shalat lalu Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil bejana yang berisi air dan garam sambil membaca surat al-ikhlas dan surat al-Falaq dan an-Nas hingga rasa sakitnya hilang.20

18

Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad.Penerjemah Ali Audah (Jakarta: InterMasa, 1996), h. 79.

19

Al-Khat}i>b al-Baghdadi, al-Kifa>yah fi> „Ilm al-Riwa>yah (al-Madinah Munawarah : Al-Maktabah Ilmiyah, t.t.), h. 123.

20

Ibn al-Qayyim al-jauziyah,Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan Menurut Pentunjuk Nabi Muhammad saw. Penerjemah Said Agil Husain al-Munawar dan Abd Rahman (Semarang : Dina Putra Semarang, 1994), h. 131.


(36)

Praktek ini dilakukan oleh Nabi untuk mengobati sakit akibat sengatan kalajengking dan ini menunjukkan penggabungan antara pengobatan alamiah dan ilahiyah. Dan ini juga menjelaskan fungsi garam sebagai penghilang racun.

Kisah lain yang ditemukan penulis ialah dari ‘Aisyah yang pada saat itu sedang sakit perut kemudian beliau (Nabi) menyarankan agar menggunakan gandum dan rasakan khasiatnya. Kemudian Nabi bersabda lagi “Demi yang menggenggam kekuasaan di tanganku beras gandum ini dapat membersihkan perut kalian sebagaimana kalian membersihkan wajah kalian dari kotoran.21

Peristiwa ini menjelaskan tentang kisahnya sahabat Aisyah yang menderita sakit perut. Sedangkan khasiat lain yaitu menjelaskan fungsi gandum sebagai penyembuh sakit perut. Bahkan ditambahkan sebagai penenang jiwa dan menghilangkan kesedihan. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi yang Aisyah :

22

Artinya : Bukhari meriwayatkan Yahya bin Bukair, dari Laith, dari Uqail, dan Ibn Syihab, dari Urwah, dari Aisyah istri Nabi saw sesungguhnya setiap kali ada

21

. Muhammad,

Mukjizat Kedokteran Nabi, h.143. 22

Al-Bukhori,Sohih al-Bukhori, “kita>b al-At}’immah -bab al-Talbiinah” hadits ke :5417 (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.252


(37)

peristiwa kematian dimana biasanya para wanita berkumpul melayat lalu mereka semua pulang kecuali keluarganya yang masih dilanda kesedihan maka pada saat itu

‘Aisyah memerintahkan untuk menyediakan periuk berisikan talbinah kemudian berkata makanlah ini sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda talbinah (gandum) dapat menghibur orang yang menderita sakit dan dapat menghilanngkan sebagai kesedihan.23

Peristiwa lain mengenai khasiat zaitun yang dijelaskan dalam kitab Shohi>h al-Jami’ dari Ibn Majah bahwa sahabat mendengar dari Nabi bersabda “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya ia termasuk pohon yang berkah”. Dan hal ini dikuatkan dari hadis sahabat yang bernama Ibn Umar berkata “Tetaplah memakai minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya ia membawa berkah”.24

Menurut ilmu kedokteran mutakhir minyak zaitun mengandung bahan-bahan minyak (lemak), karbohidrat, protein, kalsium, fosfat, zat besi, dan vitamin. Kemudian dapat menyembuhkan mengerasnya urat-urat, kanker payudara, jantung, rambut rontok serta menghaluskan kulit.25

Penulis juga menemukan khasiat madu yang berasal dari Sahabat yang bernama Abu Sa’id al-Khudri beliau menjelaskan Nabi saw pernah didatangi oleh seorang laki-laki dan mengadu bahwa saudara laki-lakinya sakit perut Rasulullah saw bersabda “Berilah madu” kemudian laki-laki itu kembali ke saudaranya dan memberikan madu. Setelah itu dia datang lagi ke Rasulullah dan mengatakan bahwa saudaranya bertambah sakit kejadian itu sampai berulang empat kali, dan Nabi

23

Ahmad Sunarto,Tarjamah Shahih Bukhari (Semarang: Asy-Syifa’, 1993), h. 301 24

Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya

(Bandung: Jembar, 2007), h. 74. 25


(38)

bersabda “Allah benar dan perut saudaramu yang dusta berilah lagi dia madu”,kemudian laki-laki itu memberi madu kepada saudaranya dan saudaranya sembuh.”Kesembuhan orang tersebut disebabkan oleh madu yang di dalamnya terkandung bahan-bahan suci dan dapat membunuh kuman juga dapat menghambat pertumbuhannya.26

Inilah beberapa kisah-kisah pengobatan Nabi kepada sahabat dan masih banyak lagi beberapa yang tidak di cantumkan dalam penelitian ini. Yang nantinya akan ditambahkan dalam penelitian selanjutnya.

C. Tokoh-Tokoh Muslim Dalam Kedokeran Islam

Alasan pengambilan tokoh al-Ra>zi, Ibn Sina, dan Ibn Nafis ini ialah karena ketiga tokoh ini mempengaruhi pemikiran Islam dalam dunia kedokteran, walaupun tiga tokoh ini bukan yang mempelopori kedokteran Islam akan tetapi ketiga tokoh ini mempunyai kitab yang menjadi rujukan dalam dunia kedokteran.

1. Al-Ra>zi

Nama aslinya ialah Abu Bakar Ibn Zakaria al-Ra>zi seorang Persia yang lahir di kota Rayy pada 1 sya’ban 251 H dan meninggal pada tahun 320 H, ia dikenal dengan tukang intan dan suka pada music. Beliau mempelajari ilmu kimia dan juga belajar tentang kedokteran kepada filosof yang bernama Ali Ibn Robban al-T{abari sehingga al-Ra>zi dikenal sebagai dokter.27

26

Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, h. 112. 27

Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Ra>zi, al-H{a>wi> fi al-T{ib (Beirut: Darl Kitab Ilmiyah, 2000), h. a.


(39)

Al-Ra>zi mempunyai kitab kedokteran yang bernama al-T{ib al-Mansur yang diserahkan kepada gubernur dimasa khalifah Muhtafi tahun 289 H dan diserahkan di rumah sakit Baghdad. Dan salah satu murid yang menjadi dokter ialah Abu Bakar Ibn Qarrin. Al-Ra>zi senantiasa belajar sehingga menyebabkan dia buta hingga dia meninggal pada tanggal 313 H28atau 320 H.29

Pada awalnya al-Ra>zi menulis kitab kedokteran ialah kitab al-Hawi yang terdiri dari 100 jilid yang berisikan tentang metode kedokteran di berbagai Negara seperti Suria, Mesir, Yunani, Arab, Irak dan Hindu dan digunakan Roy Charles sedangkan kitab-kitab yang lain diantaranya Mukhtashar fi al-Laban (Ringkasan tentang susu), Judari W a al-Hisbah (Cacar dan campak), Man La’ Y ahdlurhu ath-Thabib(Orang yang tidak didatangi tabib), danTasrih al-Mansuri.30

Al-Ra>zi hidup sebagai seorang tabib dan memimpin rumah sakit di Rayy. Ia menjadi kepala rumah sakit di Baghdad pada masa khalifah al-Muqtafi. Dalam ilmu kedokteran ia dikenal sebagai Abu T{i>b (Bapak kedokteran) ia ahli dalam al-Kayy modern pada masanya diantaranya ahli bedah, dan dokter anak karenanya ia membuat risalahT{ib al-A thfal.31

Al-Ra>zi juga dikenal sebagai klinikus terbesar sepanjang masa hal ini bisa dilihat dari kitabnya al-Hawi yang menjelaskan tentang kasus-kasus pengobatan yang diagnosanya. Buku tersebut berpengaruh luas hingga abad 20, bahkan dicetak

28

Mustofa,Filsafat Islam (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 116. 29

Yamani,kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya,h. 58. 30

Yamani,kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya,h. 61. 31


(40)

ulang 40 kali dari tahun 1498 sampai 1866. Kitab ini berpengaruh hingga di seluruh bangsa bagian barat.32

Dalam bidang kedokteran al-Ra>zi adalah seseorang yang menekuni bidang praktek namun tidak meninggalkan teori, al-Ra>zi menasihati mahasiswa-mahasiswa kedokteran agar mulai dengan mempelajari prinsip-prinsip umum. Ia menyarankan agar mahasiswa diuji dengan pengetahuan teori kedokteran dan kemampuan bernalar dengan benar. Ia juga menekankan perlunya pemeriksaan yang cermat dan tuntas tentang gejala-gejala yang relevan dari suatu penyakit.33

Dalam kehidupan islamnya al-Ra>zi membantah wahyu yang datangnya dari Allah dalam mengkritisi al-Qur’an. Terdapat 3 alasan al-Ra>zi menolak hal tersebut pertama, bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kedua, tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing semua orang karena setiap orang lahir dengan kecerdasan yang sama hanya berbeda pegalaman. Ketiga, para Nabi saling bertentangan apabila mereka berbicara atas nama tuhan mengapa implementasinya bertentangan.34

2. Ibn Sina

Nama lengkapnya Abu Ali al-Husein Ibn Abdullah Ibn al-Hasan Ibn Ali Ibn Sina di lahirkan di desa Afsyanah di dekat Bukhara Persia Utara tahun 370 H.35

32

Roger Garaudi, Janji-janji Islam. Penerjemah H.M.Rasyidi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 101.

33

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedoteran (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), h. 253.

34

Mustofa,Filsafat Islam,h.124. 35


(41)

Beliau mempunyai ingatan yang sangat kuat dan kecerdasan yang luar biasa sehingga usia 10 tahun mampu menghapal al-Qur’an. Pada usia 16 tahun beliau sudah menguasai ilmu pengetahuan seperti sastra arab, fiqhi, dan menghitung ilmu ukur, dan filsafat.36

Adapun karya-karya dalam dunia kedokteran seperti A l-syifa’,latinnya Sanatio(penyembuhan), yang terdiri dari 18 jilid,an-Najah (ringkasanal-syifa’) dan al-Qanun Fit al-T{ibyang digunakan di berbagai Universitas Eropa sampai pada abad ke-18.37

Ibn Sina memperdalam ilmu pengetahuannya dengan mempelajari filsafat Plato, Aristoteles, Neoplatonis. Sedangkan dalam dunia kedokteran Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran pada seorang tabib yang bernama Bukhara. Pada usia 17 tahun Ibn Sina telah menjadi dokter menengah dan menjadi dokter kerajaan kemudian mengobati Sultan Nuh dari Dinasti Saman.38

Di usia 18 tahun, reputasinya mencuat dalam bidang fisika dan diundang untuk menghadiri jamuan Ibn Mansur pemimpin Samawi. Sedangkan pada usia 21 tahun ia menyusun buku pertamanya, lalu ia mengabdikan dirinya pada Ali bin Ma’mun pemimpin Khifa. Dalam waktu yang singkat Ibn Sina belajar manthiq dan

36

Hasyimsyah Nasution,Filsafat Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 66. 37

Nasution,Filsafat Islam, h. 68. 38


(42)

astronomi lalu menulis bagian pertama karya terbesarnya yaitu al-Qanun fi al-T{ib (Canon and Medicine).39

Adapun salah satu guru Ibn Sina dalam bidang kedokteran adalah Abu Sahal Isa bin Yahya al-Masihi al-Jurjani,sedangkan muridnya yang terkenal adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Syafuddin al-Ilaq yang mewarisi ilmu Ibn Sina.40

Berdasarkan sejarah Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran dari Isa bin Yahya, akan tetapi Ibnu tidak merasa puas dengan ilmu yang didapat dengan gurunya. Kemudian ia melakukan praktek kepada orang-orang yang sakit. Sedangkan dalam bidang medicine Ibn Sina menemukan beberapa obat dari bahan dasar nabati yang disebut Zanthoxyllum budrunga, tumbuhan ini dapat mencegah penyakit tertentu seperti selaput radang otak.41

Ibn Sina juga orang yang pertama kali menemukan peredaran darah manusia dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makannya lewat tali pusarnya. Dan di jugalah yang mula-mula mempraktekan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas dan menjahitnya. Dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi.42

39

Muhsin Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra>(Jakarta: Al-Huda, 2005), h. 121.

40

Labib,Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra,> h. 122. 41

Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), h. 115. 42

Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa


(43)

Selain sebagai satu-satunya filosof besar islam yang telah berhasil membangun system filsafat yang lengkap dan terperinci juga dikenal sebagai dokter bertarap dunia. Ibn Sina memposisikan sebagai tokoh yang berhasil mencapai puncak literature kedokteran tertinggi. Perbandingannya dengan al-Razi, Ibn Sina adalah merupakan contoh terbesar seorang dokter filosof. Orang-orang latin merasa kebingungan memahami al-Qanunnya Ibn Sina yang bersifat teoritis akademis tidak syak lagi pasti merasa berterimakasih kepada ringkasan atas karya al-Razi yang menguntungkan. Kenyataan ini menunjukkan adanya upaya saling mengisi di antara para ahli kedokteran dalam islam.43

3. Ibn Nafis

Islam juga memiliki Ibn Nafis seorang dokter ahli penyakit dalam khususnya bidang spesialis jantung. Nama lengkap beliau adalah Ibnu Nafis Ali ibnu Abi Hazm ad-Damsyiqi, ia bermukim di al-Qahirah (kairo), beliau wafat pada tahun 687 H. Ia merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia.beliau dijuluki sebagai bapak fisiologi sirkulasi.44

Menurut Muhyo al-Deen al-Tawi beliau adalah yang berhasil menguak kiprah Ibn Nafis lewat rislahnya yang berjudul Commentary On The A natomy of Canon of A vicenna.Menurut beliau kontribusi Ibn Nafis dalam dunia kedokteran tak hanya di bidang fisiologi ia juga dikenal sebagai dokter yang menyokong kedokteran

43

Nata,Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran,h. 252-254. 44


(44)

eksperimental, postmortem otopsi, serta bedah manusia. Sejarah juga mencatat Ibn Nafis sebagai dokter pertama yang menjelaskan konsep metabolisme.45

Dalam pemikiran ilmu kedokterannya yang khusus dalam bidang jantung, Ibn Nafis berkata: “Saya katakan bahwa salah satu fungsi jantung adalah menciptakan pneuma yaitu zat yang hanya mungkin dihasilkan dalam darah ringan yang bercampur dengan udara dan pencampuran itu mestilah terjadi di tempat terbentuknya pneuma yaitu di bilik kiri jantung.46

Bagi Ibn Nafis manusia adalah seperti binatang berparu-paru harusnya mempunyai kamar yang lain dalam jantungnya di mana darah cukup cair untuk bisa bercampur dengan udara darahnya kental bila bercampur dengan udara tidak akan cukup seragam dan ini jantung bilik kanan. Apabila mencair darah ini tentunya melalui tempat terbentuknya pneuma.

Ibn Nafis berbeda pandangan Ibn Sina khususnya dalam bidang jantung menurut Ibn Sina jantung di beri makan oleh darah di bilik kanan. Sedangkan Ibn Nafis mengkritik pendapat ini dan mengatakan bahwa jantung diberi makan oleh pembuluh-pembuluh yang terdapat di dindingnya sendiri.47

Adapun karya-karya Ibn Nafis adalah Maua-zul-Qanu>n, Kita>b Syarh-u-Tasyri>hi Qanun-ibn Si>na>danA l-Kita>b-ul-Sa>mil fit al-T{i>b.

D. Hikmah Pengobatan Nabi

45

Ristu, “A natomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam ,”artikel diakses pada 15 maret 2011 dari http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-dalam-kedokteran.html

46

Nata,Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 255. 47


(45)

Salah satu bukti hikmah pengobatan Nabi ialah munculnya beberapa dokter-dokter muslim di dunia Islam di mulai dari Abu Yu>suf Ya’kub Ibn Ishaq Ibn Sab>a Ibn Imran Ibn Ismail Ash’ats Ibn Qais Kindi (185-252 H), Hunain Ibn Ishaq

al-‘Ubadi (194-265 H), Tabib Ibn Qurrah (221-288 H), Ali Ibn Suhal at-Thabari, Yuhanna Ibn Masawaih (hidup pertengahan abad ke-3 H), Jabir Ibn Hayyan (hidup pada zaman khalifah Harun al-Rasyid), Ishaq Yuda (241-344 H), Ibn Al-Jaza>r (285-365 H), Ahmad Ibn Muhammad al-Thabari (320-366 H), Abu Bakar al-Razi (251-320 H), Abul Qasim Zahrawi (324-404 H), Abu Hazam as-Syahrani, Ali Abbas al-Maju>si (lahir pada abad ke-4 H), Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina (371-429 H), Abu al-Qasim Ibn Ali al-Maushili (w. 401 H), Ali Ibn Ridwan (w. 453 H), Ibn Butlan (w. 450 H), Ibn Zuhri (436-525 H), Abu ‘Umaran Ibn Maimun al-Qurthubi (529-601 H).

Disamping munculnya para dokter Muslim, hikmah pengobatan Nabi dapat dilihat dari hasil penelitian beberapa dokter tentang manfaat buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang awalnya digunakan hanya untuk dimakan, akan tetapi dengan adanya pengobatan Nabi maka segala rahasia mengenai khasiat yang dikandung dalam buah-buhan dan tumbuh tumbuhan semua terungkap.

Sebagai contoh kismis dapat menguatkan daya ingat dan dapat menyembuhkan orang yang menderita keiembaban serta lender berlebihan. Sedangkan delima dapat menyembuhkan perut yang berlebihan panasnya serta meredakan gejala penyakit kuning. Adapun jahe dapat membangkitkan gairah


(46)

seksual dan meningkatkan produksi sperma. Dan Jambu biji dapat menghentikan muntah dan menghentikan pendarahan. 48

Bahkan hal ini menimbulan beberapa obat alternative yang disebut dengan pengobatan herbal. Berdasarkan penulusuran penulis metode ini digunakan oleh Dr. Farooqi dalam bukunya berjudul Terapi Herbal Cara Islam. Dalam karyanya menjelaskan macam-macam penyembuhan penyakit melalui tumbuh-tumbuhan yang berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadis.

Dampak yang lain ialah dengan adanya metode pengobatan Nabi maka Islam menjadi komprehensif dan tidak ketinggalan dalam dunia kedokteran. Karena Islam membutuhkan mu’min yang kuat baik secara fisik maupun rohani sesuai dengan pendapat Ibn Qayyim al-Jauziyah yang menjelaskan tentang penyakit terbagi dalam tiga macam yaitu menggunakan obat alami, ilahi dan kedua-duanya. Sehingga pada generasi pertama kaum muslim memusatkan perhatian mereka kepada penyakit -penyakit jiwa.49

Hikmah lain dari pengobatan Nabi ialah terbentuknya rumah sakit yang tersebar di beberapa wilayah dunia Islam. Ziaduddin Ahmad misalnya menginformasikan tentang sejumlah rumah sakit yang terkenal seperti di Baghdad, Damaskus, Rayy, Isphahan, Merv, Samarkand, Shiraz, Kairo, Yerusalem, Alexandria, Qairowan, Fez, Cordova, Valencia, dan Toledo. Bahkan ada rumah sakit

48

al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit,

h. 389, 392,393, dan 395. 49

Muhammad Ibrahim, Berobat dengan A yat-A yat al-Qur’an (Bandung : Trigenda Karya, 1995), h. 16.


(47)

yang eksklusif yang tugasnya menangani penyakit yang tidak dapat disembuhkan di Rumah Sakit umum yaitu Rumah Sakit Adudi (977 M).50

T{i>b al-Nabawi juga berpengaruh terhadap integrasi al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Misalnya Departemen kedokteran gigi Institut Kef, F.Romanoff dan teman-temannya menyatakan bahwa cairan lebah itu dengan kadar 2-4%, dapat digunakan untuk praktek sehari-hari pada kedokteran gigi. Hal ini berfungsi sebagai pengganti vitamin B yang dapat mengobati sariawan.51

Inilah beberapa hikmah yang bisa dilihat dari munculnya pengobatan Nabi sehingga Islam menjadi agama yang mampu mengaktualisasikan praktek-prakteknya sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah.

Penulis juga merasa penting untuk membahas hal ini dikarenakan T{ib al-Nabawi bukan berasal dari karangan-karangan tokoh-tokoh Muslim akan tetapi sumber yang digunakan adalah al-Qur’an dan Hadis. Hanya saja tokoh-tokoh muslim seperti Ibn Sina, al-Kindi, dan Ibn Nafis mampu mengeksplornya menjadi sebuah karya tulis dan digunakan sebagai met ode pengobatan. Sehingga muncullah beberapa karya sepertiT{i>b al-Nabawikarya Ibn Qoyim,al-Qonu>n fi al-T{i>bkarya Ibn Sina yang digunakan dalam berbagai Universitas Kedokteran salah satunya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

50

Nata,Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran,h. 257. 51

Kepustakaan RI, Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits jilid V . Penerjemah Syarif Hade Masyah (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 181.


(48)

34

BAB III

PENELUSURAN HADITS PENGOBATAN NABI SAW A. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Kurma

ﻦ ﻜ

1

Artinya : Hadis dari riwayat Abdul ar-Razaq, dan Ja’far bin Sulaiman, dari Tha>bit dan Anas bin Ma>lik Sesungguhnya Nabi Saw sarapan pagi dengan kurma, sebelum beliau shalat, jika tidak dengan kurma matang maka beliau makan dengan kurma mentah, dan jika tidak dengan buah kurma mentah, maka Nabi saw sarapan dengan air kurma.

1. Takhrij Hadis

Dalam melakukan takhri>j hadis penulis menemukan hadis tentang kurma di berbagai kitab takhrij diantaranya al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua Mausu>’at A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>z al-sunnahkarya Muhammad Fuad Abdul Baqi , dan kempat Musnad Ahmad bin Hanbal. Penjabarannya sebagai berikut.

Pertama,dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahraspenulis menelusuri ,

,ﺎ ﺴ ﺣ ,ﺮ ﻄ ﻓ. Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis :

.

2

1

Hanbal, Musnad Imam A hmad bin Hanbal, Juz III, h.164 2

Wensinck,al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi(Leiden : E.j Brill, 1969), Juz 2, h. 270.


(49)

35

.

3

.

ﺎ ﺴ ﺣ

:

4

ث.

ﺮ ﻄ ﻓ

:

5

Hasil penelusuran dalam Kitabal-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadith ﺎ ﺴ ﺣ

ﺮ ﻄ ﻓ

: ﻢ ﺣ 3 ، 164 21 10 10  10 21

: ﻢ ﺣ 3 ، 164 : ﻢ ﺣ

3 ، 164

Adapun keterangan diatas dapat dilihat bahwa hadis yang ditelusuri penulis terdapat dalam kitab Sunan A bu Da>uddalam kitab S{oum bab 21,Sunan al-Turmuzi dalam kitabS{oum bab 10, danMusnad A hmad bin HanbalJuz III halaman 164.

Kedua, dalam kitab Mausu>’at A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>penulis menelusuri dan menemukan keterangan sebagai berikut :

Mausu>’at A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> 6

ﻢ ﻛ 432 :1

3

Wensinck,al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 281. 4

Wensinck,al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 469. 5

Wensinck,al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 5, h. 173. 6

Abu Hajar Muhammad Said bin Bashuni Zaglu>l, Mausu>’atu al-A t}ra>f Fi> al-Hadi>thi al-Nabawi, juz 11, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1989), h. 367.


(50)

36

Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi, hanya satu sumber hadis yaitu dalam kitab Mustadrak al-Ha>kim juz 1 hadis ke 432.

Ketiga, dalam kitab Musnad A hmad bin Hanbal, dalam hal ini penulis menelusuri melalui sahabat Anas bin Ma>lik, adapun keterangan yang didapat adalah sebagai berikut.

Musnad A hmad bin Hanbal

3 164

(

Keterangan yang didapat dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal hanya satu yaitu hadis yang berasal dari Anas bin Ma>lik, yang terletak pada juz 3 halaman 164.

Demikianlah penelusuran yang didapat penulis dari empat metode yang digunakan dalam melakukan takhri>j hadits, akan tetapi penulis tidak menemukan pada kitabMiftah Kunu>zuz al-Sunnah. Dari keterangan yang didapat di atas penulis menemukan hadis sebanyak 5 Hadis. Berikut ini adalah hadis-hadisnya.

a) Hadis-Hadis Dari Keterangan al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi.

21

"(

ﻪ ﻴ ﻠ ﻋ ﺮ ﻄ ﻔ ﻳ ﺎ ﻣ )


(51)

37 2356 . 7

10

696

.

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

8

3

164

"(

12698

-ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺪ ﺒ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺪ ﺒ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺮ ﻔ ﻌ ﺟ

ﻦ ﺑ

ﺖ ﺑ ﺎ ﺛ

ﻦ ﻋ

ﻦ ﺑ

ﻚ ﻟ ﺎ ﻣ

:

ﻰ ﻠ ﺻ

ﻪ ﻴ ﻠ ﻋ

ﻢ ﻠ ﺳ

ﺮ ﻄ ﻔ ﻳ

ﻰ ﻠ ﻋ

ﻞ ﺒ ﻗ

ﻲ ﻠ ﺼ ﻳ

ﻦ ﻜ

ﻦ ﻜ

ﺎ ﺴ ﺣ

ﻦ ﻣ

9

b) Hadis-hadis dari Keterangan kitabMausu>’at A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>.

7

Abi Daud Sulaiman bin al-‘Ash’ab al-Sajasta>ni al-Azdi>,Sunan A bi> Da>ud,Juz 2, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.294. Artinya : Ahmad bin Hanbal mengatakan Abdul Razak kepada Ja’far Bin Sulaiman mengatakan kepada kami mengatakan kepada kami dari Tha>bit al- Buna>ni dia telah mendengar Anas bin Malik berkatabahwasanya Nabi saw berbuka puasa sebelum melaksanakan solat dengan beberapa rutob, apabila tidak ada maka baginda saw berbuka dengan tamr, apabila tidak ada maka baginda saw berbuka dengan minum beberapa teguk air saja.

8

Abi> I<sa> Muhammad bin I<sa bin Surah bin Mu>sa> al-D{ahak al-Sula>mi al-Tirmi>zi,Sunan al-Tirmizi,juz 3, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.162. Artinya : Muhammad bin Ra>fi’ mengatakan kepada Abdu al-Razaq kepada Ja’far bin Sulaiman dari Tha>bit al-Bunani dari Anas bin Ma>lik bahwasanya Nabi Saw berbuka puasa sebelum shalat dengan Rut}a>b, apabila tidak mendapatkan rut}ob, maka beliau menggunakan kurma, apabila tidak dapat maka beliau menggunakan airnya saja.

9

Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilaf bin As’ad al-Marwazi,Musnad A hmad bin Hanbal,juz 3, h.164.


(52)

38

1

:

ﺚ ﻳ ﺪ ﺣ

432

"

432

ﻦ ﺑ

ﺮ ﻔ ﻌ ﺟ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺪ ﺒ ﻋ

ﻦ ﺑ

ﻦ ﺑ

ﻞ ﺒ ﻨ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺪ ﺒ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺮ ﻔ ﻌ ﺟ

ﻦ ﺑ

ﺖ ﺑ ﺎ ﺛ

:

ﻦ ﺑ

ﻚ ﻟ ﺎ ﻣ

:

ﻰ ﻠ ﺻ

ﻪ ﻴ ﻠ ﻋ

ﻢ ﻠ ﺳ

ﺮ ﻄ ﻔ ﻳ

ﻰ ﻠ ﻋ

ﻞ ﺒ ﻗ

ﻲ ﻠ ﺼ ﻳ

ﻦ ﻜ

ﻰ ﻠ ﻌ ﻓ

ﻦ ﻜ

ﺎ ﺴ ﺣ

ﻦ ﻣ

10

c) Hadis Keterangan Sahabat dari Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal

3

164

"(

12698

-ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺪ ﺒ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺪ ﺒ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ

ﺮ ﻔ ﻌ ﺟ

ﻦ ﺑ

ﺖ ﺑ ﺎ ﺛ

ﻦ ﻋ

ﻦ ﺑ

ﻚ ﻟ ﺎ ﻣ

:

ﻰ ﻠ ﺻ

ﻪ ﻴ ﻠ ﻋ

ﻢ ﻠ ﺳ

ﺮ ﻄ ﻔ ﻳ

ﻰ ﻠ ﻋ

ﻞ ﺒ ﻗ

ﻲ ﻠ ﺼ ﻳ

ﻦ ﻜ

ﻦ ﻜ

ﺎ ﺴ ﺣ

ﻦ ﻣ

11

2. Identifikasi Sanad

Pada bagian ini penulis akan melakukan penelitian yang ditinjau dari segi sanadnya, setelah melakukan penelusuran pada bagian hadisnya maka penulis menemukan beberapa sanad yang perlu ditinjau sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya hadis tersebut, khususnya hadis mengenai kedokteran Nabi. Adapun riwayat yang ditemukan penulis terdapat dalam table berikut ini.

10

Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah al-H{a>kim al-Naisabu>ri, al-Mustadrak ‘ala> al-s}ohi>haini,juz 1, (Beirut : Da>r al-kutub al-‘ilmiy>ah, 1990), h. 367.

11


(53)

39

Dilihat dari table diatas, menunjukkan bahwa terdapat satu jalur periwayatan yang sama, mulai dari Abd al-Razaq hingga Anas bin Ma>lik. Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian yang diambil dari kitab Tahdhi>b al-Kama>l fi> A sma> al-Rijal karya Jamaluddi>n Abi> al-Hajja>j Yusuf al-Mizzi, Kitab al-Tahdhi>b al-Tahdi>b karya Shihab al-Di>n Ahmad bin A<li bin Hajar al-Asqala>ni. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

a) Jalur Periwayatan Hadis dari Abi Da>wud

Periwayat pertama, Abu Da>wud yang mempunyai nama asli Sulaiman bin al-Ash’ath bin Shadda>d bin ‘Amru bin Amir. Beliau lahir pada tahun 202 H dan meninggal pada tahun 275 H pada bulan Shawal berasal dari Abu Ubaid Al-Ajuri. Adapun guru-gurunya yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Ibrahim bin Muhammad al-Taymi, Daud bin Rushi>d, dan Said bin Mans}ur. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Tirmidhi, Muslim bin Ibrahim, Abdullah bin Muhammad bin


(54)

40

Ya’ku>b, Ahmad bin Muhammad bin Da>ud bin Salim dan Ismail bin Muhammad al-S{afar al-Baghdadi.12

13 14

Periwayat kedua,Ahmad bin Hanbal yang mempunyai nama asli Ahmad bin Muhammad bin Hanbal atau Abu Abdillah al-Marwazi al-Baghdadi, beliau lahir pada tahun 164 H pada bulan Rabiul Awal dan meninggal pada tahun 241 H pada bulan Rabiul Awal. Adapun guru-gurunya Abdu al-Razaq, Ismail bin ‘Ulayyah, Yazid bin Harun. Sedangkan murid-muridnya Bukho>ri, Muslim, Abi Da>wud, dan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.15

16 17

12

Jamaluddi>n Abi> al-Hajja>j Yusuf al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l, Juz 8,

(Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h. 6-10. 13

Shihab al-Din Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqala>ni,Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 4,(Beirut : Da>r al-Fikr, 1995), h. 149.

14

Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 8,h. 10-14. 15

al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 1, h. 226-253. 16

al-‘Asqala>ni,Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 1 , h. 79. 17


(55)

41

Periwayat ketiga Abdul Razaq yang mempunyai nama asli Abdul al-Razzaq bin Hamma>m bin Na>fi’ al-Himriyyun atau Abu Bakar al-S{on’ani. Beliau lahir menurut Ahmad bin Hanbal dan Ya’ku>b bin shaibah 126 H, kemudian Muhammad bin Sa’d dan Bukhori menyatakan Abdul al-Razaq meninggal pada tahun 211H. adapun guru-gurunya Sufyan bin ‘uyainah, Ja’far bin Sulaiman, Mu’ammar bin Ra>shid dan Abdul Malik bin Abdul ‘Azi>z bin Juraij. Sedangkan murid-muridnya Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Ra>fi’, Yahya bin Musa dan Salmah bin Shabi>b al-Naisabu>ri.18

19 20

ﻪ ﺜ ﻳ ﺪ ﺣ ﺖ ﺒ ﺛ

18

Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 11,h. 447-454. 19

al-‘Asqala>ni,Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 6, h. 278-281. 20


(56)

42

Periwayat keempat, Ja’far bin Sulaiman yang mempunyai nama asli Ja’far bin Sulaiman al-D{uba>’i atau Abu Sulaiman al-Bas}ri Maula Bani Harish. Beliau meninggal pada tahun 178 H. Adapun guru-gurunya yaitu Tha>bit al-Buna>ni, Haushab bin Muslim al-Tsaqafi, Malik bin Dinar dan Hisham bin Hasan. Sedangkan murid-murid nya yaitu Abd al-Razaq bin Hama>m, Muhammad bin Musa al-Harashiy, dan Abdurahman bin Mahdi.21

22 23

ﺐ ﻟ ﺎ ﻃ ﻦ ﺑ

ﻦ ﻋ ﻦ ﺑ ﻞ ﺒ ﻨ ﺣ :

ﻪ ﺑ ، ﺮ ﻜ ﺑ

ﻦ ﺑ ﺔ ﻤ ﺜ ﻴ ﺧ

،

ﻦ ﺑ ﻦ ﻋ

ﻦ ﺑ ﲔ ﻌ ﻣ : ﺔ ﻘ ﺛ

.

: : .

ﻦ ﺑ ﺪ ﻌ ﺳ : ﺔ ﻘ ﺛ

،

ﻪ ﺑ ﻒ ﻌ ﺿ

،

ﻊ ﻴ ﺸ ﺘ ﻳ

Periwayat kelima, Tha>bit al-Buna>ni yang mempunyai nama asli Tha>bit bin Aslam al-Buna>ni atau Abu Muhammad al-Bas}ri. Berdasarkan riwayat Malik bin Dina>r mengatakan Tha>bit meninggal 123 H. Adapun guru-gurunya yaitu Anas bin Ma>lik, Ishaq bin Abdullah, Umar bin Abi Salamah, Maulaal-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Sedangkan murid-muridnya Ja’far bin Sulaiman, Hammad bin Salamah, Sulaiman bin al-Mughirah, Khilas bin Yahya.24

21

Al-Mizzi,Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 3, h. 400-404. 22

al-‘Asqala>ni,Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 2, h. 81-83. 23

Al-Mizzi,Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 3,h. 400. 24


(57)

43

25 26

ﺔ ﻘ ﺛ

Periwayat keenam, yaitu Anas bin Malik yang mempunyai nama asli Anas bin Malik bin Al-Nad}ri bin D{amdam bin Zaid bin Hara>m bin Jundab bin Amir bin Ghanam bin ‘Adiyin bin Najari al-Ans}ar Al-Najari atau Abu Hamzah al-Madani. Beliau menigggal pada tahun 92 atau 91 H berdasarkan riwayat dari Ahmad bin Hanbal. Dan yang lain mengatakan 93 H dari riwayat Abu Nu’aim.Adapun guru-gurunya Nabi Saw, Zaid bin Tsabit, Abdurahman bin Auf, Abi Huraiah, Uthman bin Affan. Sedangkan murid-muridnya Tha>bit al-Buna>ni, Anas bin Sirrin, Khalid bin Al-Fizar, dan Sa’d bin Sinan.27

28 29

25

al-‘Asqala>ni,Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 2, h. 3-4. 26

Al-Mizzi,Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 3,h. 223-228. 27

Al-Mizzi,Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 2, h.330-345. 28

al-‘Asqalani,Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b,Juz 1, h. 330. 29


(58)

44

b) Jalur Periwayatan Dari al-Turmu>dhi

Periwayat pertama, al-Turmu>dhi yang mempunyai nama asli Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa bin al-D{ahak. Dan dikatakan oleh Muhammad bin Isa bin Yazid Bin Surah bin al-Sakan al-Sulami namanya Abu Isa al-Tirmidhi al-D{ari>ru al-Hafidh. Beliau meninggal pada tahun 279 H pada bulan rajab yang berasal dari riwayat Abu al-Abas Ja’far bin Muhammad bin al-Mu’taz. Adapun murid-muridnya Abu Bakar Ahmad bin Ismail bin Amir al-Samarqandi, Muhammad bin Maki bin Nuh al-Nasafi, dan Hamad bin Shakir al-Waraq dan Mahmud bin Anbar al-Nasafi.30

31 32

Periwayat kedua, Muhammad bin Rafi’ yang mempunyai nama asli Muhammad bin Rafi bin Abi Zaid dan mempunyai nama lain Sa>burah al-Qushairi. Menurut Ibn Hibban dalam kitab tsiqat meninggal pada tahun 245 H. Adapun guru-gurunya Ibrahim bin Umar al-S{an’ani, Abdu al-Razaq bin Hamam, Yahya bin Yahya

30

Al-Mizzi,Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 17,h. 133-135. 31

al-‘Asqalani,Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b,Juz 9, h. 344-345. 32


(59)

45

al-Naisaburi, dan Husein bin Ali al-Ju’fi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibrahim Abi T{ali, Ahmad bin Salamah, dan Muhammad bin Yahya al-Dhuhli.33

34 35

Periwayatan ketiga yaitu Abdu al-Razaq, penulis telah membahasnya pada riwayat Abi Da>wud pada halaman 41. Periwayatan keempat yaitu Ja’far bin Sulaiman, yang telah dibahas penulis pada halaman 42. Periwayatan kelima yaitu Tha>bit al-Buna>ni juga telah dibahas penulis pada halaman 42-43 . Dan periwayatan terakhir dari Anas bin Ma>lik telah dibahas pada halaman 43.

c) Jalur Periwayatan Dari Ahmad bin Hanbal

Pada bagian periwayatan ini penulis telah membahasnya secara terperinci pada jalur Abu Da>wud mulai dari Abdul al-Razaq, Ja’far bin Sulaiman, Tha>bit al-Buna>ni, dan Anas bin Ma>lik terdapat pada halaman 40-43.

3.Telaah Matan Hadis

Pada bagian ini penulis akan melakukan kritik matan berdasarkan metodologi S{olahudin Ibn Ahmad al-Adlabi. Peninjauan ini dilakukan dengan mengkomparasi hadis-hadis yang berhubungan dengan kurma, setelah itu penulis juga

33

Al-Mizzi,Tah}dhi>b al-Kama>l fi> A sma>’i al-Rija>l,Juz 16,h. 267-270 34

al-‘Asqalani,Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b,Juz 9, h. 141-142. 35


(60)

46

membandingkan dengan ayat-ayat al-qur’an jika sekiranya ada. Peninjauan juga dilakukan melalui aspek sejarah dan akal jika bertentangan dengan dua hal tersebut maka hadis yang diteliti perlu untuk dipertanyakan.

Pertama, peninjauan berdasarkan hadis-hadis yang berhubungan dengan kurma pernah Rasulullah saw makan kurma pada hari yang fitri (hari raya) sebagaimana sarapan sebagaimana hadis yang didapat penulis dari s{hahi>h Bukha>ri.

36

Kedua, peninjauan dari segi ayat Qur’an , telah dijelaskan dalam Q.S al-Mu’min ayat 19 “Lalu dengan air itu, kami tumbuhkan untuk dengan kebun-kebun kurma dan anggur didalam itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buhahan itu kamu makan”. Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara nas al-Qur’an dan hadis tentang kurma. Artinya kurma bisa dimakan oleh manusia.

Ketiga, Peninjauan dari segi historis dan akal. Berdasarkan sejarah Nabi Muhammad saw selalu menyimpan kurma di dalam rumahnya dan sering memakannya. Hal ini dijelaskan dalam hadis sunan al-Turmudzi “Rumah yang tidak

36


(61)

47

ada di dalamnya kurma maka akan kelaparan bagi penghuninya”.37 Sedangkan dari segi akal penulis meyakini bahwa hal ini tidak bertentangan dengan akal, karena Nabi telah mempraktekannya pada masa itu.

B. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Manna

38

Artinya: Hadits dari riwayat al-Turmudzi dari Abu Kuraib dari Umar bin ‘ubaid al-T{anafisi dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan Muhammad bin al-Muthanna dari Muhammad bin Ja’far dari Shu’bah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Amri bin Huraysin dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda: “Cendawan sebangsa al-Mann

airnya dapat menyembuhkan mata”. 1. Takhrij Hadis

Penelitian selanjutnya hadis mengenai Manna yang ditemukan dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahraskarya Wensinck, kedua Mausu>’at A t}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>zuz al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Ba>qi , dan kempat Musnad Ahmad bin Hanbal. Penjabarannya sebagai berikut.

Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri

Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis:

37

Al-Tirmidzi,Sunan al-Tirmi>dzi, Juz IV, h. 265. 38


(1)

Ibrahim, Muhammad. Berobat dengan A yat-ayat al-Qur’an. Bandung: Trigenda Karya, 1995.

Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. Pengobatan Cara Nabi. Penerjemah Mudzakir As. Bandung: Penerbit Pustaka, 1997.

………. Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi Muhammad Saw. Penerjemah Said Agil Husin al-Munawar dan Abd Rahman. Semarang: Dina Putra Semarang: 1994.

Juynboll. Teori Common Link G.H.A Juynboll Melacak A kar Kesejarahan Hadits Nabi.terj: Ali Masrur, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007.

Kasule, Oemar Hasan.Pengobatan A la Nabi.T.tp: Penerbit Unismuh Kasule, 2008. Labib, Muhsin. Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra>. Jakarta: al-Huda,

2005.

Al-Marwazi>, Abu>Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hila>l bin As’ad. Musnad al-Imam A hmad bin Hanbal. Beirut: Da>r al-Fikr, 1985.

Al-Mizzi>, Jamaluddi>n Abi>al-Haja>j Yu>suf. Tahdzi>b al-Kama>l fî A sma’ al-Rija>l. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994.

Al-Mizzi, Yusuf bin ‘Abdurrahman.Taqri>b Tukhfatul al-A shra>f bi Ma’rifat al-A t}ra>f. Beirut: Muassastu al-Kutub al-Thiqafiyah, 1994.

Muhammad, Mahir Hasan Mahmud. Mu’jizat Kedokteran Nabi Berobat dengan Rempah dan Buah-buahan.Penerjemah Hamzah Hasan, Jakarta: Qultummedia, 2007.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus A l-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif, 2002.

Munawwir, Imam. Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa.Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1985.

Mustofa,Filsafat Islam.Jakarta: Pustaka Setia, 1997.

Nasution, Hasyimsyah.Filsafat Islam.Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996.

Nata, Abuddin. Persfektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004.


(2)

117

Al-Naysa>bu>ri, Abi>al-Husain Muslim bin al-H{aja>j. S{ohih Muslim. Beirut: Da>r al-‘Ilmiyyah, 2006.

Al-Naysa>buri, Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah al-Ha>kim. A l-Mustadrak

‘A la>al-S{ohi>haini.Beirut: Da>r al-kutub al-‘ilmi>yah, 1990.

Qandil, Abdul Mun’im. Pengobatan di Dalam al-Qur’an. Penerjemah Mudzakir AS. Bandung: Pustaka, 1998.

Qard}awi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw. Penerjemah Muhammad al-Baqir. Bandung: Kharisma, 1999.

Al-Qazwai>ni>, Abi> Abdillah Muhammad bin Yazi>d. Sunan Ibnu Ma>jah. Al-Qa>hirah: Da>r al-Hadi>ts, 1998.

Rais, Ahmad. Madu Lebah Obat Y ang Menyembuhkan. Jakarta: Media Dakwah, 1996.

Raqith, Hasan. Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya. Bandung: Jembar, 2007.

Al-Razi, Abu Bakar Muhammad bin Zakariya. A l-Ha>wi> fi al-T{i>b. Beirut: Da>rl-Kitab Ilmiyah, 2000.

RI, Kepustakaan. Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits jilid V . Penerjemah Syarif Hade Masyah. Bekasi: Sapta Sentosa, 2008.

Ristu.”A natomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam.” Artikel diakses pada 15 Maret 2011 dari http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-dalam-kedokteran.html

Rosita.Khasiat dan Keajaiban Kurma.Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009. Sanha>ji, Abdullah.Tarjamah Sunan Ibnu Ma>jah.Semarang: CV. Al-Syifa’, 1992.

Satuhu, Suyanti.Kurma Khasiat dan Olahannya.Jakarta: Penebar Swadaya, 2010.

Shehab, Magdy. Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis. Jakarta: Sapta Sentosa, 2008.

Al-Sijista>ni, Abi>Da>wud Sulaiman bin al-Asy’ats. Sunan A bi da>wud. al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr, 1994.


(3)

Soetari, Endang. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah. Bandung: Mimbar Pustaka, 2005.

Studio, Nin.Ibnu Sina (A vicenna).Jakarta: Gema Insani, 2006.

Sunarto, Ahmad.Tarjamah S{ohi>h Bukho>ri.Semarang: asy-Syifa, 1993.

Al-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman, Pengobatan Cara Nabi Saw. Penerjemah Hakim dan Ahsin Muhammad. London: Ta-Ha Publishers, 1994.

Thalbah, Hisham. Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits “Kemukjizatan Tumbuhan dan Buah-buahan.Bekasi: PT Sapta Sentosa, 2008.

Al-Tirmidzi, Abi>I<sa Muhammad bin ’i>sa bin Surah. Sunan al-Tirmdizi>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994.

Wensinck, A.J. al-Mu’jam al-Mufahras li A lfaz al-Hadi>ts al-Nabawi>. Leiden: E.j. Brill, 1969.

Yamani, Ja’far Khadem. Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya. Penerjemah Tim Dokter Idavi. Bandung: Penerbit Dzikra, 2007.

Yuslem,Nawir.Ulumul Hadis. ttp: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001.

Zaglul, Abu Hajar Muhammad Said bin Bashuni. Mausu>’atu al-A traf Fi> al-Hadi>thi al-Nabawi. Beirut: Dar al-Fikr, 1989.


(4)

Lampiran 1

SKEMA HADITS TENTANG KURMA

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

NB :

: Ahmad bin Hanbal : Abu Daud

: al-Tirmidzi

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ


(5)

Keterangan Sohih Bukhari Sohih Muslim Sunan Ibn Majjah Ahmad bin Hanbal

Ahmad bin Hanbal dan Muslim Ibn Majjah dan Muslim

Bukhhori dan muslim

Ibn Majjah dan Ahmad bin Hanbal

Muslim Ibn Majjah dan Ahmad bin Hanbal bukhori , muslim dan ahmad bin hanbal

Bukhori Muslim , Ibn Majjah dan Ahmadan bin Hanbal

TABEL SKEMA HADITS TENTANG MANNA

ﻦ ﺑ ﺮ ﻬ ﺷ

ﺐ ﺷ ﻮ ﺣ

ﺔ ﻨ ﻴ ﻴ ﻋ ﻦ ﺑ

ﺮ ﻳ ﺮ ﺟ

ﺪ ﻴ ﻌ ﺳ ﻦ ﺑ ﺔ ﺒ ﻴ ﺘ ﻗ

ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ

ﺮ ﺜ ﺒ ﻋ

ﺮ ﻣ ﺎ ﻋ ﻦ ﺑ

ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ ﻦ ﻋ

ﻞ ﺒ ﻨ ﺣ ﻦ ﺑ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ

ﻦ ﻋ

ﻦ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﻦ ﻋ

ﻦ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺧ ﻦ ﻋ

ﻦ ﻋ ﻦ ﻋ

ﻦ ﻋ

ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﻦ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ ﻦ ﻋ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﻦ ﻋ ﻦ ﻋ

ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ ﻦ ﻋ ﻦ ﻋ

ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ


(6)

Lampiran 3

SKEMA HADITS MADU

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﺎ ﻨ ﺛ ﺪ ﺣ

ﻦ ﻋ

ﻦ ﻋ