Tokoh-Tokoh Muslim Dalam Kedokeran Islam

24 bersabda “Allah benar dan perut saudaramu yang dusta berilah lagi dia madu”,kemudian laki-laki itu memberi madu kepada saudaranya dan saudaranya sembuh.”Kesembuhan orang tersebut disebabkan oleh madu yang di dalamnya terkandung bahan-bahan suci dan dapat membunuh kuman juga dapat menghambat pertumbuhannya. 26 Inilah beberapa kisah-kisah pengobatan Nabi kepada sahabat dan masih banyak lagi beberapa yang tidak di cantumkan dalam penelitian ini. Yang nantinya akan ditambahkan dalam penelitian selanjutnya.

C. Tokoh-Tokoh Muslim Dalam Kedokeran Islam

Alasan pengambilan tokoh al-Ra zi, Ibn Sina, dan Ibn Nafis ini ialah karena ketiga tokoh ini mempengaruhi pemikiran Islam dalam dunia kedokteran, walaupun tiga tokoh ini bukan yang mempelopori kedokteran Islam akan tetapi ketiga tokoh ini mempunyai kitab yang menjadi rujukan dalam dunia kedokteran. 1. Al-Ra zi Nama aslinya ialah Abu Bakar Ibn Zakaria al-Ra zi seorang Persia yang lahir di kota Rayy pada 1 sya’ban 251 H dan meninggal pada tahun 320 H, ia dikenal dengan tukang intan dan suka pada music. Beliau mempelajari ilmu kimia dan juga belajar tentang kedokteran kepada filosof yang bernama Ali Ibn Robban al-T{ abari sehingga al-Ra zi dikenal sebagai dokter. 27 26 Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, h. 112. 27 Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Ra zi, al-H{a wi fi al-T{ib Beirut: Darl Kitab Ilmiyah, 2000, h. a. 25 Al-Ra zi mempunyai kitab kedokteran yang bernama al-T{ib al-Mansur yang diserahkan kepada gubernur dimasa khalifah Muhtafi tahun 289 H dan diserahkan di rumah sakit Baghdad. Dan salah satu murid yang menjadi dokter ialah Abu Bakar Ibn Qarrin. Al-Ra zi senantiasa belajar sehingga menyebabkan dia buta hingga dia meninggal pada tanggal 313 H 28 atau 320 H. 29 Pada awalnya al-Ra zi menulis kitab kedokteran ialah kitab al-Hawi yang terdiri dari 100 jilid yang berisikan tentang metode kedokteran di berbagai Negara seperti Suria, Mesir, Yunani, Arab, Irak dan Hindu dan digunakan Roy Charles sedangkan kitab-kitab yang lain diantaranya Mukhtashar fi al-Laban Ringkasan tentang susu, Judari W a al-Hisbah Cacar dan campak, Man La’ Y ahdlurhu ath- Thabib Orang yang tidak didatangi tabib, dan Tasrih al-Mansuri. 30 Al-Ra zi hidup sebagai seorang tabib dan memimpin rumah sakit di Rayy. Ia menjadi kepala rumah sakit di Baghdad pada masa khalifah al-Muqtafi. Dalam ilmu kedokteran ia dikenal sebagai Abu T{ i b Bapak kedokteran ia ahli dalam al-Kayy modern pada masanya diantaranya ahli bedah, dan dokter anak karenanya ia membuat risalah T{ib al-A thfal. 31 Al-Ra zi juga dikenal sebagai klinikus terbesar sepanjang masa hal ini bisa dilihat dari kitabnya al-Hawi yang menjelaskan tentang kasus-kasus pengobatan yang diagnosanya. Buku tersebut berpengaruh luas hingga abad 20, bahkan dicetak 28 Mustofa, Filsafat Islam Jakarta: Pustaka Setia, 1997, h. 116. 29 Yamani, kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 58. 30 Yamani, kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 61. 31 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 61. 26 ulang 40 kali dari tahun 1498 sampai 1866. Kitab ini berpengaruh hingga di seluruh bangsa bagian barat. 32 Dalam bidang kedokteran al-Ra zi adalah seseorang yang menekuni bidang praktek namun tidak meninggalkan teori, al-Ra zi menasihati mahasiswa-mahasiswa kedokteran agar mulai dengan mempelajari prinsip-prinsip umum. Ia menyarankan agar mahasiswa diuji dengan pengetahuan teori kedokteran dan kemampuan bernalar dengan benar. Ia juga menekankan perlunya pemeriksaan yang cermat dan tuntas tentang gejala-gejala yang relevan dari suatu penyakit. 33 Dalam kehidupan islamnya al-Ra zi membantah wahyu yang datangnya dari Allah dalam mengkritisi al-Qur’an. Terdapat 3 alasan al-Ra zi menolak hal tersebut pertama, bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kedua, tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing semua orang karena setiap orang lahir dengan kecerdasan yang sama hanya berbeda pegalaman. Ketiga, para Nabi saling bertentangan apabila mereka berbicara atas nama tuhan mengapa implementasinya bertentangan. 34 2. Ibn Sina Nama lengkapnya Abu Ali al-Husein Ibn Abdullah Ibn al-Hasan Ibn Ali Ibn Sina di lahirkan di desa Afsyanah di dekat Bukhara Persia Utara tahun 370 H. 35 32 Roger Garaudi, Janji-janji Islam. Penerjemah H.M.Rasyidi Jakarta: Bulan Bintang, 1982, h. 101. 33 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedoteran Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, h. 253. 34 Mustofa, Filsafat Islam, h.124. 35 Ibn Sina, al-Qanu n fi al-T{ib Lebanon: Darl al-Fikr, 1994, h. 3. 27 Beliau mempunyai ingatan yang sangat kuat dan kecerdasan yang luar biasa sehingga usia 10 tahun mampu menghapal al-Qur’an. Pada usia 16 tahun beliau sudah menguasai ilmu pengetahuan seperti sastra arab, fiqhi, dan menghitung ilmu ukur, dan filsafat. 36 Adapun karya-karya dalam dunia kedokteran seperti A l-syifa’,latinnya Sanatio penyembuhan, yang terdiri dari 18 jilid, an-Najah ringkasan al-syifa’ dan al-Qanun Fit al-T{ib yang digunakan di berbagai Universitas Eropa sampai pada abad ke-18. 37 Ibn Sina memperdalam ilmu pengetahuannya dengan mempelajari filsafat Plato, Aristoteles, Neoplatonis. Sedangkan dalam dunia kedokteran Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran pada seorang tabib yang bernama Bukhara. Pada usia 17 tahun Ibn Sina telah menjadi dokter menengah dan menjadi dokter kerajaan kemudian mengobati Sultan Nuh dari Dinasti Saman. 38 Di usia 18 tahun, reputasinya mencuat dalam bidang fisika dan diundang untuk menghadiri jamuan Ibn Mansur pemimpin Samawi. Sedangkan pada usia 21 tahun ia menyusun buku pertamanya, lalu ia mengabdikan dirinya pada Ali bin Ma’mun pemimpin Khifa. Dalam waktu yang singkat Ibn Sina belajar manthiq dan 36 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999, h. 66. 37 Nasution, Filsafat Islam, h. 68. 38 Yamani, Kedokteran Islam, h. 67. 28 astronomi lalu menulis bagian pertama karya terbesarnya yaitu al-Qanun fi al-T{ib Canon and Medicine. 39 Adapun salah satu guru Ibn Sina dalam bidang kedokteran adalah Abu Sahal Isa bin Yahya al-Masihi al-Jurjani,sedangkan muridnya yang terkenal adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Syafuddin al-Ilaq yang mewarisi ilmu Ibn Sina. 40 Berdasarkan sejarah Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran dari Isa bin Yahya, akan tetapi Ibnu tidak merasa puas dengan ilmu yang didapat dengan gurunya. Kemudian ia melakukan praktek kepada orang-orang yang sakit. Sedangkan dalam bidang medicine Ibn Sina menemukan beberapa obat dari bahan dasar nabati yang disebut Zanthoxyllum budrunga, tumbuhan ini dapat mencegah penyakit tertentu seperti selaput radang otak. 41 Ibn Sina juga orang yang pertama kali menemukan peredaran darah manusia dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makannya lewat tali pusarnya. Dan di jugalah yang mula-mula mempraktekan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas dan menjahitnya. Dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi. 42 39 Muhsin Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra Jakarta: Al-Huda, 2005, h. 121. 40 Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Shadra, h. 122. 41 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam Jakarta : Bulan Bintang, 1996, h. 115. 42 Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa Surabaya : PT. Bina Ilmu,1985, h. 332 – 333. 29 Selain sebagai satu-satunya filosof besar islam yang telah berhasil membangun system filsafat yang lengkap dan terperinci juga dikenal sebagai dokter bertarap dunia. Ibn Sina memposisikan sebagai tokoh yang berhasil mencapai puncak literature kedokteran tertinggi. Perbandingannya dengan al-Razi, Ibn Sina adalah merupakan contoh terbesar seorang dokter filosof. Orang-orang latin merasa kebingungan memahami al-Qanunnya Ibn Sina yang bersifat teoritis akademis tidak syak lagi pasti merasa berterimakasih kepada ringkasan atas karya al-Razi yang menguntungkan. Kenyataan ini menunjukkan adanya upaya saling mengisi di antara para ahli kedokteran dalam islam. 43 3. Ibn Nafis Islam juga memiliki Ibn Nafis seorang dokter ahli penyakit dalam khususnya bidang spesialis jantung. Nama lengkap beliau adalah Ibnu Nafis Ali ibnu Abi Hazm ad-Damsyiqi, ia bermukim di al-Qahirah kairo, beliau wafat pada tahun 687 H. Ia merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia.beliau dijuluki sebagai bapak fisiologi sirkulasi. 44 Menurut Muhyo al-Deen al-Tawi beliau adalah yang berhasil menguak kiprah Ibn Nafis lewat rislahnya yang berjudul Commentary On The A natomy of Canon of A vicenna. Menurut beliau kontribusi Ibn Nafis dalam dunia kedokteran tak hanya di bidang fisiologi ia juga dikenal sebagai dokter yang menyokong kedokteran 43 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 252-254. 44 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembanngannya, h. 73. 30 eksperimental, postmortem otopsi, serta bedah manusia. Sejarah juga mencatat Ibn Nafis sebagai dokter pertama yang menjelaskan konsep metabolisme. 45 Dalam pemikiran ilmu kedokterannya yang khusus dalam bidang jantung, Ibn Nafis berkata: “Saya katakan bahwa salah satu fungsi jantung adalah menciptakan pneuma yaitu zat yang hanya mungkin dihasilkan dalam darah ringan yang bercampur dengan udara dan pencampuran itu mestilah terjadi di tempat terbentuknya pneuma yaitu di bilik kiri jantung. 46 Bagi Ibn Nafis manusia adalah seperti binatang berparu-paru harusnya mempunyai kamar yang lain dalam jantungnya di mana darah cukup cair untuk bisa bercampur dengan udara darahnya kental bila bercampur dengan udara tidak akan cukup seragam dan ini jantung bilik kanan. Apabila mencair darah ini tentunya melalui tempat terbentuknya pneuma. Ibn Nafis berbeda pandangan Ibn Sina khususnya dalam bidang jantung menurut Ibn Sina jantung di beri makan oleh darah di bilik kanan. Sedangkan Ibn Nafis mengkritik pendapat ini dan mengatakan bahwa jantung diberi makan oleh pembuluh-pembuluh yang terdapat di dindingnya sendiri. 47 Adapun karya-karya Ibn Nafis adalah Maua-zul-Qanu n, Kita b Syarh-u- Tasyri hi Qanun-ibn Si nadan A l-Kita b-ul-Sa mil fit al-T{i b.

D. Hikmah Pengobatan Nabi