Kendala dan Upaya Mengatasinya Dalam Pelaksanaan Kredit Pada

4 Ketentuan mengenai penjaminan dana masyarakat Lembaga Penjamin Simpanan, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Penjelasan pasal ini disebutkan pembentuk Lembaga Penjamin Simpanan diperlukan dalam rangka melindungi kepentingan nasabah dan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank. Dalam menyelenggarakan penjaminan simpanan dana masyarakat pada bank, Lembaga Penjamin Simpanan dapat menggunakan: a. skim dana bersama b. skim asuransi c. skim lainnya yang disetujui oleh Bank.

E. Kendala dan Upaya Mengatasinya Dalam Pelaksanaan Kredit Pada

Perumahan Alamanda Indah Medan Selayang Dengan ditandatanganinya perjanjian jual beli antara pihak developer dengan pembeli atau debitur yang mendapat fasilitas kredit untuk mencicil rumah dari BTN maka akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak, yang sebelumnya telah dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit oleh masing- masing pihak. Dalam perjanjian KPR-BTN ketentuan yang harus dilaksanakan adalahpengikatan barang jaminan. Jaminan kredit yang ditentukan meliputi jaminan pokok berupa hak kebendaan atas rumah dan tanah yang dibeli oleh debitur serta jaminan tambahan berupa sejumlah uang atau barang tertentu akan ditetapkan kemudian oleh BTN jika jaminan pokok tidak mencukupi untuk dijadikan jaminan kredit. Kendala-kendala yang sering terjadi dalam pemberian kredit pemilikan rumah adalah terjadinya wanprestasi dari pihak debitur. Keadaan-keadaan yang dapat dikatakan debitur wanprestasi adalah dimana debitur tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang diperjanjikan, seperti debitur tidak membayar angsuran bulanannya ataupun jumlah angsuran bulanannya kurang dari jumlah yang telah ditetapkan dalam perjanjian kredit dan atau tidak melunasi kewajiban angsuran bulanannya menurut batas waktu yang ditetapkan. 36 36 Wawancara dengan Bapak Aulia Usman, staf umum Bank Sumut cabang Medan tanggal 24 Maret 2015 Untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah pihak Bank Mandiri selaku kreditur berupaya untuk menghubungi dan menyurati debitur yang menunggak, baik menggunakan alamat pada saat pengajuan permohonan kredit maupun alamat rumah KPR- Bank Mandiri yang dimohonkan kreditnya untuk datang memenuhi panggilan ke kantor cabang Medan dengan tujuan menyelesaikan masalah tunggakan kredit pemilikan rumah secara negosiasi. Bank Mandiri cabang Medan dalam menetapkan seorang debitur itu wanprestasi apabila debitur tidak membayar satu bulan angsuran kredit pemilikan rumah yang telah jatuh tempo. Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh perjanjian kredit pemilikan rumah antara kreditur dalam hal ini adalah pihak Bank Mandiri dan debitur yang wanprestasi Bank Mandiri melakukan cara-cara sebagai berikut : 1. Dengan caranegosiasi. Dalam tahap ini pihak Bank Mandiri berupaya menyurati debitur yang wanprestasi untuk datang ke kantor cabang Bank Mandiri Medan untuk menyelesaikan kewajibannya secara musyawarah untuk mufakat. Cara ini hanya akan dapat dimungkinkan apabila para pihak yang berkepentingan hadir. 2. Dengan melalui Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN. a. Penyerahan Pengurusan Piutang. Pada tingkat ini pengurusan piutang Negara yang telah jatuh tempo dan belum dinyatakan macet diselesaikan oleh Bank Mandiri sampai piutang tersebut dinyatakan macet. Piutang akan dinyatakan macet apabila dalam tempo 21 bulan sejak debitur tidak memenuhi kewajibannya dan Bank Mandiri wajib menyerahkan pengurusannya kepada Panitia Urusan Piutang Negara PUPN. b. Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara SP3N. Berdasarkan hasil penelitian PUPN atas penyerahan piutang apabila PUPN menilai telah memenuhi persyaratan maka ketua PUPN menerbitkan Surat Penerimaan Piutang Negara SP3N.dengan demikian pengurusan piutang negara beralih kepada PUPN dan penyelenggaraan pelaksanaan pengurusan piutang Negara dilakukan oleh BUPLN. c. Pernyataan Bersama. Pernyataan bersama merupakan pernyataan yang tertuang dalam bentuk surat pengakuan hutang yang dibuat dan ditandatangani oleh ketua PUPN dan penanggung hutang yang didalamnya menyatakan jumlah hutang yang wajib dibayar kepada Negara paling lama 12 dua belas bulan. d. Surat Paksa. Bilamana penanggung hutang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam pernyataan bersama, maka selanjutnya diterbitkan surat paksa untuk pegihan sekaligus. e. Penyitaan Barang Jaminan. Bilamana surat paksa tidak dipenuhi oleh penanggung hutang maka dilakukan penyitaan atas jaminan agunan kredit. Penyitaan ini dilakukan oleh juru sita berdasarkan surat perintah penyitaan ketua PUPN. f. Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan. Ketua PUPN menerbitkan surat perintah penjualan barang sitaan, dan atas dasar surat perintah penjualan barang sitaan ini BUPLN melalui Kantor Lelang Negara mengumumkan rencana pelelangan dalam surat kabar harian. g. Pelelangan Barang Sitaan. Pelelangan barang sitaan dilakukan apabila penanggung hutang tidak menyelesaikan sisa hutangnya. Hasil dari pelelangan terhadap barang sitaan akan dibayarkan untuk melunasi seluruh hutang debitur yang wanprestasi serta seluruh biaya yang ditimbulkan sampai proses pelelangan, dan apabila jumlah yang diperoleh dari hasil pelelangan melebihi jumlah hutang tertanggung setelah dikurangi dengan biaya yang ditimbulkan dalam proses ini sisanya dikembalikan kepada yang berkuasa atas jaminan. 3. Melalui Pengadilan. Bagi pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain, dapat mengajukan gugatan dan atau menuntut ganti kerugian yang ditujukan melalui Pengadilan. 37

F. Penyelesaian sengketa dalam pelaksanaan perjanjian kredit perumahan

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Perlindungan Konsumen Perumahan Terhadap Developer Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Study Kasus : Zona Property Medan)

0 57 94

Perlindungan Konsumen Perumahan Terhadap Developer Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Study Kasus : Zona Property Medan)

4 84 94

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi pada

0 2 21

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi pada

0 3 13

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian dan Syarat-syarat Sahnya Perjanjian 3. Pengertian Perjanjian - Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Kredit Perumahan Menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 (Studi Pada Perumahan Alamanda Indah Medan

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Kredit Perumahan Menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 (Studi Pada Perumahan Alamanda Indah Medan Selayang)

0 0 14

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 - Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Jasa Asuransi PT. Asuransi Jiwasraya

0 0 40

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PEMBELIAN PERUMAHAN BERSUBSIDI DI PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 16