Pengertian Perkawinan Tujuan Perkawinan

permasalahan, dan diakhiri dengan saran-saran yang didasarkan atas hasil keseluruhan penelitian. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka teori

1. Tinjauan Umum Tentang Perkawinan

a. Pengertian Perkawinan

Perkawinan yang dalam istilah agama disebut “Nikah”: ialah Melakukan suatu aqad atau perjajian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhoi oleh Allah SWT. Ahmad Azhar, dalam Soemiyati, 1986 : 8. Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga, yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Walaupun ada perbedaan tentang perumusan pengertian perkawinan, tetapi dari semua rumusan yang dikemukakan ada satu unsur yang merupakan kesamaan dari seluruh pendapat, yaitu bahwa nikah itu merupakan suatu perjanjian perikatan suci antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Suci disini berarti mempunyai unsur agama atau Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Tujuan Perkawinan

Tujuan perkawian menurut Islam adalah untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan, berhubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan suatu keluarga yang berbahagia dengan dasar cinta dan kasih sayang, untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh syari’ah. Soemiyati, 1986 : 12. Rumusan tujuan perkawinan diatas dapat diperinci sebagai beikut: 1 Menghalalkan hubungan kelamin untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan; 2 Mewujudkan suatu keluarga dengan dasar cinta; 3 Memperoleh keturunan yang sah. Dari rumusan di atas, filosofi Islam Imam Ghozali membagi tujuan dan faedah perkawinan pada 5 lima hal, sebagai berikut Nadimah-tanjung dalam Soemiyati, 1986 : 12-13.: 1 Memperoleh keturunan yang sah yang akan melangsungkan keturunan serta memperkembangkan suku-suku bangsa. 2 Memenuhi tuntutan naluriah hidup kemanusiaan. 3 Memelihara manusia dari kejahatan dan kerusakan. 4 Membentuk dan mangatur rumah tangga yang menjadi basis pertama dari masyarakat yang besar diatas dasar kecintaan dan kasih sayang. 5 Menumbuhkan kesungguhan berusaha mencari rezeki penghidupan yang halal dan memperbesar rasa tanggung jawab.

c. Hukum Melaksanakan Perkawinan

Dokumen yang terkait

Perceraian Dan Akibatnya Yang Dilakukan Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Kota Tebing Tinggi Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 49 103

Analisa Perbandingan Antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 Dengan Undang‐Undang Nomor 30 Tahun 1999

3 55 132

Perjanjian Perkawinan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Dan Hukum Islam

0 19 129

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERCERAIAN DENGAN ALASAN PERTENGKARAN KARENA KETIDAKMAMPUAN EKONOMI SUAMI (MU’SIR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 3 17

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERCERAIAN DENGAN ALASAN PERTENGKARAN KARENA KETIDAKMAMPUAN EKONOMI SUAMI (MU’SIR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 5 17

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERCERAIAN DENGAN ALASAN PERTENGKARAN KARENA KETIDAKMAMPUAN EKONOMI SUAMI (MU’SIR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 5 17

KAWIN KONTRAK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 42 77

PERCERAIAN DENGAN ALASAN ISTERI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agama Sukoharjo ).

0 1 17

Kekerasan Dalam Perkawinan Sebagai Alasan Perceraian Dikaitkan Dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Inpres no.1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.

0 0 1

Perkawinan yang dinikahkan seorang yang sedang menjalankan hukuman penjara ditinjau dari undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan kompilasi hukum islam.

0 0 1