Hasil Penelitian Uji Hipotesis

54 Tabel 4.13 Uji Koefisien Determinasi Indonesia Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,724 a ,525 ,448 ,04423 a Predictors: Constant, UDK, PDKI, LBPD, JRDK b Dependent Variable: EDI Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi Adjusted R 2 adalah 0,448 atau 44,8, hal ini menunjukkan bahwa environmental disclosure di Indonesia sebesar 44,8 oleh variabel ukuran dewan komisaris UDK, proporsi dewan komisaris independen PDKI, latar belakang pendidikan dewan komisaris LBPD, dan jumlah rapat dewan komisaris JRDK. Sedangkan sisanya 55,2 100-44,8 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian. Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi Malaysia Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,288 a ,083 ,031 ,09196 a Predictors: Constant, UDK, PDKI, LBPD, JRDK b Dependent Variable: EDI Berdasarkan Tabel 4.14 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi Adjusted R 2 adalah 0,031 atau 3,1, hal ini menunjukkan bahwa environmental disclosure di Malaysia sebesar 3,1 oleh variabel ukuran dewan komisaris UDK, proporsi dewan komisaris independen 55 PDKI, latar belakang pendidikan dewan komisaris LBPD, dan jumlah rapat dewan komisaris JRDK. Sedangkan sisanya 96,9 100-3,1 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.

2. Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji signifikan simultan Uji F bertujuan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji signifikan simultan Uji F ditunjukkan pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16. Tabel 4.15 Uji Signifikan Simultan Uji F Indonesia ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,054 4 ,013 6,895 ,001 a Residual ,049 25 ,002 Total ,103 29 a Predictors: Constant, UDK, PDKI, LBPD, JRDK b Dependent Variable: EDI Berdasarkan Tabel 4.15 didapatkan hasil bahwa nilai F sebesar dengan nilai signifikan sebesar 0,001 0,05. Jadi, variabel independen ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen environmental disclosure. 56 Tabel 4.16 Uji Signifikan Simultan Uji F Malaysia ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,081 4 ,020 2,511 ,049 a Residual ,565 70 ,008 Total ,646 74 a Predictors: Constant, UDK, PDKI, LBPD, JRDK b Dependent Variable: EDI Berdasarkan Tabel 4.16 didapatkan hasil bahwa nilai F sebesar dengan nilai signifikan sebesar 0,049 0,05. Jadi, variabel independen ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen environmental disclosure.

3. Uji Parsial Uji t

Uji parsial Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji parsial Uji t dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18. 57 Tabel 4.17 Uji Parsial Uji t Indonesia Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 Constant -,038 ,038 -,989 ,332 UDK ,052 ,011 1,636 4,881 ,000 PDKI -,073 ,019 -1,282 -3,849 ,001 LBPD ,026 ,020 ,187 1,294 ,207 JRDK ,007 ,004 ,212 1,498 ,147 a Dependent Variable: EDI Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.17 dapat dirumuskan model regresi sebagai berikut: EDI = -,038 + 0,52UDK – 0,73PDKI + 0,026LBPD + 0,007JRDK + e Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian : a. Ukuran dewan komisaris terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan ukuran dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 0,052, dengan signifikansi sebesar 0,00 alpha 0,05 sehingga ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis pertama H 1a yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan diterima. 58 b. Proporsi dewan komisaris independen terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan proporsi dewan komisaris independen memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0,073 dengan signifikansi sebesar 0,001 alpha 0,05 sehingga proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis kedua H 2a yang menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak. c. Latar belakang pendidikan dewan komisaris terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan latar belakang pendidikan dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 0,026 dengan signifikansi sebesar 0,207 alpha 0,05 sehingga latar belakang pendidikan dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis ketiga H 3a yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan dewan komisaris berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak. d. Jumlah rapat dewan komisaris terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan jumlah rapat dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 59 0,007 dengan signifikansi sebesar 0,147 alpha 0,05 sehingga jumlah rapat dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis keempat H 4a yang menyatakan bahwa jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak. Tabel 4.18 Uji Parsial Uji t Malaysia Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 Constant ,121 ,043 2,828 ,006 UDK -,002 ,006 -,041 -,297 ,768 PDKI ,018 ,012 ,224 1,514 ,135 LBPD ,031 ,023 ,162 1,361 ,178 JRDK -,006 ,004 -,156 -1,253 ,214 a Dependent Variable: EDI Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.18 dapat dirumuskan model regresi sebagai berikut: EDI = 0,121 – 0,002UDK + 0,018PDKI + 0,031LBPD - 0,006JRDK + e Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian : a. Ukuran dewan komisaris terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan ukuran dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar -0,002, dengan signifikansi sebesar 0,768 alpha 0,05 sehingga ukuran dewan komisaris 60 tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis pertama H 1a yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak. b. Proporsi dewan komisaris independen terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan proporsi dewan komisaris independen memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 0,18 dengan signifikansi sebesar 0,135 alpha 0,05 sehingga proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis kedua H 2a yang menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak. c. Latar belakang pendidikan dewan komisaris terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan latar belakang pendidikan dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya negatif sebesar 0,031 dengan signifikansi sebesar 0,178 alpha 0,05 sehingga latar belakang pendidikan dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis ketiga H 3a yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan dewan komisaris 61 berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak. d. Jumlah rapat dewan komisaris terhadap environmental disclosure. Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan jumlah rapat dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang arahnya positif sebesar 0,004 dengan signifikansi sebesar 0,214 alpha 0,05 sehingga jumlah rapat dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis keempat H 4a yang menyatakan bahwa jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia dinyatakan ditolak.

4. Independent Sample t-test

TABEL 4.19 Uji Beda t Indonesia-Malaysia Independent Samples t-test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Equal variances assumed 9,438 ,003 -2,052 101 ,043 Equal variances not assumed -2,559 80,695 ,012 Berdasarkan Tabel 4.19 didapatkan hasil bahwa nilai F hasil Levene’s test for equality of variance pada ukuran perusahaan sebesar 9,438 dengan signifikan 0,043 karena signifikan 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa 62 kedua negara tersebut Indonesia dan Malaysia memiliki perbedaan environmental disclosure. Dengan demikian hipotesis kelima H 5a yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepatuhan environmental disclosure antara Indonesia dan Malaysia dinyatakan diterima. 5. Chow test RSSur = 0,565 + 0,049 = 0,614 RSSr = 0,672 n =105 k = 4 F hitung = 3,08 F tabel = 2,69 F hitung F tabel Hasil Chow test menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 3,08 dan F tabel sebesar 2,69 yang berarti pengaruh ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan jumlah rapat dewan komisaris terhadap environmental disclosure antara Indonesia dan Malaysia memang berbeda. Dengan demikian hipotesis kelima H 5b yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh mekanisme corporate governance terhadap tingkat 63 kepatuhan environmental disclosure antara Indonesia dan Malaysia diterima.

E. Pembahasan Interpretasi

a. Hubungan ukuran dewan komisaris terhadap environmental disclosure.

Dewan komisaris mempunyai peranan penting dalam Corporate Governance, hal ini tidak terlepas dari tugas utama dewan komisaris yaitu menjalankan fungsi pengawasan dan mengevaluasi setiap kebijakan dewan direksi baik dalam proses pembuatan maupun pelaksanaan terhadap suatu kebijakan yang akantelah dikeluarkan. Hasil penelitian di Indonesia menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap environmental disclosure yang berarti hasil dari penelitian menerima hipotesis pertama H 1a . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Frendy et al 2011 serta Sun et al 2010 menemukan terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran dewan komisaris dengan Environmental Disclosure. Berpengaruhnya variabel ukuran dewan komisaris dalam penelitian dikarenakan dengan semakin banyaknya pengawasan terhadap aktivitas perusahaan akan membuat perusahaan menjadi lebih tertib dalam pengungkapan. Hal ini juga ditunjang dengan semakin banyaknya evaluasi setiap kebijakan dewan direksi baik yang akan dilaksanakan ataupun yang akan dikeluarkan. tugas dan tanggung jawab dari dewan komisaris adalah melakukan pengawasan dan memastikan bahwa perusahaan melaksanakan 64 Good Corporate Governance sesuai aturan serta mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris agar pelaksanaan tugas dewan komisaris dapat berjalan efektif. Hasil penelitian ini berhasil mendukung teori legitimasi, dimana menurut teori legitimasi, perusahaan mempunyai ikatan kontrak dengan masyarakat. Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial akan dilakukan perusahaan dalam upaya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat sekitar dan selanjutnya akan mengamankan perusahaan dari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu dewan komisaris sebagai organ perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen akan senantiasa menselaraskan nilai perusahaan kepada nilai masyarakat agar tidak membuat perusahaan kehilangan legitimasinya. Berbeda halnya dengan Hasil penelitian di Malaysia menunjukan ukuran dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap environmental disclosure yang berarti hasil dari penelitian menolak hipotesis pertama H 1b . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Effendi et al 2012 yang menemukan pengaruh negatif antara ukuran dewan komisaris dengan environmental disclosure. Tidak berpengaruhnya variabel ukuran dewan komisaris dalam penelitian dugaan dari peneliti hal ini dikarenakan tidak adanya kepentingan pasti dari dewan komisaris yang berhubungan dengan pengungkapan lingkungan, dengan demikian semakin banyaknya jumlah dewan komisaris

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 57 80

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia Tahun 2014-2015)

0 8 22

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia tahun 2012-2014)

4 24 190

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia Tahun 2014-2015)

1 27 113

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015)

5 18 117

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, ETNIS, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

4 11 109

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP CORPORATE ENVIRONMENTAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Hubungan mekanisme corporate governance, financial distress, dan nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015).

0 2 145

Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Governance Disclosure Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 0 73

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 103