Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Crew Gov’s Coffee
UNIVERS FAKULTA PROGRAM PEN SITAAS SU AS EKONO
M STUDI D
NGARUH M Guna Me Pen UMATERA OMI DIPLOM I MOTIVASI CR YUN emenuhi Sa ndidikan P FAK UNIVERS A UTARA III I TERHAD REW GOV’ TUGAS A Diajukan NI YUNITA 102101
alah Satu S Pada Progra KULTAS E SITAS SUM MEDA 2013 DAP PENIN ’S COFFEE AKHIR
n Oleh :
A HARAHA 1122
Syarat Untu am Studi D
EKONOMI MATERA U AN 3 NGKATAN E AP uk Menyele Diploma III I UTARA N KINERJ esaikan I JA
(2)
UNIVERS FAKULTA PROGRAM MEDAN NAMA NIM JURUSAN JUDUL SK
Tanggal : …
Tanggal : …
Tanggal : …
SITAS SUM AS EKONO M DIPLOM N KRIPSI MI …………., …………, 2
…………,
MATERA U OMI MA - III
LEMBAR INOR 2013 2013 2013 UTARA R PENGES : YUNI : 10210 : DIPL : PENG
PENI GOV DOSEN Dra. Ulfah NIP.1955 SAHAN TU I YUNITA 01122 LOMA III K
GARUH INGKATA V’S COFFE PEMBIMB h, M.S. 0914 19810 UGAS AKH HARAHA KEUANGA MOTIVA AN KIN EE BING
03 1 005
HIR AP AN ASI TERH NERJA HADAP CREW
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaiakan Tugas Akhir ini yang diberi judul “PENGARUH MOTIVASI TERHADAPA PENINGKATAN KINERJA CREW GOV’S COFFEE”. Adapun maksud dan tujuan penulisan Tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program Studi Diploma – III Keuangan, guna meraih gelar Ahli Madya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini maupun saat mengikuti kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dorongan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui tugas akhir ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE., Msi., selaku Ketua Program Studi Diploma – III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE., Msi., selaku Sekretaris Program Studi Diploma – III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Ulfah, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi saran – saran serta mengarahkan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya yang mengajar di program studi Keuangan.
6. Bapak dan Ibu staf pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 7. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta dan tersayang, ayahanda Sofyan
Harahap dan Ibunda Misriyani orang tua ”paling hebat sedunia” yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan tugas akhir ini dengan baik. Kakak - kakakku Sofyani Harahap, Amd ,Wulan Asmara Sari, Amd , Ramita Utami Harahap dan Pratama Ramadhan Harahap beserta seluruh keluarga besar Penulis yang selalu mendukung Penulis untuk memperlancar tugas akhir ini.
8. Buat teman – temanku Fitri, Nurul, Ayu, Esi, Wiyah, Syarifah, Yana dan teman – teman kosan saya terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
9. Untuk teman-teman satu apartemen 110 saya, Zaskia, Tumpal, Dicky, Adil, Panji, Harianda, Exkel dan Dwi.
10.Untuk bang Eka Dhanari Sirait yang selalu menyediakan waktunya untuk selalu membantu saya dalam mengerjakan tugas akhir saya ini.
(5)
11.Bua Enr Pen itu penulis pihak. Den berguna bag Akh melimpahk
at teman – i terimakasi
nulis menyad tidak menu ngan kerend gi kita semu hirnya pen kan petunjuk
teman mag ih atas kerja
dari bahwa tup diri men dahan hati, p
ua.
ulis berser k – Nya kep
gang siklus asama dan p
tugas akhir nerima sara penulis men
rah diri ke pada kita sem
1 group 11 pengertiann
r ini masih j an dan kritik
ngharapkan
epada Alla mua. Amiin
Y
1 Inggit, An ya selama m
jauh dari se k yang mem n kiranya tu
ah SWT, s n. Penuli Yuni Yunita nanta, Nurh magang. empurna, ole mbangun dar ugas akhir i
semoga se is a Harahap hani dan eh sebab ri semua ini dapat enantiasa
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Metode Penelitian ... 4
E. Teknik Pengumpulan Data ... 5
F. Rencana Penulisan ... 5
BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Kegiatan Operasional ... 8
C. Struktur Organisasi ... 8
D. Job Description ... 12
E. Kinerja Usaha Terkini ... 15
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI A. Pengertian Motivasi ... 17
B. Tujuan Motivasi ... 19
C. Teori-Teori Motivasi ... 19
1. Teori Kepuasan (Content Theory) ... 19
2. Teori motivasi proses ... 28
D. Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi ... 29
E. Peranan Motivasi Terhadap Kinerja ... 37
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 41
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi FE USU...11 Gambar 2.2 Hierarki Kebutuhan-kebutuhan dari Maslow...21
(8)
PROPOSAL PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat hidup berkembang dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan yang mempengaruhi jalannya organisasi sifatnya selalu berubah. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu pola pengaturan dan pengolahan sumber-sumber ekonomi, faktor-faktor produksi yang tersedia secara terarah dan terpadu sehingga akan tercapai tujuan perusahaan tersebut apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dalam pekerjaannya.
Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau giat bekerja dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu, motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapi prestasi kerja yang tinggi.
Perilaku yang sering terjadi secara umum yang dialami banyak pegawai dalam suatu perusahaan yaitu keluhan cenderung lebih cepat muncul dari pada kepuasan, dengan demikian perasaan tidak puas dari pegawai lebih cepat ketahuan dari pada perasaan puas. Oleh karena itu, motivasi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk dapat memperbaiki kinerja pegawai tersebut. Dalam hal ini, peranan pimpinan sangat diperlukan khusus dalam memberikan motivasi kepada pegawai. Pimpinan
(9)
hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap pegawai dan dapat menciptakan suatu kondisi kerja yang dapat meningkatkan semangat kerja mereka.
Motivasi semakin penting untuk manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terarah kepada tujuan yang diinginkan. Manajer dalam memotivasi karyawan harus menyadari bahwa karyawan akan mau bekerja keras dengan harapan dari hasil pekerjaannya ia dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya.
Motivasi juga disebut sebagai pendorong, keinginan atau kebutuhan. Menurut Winardi (dalam Abdurrahmat, 2006:81), motivasi dalam sebuah konteks organisasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, dimana hal ini tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Pencapaian tujuan motivasi kerja diharapkan dapat menghasilkan hasil kerja yang efisien, baik bagi diri individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi.
Menurut Winardi (2007:6), motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan dari luar. Pemimpin hendaknya mampu untuk memotivasi karyawannya agar karyawan dapat mengeluarkan dan mengembangkan potesi yang ada dalam dirinya yang nantinya dapat memberikan pengaruh baik pada perusahaan. Motivasi yang diterima oleh karyawan dapat membantu karyawan dalam mengubah cara bekerjanya, seperti menjadi lebih kreatif dalam bekerja, dapat memberikan lebih banyak inovasi dalam meningkatkan perkembangan perusahaan dan dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien.
(10)
Hubungan antara motivasi dan tingkat kinerja sangatlah erat. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Bila seseorang termotivasi, maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai sebuah tujuan. Pada umumnya, kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yag rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai motivasi dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan menulisnya ke dalam bentuk laporan tugas akhir dengan judul ”Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Crew Gov’s Coffee”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka terdapat permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini, yakni Bagaimana Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Crew Gov’s Coffee?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis motivasi yang diberikan oleh manajer sumber daya manusia dan bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja crew Gov’s Coffee.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
(11)
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan tentang pentingnya motivasi terhadap karyawan sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan bisa tercapai dengan baik.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori- teori yang penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun dari luar dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya menyangkut tentang motivasi kerja.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai pedoman atau referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian di bidang atau permasalahan yang sama di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan motivasi kerja.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data yang relevan dalam mengumpulkan keterangan baik secara lisan maupun tulisan.
Dimana sumber data yang digunakan penulis yaitu :
a. Data Primer, yang merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utama yang diperlukan dalam pembahasan masalah untuk kemudian diolah dan dianalisis.
b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari perusahaan sebagai tambahan dan data pelengkap dari data primer, antara lain seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, Job Description pegawai, serta
(12)
beberapa literatur yang menghimpun beberapa teori baik yang diperoleh dari buku, arsip, dokumen dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan penulis berhubungan dengan penelitian ini.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview atau wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada manager dan crew Gov’s Coffee.
b. Studi dokumentasi, yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. F. Rencana Penulisan
1. Jadwal survei / observasi
Penelitian ini dilakukan di Gov’s Coffee Jl. Ringroad Kompleks Tasbih 2 Blok 5 no 1, Medan. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
NO KEGIATAN
MINGGU KE
1 2 3
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data
3. Penulisan Laporan
Sumber: Penulis
Dalam kegiatan pengumpulan data, Penulis melakukan riset selama beberapa minggu mulai dari 03 Juni – 18 Juni 2013 di Gov’s Coffee.
(13)
2. Rencana Isi
Tugas akhir ini dibagi atas 4(empat) bab dan setiap bab-nya terbagi atas beberapa sub bab, antara lain :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, serta Rencana Penulisan yang terdiri dari jadwal survei/obsevasi dan rencana isi.
Bab II. Profil Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi & personalia, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan.
Bab III. Topik Penelitian
Bab ini membahas tentang Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Crew Gov’s Coffee.
Bab IV. Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Crew Gov’s Coffee.
(14)
BAB II
PROFIL GOV’S COFFEE
A. Sejarah Ringkas
Gov`s Coffee berdiri pada tanggal 18 november 2012. Awal mula hanya dari hubungan sahabat antara Odi Batubara dan Topan ginting yang ingin bekerja sama di bidang kuliner dan Coffee. Gov`s Coffee yang berarti Goverment Coffee ,nama ini di ambil atas background pemilik Gov`s coffee karena fropesi mereka adalah bekerja di pemerintahan kota. Dalam hal ini pemilik tidak sepenuh nya memahami bisnis Cafe` ini maka dari itu 3 bulan sebelum di bukanya Gov`s Coffee pemilik berkonsultasi kepada Colsultant. Setelah sepakat dengan kerja sama colsultan pun memulai kerja nya dengan mengkonsep, menyediakan tenaga kerja dan mentarining selama 3 bulan.
Adapun menu makanan yang disajikan yaitu menu eropa,whestern,indonesian dan minuman moktail,tea dan kopi. Gov`s Coffe sendiri beranggotakan 15 karyawan/ti yg dibagi dalam 2 shift ,shift pertama jam 10:00 am dan Shift kedua jam 17:00 pm ,dan Gov`s Coffee mulai buka dari jam 10:00 pagi sampai jam 01:00 dini hari. Dari 15 karyawan/ti itu terdiri dari satu orang Manager oprasional, satu orang kepala barista, satu orang Chef, dua orang kasir, satu orang acounting, satu orang purchsing, empat orang waiters, dua orang cook, dua orang helper.
Visi Gov’s Coffee
Misi Gov`s Coffee adalah sebagai berikut;
a. Melayani pengunjung dan pelanggan dengan sebaik baik nya .
b. Menjaga kualitas dan cita rasa makanan dan minuman
(15)
Misi Gov’s Coffee
Gov`s Coffee adalah menjadi pionir cafe` dan resto dengan pelayanan terbaik dan cita rasa menu yg berkualitas.
B. Kegiatan Operasional
Gov’s Coffee merupakan sebuah industry yang menjual jasa keramah tamahan yang terdiri dari food and drink service. Gov’s Coffee lebih berorientasi pada pemberian pelayanan yang terbaik bagi konsumen, baik pelayanan dalam hal service maupun dalam hal penyediaan menu yang menarik minat konsumen.
Gov’s Coffee dalam memberikan kenyamanan kepada konsumen selalu berusaha untuk menyediakan pelayanan terbaik berupa fasilitas yang memadai unutk menunjang kelancaran operasional serta menyediakan hiburan berupa live music di malam hari, WIFI yang memadai serta menyediakan ruangan khusus smoking area. Penyediaan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan mutu kenyamanan bagi konsumen Gov’s Coffee.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
(16)
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pada Gov’s Coffee
Sumber : Arsip Gov;s Coffee
Keterangan Struktur Organisasi Gov’s Coffee 1. Manager
Adi Sucipto
Captain Head Bar
Chef
Dishwasher
Manager
Asst Chef
Cook
Cook Helper
Supervisior Administrasi
Asst Head Bar
Barista
Bar Boy
Taking Order
Runner
Head Cahsier
(17)
2. Supervisor
M. Iqbal Karbala 3. Administrasi
Dian Puspita 4. Chef
Dadang 5. Asst Chef
Nardi Maulana 6. Cook
Eko Yudha 7. Cook Helper Resha Astari 8. Dishwasher Made Darul 9. Head Bar
M. Iqbal Karbala 10. Asst Bar
Yudi Legimun 11. Barista
Vita 12. Bar Boy
Kevin Adrean 13. Captain
(18)
Zulham Zafie 14. Taking Order
Aulia Monang
Dhani 15. Runner
Riri Lestari Cici Pramita Grace 16. Head cashier
Dewi Astari
17. Cashier Wati Mona
D. Job Description
Berikut ini adalah Job Description dari Gov’s Coffee yang terdiri dari : Adapun rincian tugas dari Manager Gov’s Coffee :
1. Mengawasi karyawan non managerial yang terlibat dalam proses produksi. 2. Memberikan laporan harian dan bulanan kepada owner.
3. Menjamin kelengkapan peralatan, baik di dapur maupun di bar.
4. Merencanakan event – event baru yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung Gov’s Coffee
Adapun rincian tugas dari Supervisor Gov’s Coffee : 1. Melakukan evaluasi dari setiap karyawan
(19)
3. Mengawasi kinerja setiap karyawan
4. Memimpin rapat setiap malam dan membahas operasional setiap hari 5. Memeriksa peralatan – peralatan dan memastikan tidak ada kekurangan
Adapun rincian tugas dari Administrasi Gov’s Coffee : 1. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
2. Bertanggung jawab atas seluruh pembelanjaan perusahaan. Adapun rincian tugas dari Chef/Asst Chef Gov’s Coffee :
Pada dasarnya tugas Chef dan Asst Chef itu sama. Yang membedakan mereka adalah tingkat strukturnya. Asst Chef akan menggantikan peran chef jika Chef tidak ada di tempat. Tugas pokok Chef dan Asst Chef sebagai berikut :
1. Mengelola dapur yang menjadi tanggung jawabya. 2. Menyusun Menu.
3. Membuat standard recipe beserta food cost nya. 4. Membuat purchase order ( bahan-bahan ).
5. Membuat perkiraan ( forecast ) yang akan dicapai. 6. Memimpin staff dan bawahannya.
7. Mengawasi jalannya operasional kitchen terutama pada saat cafe buka. Adapun rincian tugas dari Cook Gov’s Coffee :
1. Menggantikan kedudukan Chef apabila dia berhalangan atau sedang libur ( day off ).
2. Mengorganisasi dan membagi t u g a s dan pekerjaan pada bawahannya, dan ikut secara Langsun turun tangan mengolah makanan.
Adapun rincian tugas dari Cook Helper Gov’s Coffee :
1. Mengawasi kelancaran jalannya operasional pada salah satu seksi yang menjadi tanggung jawabnya.
(20)
Adapun rincian tugas dari Dishwasher Gov’s Coffee : 1. Membersihkan setiap barang-barang di kitchen.
2. Mempersiapkan barang-barang yang siap dikelola. 3. Menjaga area kitchen agar tetap bersih.
Adapun rincian tugas dari Head Bar Gov’s Coffee :
Head dan Asst Bar sebenarnya memiliki tugas yang sama. Hanya saja Head Bar lebih bertanggung jawab, karena telah ditunjuk sebagai Head departemen bar.
1. Mengelola bar yang menjadi tanggung jawabnya 2. Menyusun menu minuman.
3. Membuat perkiraan (forcecast) yang akan dicapai. 4. Memimpin staff dan bawahannya.
5. Mengawasi jalannya operasional bar terutama pada saat café buka. Adapun rincian tugas dari Senior Bar gov’s
Senior Bar dan Barista memiliki tugas yang sama, namun bagi barista yang sudah lebih lama bekerja di bidang ini maka akan disebut senior. Adapun tugas pokok Senior Bar/Barista antara lain :
1. Membuat minuman untuk semua tamu. 2. Menjaga kebersihan seluruh area bar.
3. Siap menerima tugas dari Head atau Asst Bar.
Adapun rincian tugas dari Bar Boy Gov’s Coffee : 1. Siap menerima tugas dari Senior Bar dan Head Bar. 2. Bertanggung jawab atas kebersihan semua peralatan bar. 3. Bertanggung jawab atas kebersihan area bar.
Adapun rincian tugas dari Captain Gov’s Coffee : 1. Melakukan penyambutan terhadap kedatangan tamu.
(21)
2. Memeriksa seluruh orderan tamu.
3. Memantau kinerja taking Order dan Runner. 4. Mengambil orderan atau pesanan untuk tamu.
Adapun rincian tugas dari Taking Order Gov’s Coffee : 1. Memastikan orderan datang tepat waktu.
2. Melakukan penyambutan tamu. 3. Mengambil orderan dari tamu. 4. Membantu clear up table.
Adapun rincian tugas dari Runner Gov’s Coffee : 1. Mengantarkan makanan dan minuman ke meja tamu. 2. Melakukan clear up di meja tamu.
3. Bertanggung jawab atas kebersihan.
Adapun rincian tugas dari Head Cashier/Cashier gov’s Coffee :
Untuk Head Cashier dan Cashier memiliki tugas yang sama, hanya saja Head Cashier betanggung jawab atas semua cashier yang ada. Dan juga Head Cashier harus membuat laporan compliment setiap bulan. Tugas pokok Head Cashie/Cashier adalah sebagai berikut :
1. Menerima dengan baik hasil penjualan setiap hari. 2. Sebagai tempat pembayaran setipa bulan.
E. Kinerja Usaha Terkini Gov’s Coffee
Gov’s Coffee merupakan sebuah industri yang menjual jasa keramah tamahan yang terdiri dari food and drink service. Gov’s Coffee lebih berorientasi pada pemberian pelayanan yang terbaik bagi konsumen, baik pelayanan dalam hal service maupun dalam hal penyediaan menu yang menarik minat konsumen dan memberikan Full music dan Live Music pada setiap hari rabu.
(22)
Gov’s coffee dalam memberikan kenyamanan kepada konsumen selalu berusaha untuk menyediakan pelayanan terbaik berupa fasilitas yang memadai unutk menunjang kelancaran operasional serta menyediakan hiburan berupa penampilan music secara langsung didepan pelanggan (live music) di malam hari, WIFI yang memadai . Penyediaan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan mutu kenyamanan bagi konsumen Music coffee.
(23)
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Pengertian Motivasi
Menurut Winardi (2007:1), istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti bergerak (to move). Kata dasar dari motivasi adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal.
Sukses tidaknya suatu organisasi, sangat bergantung pada aktifitas dan kreatifitas sumber daya manusianya. Untuk itu, hal utama yang harus diperhatikan seorang manajer ialah membangkitkan gairah kerja karyawannya. Peranan manajer sangat besar dalam memotivasi karyawan agar bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Seorang manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya jika mengetahui apa yang menjadi alasan karyawan mau bekerja dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya. Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Oleh karena itu, seorang manajer harus memperhatikan hal-hal seperti peran, perlakuan, dan penghargaan terhadap karyawannya.
Pentingnya motivasi dikarenakan motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja keras, giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting
(24)
karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Beberapa defenisi tentang Motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli: 1. Menurut Hasibuan (2005:95), motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan gairah kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
2. Menurut Herzberg (dalam Siagian, 2005:290), motivasi adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah hal-hal pendorong berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi Ekstrinsik berarti bersumber dari luar diri seseorang dalam kehidupan karyawan tersebut.
3. Menurut Winardi (2007:6), motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, yang mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
4. Menurut Schemerhorn Jr. c.s. (dalam Winardi, 2007:2), motivasi merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam bidang perilaku keorganisasian (Organizational Behavior = OB), guna menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seorang individu, yang menjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang dilaksanakan dalam hal bekerja.
(25)
B. Tujuan Motivasi
Adapun tujuan motivasi menurut Hasibuan (2005:97) yaitu : 1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 3. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan 6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan 9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
10.Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 11.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
C. Teori – Teori Motivasi
Teori-teori motivasi meurut Hasibuan (2005:103) dikelompokkan atas: 1. Teori Kepuasan (Content Theory)
a. Teori Motivasi Klasik
Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.
(26)
b. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Hirarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku/bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang, artinya jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi maka kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Apabila kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi maka selanjutnya akan muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.
Maslow (dalam Winardi, 2007:11) mengemukakan sejumlah proporsi penting tentang perilaku manusia, antara lain sebagai berikut :
1) Manusia adalah makhluk yang serba berkeinginan (man is a wanting being). Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih banyak.
2) Suatu kebutuhan yang dipenuhi bukanlah motivator bagi perilaku, hanya kebutuhan - kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi perilaku.
3) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu seri tingkatan – suatu hierarki menurut pentingnya masig-masing kebutuhan, yakni:
a) Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Beberapa hal yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara dan sebagainya.
(27)
b) Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
c) Kebutuhan sosial, yaitu kebuhan sosial, teman, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.
d) Kebutuhan akan penghargaan atau prestasi, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya
e) Aktualisasi diri, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskan/luar biasa.
Menurut Maslow (dalam Arep & Tanjung, 2003:26), lima hierarki kebutuhan manusia ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2. Hierarki Kebutuhan-kebutuhan dari Maslow
Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan sosial
Kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan fisik dan biologis
Sumber: Ruky (2001)
c. Herzberg’s two factors Motivation Theory
Menurut Herzberg (dalam Winardi, 2007:87), orang menginginkan dua macam faktor , yaitu:
(28)
1. Faktor Motivasional, merupakan hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor intrinsic ialah kemampuan, keberhasilan yang diraih (prestasi), dan pengakuan orang lain (penghargaan).
2. Faktor Pemeliharaan (Higiene), merupakan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryawannya. Faktor ekstrinsik mencakup: status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan kerjanya, kondisi kerja, jenjang karir dan sistem imbalan yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian Herzberg (dalam Hasibuan, 2005:108), ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai berikut :
a) Hal-hal yang mendorong pegawai adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya. b) Hal-hal yang mengecewakan pegawai adalah faktor yang bersifat
formalitas saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan,dan lain-lainnya.
c) Pegawai akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
(29)
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori x (teori tradisional) dan manusia penganut teori y (teori demokratik).
Teori X
a. Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja.
b. Umumnya karyawan tidak terlalu berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain.
c. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan tujuan organisasi.
Menurut teori x ini untuk memotivasi pegawai harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negative yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Tipe kepemimpinan teori x adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.
Teori Y
a. Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat.
b. Karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dan mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif mengembangkan dirinya untuk memecahkan persoalan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
(30)
c. Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.
Menurut teori y untuk memotivasi pegawai hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi pegawai, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedangkan tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.
e. Mc.Clelland’s A Motivation Theory
Menurut Mc. Clelland (dalam Hasibuan, 2003:30), dalam teori ini hal-hal yang memotivasi seseorang adalah:
1) Kebutuhan akan prestasi 2) Kebutuhan akan afiliasi 3) Kebutuhan akan kekuasaan
Dalam memotivasi para bawahan, manajer hendaknya menyediakan peralatan, menciptakan suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan kesempatan untuk promosi.
1) Kebutuhan akan Prestasi
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena itu, kebutuhan
akan prestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengerahkan semua
kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Karyawan akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan dengan mencapai prestasi kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang besar. Dengan
(31)
pendapatan yang besar akhirnya memiliki serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Menurut Mc. Clelland (dalam Winardi, 2007:85), orang yang termotinasi untuk berprestasi memiliki tiga macam ciri umum. Ciri yang pertama adalah sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas dengan derajat kesulitan moderat. Kedua, orang-orang yang berprestasi tinggi menyukai situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri dan bukan karena faktor lain seperti kemujuran. Karakteristik yang ketiga mengidentifikasikan orang yang berprestasi tinggi adalah bahwa mereka menginginkan lebih banyak umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka dibandingkan dengan yang berprestasi rendah.
2) Kebutuhan akan afiliasi
Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Oleh karena itu, kebutuhan akan afiliasi ini yang merangsang gairah bekerja karyawan karena setiap orang menginginkan hal-hal sebagai berikut:
a) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal dan bekerja
b) Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting
c) Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal d) Kebutuhan akan perasaan ikut serta
(32)
Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja karyawan serta mengerahkan semua kemampuannya demi mencapai kepuasan atau kedudukan yang terbaik.
f. Teori Motivasi Claude S.George
Menurut Claud (dalam Hasibuan, 2005:115), teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu:
1) Upah yang adil dan layak
2) Kesempatan untuk maju/promosi 3) Pengakuan sebagai individu 4) Keamanan kerja
5) Tempat kerja yang baik 6) Penerimaan oleh kelompok 7) Perlakuan yang wajar dan 8) Pengakuan akan prestasi Kesimpulan:
Teori kepuasan (Content Theories) ini mengemukakan bahwa kepuasan fisik & rohani merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Semakin ada kesempatan untuk memperoleh kepuasan (material & nonmaterial) dari hasil kerjanya, semaikin bergairah seseorang untuk bekerja dengan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.
(33)
2. Teori Motivasi Proses
Menurut Hasibuan (2005:116), teori motivasi proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja sesuai dengan keinginan manajer. Yang termasuk kedalam teori motivasi proses antara lain,yaitu:
a) Teori Harapan
Teorinya ada tiga konsep penting, yaitu: 1) Harapan
Harapan adalah suatu kesempatan yang terjadi karena perilaku. Harapan mempunyai nilai yang berkisar dari nol yang menunjukkan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasil akan muncul sesudah perilaku atau tindakan tertentu.
2) Nilai
Nilai adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai bagi setiap individu tertentu.
3) Pertautan
Pertautan adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
b) Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. c) Teori Pengukuhan
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya, promosi tergantung dari prestasi yang
(34)
selalu dapat dipertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok.
Teori pengukuhan terdiri dari jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Pengukuhan positif (positive reinforcement) yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, yang akan terjadi apabila pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2) Pengukuhan negative (negative reinforcement) yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, yang akan terjadi apabila pengukuh negative dihilangkan secara bersyarat.
D. Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (2005:99), alat-alat motivasi terdiri atas :
1. Materiil Insentif, alat motivasi yang diberikan itu berupa uang atau barang yang mempunyai nilai pasar untuk memenuhi kebutuhan ekonomis. Misalnya: Kendaraan, rumah dan lain-lainnya.
2. Nonmateriil Insentif, alat motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda yang tidak bernilai, yang artinya hanya memberikan kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya: medali, piagam, bintang jasa dan lain-lainnya.
3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif, alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmaterial (medali dan piagam) sehingga memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan/kebanggaan rohani.
(35)
a. Motivasi Positif (Insentif Positive), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
b. Motivasi Negatif (Insentif Negative), manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannnya kurang baik (prestasi rendah). Dengan motivasi negative ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
Motivasi yang bersifat positif ini, mengemukakan adanya dorongan lebih memikul tanggung jawab dan mengarahkan prilaku pada perwujudan tujuan suatu perusahaan, yang dapat menimbulkan semangat kerja, dengan harapan akan mendapatkan “reward” atas hasil kerjanya, seperti :
1. Penghargaan
Karyawan akan giat bekerja jika hasil kerjanya mendapatkan pengakuan, dihargai, mendapat penghargaan dari orang lain.
2. Informasi yang jelas
Dalam memotivasi pekerja, atasan hanya berfikir bahwa karyawan mengharapkan imbalan, upah dan tidak membutuhkan yang lain, padahal karyawan juga membutuhkan informasi tentang latar belakang mengenai peranan dan tujuan organisasi, dan kebijakan apa yang akan dikeluarkan
(36)
oleh organisasi, selain itu karyawan juga ingin tahu bagaimana perkembangan yang menyangkut diri dan pekerjaan karyawan.
3. Pemberian
Perhatian yang tulus pada karyawan, ini merupakan dasar dalam memotivasi karyawan.
4. Persaingan
Dengan adanya persaingan akan memberikan rangsangan akan persaingan yang sehat dalam menjalankan pekerjaan agar berniat memperbaiki diri, potensi yang dimilikinya untuk kemajuan kerjanya, sehingga menimbulkan perasaan berprestasi dan berhasil, perasaan maju dan adanya prestise sosial bertambah.
5. Partisipasi
Karyawan dilibatkan dalam pembuatan keputusan dengan memberikan sumbangan pemikiran.
6. Kebanggaan
Kebanggaan atas apa yang dihasilkan dari upaya kerja yang dilakukan, dapat memecahkan masalah yang dihadapi organisasi.
7. Uang
Merupakan alat pemuas kebutuhan yang selalu diharapkan setiap pegawai dalam hasil kerjanya.
(37)
Pemberian motivasi positif pada pegawai Gov’s Coffee akan menimbulkan peningkatan semangat bekerja, mengurangi ketakutan pegawai dan dapat meningkatkan prestasi pegawai dalam jangka panjang, karena pegawai mempunyai motivasi sendiri untuk melaksanakan pekerjaannya, sedangkan motivasi negatif tidak berasal dari dalam pribadi pegawai melainkan berasal dari luar.
Sedangkan motivasi negatif pada pegawai Gov’s Coffee dapat dilihat dari disiplin para pegawai melalui daftar absensi pegawai. Apabila pegawai tersebut melakukan penyimpangan yang merugikan maka diberi hukuman seperti :
1. Adanya hukuman ringan : yang merupakan suatu peringatan yang bersifat teguran lisan yang memberitahukan dengan mengingatkan pada pegawai yang bermasalah mengenai tugas dan tanggung jawabnya.
2. Adanya teguran sedang : apabila teguran lisan diabaikan dengan waktu tempo yang diberikan telah lewat maka akan diberikan suatu teguran ringan yang merupakan suatu peringatan yang bersifat teguran secara tertulis dari atasan.
3. Adanya teguran berat : apabila kedua teguran diatas diabaikan maka akan diberikan teguran berat yang merupakan suatu penundaan pangkat atau bahkan diturunkan dari jabatan.
Jenis motivasi diatas hanya sebagai pendorong dalam menjalankan pekerjaan agar pegawai termotivasi dan dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
(38)
Walaupun ada beberapa jenis motivasi yang diberlakukan pada pegawai Gov’s Coffee, terdapat juga suatu kebijakan yang diberikan pada pegawai yang digunakan sebagai pendorong. Tetapi kebijakan yang diberikan pada pegawai Gov’s Coffee belum tentu sama dengan kebijakan pada industtri lainnya.
Kebijakan pada Gov’s Coffee adalah mengenai gaji, upah dan insentif. Adapun unusr-unsur gaji, upah dan insentif pada Gov’s Coffee adalah sebagai berikut :
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah gaji yang dibayarkan sesuai dengan kontrak kerja yang wajib diberikan pada karyawan setiap bulannya dan jumlahnya yang ditetapkan berdasarkan daftar gaji bulanan. Daftar gaji bulanan ini disusun menurut pangkat dan jabatan.
Adapun sistem pengggajian pada Gov’s Coffee tercantum pada peraturan di bawah ini:
1) Setiap karyawan akan menerima gajinya sesuai dengan struktur gaji yang berlaku dan dinilai berdasarkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan tanggung jawab.
2) Gaji yang dimaksud akan dibayar oleh perusahaan pada setiap tanggal 27 dari bulan berjalan. Apabila tanggal tersebut jatuh pada hari minggu atau libur, maka akan dibayarkan sebelum tanggal tersebut.
Setiap karyawan pada Gov’s Coffee juga berhak atas kenaikkan gaji. Adapun kenaikan gaji karyawan akan dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
(39)
2. Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap yaitu suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja. Serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran gaji pokok seperti tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan jabatan dan lain-lain. Tunjangan tetap pembayarannya dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian suatu prestasi kerja tertentu.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan tidak tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pekerja yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja. Serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran gaji pokok seperti tunjangan transpor dan tunjangan makan, dan tunjangan ini diberikan berdasarkan kehadiran pekerja.
Adapun insentif yang diberikan oleh Gov’s Coffee adalah sebagai beriut : 1.Bonus
Bonus adalah pembayaran yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja lebih besar dari target produksi yang normal atau karena adanya peningkatan produktivitas. Pada Gov’s Coffee setiap karyawan akan mendapatkan bonus apabila ada peningkatan laba pada perusahaan. Bonus tidak hanya diberikan kepada karyawan saja, pemilik dana serta nasabah pun akan terkena imbasnya. Untuk pemilik dana dan nasabah, masing-masing menerima deviden dan bagi hasil. Dengan bonus yang diberikan kepada karyawan, perusahaan melalui manajemennya diharapkan dapat memberikan dorongan bagi para
(40)
anggota untuk terus produktif dan menciptakan profit yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang bisa diperoleh anggota tiap bulannya.
2. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan hari raya merupakan tunjangan yang diberikan perusahaan pada karyawan yang merayakannya. Pada Gov’s Coffee, tunjangan hari raya yang diberikan adalah sebesar gaji karyawan dalam sebulan dan akan diberikan 15 (lima belas) hari sebelum hari raya.
3. Rewads
Rewards atau penghargaan adalah bentuk kompensasi baik yang bersifat material maupun immaterial yang diterima oleh para karyawan, dikaitkan dengan business result mereka. Misalnya, seberapa besar seorang karyawan mampu mengembangkan dirinya (individual growth), seberapa tinggi kapabilitasnya, dan berapa banyak kontribusinya.
Praktik di Gov’s Coffee, para karyawan akan menerima dua bentuk rewads. Pertama, berupa bonus bagi hasil yang besarnya 10 persen dari keuntungan perusahaan. Semakin besar profit perusahaan, semakin besar bagi hasil yang diberikan kepada mereka. Bonus sifatnya kolektif, dibagi rata sebagai perekat team work.
Selain bonus, karyawan juga akan mendapatkan rewads secara individual yang didasarkan kepada unjuk kerja dan prestasi masing-masing. Dengan kata lain, meskipun dalam satu unit, karena prestasi individu berbeda, rewads yang diberikan pun tidak sama. Penerimaan rewads dari masing-masing kru ini tergantung dari penilaian Performance Appraisal (PA)-nya. PA ditentukan dari hasil penilaian secara keseluruhan dari unit masing-masing. Rewads
(41)
diberikan dalam bentuk kesempatan mengikuti pelatihan sebagai langkah awal promosi.
E. Peranan Motivasi Terhadap Kinerja
Upaya yang dilakukan manajer dalam memotivasi pegawai adalah adanya umpan balik sebagai suatu informasi yang digunakan untuk mempengaruhi pegawai dalam peningkatan prestasi kerja. Tujuan dari pemberian umpan balik menurut Ruky (2001:18) yaitu :
1. Memberikan perhatian terhadap pegawai, mengurangi ketegangan kerja, meningkatkan kepercayaan dan memperbanyak sikap serta semangat kerja pegawai untuk memperbaiki kesalahan pegawai.
2. Adanya perasaaan saling membutuhkan, dimana perusahaan membutuhkan tenaga pegawai dalam menyelesaikan pekerjaaan dan sebaliknya pegawai membutuhkan penghasilan dari hasil kerjanya.
Pengertian kinerja/prestasi kerja menurut Bernardin dan Russel (dalam Achmad, 2001:15), prestasi merupakan catatan penilaian dari hasil kerja yang diperoleh dari pekerjaan pegawai selama kurun waktu tertentu. Prestasi dapat dilihat dari penilaian kerja yang merupakan tahap terakhir dari proses manajemen prestasi kerja, yang dimulai dari tahap perencanaan prestasi, dengan menetapkan pada “objek penelitian” atau “apa yang dinilai” yang harus dicapai, dan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi sampai pada evaluasi prestasi itu sendiri.
Peranan motivasi disini adalah bagaimana memotivasi pegawai dan menggerakkan perilaku kerja pegawai kearah peningkatan efektivitas organisasi.
(42)
Berdasarkan teori keadilan tentang motivasi yang diterapkan oleh Adam Smith, seorang ahli ekonomi menyatakan gaji, upah, atau uang merupakan motivator paling penting untuk meningkatkan prestasi kerja. Akan tetapi, kebanyakan para ahli lain mengatakan uang bukanlah motivator utama, yang lebih penting adalah adanya kepuasan dalam bekerja.
Dengan adanya pemberian motivasi pada karyawan, maka tujuan yang dapat dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan menurut Ruky (2001:20) antara lain:
1. Meningkatkan kinerja karyawan, baik secara individu maupun sebagai kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi aktualisasi diri dalam kerangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar prestasi yang harus dicapai, meneliti, dan menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu yang ditetapkan.
2. Peningkatan yang terjadi pada kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktifitas. Dengan kata lain, peningkatan prodiktifitas sumber daya manusia secara keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan kinerja karyawan secara perorangan (individu).
3. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Usaha ini akan membantu perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil yang cukup untuk pengembangan perusahaan di masa depan.
(43)
4. Menyediakan alat/sarana untuk dapat membandingkan kinerja pegawai dengan tingkat gaji atau imbalan sebagai bagian dari kebijakan dan sistem imbalan yang baik.
5. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yan ada kaitannya. Dengan demikian, jalur komunikasi dan dialog akan terbuka dan diharapkan proses penilaian kinerja akan mengeratkan hubungan antara atasan dan bawahan.
Gov’s coffee yang merupakan sebuah industri yang berorientasi pada bidang makanan dan minuman, memandang motivasi sebagai suatu hal yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pemberian motivasi diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mecapai kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pemberian motivasi pada Gov’s Coffee pada umumnya berupa motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif yang diberikan oleh manajer atau atasan biasanya dilakukan dengan pemberian insentif, mengikutsertakan atau melibatkan para pegawai dalam proses pengambilan keputusan, serta menciptakan persaingan yang sehat yang akan memberikan rangsangan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. Sedangkan motivasi negatif yang diberikan yaitu pemantauan disiplin kerja karyawan yang dapat dilihat melalui absensi pegawai dan pemberian hukuman yany terdiri dari hukuman ringan, teguran sedang, dan teguran berat.
(44)
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah mengadakan evaluasi mengenai bagaimana peranan motivasi terhadap prestasi kerja pada Gov’s Coffee, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Gov’s Coffee adalah suatu perusahaan kuliner yang tata cara beroperasinya sama dengan Cafe pada umumya, dimana kegiatannya lebih sederhana dan dikhususkan untuk masyarakat yang ekonominya lemah dan pedesaan.
2. Struktur organisasi di Gov’s Coffee secara umum sudah dapat dikatakan baik, karena telah menunjukkan pembagian tugas dan wewenang secara jelas.
3. Motivasi merupakan suatu pendorong dalam pelaksanaan kerja dan penigkatan prestasi pegawai.
4. Pengawasan yang dilakukan pada Gov’s Coffee bertujuan untuk menciptakan sistem kinerja yang sehat dan kompetitif. Sehingga dapat berfungsi sebagai sarana pelaksanaan ekonomi dan monitor yang efektif.
5. Pada Gov’s Cofffee juga menggunakan jenis motivasi yang positif dan negatif yang merupakan sebagai pendorong untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai.
6. Jalinan hubungan kerja antara bagian dalam Gov’s Coffee berjalan dengan baik.
(45)
B. SARAN
Setelah memberikan kesimpulan, penulis juga memberikan saran yang kiranya akan menjadi bahan masukan bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yakni :
1. Bagi Gov’s Coffee hendaknya memberikan pengarahan secara jelas kepada pegawai yang baru secara langsung sebelum mereka terjun untuk menjalankan pekerjaannya atau kegiatannya.
2. Dalam mengembangkan kreativitas pegawainya, hendaknya pemimpin dan bawahan dapat bekerja sama dengan baik.
3. Adanya perhatian lebih terhadap kemampuan masing-masing karyawan, dan mendengarkan keluhan-keluhan setiap karyawan, serta melakukan pengawasan secara langsung mengenai tugas dan tanggung jawab pegawai, sehingga penilaian prestasi yang akan dilakukan atasan sesuai dengan apa yang diberikan pegawai untuk kemajuan suatu instansi/yayasan.
4. Bagi seluruh pegawai hendaknya dapat bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukannya.
5. Gov’s Coffee sebaiknya bisa menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat (The Right Man On The Right Place), sehingga masing-masing karyawan bisa lebih maksimal dalam bekerja untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam perusahaan.
6. Pimpinan Gov’s Coffee perlu memikirkan kelengkapan fasilitas-fasilitas guna memberikan rasa nyaman dalam mencapai tujuan.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Fathoni, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama,
Jakarta : Rineka Cipta.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Motivasi, Cetakan Pertama, Jakarta : Grasindo.
FE USU., 2007. Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi 2007-2008, Medan : USU Press.
Hasibuan, Malayu S.P., 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima,
Jakarta : Bumi Aksara.
Ruky, Achmad S., 2001. Sistem Manajemen Kinerja, Cetakan Pertama, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Siagian, Sondang P., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesebilan,
Jakarta : Bumi Aksara.
Tangkilisan, Hesel Nogi S., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrasi
Publik, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.
Winardi, J., 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : Raja
(1)
diberikan dalam bentuk kesempatan mengikuti pelatihan sebagai langkah awal promosi.
E. Peranan Motivasi Terhadap Kinerja
Upaya yang dilakukan manajer dalam memotivasi pegawai adalah adanya umpan balik sebagai suatu informasi yang digunakan untuk mempengaruhi pegawai dalam peningkatan prestasi kerja. Tujuan dari pemberian umpan balik menurut Ruky (2001:18) yaitu :
1. Memberikan perhatian terhadap pegawai, mengurangi ketegangan kerja, meningkatkan kepercayaan dan memperbanyak sikap serta semangat kerja pegawai untuk memperbaiki kesalahan pegawai.
2. Adanya perasaaan saling membutuhkan, dimana perusahaan membutuhkan tenaga pegawai dalam menyelesaikan pekerjaaan dan sebaliknya pegawai membutuhkan penghasilan dari hasil kerjanya.
Pengertian kinerja/prestasi kerja menurut Bernardin dan Russel (dalam Achmad, 2001:15), prestasi merupakan catatan penilaian dari hasil kerja yang diperoleh dari pekerjaan pegawai selama kurun waktu tertentu. Prestasi dapat dilihat dari penilaian kerja yang merupakan tahap terakhir dari proses manajemen prestasi kerja, yang dimulai dari tahap perencanaan prestasi, dengan menetapkan pada “objek penelitian” atau “apa yang dinilai” yang harus dicapai, dan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi sampai pada evaluasi prestasi itu sendiri.
Peranan motivasi disini adalah bagaimana memotivasi pegawai dan menggerakkan perilaku kerja pegawai kearah peningkatan efektivitas organisasi.
(2)
Berdasarkan teori keadilan tentang motivasi yang diterapkan oleh Adam Smith, seorang ahli ekonomi menyatakan gaji, upah, atau uang merupakan motivator paling penting untuk meningkatkan prestasi kerja. Akan tetapi, kebanyakan para ahli lain mengatakan uang bukanlah motivator utama, yang lebih penting adalah adanya kepuasan dalam bekerja.
Dengan adanya pemberian motivasi pada karyawan, maka tujuan yang dapat dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan menurut Ruky (2001:20) antara lain:
1. Meningkatkan kinerja karyawan, baik secara individu maupun sebagai kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi aktualisasi diri dalam kerangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar prestasi yang harus dicapai, meneliti, dan menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu yang ditetapkan.
2. Peningkatan yang terjadi pada kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktifitas. Dengan kata lain, peningkatan prodiktifitas sumber daya manusia secara keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan kinerja karyawan secara perorangan (individu).
3. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Usaha ini akan membantu perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil yang cukup untuk pengembangan perusahaan di masa depan.
(3)
4. Menyediakan alat/sarana untuk dapat membandingkan kinerja pegawai dengan tingkat gaji atau imbalan sebagai bagian dari kebijakan dan sistem imbalan yang baik.
5. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yan ada kaitannya. Dengan demikian, jalur komunikasi dan dialog akan terbuka dan diharapkan proses penilaian kinerja akan mengeratkan hubungan antara atasan dan bawahan.
Gov’s coffee yang merupakan sebuah industri yang berorientasi pada bidang makanan dan minuman, memandang motivasi sebagai suatu hal yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pemberian motivasi diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mecapai kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pemberian motivasi pada Gov’s Coffee pada umumnya berupa motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif yang diberikan oleh manajer atau atasan biasanya dilakukan dengan pemberian insentif, mengikutsertakan atau melibatkan para pegawai dalam proses pengambilan keputusan, serta menciptakan persaingan yang sehat yang akan memberikan rangsangan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. Sedangkan motivasi negatif yang diberikan yaitu pemantauan disiplin kerja karyawan yang dapat dilihat melalui absensi pegawai dan pemberian hukuman yany terdiri dari hukuman ringan, teguran sedang, dan teguran berat.
(4)
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah mengadakan evaluasi mengenai bagaimana peranan motivasi terhadap prestasi kerja pada Gov’s Coffee, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Gov’s Coffee adalah suatu perusahaan kuliner yang tata cara beroperasinya sama dengan Cafe pada umumya, dimana kegiatannya lebih sederhana dan dikhususkan untuk masyarakat yang ekonominya lemah dan pedesaan.
2. Struktur organisasi di Gov’s Coffee secara umum sudah dapat dikatakan baik, karena telah menunjukkan pembagian tugas dan wewenang secara jelas.
3. Motivasi merupakan suatu pendorong dalam pelaksanaan kerja dan penigkatan prestasi pegawai.
4. Pengawasan yang dilakukan pada Gov’s Coffee bertujuan untuk menciptakan sistem kinerja yang sehat dan kompetitif. Sehingga dapat berfungsi sebagai sarana pelaksanaan ekonomi dan monitor yang efektif.
5. Pada Gov’s Cofffee juga menggunakan jenis motivasi yang positif dan negatif yang merupakan sebagai pendorong untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai.
6. Jalinan hubungan kerja antara bagian dalam Gov’s Coffee berjalan dengan baik.
(5)
B. SARAN
Setelah memberikan kesimpulan, penulis juga memberikan saran yang kiranya akan menjadi bahan masukan bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yakni :
1. Bagi Gov’s Coffee hendaknya memberikan pengarahan secara jelas kepada pegawai yang baru secara langsung sebelum mereka terjun untuk menjalankan pekerjaannya atau kegiatannya.
2. Dalam mengembangkan kreativitas pegawainya, hendaknya pemimpin dan bawahan dapat bekerja sama dengan baik.
3. Adanya perhatian lebih terhadap kemampuan masing-masing karyawan, dan mendengarkan keluhan-keluhan setiap karyawan, serta melakukan pengawasan secara langsung mengenai tugas dan tanggung jawab pegawai, sehingga penilaian prestasi yang akan dilakukan atasan sesuai dengan apa yang diberikan pegawai untuk kemajuan suatu instansi/yayasan.
4. Bagi seluruh pegawai hendaknya dapat bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukannya.
5. Gov’s Coffee sebaiknya bisa menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat (The Right Man On The Right Place), sehingga masing-masing karyawan bisa lebih maksimal dalam bekerja untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam perusahaan.
6. Pimpinan Gov’s Coffee perlu memikirkan kelengkapan fasilitas-fasilitas guna memberikan rasa nyaman dalam mencapai tujuan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Fathoni, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama,
Jakarta : Rineka Cipta.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Motivasi, Cetakan Pertama, Jakarta : Grasindo.
FE USU., 2007. Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi 2007-2008, Medan : USU Press.
Hasibuan, Malayu S.P., 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima,
Jakarta : Bumi Aksara.
Ruky, Achmad S., 2001. Sistem Manajemen Kinerja, Cetakan Pertama, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Siagian, Sondang P., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesebilan,
Jakarta : Bumi Aksara.
Tangkilisan, Hesel Nogi S., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrasi
Publik, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.
Winardi, J., 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : Raja