e. Memasukkan data atribut.
f. Menghasilkan data vektor yang akan digunakan untuk overlay.
3.3 Pemecahan  Masalah dengan  Metode  Overlay  dan  Metode  Analytical
Hierarchy Process a.
Metode Overlay
1. Melakukan overlay terhadap peta penggunaan lahan dan peta geologi.
2. Hasil overlay di atas di- overlay  dengan peta hidrologi.
3. Hasilnya di- overlay lagi dengan peta aksesbilitas.
4. Dan hasilnya di- overlay dengan peta topografi.
5. Hasil dari semua overlay di atas adalah menghasilkan wilayah atau kecamatan
yang sesuai dengan kriteria  yang akan dianalisis pada tahap berikutnya.
b. Metode Analytical Hierarchy Process
1. Menentukan jenis-jenis  kriteria  wilayah industri.  Dalam penelitian ini, kriteria-
kriteria yang dibutuhkan adalah Penggunaan Lahan, Geologi, Hidrologi, Aksesbilitas,  dan Topografi.
2. Menyusun kriteria-kriteria  wilayah industri  dalam matriks berpasangan seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1  Matriks Berpasangan Untuk Kriteria Calon Wilayah Industri
Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.1, adalah sebagai berikut:
Kriteria
Penggunaan Lahan
Geologi Hidrologi  Aksesbilitas  Topografi
Penggunaan Lahan
Geologi Hidrologi
Aksesbilitas Topografi
Jumlah
a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 5.
b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus
[ ] [ ]
j i
a i
j a
, [
1 ,
=
Untuk i ≠j.
3. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.1.
4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel
3.1 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3. 5.
Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.1 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.
6. Memasukkan data-data nama wilayah dalam bentuk matriks berpasangan.
Tabel 3.2  Matriks Berpasangan Calon Wilayah Industri
Kriteria Kec. 1
Kec. 2 Kec. 3
Kec. 1 Kec. 2
Kec. 3 Jumlah
7. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.1.
8. Menentukan nilai elemen kolom  wilayah  dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel
3.1  dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7. 9.
Menentukan prioritas wilayah  pada masing-masing baris pada Tabel 3.3 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon wilayah.
10.  Menguji konsistensi matriks berpasangan. 11.  Menghitung lamda maksimum, CI dan CR  dengan rumus :
n
maks
∑
=
λ λ
1 −
− =
n n
CI
maks
λ
RI CI
CR =
Keterangan:
λ =   Bobot Setiap Elemen
maks
λ   =   Bobot Maksimum Setiap Elemen n
=   Banyak Kriteria CI
=   Consistency Index CR
=   Consistency Ratio RI
=   Random Index
Jika  CR0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan  adalah  konsisten. Jika CR
≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada  matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak
konsisten,  maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.
12. Menyusun matriks baris antar  alternatif versus kriteria yang isinya hasil perhitungan proses langkah 7 , langkah 8, dan langkah 9.
13. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai yang tertinngi.
3.4   Perancangan Flowchart  Sistem