Latar Belakang Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP 14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kota yang telah menjamur ke arah pembangunan fisik yang berlebihan dipastikan akan berdampak buruk pada kelestarian alam yang menjadi tidak terjaga, bahkan memiliki kecenderungan dialihfungsikannya ruang terbuka hijau. Untuk menjaga kestabilan ekosistem di perkotaan terutama pada daerah pemukiman dan industri, alam dengan pembangunan perlu diseimbangkan dengan cara dilestarikannya ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi utama perlindungan ekosistem. Hal ini juga mempengaruhi investor yang ingin menentukan lokasi yang ideal untuk membangun industri di kota Medan. Pembangunan pada daerah pemukiman dan industri yang tidak teratur dan rapi menjadikan masalah ini menjadi semakin kompleks. Kebijaksanaan pembangunan daerah di kota Medan yang akan ditempuh, diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sumber daya khususnya dalam menentukan tempat pemukiman dan industri yang sesuai merupakan modal dasar dalam pembangunan kota. Demi mewujudkan hal tersebut, sangat diperlukan tenaga-tenaga perencana dan pelaksana operasional yang handal. Teknologi Informasi dalam hal ini merupakan alat bantu yang paling tepat digunakan untuk memberikan hasil yang maksimal. Dalam pembangunan perkotaan, data dan informasi dasar sangat diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Beberapa alasan yang mendasari hal tersebut adalah [1]: a. Kota merupakan suatu wilayah yang kompleks dan rumit. Kota menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, ketersediaan prasarana, manajemen organisasi, hukum dan peraturan serta ekonomi, yang masing-masing dengan aspek dan sifat dan keterkaitan yang sangat kompleks. b. Untuk memecahkan kompleksitas tersebut, dalam membangun dan mengembangkan kota diperlukan data dan informasi yang lengkap dan terpadu. c. Dengan cara konvensional, data tekstual dan spasial dalam format hard copy cetakan yang terpisah dan masih sektoral, keterpaduan dan pembangunan sulit dicapai. Untuk memecahkan masalah di atas, instansi yang terkait membutuhkan suatu sistem yang dapat menyediakan keterpaduan data dari berbagai sumber dalam kesatuan proses yang mampu menyajikan data geografis secara digital sekaligus melakukan analisis dan perhitungan dalam membantu memberikan keputusan yang tepat bagi alokasi tata ruang. Ada beberapa model yang dapat digunakan, diantaranya adalah dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP dan Sistem Informasi Geografis SIG. AHP dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang multikriteria. Di dalam penelitian Saaty [9] disebutkan bahwa metode AHP telah banyak diterapkan oleh banyak pihak seperti perusahaan-perusahaan besar dunia, pemerintah, lembaga pendidikan, dan sebagainya. SIG Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, menganalisa, dan menampilkan informasi dengan referensi geografis [13]. Komponen utama SIG adalah sistem komputer, data geospatial dan pengguna. Mencermati hal di atas, maka penulis tertarik mengembangkan sistem pendukung keputusan berbasis SIG untuk perencanaan wilayah pemukiman dan industri di kota Medan sebagai salah satu sumber informasi yang dapat digunakan dibidang planologi.

1.2 Rumusan Masalah