BAB III FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG
3.1 Pengertian Daruma
Boneka Daruma adalah boneka dengan bentuk bulat dengan bagian dalam yang kosong serta tidak memiliki kaki dan tangan. Model boneka ini adalah
pendeta Bodhidharma yakni pendiri dari Zen sekitar tahun 1500 tahun lalu. Pada umumnya Daruma berwarna merah, bergambar orang berkumis
panjang dan digambar tanpa bola mata. Jika digulirkan maka boneka ini akan kembali berdiri karena diberi pemberat di bagian bawahnya. Hal tersebut
menggambarkan kegigihan seperti halnya pendeta Bodhidharma yang sanggup bermeditasi selama sembilan tahun.
Daruma dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Boneka ini bisa dibeli kapan saja, akan tetapi orang-orang
Jepang lebih sering membelinya pada saat ada perayaan atau festival terutama pada tahun baru. Pada tanggal 6-7 Januari setiap tahunnya diadakan pasar Daruma
di dekat kuil Daruma. Kuil ini terdapat di kawasan Takasaki, Hiroshima Jepang. Selain pasar boneka Daruma dan Kuil, di Takasaki juga terdapat museum
Daruma.
3.2 Sejarah Daruma
Konon nama Daruma berasal dari kata Bodhidharma yaitu seorang pertapa dari India yang kemudian dijuluki ‘Bapak Budhisme Zen’ yang saat itu ajarannya
Universitas Sumatera Utara
masuk ke Jepang pada zaman Kamakura 1185-1333 dan langsung terkenal dikalangan Samurai. Nana Korobi Ya Oki adalah ungkapan yang diajarkan oleh
Daruma yang berarti kalau jatuh tujuh kali, bangun delapan kali. Seperti halnya Daruma yang mengadakan perjalanan dari India ke China pada abad ke-6 untuk
menyebarkan agama Budha. Maksud dari ungkapan tersebut adalah apabila kita belum sukses, maka kita harus terus mencobanya lagi tanpa putus asa.
Ada banyak legenda mengenai Daruma, yang paling terkenal adalah legenda yang mengatakan bahwa Daruma bermeditasi selama tujuh tahun di
sebuah goa tanpa mengedipkan atau mengalihkan pandangan matanya. Ada juga yang mengatakan bahwa Daruma bermeditasi di kuil Shaolin menghadap dinding.
Di tengah meditasinya, Daruma pernah tidur sesaat sehingga ia memutuskan untuk menggunting kelopak matanya mungkin hal inilah yang menyebabkan
Daruma tidak diberi mata. Kelopak mata tersebut jatuh ke tanah dan kemudian tumbuh menjadi daun teh pertama. Oleh sebab itu upacara Zen di Jepang selalu
dikaitkan dengan upacara minum teh sebagai penghormatan untuk Daruma. Saat melakukan meditasi di kuil Shaolin, Daruma mengubah dirinya
menjadi postur zazen, kakinya dilipat di bawah tubuhnya. Terhanyut dalam meditasi panjangnya selama sembilan tahun, kakinya mengalami atrophia dan
lepas dari tubuhnya, lalu diikuti oleh tangannya. Hingga akhirnya Daruma tidak memiliki kaki dan tangan.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Asal Usul Daruma
Asal-usul boneka Daruma adalah boneka tradisional Jepang yang disebut dengan Okiagari Koboshi. Boneka Okiagari Koboshi ini memiliki bagian dasar
yang bundar dan berat sehingga boneka ini kembali bisa berdiri tegak dengan bantuan beratnya sendiri setelah dimiringkan ke salah satu sisinya. Wajah boneka
Okiagari Koboshi ini digambar seperti wajah Bodhidharma karena Daruma yang selalu dapat berdiri tegak sesuai dengan cerita ketegaran Bodhidharma yang
bermeditasi selama sembilan tahun lamanya menghadap tembok di Vihara Shaolin.
Pada tahun 1697, Biksu Shinetsu mendirikan Kuil Daruma di Takasaki, Perfektur Gunma, Jepang. Biksu ini adalah orang pertama yang membuat boneka
Daruma dan menjualnya sebagai pembawa keberuntungan bagi masyarakat. Setiap tanggal 6-7 Januari setiap tahunnya diadakan Festival daruma di Kuil
Daruma, dimana delapan puluh persen dari jutaan Daruma diperjual-belikan dan nantinya disebarkan ke seluruh penjuru Jepang. Selain kuil tersebut masih ada
tujuh kuil Daruma yang lain yang kesemuanya disebut sebagai “Delapan Kuil Daruma”. Tetapi diantara ke delapan kuil tersebut yang paling terkenal adalah
kuil Kozenji di Kamitonda, Perfektur Wakayama. Di sana terdapat patung Daruma yang dibangun pada tahun 1973 dan terbuat dari pasir yang diambil dari bekas
situs Perang Dunia II. Patung berwarna putih yang dikelilingi kebun tempat bunga Azalea bermekaran itu dibangun sebagai doa untuk perdamaian di dunia.
Daruma dianggap sebagai simbol perjuangan yang tak mengenal kata menyerah. Meskipun terguling, pasti Daruma-san akan kembali berdiri tegak pada
Universitas Sumatera Utara
akhirnya. Hal tersebut dijadikan pelajaran untuk mengingatkan seseorang bahwa dalam hidup kita harus terus berjuang dan tak mudah menyerah. Sekalipun kita
sering jatuh dan terguling, kita harus bangkit dan bangkit lagi. Pelajaran ini juga diambil dari kisah perjuangan Biksu Ganjin dari China yang berusaha berkali-kali
untuk mencapai daratan Jepang. Baru pada usaha ke-enam kali biksu ini berhasil mendarat di Jepang dan menyebarkan ajaran Budha. Meskipun untuk itu ia harus
membayar mahal dengan keihlangan penglihatannya. Kota yang paling banyak membuat Daruma sejak Abad ke-17 adalah kota
Takasaki, Perfektur Gunma. Awalnya kota pertanian tersebut mengalami gagal panen, kuil Daruma yang terdapat di sekitar daerah tersebut menyarankan kepada
petani untuk menbuat dan menjual Boneka Daruma sebagai pencarian tambahan. Dan tanpa disangka penjualan Boneka Daruma tersebut menjadi penghasilan
utama warga Takasaki. Warga pun menganggapnya sebagai keberuntungan, karena pada dasarnya boneka Daruma merupakan simbol keberuntungan. Oleh
karena itu jugalah warga menganggapnya sebagai boneka keberuntungan.
3.4 Pembuatan Daruma
Daruma dibuat dengan teknik Hariko. Teknik yang sama juga digunakan untuk membuat Maneki Neko atau berbagai macam bentuk patung yang lain.
Patung yang dijadikan pola ditempel dengan lapisan kertas hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah lem kering, kertas yang melapisi patung dibelah dan
patung yang menjadi pola dikeluarkan. Belahan bagian depan dan belakang disatukan kembali dengan tempelan lapisan kertas. Boneka Daruma biasanya dicat
Universitas Sumatera Utara
dengan warna merah menyala sesuai dengan warna pakaian Bodhidharma. Selain itu, warna merah dianggap memiliki kekuatan untuk menolak bala. Boneka
Daruma ini pada umumnya terbuat dari bubur kertas tetapi ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti kayu, batu bara, tanah liat atau kain.
Walaupun mayoritas Daruma menngambil sosok laki-laki, ada juga yang membuat Daruma dengan sosok perempuan yang disebut Hime Daruma, yang
artinya Putri daruma. Hime Daruma yang berasal dari Perfektur Ehime adalah yang paling terkenal kecantikannya. Biasanya Hime Daruma berwarna merah dan
memiliki hiasan cat warna emas di sekujur tubuhnya, seolah-olah ia mengenakan gaun merah-emas. Dan ada tiga lingkaran emas pada dadanya yang
menggambarkan permata. Ini terkait dengan keberadaan tiga kerajaan korea pada masa lalu yaitu Paekche, Koryo, dan Silla.
Pada umumnya dibagian badan boneka dituliskan huruf Fuku yang berarti Keberuntungan. Karena lambang itu jugalah banyak Politikus Jepang yang sering
membeli Daruma sebelum memulai kampanye. Tidak sebatas huruf fuku saja, huruf lain juga sering dipakai seperti huruf Katsu yang berarti Menang. Boneka
Daruma bertuliskan Katsu ini biasanya dibeli oleh para atlet.
3.5 Jenis-jenis Daruma