BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.2 2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indra Mubarok, 2009. Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa
dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, respon, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitar Assyari Abdullah, 2008.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil yang dapat dimengerti dan dapat dipahami oleh
seseorang melalui alat indranya.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan. Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup pembangunan kesehatan.
2. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Usia Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis mental. Semakin cukup umur, semakin matang pula dalam berfikir.
4. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecendrungan pengalaman yang kurang baik akan berusaha untuk dilupakan oleh
seseorang. Namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
5. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru Notoatmodjo, 2007.
2.1.3. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan yaitu sebagai berikut:
1. Tahu Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu hal yang
spesifik dari seluruh hal yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
2. Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi secara benar.
3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau menggunakan hukum-hukum,
rumus, metode, dan prinsip. 4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dan dapat menyesuaikan. 6. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian
terhadap suatu objek atau pekerjaan.
Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yang disebut AIETA, yakni : a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut.
Disini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana dengan pengetahuan dan sikap positif maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
berlangsung lama.
2.2. Imunisasi