Termoplastik elastomer dari pencampuran karet alam polietilena densitas tinggi pada ratio 6040 dengan menggunakan pengkompatibilizer fenolik termodifikasi
polietilena menunjukkan sifat mekanik, laju alir, dan viskositas yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pengkompatibilizer. Hal ini mungkin disebabkan adanya interaksi
kimia antara karet alam dan polietilena densitas tinggi dengan kompatibilizer fenolik termodifikasi polietilena Pechurai, 2008.
Destia 2011, dalam penelitian telah mencampurkan polipropilena murni dengan karet alam SIR 10 dengan penambahan dikumil peroksida DKP dan divinil
benzena sebagai zat pengikat silang DVB, menunjukkan bahwa pada perbandingan campuran 6040 memiliki kekuatan tarik yang paling optimum dan campuran tersebut
terdistribusi dengan baik dan hanya terjadi interaksi fisik antara komponen penyusun campuran.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin meneliti sifat mekanik indeks alir lelehan, dan viskositas termoplastik elastomer dari campuran polipropilena bekas dan
karet SIR 10 menggunakan alat ekstruder dengan dikumil peroksida DKP sebagai
inisiator dan Divinil benzena DVB sebagai bahan pengikat silang.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh penambahan divinilbenzena dan dikumil peroksida terhadap
sifat mekanik, Indeks alir lelehan, dan viskositas yang dihasilkan pada campuran polipropilena bekas dan karet SIR 10.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1. Bahan elastomer yang digunakan adalah karet alam SIR 10
2. Bahan termoplastik yang digunakan adalah Polipropilena bekas 3. Inisiator yang digunakan adalah dikumil peroksida dengan variasi berat adalah
1 phr, 2 phr dan 3 phr
Universitas Sumatera Utara
4. Zat pengikat silang yang digunakan adalah divinilbenzena dengan variasi volume 1 phr, 2 phr dan 3 phr.
5. Karakterisasinya meliputi uji sifat mekanik kekuatan tarik, indeks alir lelehan, dan viskositas.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kekuatan tarik, indeks alir lelehan, dan viskositas termoplastik elastomer yang dihasilkan dari limbah plastik polipropilena dan karet
SIR 10 dengan menggunakan dikumil peroksida sebagai inisiator dan divinil benzena sebagai bahan pengikat silang.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan campuran limbah plastik polipropilena dan karet SIR 10 untuk menghasilkan termoplastik elastomer yang
ditinjau dari sifat mekanik, indeks alir lelehan, dan viskositas.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di laboratorium experiment laboratory dengan perlakuan rasio konsentrasi Polipropilena bekas dan Karet SIR 10
6040 gg , 5050 gg , 4060 gg di dalam ekstruder pada suhu 175
o
C .
1. Tahap I
Pada tahap ini polipropilena bekas yang berupa limbah gelas minuman dicuci bersih, kemudian dikeringkan dan dipotong-potong kecil, dan selanjutnya
dianalisa gugus fungsi dengan FT-IR.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap II
Pada tahap ini dilakukan penambahan dikumil peroksida DKP dan Divinil benzena DVB kedalam campuran PP bekas dan karet SIR 10 6040 gg ,
5050 gg dan 4060 gg dengan variasi berat DKP 1 phr, 2 phr, 3 phr, dan variasi volume DVB 1 phr, 2phr, dan 3 phr kemudian diekstruder pada suhu
175
o
C.
3. Tahap III
Pada tahap ini campuran yang diperoleh diletakkan pada lempeng aluminium yang berukuran 15 x 15 cm yang sudah dilapisi aluminium foil. Kemudian
diletakkan dengan alat press pada suhu 175
o
C selama 20 menit , hasil cetakan yang terbentuk berupa specimen sesuai ASTM D638, dan selanjutnya
dikarakterisasi dikarakterisasi sifat mekanik, indeks alir lelehan, dan viskositas.
Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : Variabel bebas :
• Berat polipropilena bekas 40 g , 50 g, 60 g • Berat karet SIR 10, 40 g, 50g , 60 g
• Variasi berat dikumil peroksida 1 phr, 2 phr , 3 phr • Variasi volume divinilbenzena 1 phr, 2 phr, 3 phr
Variabel tetap : • Suhu alat ekstruder 175
o
C • Suhu alat tekan 175
o
C • Waktu tekan 20 menit
Variabel terikat : • Uji kekuatan tarik, indeks alir lelehan, dan viskositas
Universitas Sumatera Utara
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Polimer, laboratorium Penelitian Teknik Kimia, dan laboratorium Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik
Plastik merupakan senyawa polimer yang memiliki tingkat kekakuan struktur, dengan melakukan uji regangan diperoleh modulus sebesar 10
9
dynescm
2
atau lebih. Persyaratan molekular untuk membuat sebuah polimer plastik seperti sebuah ikatan
linier atau bercabang, keadaan polimer harus berada pada suhu transisi gelas amorf, dan berada dibawah titik leleh kristalin jika bersifat kristalin pada temperatur yang
digunakan. Disisi lain senyawa harus terikat silang dengan baik, contoh seperti karet Stephen, 1981.
Stevens, 2001, telah mengklasifikasikan plastik berdasarkan pertimbangan ekonomis dan kegunaannya yang terdiri dari plastik komoditi dan plastik teknik, yaitu
: 1. Plastik komoditi dicirikan dengan volumenya yang tinggi dan harganya yang
murah, Plastik ini bisa dibandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam. Mereka sering digunakan dalam bentuk barang yang bersifat pakai buang
disposable seperti lapisan pengemas, Namun ditemukan juga pemakaiannya dalam barang-barang yang tahan lama. Plastik komoditi yang utama adalah
polietilena, polipropilena, polivinil klorida, dan polistirena. 2. Plastik teknik lebih mahal harganya dan volumenya lebih rendah, tetapi memiliki
sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik dan juga dapat bersaing dengan logam, keramik dan gelas dalam berbagai aplikasi. Plastik teknik yang
utama adalah poliamida, polikarbonat, polyester dan sebagainya. Plastik-plastik teknik dirancang untuk menggantikan logam dan polimer-polimer yang dapat
terurai degradable serta dapat membantu mengurangi volume sampah plastik yang menyesakkan pandangan.
Universitas Sumatera Utara
Plastik memiliki sifat yang sangat serbaguna dan setiap tahunnya plastik diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Plastik adalah sarana pembunngkus yang
sangat popular karena ada yang bening sehingga konsumen dapat melihat isinya, bobotnya ringan, tetapi kuat. Meskipun bermanfaat, plastik dalam jumlah besarhanya
berakhir di area pembuangan sampah. Plastik memiliki bobot yang tidak seberat sampah lainnya, tetapi memakan banyak tempat dan dibutuhkan ratusan tahun untuk
dapat terurai secara keseluruhan Morgan, 2009.
2.2 Polipropilena