BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plastik memiliki sifat yang sangat serbaguna dan setiap tahunnya plastik diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Plastik diaplikasikan sebagai sarana pembungkus.
Meskipun bermanfaat, plastik dalam jumlah besar hanya berakhir di area pembuangan sampah dan dibutuhkan ratusan tahun untuk dapat terurai secara keseluruhan
Morgan, 2009. Plastik diklasifikasikan menjadi 2 kategori, berdasarkan
pertimbangan ekonomis dan kegunaannya yaitu plastik komoditi dan plastik teknik. Salah satu plastik komoditi yang banyak digunakan adalah jenis polipropilena
Stevens, 2001. Polipropilena memiliki kekuatan tarik dan kekakuan yang baik, ketahanan yang tinggi terhadap pelarut organik Bilmeyer, 1971.
Polimer alam memiliki kelebihan sifat yang tidak dimiliki oleh bahan sintesis lainnya. Salah satu polimer alam adalah Karet atau lateks. Karet alam merupakan
suatu senyawa hidrokarbon alam yang memiliki rumus empiris C
5
H
8 n
. Karet alam jika divulkanisasi dengan sulfur, maka dapat membentuk ikatan ikat-silang pada
rantainya karena adanya ikatan rangkap yang reaktif Morton, 1987. Standar karet bongkah Indonesia yang dikeluarkan adalah SIR Standard Indonesian Rubber. Karet
bongkah berasal dari karet remah yang dikeringkan dan dikilang Didit, 2005.
Termoplastik elastomer merupakan gabungan sifat elastis dari karet dengan sifat plastis dari polimer termoplastik Holden, 1996. Indeks alir lelehan merupakan
ukuran kemampuan lelehan material untuk mengalir dibawah tekanan. Sifat dasar yang diukur pada pengujian indeks alir lelehan ini adalah viskositas lelehan
Vinogradov, 1968. Pada umumnya viskositas dari polimer tidak terikat silang dan komposit berkurang dengan meningkatnya temperatur. Ketika suatu material
diekstruder, mungkin ikat silang akan terbentuk dan menghasilkan aliran material dengan viskositas lelehan yang tinggi Nielsen, 1973.
Universitas Sumatera Utara
Telah dilakukan penelitian mengenai sifat mekanik, reologi, termoplastik elastomer dari polipropilena dan karet alam, dimana menunjukkan bahwa nilai
terendah untuk viskositas pencampuran diperkirakan pada komposisi polipropilena yaitu 70:30 Katbab, 1993.
Modifikasi polipropilena bekas dengan serbuk karet bekas dari industri tekstil COT dan karakterisasinya telah dilakukan, dimana menunjukkan bahwa 10 dari
serbuk karet memberikan sifat kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan polipropilena bekas dan indeks alir lelehan untuk polipropilena murni adalah 10,154
gram10 menit sedangkan untuk polipropilena bekas indeks alir lelehannya 12,707 grammenit Jose et al, 2007.
Siriwardena, et al, 2003, mengkaji sifat reologi dari vulkanisasi dinamik komposit termoplastik elastomer dari polipropilena , ethylena propilena diena
terpolimer dan White Rice Husk Ash WRHA dengan variasi temperatur, menyatakan bahwa komposit dapat diproses secara termoplastik jika suhu ekstruder dan kecepatan
aliran yang digunakan sesuai, kurva aliran dan fraksi lelehan ekstrudat menunjukkan bahwa peningkatan suhu ekstruder akan meningkatkan viskositas lelehan dari
komposit pada kecepatan aliran yang rendah.
Pengaruh jenis variasi dan konsentrasi dari peroksida dalam vulkanisasi termoplastik berdasarkan campuran karet alam dan polipropilena telah dilakukan,
yang menunjukkan bahwa termoplastik vulkanisasi dengan Dikumil peroksida DKP memiliki tegangan geser dan viskositas gesernya tertinggi daripada termoplastik
vulkanisasi dengan Dimetil Tertbutil Peroksi Heksan DTBPH atau Dimetil Tertbutil Peroksi Hexyne DTBPHY Thitithammawong et al, 2007.
Penggunaan kombinasi bahan sambung silang dikumil peroksida DKP dan N,N-m-phenylene bismaleimide HVA-2 pada proses vulkanisasi dinamik campuran
PPNR 7030 telah meningkatkan sifat kekuatan tarik. Hal ini menunjukkan bahwa sambung silang lebih efektif lagi terbentuk dengan kehadiran HVA-2 dalam
vulkanisasi menggunakan DKP Halimatuddahliana, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Termoplastik elastomer dari pencampuran karet alam polietilena densitas tinggi pada ratio 6040 dengan menggunakan pengkompatibilizer fenolik termodifikasi
polietilena menunjukkan sifat mekanik, laju alir, dan viskositas yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pengkompatibilizer. Hal ini mungkin disebabkan adanya interaksi
kimia antara karet alam dan polietilena densitas tinggi dengan kompatibilizer fenolik termodifikasi polietilena Pechurai, 2008.
Destia 2011, dalam penelitian telah mencampurkan polipropilena murni dengan karet alam SIR 10 dengan penambahan dikumil peroksida DKP dan divinil
benzena sebagai zat pengikat silang DVB, menunjukkan bahwa pada perbandingan campuran 6040 memiliki kekuatan tarik yang paling optimum dan campuran tersebut
terdistribusi dengan baik dan hanya terjadi interaksi fisik antara komponen penyusun campuran.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin meneliti sifat mekanik indeks alir lelehan, dan viskositas termoplastik elastomer dari campuran polipropilena bekas dan
karet SIR 10 menggunakan alat ekstruder dengan dikumil peroksida DKP sebagai
inisiator dan Divinil benzena DVB sebagai bahan pengikat silang.
1.2 Permasalahan