Tabel 2.3. Persayaratan mutu karet alam SIR 10 Spesifikasi
Kandungan Kadar kotoran
0,10 Kadar Abu
0,75 Kadar Zat Menguap
0,80 PRI Minimum
60,6 PO Minimum
30 Sumber : Goan loo, 1980.
2.4 Divinilbenzena
Divinilbenzena memiliki rumus molekul C
10
H
10
, dengan titik didihnya 195
o
C, tidak larut dalam air dan larut dalam etanol dan eter dan memiliki titik nyala 76
o
C. Divinilbenzena merupakan zat pengikat silang yang dapat meningkatkan sifat polimer.
Divinilbenzena telah digunakan dengan luas dalam pabrik perekat, plastik, elastomer, keramik, pelapis, katalis, membran, farmasi, polimer khusus dan resin penukar ion
Kroschwitz, 1998. Berikut adalah struktur divinilbenzena ditunjukkan pada Gambar 2.2 :
Gambar 2.2 Struktur Divinil benzena
2.5 Dikumil Peroksida
Inisiator radikal bebas dikelompokkan menjadi empat tipe utama, yaitu : peroksida dan hidroperoksida, senyawa azo, inisiator redoks dan beberapa senyawa yang
membentuk radikal bebas di bawah pengaruh cahaya fotoinisiator. Diantara berbagai tipe inisiator, jenis yang paling banyak digunakan yaitu peroksida ROOR dan
hidroperoksida ROOH. Jenis inisiator ini tidak stabil dengan panas dan dapat terurai HC
HC CH
2
CH
2
Universitas Sumatera Utara
radikal kumiloksi 2-phenylpropanoxy menjadi radikal–radikal pada suhu dan laju yang tergantung pada strukturnya.
Inisiator yang baik merupakan suatu inisiator yang memiliki kestabilan yang tinggi pada suhu proses polimerisasi, agar terjadi suatu reaksi yang baik Stevens, 2001.
Mekanisme dekomposisi dari Dikumil peroksida dapat dilihat pada Gambar 2.3
Gambar 2.3. Mekanisme Dekomposisi dari Dikumil peroksida
Dari dekomposisi dikumil peroksida pada suhu 165
o
C menghasilkan sejumlah kecil produk metana yaitu : asetophenon, 2 phenyl 2-propanol, dan 2 radikal 2-
phenylpropanoxy, dan radikal metal. Kedua radikal ini sangat reaktif mengabstraksi
atom-atom hydrogen dari rantai polimer Thitithamawong et al, 2007.
2.6. Vulkanisasi
Pada tahun 1839, Charles Good Year di USA dan Thomas Hanover di Inggris mengemukakan proses dari vulkanisasi. Vulkanisasi merupakan salah satu cara untuk
C CH
3
CH
3
O O
C CH
3
CH
3
C O
CH
3
CH
3
CH
3
C CH
3
O
C OH
CH
3
CH
3
CH
4
2 2
2 +
2 2
+ 2 R
2 RH
.
.
.
+ 2 R
.
Pemanasan 165 C
Phenyl- 2-propanol substrat
2 RH substrat
Asetophenon
Universitas Sumatera Utara
menggabungkan sifat elastomer dari karet dengan sifat lainnya Bhatnagar, 2004. Karet dan termoplastik keduanya merupakan polimer dalam pengertian struktur
mereka terbuat dari rantai yang panjang menyerupai molekul. Bagaimanapun juga, pada karet biasanya molekul-molekulnya terikat silang. Agar materialnya memiliki
nilai komersial. Ketika molekul-molekul karet tidak terikat silang secara bersama hal itu dapat dikatakan sebagai suatu keadaan yang masih “hijau”. Perubahan karet dari
keadaan “hijau” menjadi dapat digunakan , dicapai melaui proses yang disebut vulkanisasi. Selama proses ini terjadi reaksi ikat silang antara karet dan agen pengikat
silang, umumnya sulfur yang menghasilkan ikatan polysulfida. Sifat yang istimewa dari besarnya kekerasan dan kekuatan lentur karet terjadi jika molekul dapat
direnggangkan dan tidak memiliki kemampuan untuk kembali kebentuk semula tetapi tidak bergeser satu dengan yang lainnya. Pada termoplastik normal tidak ada ikat
silang molekul-molekul, tetapi ikatan molekul cenderung menjadi lebih kuat. Jadi, dibawah tegangan terdapat pereganganketidakterikatan molekul dan pergeseran
relative dari rantai molekul. Jadi kita mengamati sifat istimewa dari termoplastik yaitu: tingkat kombinasi kekakuan dengan jangka waktu yang lama bergantung pada
perubahan bentuk dan kembali kebentuk semula Crawford, 1987.
2.7. Termoplastik Elastomer