Termoplastik Elastomer Karakterisasi Campuran Polimer

menggabungkan sifat elastomer dari karet dengan sifat lainnya Bhatnagar, 2004. Karet dan termoplastik keduanya merupakan polimer dalam pengertian struktur mereka terbuat dari rantai yang panjang menyerupai molekul. Bagaimanapun juga, pada karet biasanya molekul-molekulnya terikat silang. Agar materialnya memiliki nilai komersial. Ketika molekul-molekul karet tidak terikat silang secara bersama hal itu dapat dikatakan sebagai suatu keadaan yang masih “hijau”. Perubahan karet dari keadaan “hijau” menjadi dapat digunakan , dicapai melaui proses yang disebut vulkanisasi. Selama proses ini terjadi reaksi ikat silang antara karet dan agen pengikat silang, umumnya sulfur yang menghasilkan ikatan polysulfida. Sifat yang istimewa dari besarnya kekerasan dan kekuatan lentur karet terjadi jika molekul dapat direnggangkan dan tidak memiliki kemampuan untuk kembali kebentuk semula tetapi tidak bergeser satu dengan yang lainnya. Pada termoplastik normal tidak ada ikat silang molekul-molekul, tetapi ikatan molekul cenderung menjadi lebih kuat. Jadi, dibawah tegangan terdapat pereganganketidakterikatan molekul dan pergeseran relative dari rantai molekul. Jadi kita mengamati sifat istimewa dari termoplastik yaitu: tingkat kombinasi kekakuan dengan jangka waktu yang lama bergantung pada perubahan bentuk dan kembali kebentuk semula Crawford, 1987.

2.7. Termoplastik Elastomer

Termoplastik elastomer merupakan gabungan sifat elastis dari karet dengan sifat plastis dari polimer termoplastik Holden, 1996. Crawford 1987, telah membagi termoplastik elastomer menjadi 5 kategori, yaitu : a. Termoplastik tipe stiren yang didasarkan pada stirena-butadiena-stirena kopolimer blok. Termoplastik ini banyak digunakan sebagai perekat, komponen otomotif, kabel penutup. b. Termoplastik elastomer Poliuretan. Termoplastik elastomer jenis ini memiliki ketahanan abrasi, kekerasan, dan sifat mekanik yang baik. Penggunaannya sangat luas dalam berbagai industri. c. Termoplastik elastomer jenis oleofin. d. Termoplastik elastomer ko-poliester e. Termoplastik elastomer jenis poliamida Universitas Sumatera Utara

2.8. Karakterisasi Campuran Polimer

Karakterisasi atau pengujian perpaduan polimer dalam penelitian ini, yaitu dengan pengujian sifat mekanik. Untuk bahan polimer komersial yang besar, sifat-sifat mekanik merupakan aspek yang sangat mendasar, diantara banyaknya sifat yang harus diperhatikan kekuatan tarik dan kekuatan lentur adalah yang terpenting Stevens, 2001.

2.8.1. Pengujian Sifat Kekuatan Tarik

Untuk mengukur kekuatan tarik, suatu spesimen dijepit pada kedua ujungnya, salah satu ujung dibuat tetap, dan salah satunya ditarik hingga spesimen naik sedikit demi sedikit sampai sampel tersebut patah Stevens, 2001. Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ t terhadap suatu material yang diberikan tekanan menggunakan alat pengukur yang disebut tensiometer atau dinamometer. Kekuatan tarik dapat diartikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama di bawah pengaruh tegangan, spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan dengan luas penampang semula A . σ t Kgfmm 2 2.1 Selama perubahan bentuk, dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah. Perpanjangan tegangan pada saat bahan terputus disebut kemuluran. Besaran kemuluran ε dapat dijabarkan dalam persamaan 2.2 Surdia, 2005. ε = x 100 2.2 keterangan : ε = kemuluran l = panjang spesimen mula-mula mm l = panjang spesimen saat putus mm Universitas Sumatera Utara

2.8.2. Pengujian Indeks Alir Lelehan

Indeks alir lelehan merupakan ukuran kemampuan lelehan material untuk mengalir dibawah tekanan. Sifat dasar yang diukur pada pengujian indeks alir lelehan ini adalah viskositas lelehan pada tegangan shear berhubungan dengan beban yang dipakai dan pada temperatur tertentu. Dalam polimer cair perubahan sifat dimungkinkan karena penggantian makromolekul relatif yang tidak dapat digantikan menjadi bentuk yang lainnya. Pada polimer tidak ikat silang proses aliran nya tidak melibatkan kerusakan ikatan kimia. Indeks alir lelehan biasa digunakan sebagai spesifikasi penerimaan material. Pengujian indeks alir lelehan dapat membantu menunjukkan kondisi proses yang kurang tepat dan indikator sederhana bagaimana penambahan daur ulang mempengaruhi kemampuan proses dan hasil akhir dari termoplastik elastomer yang dihasilkan Vinogradov, 1968. Ferguson 1995, indeks alir lelehan atau Melt Flow Indexer MFI, laju alir massa atau Melt Flow Rate MFR dan laju alir volume atau Volume Flow Rate VFR dapat dijabarkan dengan menggunakan persamaan 2.3 dan persamaan 2.4: MFI = berat ekstrudat x 10 menit 2.3 MFR = m = Kgs VFR = Q = m 3 s 2.4 Ada metode sederhana untuk menentukan densitas relatif dari ekstrudat ke berat sampel di udara dan air. Salah satu nya dengan menggunakan kawat halus untuk menopang material dalam air dan beratnya ditentukan dalam neraca laboratorium. Densitas relatif dapat dijabarkan dalam persamaan 2.5 : D = 2.5 Keterangan : D = Densitas relatif pada 25 o C a = Berat spesimen dan benang diudara Universitas Sumatera Utara 4Q 3 b = Berat benang diudara c = Berat benang diair d = berat benang dan spesimen diair Densitas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6 : pada 25 o C = D x 0,9971 gcm 3 2.6 Sementara itu, tekanan ekstrusi P yaitu perbedaan tekanan antara masukan dan keluaran kapilari dapat dijabarkan dalam persamaan 2.7 : P = 2.7 Dimana, M = Berat beban + Berat piston Kg g = Kecepatan gravitasi 9,812 ms 2 A = Luas permukaan piston 7,1167 x 10 -5 m 2 Malkin 1994, Untuk menentukan nilai shear stress tegangan geser τ dan shear strain regangan geser γ dengan persamaan 2.8 : aw = Pa aw = sec -1 2.8 L dan r masing-masing adalah panjang dan jari-jari die yang digunakan. Dimana Lr = 7,62 ; r = 0,00105 m. Dari persamaan diatas maka dapat diperoleh viskositas alir dari suatu sampel dalam persamaan 2.9 berikut ini : 2Lr Universitas Sumatera Utara aw aw = Pa.s 2.9 Keterangan : = Viskositas aw = Tegangan Geser aw = Regangan Geser Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat-Alat dan Bahan- Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 60 67

Studi Pembuatan Dan Karakterisasi Termoplastik Elastromer Dari Polipropilena-Karet Ethylene Propylene Diene Monomer-Abu Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Dan Divinilbenzena

1 35 72

Studi Pembuatan Termoplastik Elastomer Dari Polipropilena-Karet Sir 10 Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzena Sebagai Zat Pengikat Silang

4 46 76

Pengaruh Penambahan Divinilbenzena Terhadap Sifat Kekuatan Tarik Dan Derajat Ikat Silang Campuran Polietilena Densitas Rendah-Etilena Propilena Diena Terpolimer-Karet Sir 20 Dengan Inisiator Dikumil Peroksida

8 101 67

Pengaruh Penambahan Divinilbenzen Terhadap Kompatibilitas Perbandingan Campuran Polietilena Dan Karet Alam SIR 3L Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida.

2 78 64

Optimasi Sifat Mekanik Dari Campuran Karet Ban Dalam Bekas Dengan Karet Alam (Sir 5, Sir 10 Dan Sir 20)

1 31 3

View of PENGARUH PENAMBAHAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA DAN DIVINILBENZENA SEBAGAI CROSLINK PADA KOMPATIBILITAS RASIO CAMPURAN POLIETILENA DAN KARET ALAM SIR 3L

0 1 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik - Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 0 12

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 1 13

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

1 1 13