Ada tiga asas yang digunakan pemerintah untuk memungut pajak menurut Waluyo 2002 : 11 yaitu :
a Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yang dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak atau ability to pay dan sesuai manfaat yang diterima,
b Certainity
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, Wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang
terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran,
c Covenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak,
d Economy
Secara ekonomi biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminim mungkin, demikian pula beban
yang dipikul wajib pajak.
3. Cara Pemungutan Pajak a. Stesel Pajak
Cara pemungutan pajak menurut Waluyo 2008:16 yaitu: 1 Stelsel Nyata Rill Stelsel
Cara pemungutan pajak didasarkan pada objek pajak penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada
akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang di
kenakan adalah realistis. Kelemahannya adalah pajak baru dapat di kenakan pada akhir priode setelah penghsilan riil di ketahui.
2 Stelsel Anggapan Fictive Stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang di atur
dalam Undang-undang, sebagai contoh : penghasilan suatu tahun di anggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun
Universitas Sumatera Utara
pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dibayar
selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu akhir tahun. Kelemahannya adalah pajak yang di bayarkan tidak berdasarkan
pada keadaan yang sesungguhnya. 3 Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak di hitung berdasarkan
suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak besrnya pajak dihitung berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
Apabila besarnya pajak menurut kenyatan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah
kekurangannya. Demikian sebaliknya, apabila lebih kecil, maka kelebihannya dapat diminta kembali.
b. Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak menurut Sony 2006:80
1. Official Assesment System
Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya :
• wewenang besarnya pajak terutang ada pada fiskus,
• wajib pajak bersifat pasif,
Universitas Sumatera Utara
• utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat
Ketetapan Pajak oleh fiskus.
2. Self Assesment System
Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang, Ciri-cirinya :
• wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada
wajib pajak sendiri, •
wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,
• fiskus tidak ikut campur tetapi hanya mengawasi
3. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak, Ciri-cirinya :
• wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada
pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
4. Tarif Pajak