Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bergesernya Tanggung Jawab orangtua dalam Menyekolahkan Anak sebagai Realisasi Nilai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahupada Masyarakat Batak Toba

(1)

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Buku Panduan Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2013

Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Ihromi, T.O. 1999. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Maliki, Zainuddin. 2008. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Postmodern dan Poskolonial. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan. Jakarta: Prenada Media Group

Ritzer, George dan Barry Smart. 2011. Handbook Teori Sosial. Bandung: Nusa Media


(2)

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media Group

Saripuddin, Didin dan Udin S.Winataputra. 2010 . Interpretasi Sosiologis dalam Pendidikan. Bandung: Karya Putra Darwati

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2002. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba.Yogyakarta : Jendela

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2011. Pemikiran Tentang Batak Setelah 150 Tahun agama Kristen di Sumatera utara. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan : Grasindo Monoratama

Su’adah. 2005. Sosiologi Keluarga. Malang: UMM Press

Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial .Jakarta : Prenada Media Group

Sumber Internet :

Ahmed Fernanda Desky. 2013. PEMANFAATAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) BAGI SISWA KURANG MAMPU . Medan: (Jurnal: http /repository.usu.ac.id) diakses pada tanggal tanggal 05 September 2015

Asmawati, Sri. 2013. Interaksi Sosial Masyarakat Multi Etnis. Medan: (Jurnal Skripsi: http/Repository.Usu.ac.id) diakses tanggal 27 september2015 pukul 18.02 wib


(3)

Pardosi, Imanuel. 2014. Orientasi Orangtua dalam Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini di YPN Putra Sejahtra. Medan :(Jurnal Skripsi: http/Repository. Usu.ac.id) diakses pada tanggal 27 september 2015, pukul 17.45 wib

Sihaloho, Magdalena. 2010. PANDANGAN PETANI YANG MENGALAMI GAGAL PANEN DI DESA PARBABA SAMOSIR TERHADAP KELANJUTAN

PENDIDIKAN ANAK. Medan: (Jurnal Skripsi : http/ Repository.usu.ac.id) diakses pada tanggal 27 September 2015)

related:www.smeru.or.id/newslet/2006/news19.pdf pelaksanaan bantuan operasional sekolah. Diakses pada tanggal 08- 10- 2014 pada hari rabu pukul 20.00 wib

tanggal 27 september 2015, pada pukul 18.37 wib.

tanggal 27 september 2015, pada pukul 19.20 wib.


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penyusunan suatu laporan selalu melakukan metode penelitian, dimana metode merupakan suatu cara,tahapan atau aturan yang digunakan sebagai suatu pedoman dalam menulis suatu karangan ataupun karya ilmiah lainnya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

3.1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena atau kejadian tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dan mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk menggambarkan fenomena –fenomena yang terkait dengan masalah penelitian. penelitian deskriptif ini dipilih karena penelitian ini hanya terbatas pada upaya untuk menggambarkan permasalahan, kejadian, atau peristiwa sebagaimana adanya sesuai dengan fakta dilapangan. penelitian ini berusaha untuk menggambarkan fakta mengenai “ Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bergesernya Tanggung Jawab Menyekolahkan Anak Sebagai Realisasi Nilai “ Anakhon Hi Do Hamoraon Di Ahu” Pada Masyarakat Batak Toba.


(5)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pematang Panei, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Adapun alasan Peneliti melakukan penelitian ditempat tersebut karena pada daerah tersebut terjadi suatu pergeseran tanggung jawab menyekolahkan anak sebagai realisasi Nilai “Anakhon Hi do Hamoraon Di Ahu “ oleh karena adanya Bantuan Operasional Sekolah( BOS).

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis data adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian atau unsuryang menjadi fokus penelitian (Bungin , 2007: 76). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah masyarakat Desa Pematang Panei.

3.3.2 Informan

Informan merupakan subjek memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian ( Bungin, 2007: 76). dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah :

1. Informan Kunci

Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah orangtua yang menerima Bantuan Operasional Sekolah( BOS), dan pihak Sekolah yang


(6)

terdiri dari Sekolah Dasar(SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SLTP) serta pihak penyalur dana Bantuan Operasional Sekolah( BOS).Kriteria ini ditetapkan untuk menjawab dan menggali informasi mengenai Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah(BOS) dan Bergesernya Tanggung Jawab Menyekolahkan Anak Sebagai Realisasi Nilai “ Anakhon Hi Do Hamoraon di Ahu” Pada Masyarakat Batak Toba.

2. Informan Biasa

Adapun yang menjadi informan biasa adalah masyarakat sekitar di Desa Pematang Panei seperti Tokoh Masyarakat, dan masyarakat biasa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut :

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengumpulan data secara langsung. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :

1.Observasi

Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007:115). metode observasi langsung dilakukan melalui pengamatan


(7)

gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian pada saat peristiwa yang sedang berlangsung di lapangan,metode observasi langsung ini digunakan jika informan tidak dapat menjelaskan mengenai tindakannya.observasi dilakukan dengan mengamati objek dilapangan yaitu masyarakat Batak Toba penerima Bantuan Operasional Sekolah(BOS) di Desa Pematang Panei.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara Mendalam yaitu proses Tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap informan penelitian. hal ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai permasalahan penelitian lebih mendalam, lebih lengkap dan rinci dari informan.wawancara dilakukan dengan memberikan pertannyaan kepada informan secara spesifik dengan panduan Interview guide.

3.4,2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau pihak lain terkait dengan permasalahan penelitian. Data ini dapat diperoleh melalui sumber–sumber bacaan seperti buku, majalah, surat kabar, dokumen-dokumen, serta laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Analisa Data dimulai dengan menelaah semua data yang telah terkumpul dalam proses penelitian, kemudian membaca dan mempelajarinya untuk dilakukannya reduksi data yang dilakukan dengan membuat rangkuman atau inti dari permasalahan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. interpretasi data yang


(8)

dilakukan melalui upaya mengolah data, memadukan atau menggabungkannya, membuat rangkuman, menemukan apa yang penting.untuk dipelajari atau ditafsirkan dan memutuskan untuk menceritakannya kepada orang lain yang dikomunikasikan melalui penulisan laporan penelitian.

Data-data yang telah diperoleh dari lapangan dalam rangkaian atau proses penelitian selanjutnya diurutkan,dikelompokkan kedalam kategori-kategori, diatur, dan dipelajari untuk kemudian ditulis dalam bentuk laporan secara seksama untuk mendapatkan kesimpulan dan hasil penelitian yang baik.

3.6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 Acc Judul Penelitian √

3 PenyusunanProposal Penelitian √ √ √ 4 Seminar Proposal Penelitian √ 5 Revisi Proposal Penelitian √ 6 Penelitian Lapangan dan

Interpretasi data

√ √ √ √

7 Penilisan Laporan Akhir √ √ √ √

8 Bimbingan √ √ √ √ √

9 Sidang Meja Hijau √


(9)

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah. Terutama dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam proses wawancara yang dikarenakan oleh kesibukan informan sehari-hari.

Terlepas dari permasalahan teknis penulisan dan penelitian, peneliti menyadari keterbatasan mengenai metode menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan, dan masih adanya keterbatasan bahan pendukung penelitian, walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini semaksimal mungkin agar data bersifat valid dan tujuan yang ingin dicapai dapat.


(10)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Desa

Desa Pematang Panei merupakan salah satu Desa yang menjadi bagian wilayah Kecamatan Panombeian Panei. di Desa ini memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dibandingkan desa lain di kecamatan Panombeian Panei, Secara geografis desa ini berada di dataran tinggi atau 1.400 meter diatas permukaan laut, Udara yang dingin dan bersih serta hawa sejuk lingkungan pertanian dan perkebunan masyarakat dapat dirasakan di desa ini. Secara umum, rumah–rumah penduduk dikelilingi oleh kawasan pertanian dan perladangan. Luas wilayah desa ini yaitu 17.50 km², dimana luas wilayah tersebut 70 % didominasi lahan basah untuk pertanian yang tersebar luas mengelilingi desa sampai ke perbatasan desa sekitarnya. Sebagian besar penduduk desa hidup dan bekerja di bidang pertanian. Komoditas pertanian yang utama adalah padi dan sayur–mayur. Adapun bidang pekerjaan lain di luar pertanian adalah bidang ekonomi seperti pedagang, kuli bangunan dan juga di bidang pemerintahan seperti Pegawai Negeri Sipil, Polisi, TNI yang jumlahnya sedikit. Adapun letak geografis desa, yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Nagori Bosar


(11)

san dengan Desa Pematang Siantar d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jangger Leto

Dilihat dari tipologi wilayah, desa ini dapat digolongkan kedalam desa swasembada. Ini dicerminkan dari fasilitas dan sarana yang terdapat di desa ini yang telah memenuhi syarat. Fasilitas dan sarana umum yang ada cukup memadai dan hasil dari pertaniannya juga cukup banyak terutama yang berasal dari tanaman sawah misalnya padi, dan sebelumnya banyak bantuan yang telah diberikan oleh pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun program CSR (Corporate Social Responsibility) yang diberikan oleh Bank Indonesia terutama di daerah Kecamatan Panombeian Panei.

Sebelumnya pada tahun 2008 semenjak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu Kecamatan Panombeian Panei dan beberapa desa didalamnya termasuk Desa Pematang Panei menjadi sorotan penting dari masyarakat dan banyak pembangunan yang dilakukan pemerintah pada saat itu baik dari pertanian maupun infrastruktur lainnya karena pada saat itu hasil pertanian dari Kecamatan Panombeian Panei cukup memuaskan.

Sampai saat ini Kecamatan Panombeian Panei merupakan salah satu daerah di Kabupaten Simalungun yang pertaniannya mengalami kemajuan baik dari hasil maupun kualitasnya, namun hal yang sangat memprihatinkan di Desa Pematang Panei saat ini adalah jalan yang rusak karena minimnya perawatan membuat kebanyakan fasilitas menjadi rusak. Jalan menjadi salah satu sarana yang penting untuk menggerakkan perekonomian masyarakat di bidang pertanian. Masyarakat Desa Pemtang Panei sadar dan tahu betapa pentingnya


(12)

sarana jalan tetapi mereka tidak pernah termotivasi untuk sekedar merawat apalagi memperbaikinya. Perbaikan jalan sebagai sarana penghubung kegiatan sehari-hari mereka dianggap bukan menjadi kewajiban mereka melainkan kewajiban pihak pemerintah.

Pemerintah daerah juga kurang memperhatikan kondisi jalan yang rusak padahal lokasi kantor pemerintahan Kecamatan melewati daerah ini namun perhatian untuk memperbaiki jalan ini kurang. Dengan kondisi jalan yang rusak parah tersebut dapat membuat kerugian baik waktu maupun materi dalam mendistribusikan hasil-hasil pertanian desa ini dan banyak hal yang juga merugikan masyarakat misalnya transportasi menyulitkan untuk anak-anak pergi bersekolah dan orangtua yang bekerja diluar.

Hal yang sangat memprihatinkan di Desa Pematang Panei ini merupakan Kondisi jalan yang rusak dan banyak ditutupi oleh rumput lalang serta sesekali berlumpur bahkan jika terjadi hujan menjadi semakin parah dan membuat jalan semakin rusak. Selain itu hal lain yang juga sangat memprihatinkan saat ini yaitu masalah pertanian di Desa Pematang Panei ini kurang memuaskan dan bisa dikatakan semakin turun, hal ini disebabkan oleh tidak serentaknya pola tanam masyarakat, banyak lahan pertanian yang dijual dan menjadi permukiman atau perumahan dan jangka waktu panen dalam setahun itu hanya sekali disebabkan oleh kurangnya semangat kerja para masyarakat petani di Desa Pematang Panei ini.

Desa Pematang Panei merupakan pemekaran dari daerah Simpang Panei mengharapkan kemajuan atau perkembangan baik dari segi pembangunan desa


(13)

maupun peningkatan perkeonomian masyarakat serta adanya gebrakan dari Pemerintah untuk mendorong semangat masyarakat Petani untuk meningkatkan hasil pertanian di desa ini. Beberapa Tahun belakangan ini, masyarakat Petani Kecamatan Panombeian Panei terutama Desa Pematang Panei lagi mendapatkan bantuan bibit, pupuk, traktor sawah, dan masih banyak lagi bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk Kecamatan ini terutama Desa Pematang Panei. Kondisi jalan di Desa Pematang Panei ini masih sangat rusak perlu bantuan dari pemerintah baik jalan penghubung antar Dusun atau lingkungan maupun penghubung antar desa.

Jarak tempuh dari Desa Pematang Panei ke Kota Pematang Siantar tidaklah terlalu jauh yaitu ± 5 kilometer dan perlu memakan waktu 15-20 menit ke Kota Pematang Siantar dengan menggunakan Bus maupun Sepeda Motor. Namun jarak dari Desa Pematang Panei ke pusat pemerintahan Kabupaten Simalungun cukup jauh sekitar ±16kilometer dan perlu memakan waktu 30 menit-1 jam lama perjalanan dan kondisi jalannya masi belum bagus dan sempit.

Namun masyarakat Desa Pematang Panei aksesnya ke kota besar, cukup lancar karena terletak di jalur Lintas. Namun masyarakat terasa sangat kesulitan jika mengurus surat ke Pemerintahan Kabupaten karena jaraknya cukup jauh. Sarana angkutan umum juga sudah banyak yang melintas baik menuju desa-desa lain yang berada diluar Kecamatan Panombeian Panei sehingga tidak menyulitkan masyarakat untuk bepergian ke desa-desa lain maupun ke kota dan masyarakat Desa Pematang Panei juga lebih suka berbelanja ke pusat pasar kota di Kota Pematang Siantar karena jaraknya lebih dekat.


(14)

4.1.2 Sarana dan Prasarana Desa Pematang Panei

Desa Pematang Panei dapat dikatakan sebagai salah satu desa yang mengalami kemajuan pembangunan yang pesat baik dari segi perbaikan jalan, irigasi untuk pertanian, bantuan untuk pertanian, dan sarana angkutan umum yang sudah banyak. Pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah cukup membantu desa ini keluar dari keterasingan dan ketertinggalannya dari desa lain. Kondisi di Desa Pematang Panei juga sudah ramai dengan keberadaan hotel, mall, perumahan serta pusat hiburan juga karena jaraknya dengan kota besar Pematang Siantar cukup dekat. Dari pengamatan Pembangunan fasilitas umum cukup terpenuhi walaupun masih terdapat beberapa kekurangan, sarana dan prasarana desa, antara lain:

1. Jalan

Kondisi jalan-jalan di desa ini sudah baik namun hanya di jalan lintasnya saja namun yang sangata memprihatinkan jalan menuju desa-desa lain cukup parah apalagi jalan menuju dusun-dusun yang ada di Desa Pematang Panei ini. Jalan-jalan dipenuhi oleh bebatuan dan lalang yang cukup panjang menutupi jalan dan sangat sulit dilewati oleh kendaraan apalagi pada saat hujan pasti jalannya berlumpur. Kondisi jalan yang kurang baik ini tentunya dapat memperlambat aktivitas buat masyarakat terutama buat anak-anak yang ingin pergi kesekolah dan membuat transportasi tidak dapat masuk kedalam pelosok desa ini. Kondisi jalan yang baik hanya di jalan lintasnya saja karena penghubung ke kota besar


(15)

2. Listrik

Pada masyarakat Desa Pematang Panei ini sudah dapat merasakan Fasilitas listrik yang telah digunakan masyarakat sejak tahun ±1980 sampai dengan sekarang. Walaupun demikian, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai penyedia belum sepenuhnya dapat menyediakan sesuai kebutuhan masyarakat desa. Masyarakat desa ini sudah merasakan sangat terbantu dengan adanya listrik yang lancar di desa ini karena dapat mendorong lancarnya kegiatan masyarakat desa ini seperti beternak, berjualan, buat lingkungan pendidikan, terutama buat sekolah-sekolah bahwa para siswa atau anak sekolah tidak terganggu dalam proses belajar dan kegiatan operasional sekolah bisa berjalan, buat tempat-tempat ibadah juga serta membuat lingkungan Desa Pematang Panei lebih terang karena adanya lampu-lampu jalan disetiap tiang listrik yang dibuat.

3. Air Bersih

Sarana air bersih di Desa Pematang Panei ini diperoleh dari sumber– sumber mata air yang dikelola pemerintah untuk kemudian disalurkan ke rumah–rumah penduduk. Kualitas air dari sumber mata air tersebut cukup baik dan sehat karena airnya sangat jernih dan segar serta masyarakat sudah sangat puas dengan kondisi air bersih yang dimiliki karena tentunya membuat masyarakat sehat serta air bersih yang mengalir ke tiap-tiap rumah warga itu lancar dan tidak pernah mengalami masalah.


(16)

4. Transportasi

Letak strategis Desa Pematang Panei ini menyebabkan banyaknya transportasi yang tersedia dikarenakan posisi desa ini berada di jalur lintas antar Kota Kabupaten dan juga lintas Provinsi. Ketersediaan transportasi massal bagi masyarakat sudah banyak. Angkutan umum yang langsung menuju kota besar dan ke pusat Pemerintahan Kabuputen juga ada serta transportasi untuk lintas Provinsi juga ada. Jika ingin berpergian keluar Kota atau mau lintas Provinsi juga udah sangat mudah dari desa ini dengan menggunakan angkutan umum maupun Bus-bus lintas.

5. Tempat Ibadah

Tempat ibadah yang ada di Desa Pematang Panei ini terdapat Gereja yang berjumlah tiga buah diantaranya: Satu Gereja Huria Kristen Batak Protestan(HKBP), satunya lagi Gereja KristenProtestan Indonesia (GKPI) dan ada Gereja Kristen Protestan Simalungun ( GKPS). Kondisi tempat ibadah di desa ini masih sangat bagus karena bangunan Gerejanya masih sangat muda dan jemaat yang paling banyak pun berasal dari Desa Pematang Panei saja karena letak tempat ibadahnya tepat di desa ini.

6. Kesehatan

Desa Pematang Panei memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Panombeian Panei, namun fasilitas kesehatan yang ada masih sangat terbatas. Tidak ada balai kesehatan tempat praktek seorang bidan desa, dan Fasilitas kesehatan lainnya, seperti: Puskesmas atau Posyandu belum tersedia di desa ini. Masyarakat Desa


(17)

Pematang Panei lebih mengutamakan berobat ke Klinik yang ada di kota maupun ke Rumah Sakit yang ada di Kota Pematang Siantar dikarenakan jaraknya dekat dan fasilitas kesehatan pun banyak dijumpai.

7. Irigasi Pertanian

Desa Pematang Panei merupakan salah satu wilayah yang berbasis pertanian dan salah satu penghasil padi yang cukup banyak di Kecamatan Panombeian Panei. Dalam memperlancar pengelolaan lahan pertanian tentunya didukung oleh infrastruktur irigasi pertanian yang cukup baik agar tidak menyulitkan para petani. Namun kondisi ini tidak dialami oleh masyarakat petani di Desa Pematang Panei ini dikarenakan saluran irigasi untuk pertanian yang terkadang hancur atau roboh, bendungan airnya yang sering dipenuhi oleh sampah atau kayu yang membuat air untuk irigasi pertanian kurang lancar dan terkadang memberikan masalah tertentu bagi masyarakat, misalnya saja jika saluran irigasi pertanian itu rusak banyak petani mengeluh akan gagal panen disaat padi sedang lagi berkembang dan mengalami banyak penyakit, ada juga petani yang mengeluh karena lahan perikanan atau kolam ikan kering sehingga banyak ikan yang mati, masyarakat juga yang memiliki ternak mengalami kesulitan air untuk ternaknya. Namun akhir-akhir ini pemerintah sudah melakukan kerjasama untuk membangun dan merawat saluran irigasi untuk pertanian misalnya bendungan atau sungai kecil.


(18)

8. Aula

Desa Pematang Panei memiliki aula yang ketepatan posisi aulanya tepat bersebelahan dengan Kantor Kepala Desa. walaupun kondisi aula desa yang tidak bagus lagi dan sempit namun aula tersebut masih digunakan untuk musyawarah atau rapat desa, rapat tentang pembahasan masalah pertanian, untuk acara-acara penting seperti musyawarah dengan pihak pemerintahan pusat maupun dengan pihak Kepolisian dan TNI.

9. Sekolah

Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Pematang Panei ini seperti sekolah, sudah tersedia bagi masyarakat desa. Tetapi jumlahnya empat yaitu tiga Sekolah Dasar (SD) Negeri, satu Sekolah Menengah Pertama(SMP) swasta dan satu Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negeri yang lokasinya jauh dari desa ini namun anak-anak yang dari desa ini ada juga yang sekolah disana. Sekolah dasar dan SMP inilah yang diperuntukkan bagi seluruh penduduk desa. Pada awal berdirinya Sekolah Dasar di desa ini ada Empat, Tetapi pada tahun 2012 Sekolah Dasar yang lokasinya berdekatan tersebut digabungkan menjadi satu SD Negeri dengan jumlah Siswa yang cukup besar. dengan keberadaan Sekolah Dasar Negeri yang berada di desa ini sehingga orangtua merasa tidak kesulitan jika anaknya mau sekolah karena dekat dari rumah dan orangtua lebih memilih anaknya sekolah harus di Sekolah Dasar Negeri karena biaya pendidikan gratis dan tidak mengeluarkan ongkos untuk kesekolah serta orangtua tidak terbebani dengan biaya pendidikan anak terutama di Sekolah Dasar. Sesuai dengan fokus penelitian dari peneliti daerah


(19)

yang menjadi lokasi penelitian di Desa Pematang Paneiyang memiliki dua sekolah yaitu Sekolah Dasar(SD) 091301 dan Sekolah Dasar(SD) 091307 yang mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah(BOS) yang diberikan oleh pemerintah. Dan jumlah siswa yang dimilik SD 091301 adalah berjumlah 136 0rang dan untuk SD 091307 berjumlah 89 0rang dan jumlah siswa di SMP N 2 berjumlah 760 dan SMP Swasta GKPS Berjumlah 39. SMP swasta GKPS ini merupakan sekolah tertua yang ada di desa ini dan peminat untuk masuk sekolah ini sangat sedikit, dikarenakan kondisi sekolahnya yang tidak layak lagi.

Tabel 4

Jumlah Siswa Berdasarkan Sekolah

No Nama Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah

1 SD Negeri 091301 79 57 136

2 SD Negeri 091307 52 37 89

3 SMP Negeri 2 402 358 760

4 SMP GKPS 22 17 39

Sumber: Hasil wawancara dari pihak sekolah yang di Desa Pematang Panei

4.1.3 Jumlah Penduduk Desa Pematang Panei

Desa Pematang Panei ini memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dari desa lainnya di Kecamatan Panombeian Panei ini. Berdasarkan data yang didapat peneliti dari Kantor Kepala Desa Pematang Panei, jumlah penduduk desa pada tahun 2010 adalah 2.386 jiwa dan memiliki jumlah rumah tangga sebanyak


(20)

387 Kepala Rumah Tangga, Sedangkan jumlah penduduk laki–laki adalah 1.298 orang atau 61,30 % dan perempuan adalah 1.088 orang atau 38,70 %.

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Desa Pematang Panei dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

NO Kelompok Usia Laki- laki Perempuan Jumlah Persentase 1 0- 14 Tahun 410 orang 283 orang 693 orang 29,05 2 15- 65 Tahun 931 orang 678 orang 1609orang 67,43 3 66Tahunkeatas 35 orang 49 orang 84 orang 3,52

Jumlah 1376 orang 1010 orang 2386orang 100 Sumber : Statistik Desa Pematang Panei Tahun 2010 (Data dari kantor kepala

desa)

Berdasarkan Data komposisi penduduk diatas dan jumlah penduduk yang dimiliki Desa Pematang Panei, bahwa jumlah keseluruhan masyarakat Desa Pematang Panei berjumlah 2386 orang yang dibagi atas 1376 orang untuk laki-laki dan 1010 orang untuk perempuan. dan komposisi penduduk Desa Pematang Panei berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada usia 15-65 tahun jumlah penduduk desa yang paling dominan atau banyak sekitar 1609 orang atau 67,43%. Sedangkan untuk jumlah penduduk yang usia 0-14 tahun di Desa Pematang Panei sekitar 693 orang atau sekitar 29,05% dan untuk usia 66 tahun keatas sekitar 84 orang atau 3,52%. Pada komposisi penduduk Desa Pematang Panei terlihat bahwa pada usia 15-65 tahun yang usianya produktif atau usia yang paling aktif bekerja dan pada masyarakat desa ini yang paling dominan yaitu yang bekerja disektor pertanian, pedagang, kuli bangunan, dan lainnya. Pada sektor pertanian ini memang masyarakat lebih banyak bekerja sebagai petani


(21)

sawah, kebun, sayur-sayuran dn sebagainya, namun pada usia 15-65 tahun ini ada juga para anak yang putus sekolah atau tidak mau merantau mencari pekerjaan dan anak-anak tersebut hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Tabel dibawah ini juga akan menunjukkan komposisi penduduk Desa Pematang Panei yang usia 15 tahun keatas dan beserta jenis pekerjaan yang dimilikinya.

Tabel 4.2

Komposisi penduduk Desa Pematang Panei yang usia 15 tahun keatas dan beserta jenis pekerjaan

NO

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Sekolah 79 4,92

2 Pertanian 1387 86,20

3 Jasa/ Pemerintahan 19 1.18

4 Industri 8 0.49

5 Perdagangan 25 1.56

6 Transportasi 11 0.68

7 Konstruksi/ Bangunan 31 1.93

8 Lain-lain 49 3.04

Jumlah 1609 100

Sumber : Statistik Desa Pematang Panei 2010( Data dari Kantor Kepala Desa)

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat terlihat jelas bahwa dominan atau kebanyakan masyarakat Desa Pematang Panei bekerja disektor pertanian yang berjumlah 1387 orang atau sekitar 86,20%. Masyarakat Desa Pematang Panei ini identiknya bersawah atau menanam padi dan lokasi yang luas juga seperti lahan pertanian yang mengelilingi desa ini, masyarakat paling banyak bekerja pada sector ini disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dan juga para pemuda yang menjadi pengangguran di desa ini juga paling banyak bekerja sebagai buruh tani dan tentunya akhirnya akan bekerja juga pada sektor pertanian .Selain itu penduduk yang usia 15 tahun keatas yang bersekolah ada 79 orang


(22)

atau sekitar 4,92% dan untuk yang lainnya seperti pada bidang konstruksi penduduk yang bekerja pada bidang tersebut berjumlah 31 orang atau sekitar 1,93%. Pada bidang konstruksi ini juga didominasi oleh para pemuda yang tidak bisa melanjutkan sekolah kejenjang perguruan tinggi dan tidak mau pergi merantau mencari pekerjaan sehingga membuat para pemuda tersebut memilih untuk bekerja pada konstruksi atau ada juga sebagai kuli bangunan.

Berikut ini akan disajikan data komposisi penduduk berdasarkan tamatan atau pendidikan tertinggi yang ditamatkan atau dimiliki oleh masyarakat Desa Pematang Panei.

Tabel 4.3

Data komposisi penduduk berdasarkan tamatan atau pendidikan tertinggi

NO Pendidikan Masyarakat Jumlah Persentase 1 Tidak Tamat Sekolah Dasar( SD

)

386 18.34

2 SD 712 33.79

3 SLTP 394 18.69

4 SLTA/SMA 538 25.54

5 Diploma I – IV 20 0.94

6 Sarjana 57 2.70

JUMLAH 2107 100

Sumber: Data Statistik Desa Pematang Panei 2010

Berdasarkan data penduduk menurut tamatan atau pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Desa Pematang Panei terlihat bahwa jumlah penduduk yang hanya tamat Sekolah Dasar menjadi paling dominan berjumlah 712 orang atau sekitar 33,79 % dan yang tidak tamat Sekolah Dasar atau yang tidak bersekolah berjumlah 386 atau sekitar 18,34%. Hal ini disebabkan rendahnya fasilitas


(23)

sekolah di desa ini pada saat itu dan kurangnya minat masyrakat untuk bersekolah dan lebih mengutamakan bekerja.

Namun tingkat pendidikan masyarakat yang tamat dari SMA juga sudah banyak karena pada saat ini fasilitas pendukung pendidikan misalnya sekolah sudah ada dan orangtua juga semakin semangat menyekolahkan anak karena biaya pendidikan anak sudah gratis dan banyak dibantu pemerintah sehingga terjadi peningkatan tamatan SMA pada masayarakat. Namun untuk tingkatan Sarjana di desa ini masih sangat sedikit hanya berjumlah 57 orang atau sekitar 2,70 % hal tersebut terjadi karena besarnya biaya kuliah sehingga mengurangi minat dan kemampuan masyarakat untuk berkuliah.Pada masyarakat Desa Pematang Panei ini lebih identik atau dominan masyarakatnya berasal dari suku Batak Toba, kemudian ada juga Simalungun, Karo dll. Berikut ini akan disajikan komposisi penduduk berdasarkan suku/ etnis.

Tabel 4.4

Komposisi penduduk berdasarkan suku/ etnis

No Suku / Etnis Jumlah Persentase

1 Batak Toba 2149 90,06

2 Simalungun 176 7,39

3 Karo 31 1,30

4 Nias 14 0,58

5 Lainnya 16 0.67

Jumlah 2386 100

Sumber: Statistik Desa Pematang Panei tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pematang Panei kebanyakan dari Suku Batak Toba yang berjumlah sebanyak 2149 orang atau sekitar 90,06% dan kemudian diikuti oleh Suku Simalungun yang berjumlah sebanyak 176 orang atau sekitar 7,39%. Walaupun wilayah Desa


(24)

Pematang Panei ini merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Simalungun yang diidentikkan dengan Suku Simalungun namun yang lebih banyak atau dominan khusus di Desa Pematang Panei ini adalah Suku atau etnis Batak Toba. Pada masyarakat ini juga dalam berinteraksi dengan sesame menggunakan bahasa Batak Toba dan pembangunan di Desa Pematang Panei ini juga tidak terlepas dari peranan masyarakat terutama yang berasal dari Suku Batak Toba dan juga campur tangan dari semua suku atau etnis yang ada di desa ini.

Tabel 4.5

Komposisi masyarakat Desa Pematang Panei berdasarkan agama

No Agama Jumlah Persentase

1 Islam 19 0,79

2 Kristen Protestan 2214 92,80

3 Katolik 153 6,41

4 Hindu 0 0

5 Budha 0 0

6 Lainnya 0 0

Jumlah 2386 100

Sumber : Statistik Desa Pematang Panei tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pematang Panei lebih banyak menganut agama Kristen Protestan yang berjumlah 2214 orang atau sekitar 92,80 % agama islam ada sebanyak 19 orang atau sekitar 0,79% dan untuk agama katolik berjumlah 153 orang atau sekitar 6,41%. Masyarakat Desa Pematang Panei yang Kristen Protestan ini terbagi atas 3 gereja yaitu Huria Kristen Batak Protestan(HKBP), Gereja Kristen Protestan Indonesia(GKPI) dan Gereja Kristen Protestan Simalungun(GKPS).


(25)

Desa Pematang Panei merupakan salah satu desa yang juga sebagian masyarakatnya lebih besar bertumpu pada sektor pertanian atau bertani. Pada masyarakat ini juga lebih mnegutamakan bertani dengan lahan basah atau bersawah menanam padi dibandingkan berkebun atau lahan kering, dikarenakan menurut masyarakat kalau lahan basah misalnya menanam padi lebih menjamin keuntungan dan bisa sebagai harapan hidup dari para petani.

Tabel 4.6

Jenis penggunaan lahan di Desa Pematang Panei

No Jenis Penggunaan Lahan Jumlah (Ha) Persentase

1 Pekarangan atau Halaman 25 2,31

2 Lahan Basah 914 84,78

3 Lahan Kering 127 11,78

4 Lainnya 12 1,13

Jumlah 1078 100

Sumber : Statistik Desa Pematang Panei tahun 2010

Berdasarkan Tabel diatas bahwa masyarakat Desa Pematang Panei lebih konsentrasi pada sektor pertanian yang berlahan basah dan kebanyakan masyarakat lebih mengutamakan menanam padi, sayur-sayuran, dan ada juga petani yang memiliki kolam ikan serta penghasilan masyarakat Desa Pematang Panei ini juga bertumpu pada hasil-hasil pertanian yang lahan basah. Seperti tampak pada tabel menunjjukkan sebanyak 914 hektar(Ha) penggunaan lahan basah atau sekitar 84,78% penggunaan lahan basah yang kebanyakan ditanami oleh padi. Dan masyarakat juga menggunakan lahan kering dalam bertani misalnya menanam tanaman keras seperti kopi, kakao, jagung dan lainnya. Ada sekitar 127 hektar(Ha) atau sebanyak 11,78% penggunaan lahan kering oleh masyarakat desa dan biasanya hasil dari lahan kering ini juga dapat menambah


(26)

pendapatan masyarakat. Desa Pematang Panei juga memiliki sebanyak 387 Rumah Tangga yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor Pertanian dan menggunakan lahannya sebagai lahan pertanian.

Tabel 4.7

Jumlah Rumah Tangga yang bekerja sebagai Petani

NO Rumah Tangga yang Bertani Jumlah Persentase 1 Rumah Tangga yang bertani 296 76,48 2 Rumah Tangga Bukan bertani 71 18,35

3 Rumah Tangga Buruh tani 20 5,17

Jumlah 387 100

Sumber : Statistik Data Desa Pematang Panei tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rumah tangga yang bertani yang ada di Desa Pematang Panei ini berjumlah 296 rumah tangga atau sekitar 76,48% dan rumah tangga yang bukan bertani itu ada sekitar 71 rumah tangga atau 18,35 %. Dari data diatas menunjukkan bahwa terlihat masyarakat Desa Pematang Panei itu lebih dominan dalam sektor pertanian dan banyak yang bekerja sebagai petani.

4.1.4 Kondisi Sosial Budaya Desa Pematang Panei

Adat istiadat yang masih melekat pada masyarakat Desa Pematang Panei ini serta interaksi yang terjalin secara harmonis di desa ini tidak terlepas dari peran lembaga adat,tokoh adat dan juga peran dari masyarakat itu sendiri. Dari awal terbentuknya lembaga adat di desa ini lembaga ada sangat berperan penting dalam mengatur serta menjaga hubungan yang harmonis di desa ini dan terciptanya keteraturan sosial yang diatur melalui aturan-aturan yang dibuat oleh


(27)

lembaga desa dan masyarakat. sampai pada saat ini juga lembaga adat di Desa Pematang Panei ini masih tetap ada dan selalu melakukan tugas serta tanggung jawabnya dalam mengatur hubungan masyarakat agar tetap harmonis.

Pada Masyarakat Desa Pematang panei nilai-nilai adat masih tetap dilakukan oleh asyarakat dan masih terus dipegang teguh akan tetapi penerapannya bisa berbeda-beda tergantung masyarakat itu sendiri bagaimana meletakkan nilai-nilai adat itu dalam kehidupannya sendiri. Namun pada saat ini tidak bisa dipungkiri kalau perubahan pada masyarakat itu sudah ada, hal tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dan sikap masyarakat yang semakin lebih tidak peduli. contohnya perubahan yang terjadi itu seperti pada masyarakat Desa Pematang Panei ini ada dikenal Nilai “Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu” atau anak adalah harta yang paling berharga pada masyarakat Desa Pematang Panei sudah mulai memudar.

Pada Masyarakat Desa Pematang Panei nilai “Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu” sudah tidak menjadi penyemangat lagi buat orangtua untuk bekerja. Orangtua di desa ini cenderung lebih bermalas- malasan untuk bekerja mencari uang untuk membiayai kebutuhan sehari- hari dan kebutuhan pendidikan anak. Kebanyakan orangtua(ayah) yang ada di desa ini lebih menyukai nongkrong-nongkrong di warung bermain catur, main judi, main togel, dan minum tuak pada sore harinya. Tidak ada semangat orangtua untuk bekerja dan menabung uangnya untuk pendidikan anak-anaknya. Orangtua semakin manja dan tergantung semenjak hadirnya bantuan dari pemerintah untuk membantu membiayai sekolah anak-anaknya, hanya mengaharapkan bantuan itu saja.


(28)

Pada masyarakat Desa Pematang Panei ada kebiasaan kalau panen itu harus 2-3 kali dalam setahun, jadi masyarakat sebelumnya harus lebih bekerja keras, bergotong- royong sama-sama agar dapat mencapai tujuan tersebut. intinya di desa ini bisa panen 2-3 kali dalam setahun supaya hasilnya dapat digunakan untuk mencukupi semua kebutuhan anak-anaknya dan hasilnya bisa digunakan untuk tabungan untuk kebutuhan keluarga. Namun pada saat ini hal tersebut tidak bisa tercapai lagi dikarenakan orangtua di desa ini semakin malas untuk berjuang panen 2-3 kali dalam setahun demi anak-anaknya atau kebutuhan keluarganya. Orangtua seolah-olah meletakkan tanggung jawab atau bebannya kepada pemerintah baik membiayai kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan untuk pendidikan anak-anak di desa ini.

Ada lagi budaya masyarakat yang saat ini sudah memudar yaitu “Acara Gondang Naposo” atau pesta pemuda yang dilakukan untuk meningkatkan semangat para pemuda baik yang masih sekolah atau yang sudah bekerja. Budaya tersebut tersebut sudah memudar karena pemuda sudah tidak mau melakukan dan tidak mau berusaha mengadakan acara “ Gondang Naposo” dan juga orangtua tidak mau mendorong dan mendukung anak-anaknya untuk mengadakan acara tersebut. sedangkan acara tersebut sangat berguna untuk membangkitkan solidaritas antar pemuda dan membangkitkan semangat pemuda untuk berusaha lebih baik lagi yang mana di pekerjaan supaya sukses maupun di sekolah juga bisa menjadi generasi yang cerdas.

Pada masyarakat desa ini budaya yang masih melekat yaitu budaya Batak Toba dan salah satu budaya yang masih melekat yaitu budaya “ Partamiangan


(29)

Marsuan” atau mendoakan penanaman padi yang akan dilakukan serentak dan di desa ini biasanya dilakukan secara bersama-sama dan dipimpin oleh seorang pengurus Gereja yang berasal dari desa ini sendiri dan juga dipimpin oleh tokoh masyarakat serta diikuti oleh semua masyarakat. ada juga budaya yang masih melekat pada masyarakat Desa Pematang Panei ini yaitu Budaya “ Natal Parsautaon” atau natal yang dilakukan oleh desa ini sendiri yang dibentuk dan dilakukan secara bersama-sama baik anak-anak, pemuda maupun orangtua. Pada “ Natal Parsautaon” ini terlihat bahwa baik orangtua, pemuda maupun anak-anak semua bekerja sama untuk mengadakan pesta “ Natal Parsautaon” ini. adanya sistem gotong royong yang dilakukan untuk mensukseskan acara ini baik mnegumpulkan uang, memberikan sumbangan beras, ikan, minuman, dan juga ada bantuan dari anak-anak perantau untuk membuat “ Natal Parsautaon” dan acara yang dibuat pun rutin setiap tahunnya . dengan adanya “Natal Parsautaon” ini membangun hubungan yang harmonis antarmasyarakat dan membangun solidaritas antarpemuda di desa .

4.1.5 Gambaran Masyarakat Desa Pematang Panei

4.1.5.1 Interaksi Sosial Masyarakat Desa Pematang Panei

Interaksi sosial merupakan hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Bentuk paling mendasar dari proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya


(30)

aktivitas-aktivitas sosial. Menurut Gillin dan Gillin interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara perorangan dengan sekelompok manusia (Soekanto, 1987 : 51). Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling bercerita, atau bahkan berkelahi. Walaupun orang-orang bertatap muka tersebut tidak berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syarat orang-orang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya.

Interaksi sosial yang terjalin pada masyarakat Desa Pematang Panei sanga harmonis, yang mana pada masyarakat desa ini tidak pernah terjadi konflik antara etnis maupun di dalam etnis ini juga sehingga menumbuhkan rasa kekeluargaan seperti di Desa Pematang Panei ini terjalin interaksi di dalam kehidupan sehari-hari, saling bekerja sama dalam bidang pertanian atau lebih dikenal “Marsiadapari”. Walaupun pada saat ini “Marsiadapari” di desa ini sudah mulai memudar dikarenakan munculnya teknologi-teknologi canggih dan banyaknya perubahan yang terjadi pada masyarakat. namun hal tersebut sampai sekarang masih ada dilakukan oleh masyarakat desa. Selain itu masyarakat desa ini juga saling mengunjungi pada waktu acara perayaan atau pesta, melakukan kerjasama dalam membantu perayaan atau pesta dan adanya Serikat Tolong Menolong


(31)

(STM) di desa ini yang menjadi wadah buat masyarakat dalam melakukan interaksi sosial yang sesungguhnya dan pada STM ini juga masyarakat lebih bersatu dan melakukan kerjasama dalam pembangunan desa baik dari pembangunan kemajuan pertanian maupun dari segi budaya atau adat istiadat.

4.1.5.2 Pendidikan Masyarakat Desa Pematang Panei

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan bangsa, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan, ketrampilan, memberikan bimbingan, arahan, tuntutan, teladan, disiplin dan lain-lain.

Masyarakat Desa Pematang Panei responnya terhadap pendidikan sangat tinggi yang mana masyarakat sangat memperdulikan pendidikan bagi anak-anak. Hal tesebut terlihat dari antusias orangtua yang mendorong anak-anaknya supaya mau bersekolah. dikarenakan posisi atau letak geografis desa ini yang sangat strategis maka tidak ada lagi halangan bagi orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya, yang mana Desa Pematang Panei ini tidak jauh dari pusat kota yang memiliki sarana pendidikan atau


(32)

sekolah yang memadai. Dari data yang didapat dari Masyarakat Desa Pematang Panei bahwa memang masyarakat banyak yang berasal dari tamatan Sekolah Dasar(SD) namun tingkat yang tamat dari Sekolah Menengah atas(SMA) juga sudah banyak. Pada saat ini juga di Desa Pematang Panei antusias masyarakat untuk pendidikan sangat tinggi yang mana orangtua terlihat bersaing atau berusaha agar anak-anaknya dapat bersekolah. Pendidikan bagi masyarakat Desa Pematang Panei ini juga menjadi aspek yang sangat penting dalam memajukan dan membangun desa ini. hal ini terlihat dari anak yang sudah berhasil dari pendidikan dan memperoleh pekerjaan sehingga menyumbangkan bantuan untuk desa ini dan hal tersebut lebih dikenal dengan istilah “Marsipature Huta na Be”. Dengan pendidikanlah masyarakat desa ini mampu memperbaiki kondisi dan memajukan Desa Pematang Panei ini.

4.1.5.3 Kegiatan Masyarakat Desa Pematang Panei

Masyarakat Desa Pematang panei memiliki kegiatan yang bermacam-macam misalnya sebagian besar Masyarakat desa ini lebih disibukkan dengan kegiatan pertanian atau bertani yang menjadi sumber kehidupan masyarakat desa ini, selain itu ada juga masyarakat yang berladang seperti menanam tanaman keras(Kelapa Sawit, kakao, kopi dan lainnya). Selain itu masyarakat desa ini juga ada yang beternak( ternak kandang maupun ternak kolam). Serta ada juga kegiatan Masyarakat Desa Pematang panei ini berdagang atau wiraswasta.


(33)

Kegiatan pada bidang pendidikan juga menjadi hal yang utama di desa ini seperti anak-anak yang bersekolah atau sebagian orangtua yang bekerja sebagai tenaga pendidik atau Guru. Masyarakat Desa Pematang Panei ini juga disibukkan dengan kegiatan-kegiatan pesta baik acara pernikahan maupun acara kematian, yang mana masyarakat desa ini ikut terlibat aktif dalam penyelenggaran pesta atau acara tersebut. kegiatan-kegiatan lainnya juga berlangsung di desa ini seperti Kegiatan Pemuda(terutama pada bidang olahraga), Kegiatan di Gereja(terutama bidang pelayanan) dan ada juga kegiatan Masyarakat yang bergotong royong di akhir tahun.

4.1.5.4 Upaya yang dilakukan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak

Antusias orangtua di Desa Pematang Panei ini juga sangat tinggi dalam pendidikan sehingga dalam mewujudkan pendidikan yang berhasil pada anak maka peran orangtua sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan pendidikan atau biaya pendidikan anak-anaknya. Oleh karena biaya pendidikan saat ini terutama pada tingkat Sekolah Dasar(SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas(SMA) sudah di subsisdi oleh pemerintah maka orangtua tidak kesulitan lagi menacari dana untuk biaya pendidikan anak-anak terutama di Desa Pematang Panei ini.

Subsidi pemerintah buat sekolah yang paling banyak adalah Sekolah Negeri, dan pada masyarakat Desa Pematang Panei ini cenderung dan lebih dominan menyekolahkan anak-anaknya ke Sekolah Negeri dikarenakan


(34)

orangtua dapat terbantu dan tidak terbebani lagi dengan biaya pendidikan di sekolah. Namun orangtua juga seperti biasanya bekerja baik bertani, berdagang maupun sebagai Pegawai Negeri agar dapat memenuhi kebutuhan atau biaya pendidikan anak. Misalnya dalam bidang pertanian, orangtua akan lebih meningkatkan hasil pertanian untuk dapat membiayai pendidikan anak-anaknya dan orangtua juga bekerja sampingan untuk menambah pendapatannya demi memenuhi kebutuhan atau biaya anak-anaknya.

Namun realita saat ini pada Masyarakat Desa Pematang Panei adalah terjadi pergeseran tanggung jawab orangtua dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Orangtua sangat berantusias menyekolahkan anak-anaknya kesekolah Negeri agar biaya sekolah anak-anaknya sedikit dan beban orangtua mencari nafkah buat pendidikan anak juga sedikit. Selain itu juga masyarakat desa ini sangat mengharapkan segala bantuan yang diberikan oleh pemerintah buat masyarakat baik bantuan untuk pertanian, bantuan beras(Beras Miskin) maupun bantuan uang atau lebih dikenal Bantuan Langsung Tunai(BLT). Masyarakat sangat tergantung dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam menunjang peningkatan ekonomi masyarakat namun yang terjadi masyarakat juga semakin malas untuk bekerja dan berusaha yang mana masyarakat bisanya menikmati bantuan dan bukan menjadi masyarakat yang mandiri atau berkreativitas.


(35)

4.2 Profil Informan dan Temuan Data di Desa Pematang Panei

4.2.1 Masyarakat yang Mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah a. Mangatas Tampubolon

Informan ini adalah adalah seorang suami yang berusia 43 tahun dan pekerjaan Informan sekarang adalah sebagai seorang supir angkutan Umum. Informan ini tamatan dari Sekolah Menengah Atas dan Informan memiliki seorang istri dan 4(empat) orang anak yang mana anaknya, Tiga laki-laki, satu perempuan. anaknya yang paling besar dan kedua masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama dan anaknya yang dua lagi masih mengenyam pendidikan dibangku Sekolah Dasar. Istri dari Informan ini bekerja sebagai seorang petani dan Informan ini juga memiliki lahan pertanian yang diolahnya, informan ini juga hanya pergi bekerja sebagai supir angkutan umum sampai siang hari jam 2 atau jam 3 dan selebihnya disisakannya untuk pergi kesawah atau kewarung untuk istirahat atau ngobrol dengan teman-temannya . informan ini dan keluarganya sudah tinggal di desa ini selama hampir 30 tahun dan sumber kehidupan mereka juga berasal dari sektor pertanian lebih besar. Informan ini sudah hampir 8 tahun menjadi supir angkutan umum karena Informan ini ingin mencari uang tambahan untuk menyekolahkan anak dan kebutuhan keluarganya. Sedangkan istrinya juga kalau tidak sibuk kesawah sendiri maka akan mencari uang dengan bekerja ke sawah orang lain. pendapatan dari informan ini seharinya sebagai supir Angkutan Umum sebanyak Rp. 50.000- 70.000 seharinya dan kadang lebih kalau banyak


(36)

penumpang sedangkan Istrinya juga jika bekerja di sawah orang lain maka dia akan memperoleh gaji Rp. 70.000 sehari. Informan ini mengatakan sangat terbantu dengan kehadiran Bantuan Operasional Sekolah(BOS) yang diberikan oleh pemerintah. Informan juga mengharapkan agar Bantuan yang diberikan oleh pemerintah dapat meringankan beban dari informan untuk menyekolahkan anak-anaknya.

b. Rame Purba

Informan ini adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia sekitar 39 tahun, suami dari informan ini adalah Hokber Pardede yang bekerja sebagai petani dan juga memiliki mesin pemanen atau penggiling padi di desa ini. Informan ini juga terkadang mau bekerja sebagai buruh tani ke sawah-sawah orang lain yang mengajaknya bekerja namun Informan mengatakan akhir-akhir ini dia hanya di rumah saja karena suami Informan yang menyuruh dan pendapatan suaminya belakangan ini lumayan banyak karena adanya mesin pemanen padi atau penggiling padi. Tapi informan ini juga memiliki sebidang sawah yang dikelolanya sendiri tepatnya sawahnya itu letaknya di desa ini juga. Informan ini memiliki 4 orang anak yang terdiri dari 1(Satu) Laki-laki dan 3(Tiga) Perempuan. anaknya yang paling besar tahun ini akan masuk Sekolah Menengah Atas(SMA) dan anaknya yang Perempuan, satu di Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan duanya lagi di Sekolah Dasar(SD). Di desa ini informan tergolong masyarakat yang ekonominya dikalangan menengah karena kepemilikan mesin pemanen atau penggiling padi di desa ini.


(37)

Pendapatan terbesar keluarga informan ini adalah berasal dari penghasilan suaminya yang bekerja sebagai penggiling padi atau pemanen padi. Dalam sehari kalau musim panen padi suaminya bisa berpenghasilan sebanyak Rp. 200.000- 400.000 per harinya jadi dalam sebulan itu kalau musim panen padi suami dari Informan ini bisa berpenghasilan sebanyak 6 juta – 8 juta sebulan bersihnya dan ditambah lagi sawah yang dimilikinya dan dikelola sendiri.karena pendapatan suaminya yang lumayan besar tentunya Informan, dalam hal ini istrinya terkadang kebanyakan di rumah saja sebagai ibu rumah tangga. Dalam kehidupannya sehari-hari pun keluarga informan ini serba berkecukupan walaupun suaminya bekerja pada sektor pertanian dan untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya juga tidak terlalu membebani juga buat beliau karena untuk biaya sekolah anaknya juga masih sangat minim. Informan ini sangat bersyukur dengan kehadiran Bantuan Operasional Sekolah(BOS), karena pendapatan atau hasil pencaharian dari informan ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga lainnya dan informan juga tidak kesulitan mencari biaya untuk sekolah anak-anaknya.

c. Relli Simanjuntak

Informan ini merupakan seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai petani dan suami dari informan ini bekerja sebagai Kuli Bangunan atau Tukang. Keseharian mereka selalu disibukkan dengan pekerjaan masing-masing yang mana istri bekerja sebagai petani dan terkadang mencari gaji atau upah dari membantu mengerjakan sawah orang lain. Uang yang didapat informan ini digunakan untuk menambahi penghasilan dari suami yang kesehariannya


(38)

bekerja sebagai Tukang atau kuli bangunan. Usia dari Informan ini 32 tahun dan memiliki 3(tiga) orang anak yang terdiri dari satu anak perempuan yang paling besar dan duanya lagi laki-laki. Anaknya perempuan yang paling besar tahun ini baru tamat Sekolah Dasar dan akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan satu masih duduk di bangku Sekolah Dasar(SD) sedangkan yang satunya lagi masih balita. Beliau memiliki Rumah pribadi, sawah yang dikelola sendiri, dan memiliki penghasilan yang tergolong mencukupi untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Informan ini memiliki pendapatan sebulannya sekitar Rp.1.000.000 dari pekerjaannya sebagai buruh tani atau ikut membantu mengerjakan sawah milik orang lain dan suaminya memiliki pendapatan sekitar Rp. 2.500.000/ per bulannya. Tentunya jika dijumlahkan pendapatan dari keluarga Informan ini sekitar Rp.3.500.000 perbulannya dan belum lagi pendapatan dari hasil panen padi dalam setengah tahun itu. Jadi pendapatan dari pekerjaan sehari-harinya digunakan informan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya serta hasil panen dari sawah mereka gunakan untuk keperluan kebutuhan rumah seperti membeli perabot rumah, dan lainnya.

Informan juga mengakui belum terbebani dengan biaya sekolah dan pendidikan anak-anaknya, karena anak-anaknya masih taraf Sekolah Dasar dan belum butuh biaya yang banyak. Paling Informan ini hanya memikirkan anaknya yang paling besar tahun ini akan masuk Sekolah Menengah pertama. Tapi Informan ini juga mengakui bahwa selama anak-anaknya bersekolah di Sekolah Dasar tidak ada kendala baik masalah biaya sekolah maupun


(39)

kebutuhan pendidikan lainnya karena beliau mengetahui adanya Bantuan Sekolah yang diberikan pemerintah ke semua sekolah dan mengadakan sekolah gratis ke semua siswa-siswi. Informan ini juga sudah merasakan manfaat hadirnya Bantuan Operasional sekolah yang membebaskan biaya membeli buku paket, uang sekolah, uang ujian, uang les sore dan biaya-biaya yang dibutuhkan sekolah tidak dari orangtua lagi namun sudah dibiayai oleh pemerintah. Informan ini mengatakan sangat bersyukur dengan kehadiran Bantuan Operasional Sekolah(BOS), Karena beban informan semakin berkurang mencari uang untuk biaya sekolah anak-anaknya dan informan ini sangat berantusias menyekolahkan anak-anaknya dikarenakan adanya Bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

d. Rikton Sipayung

Informan ini merupakan asli penduduk Desa Pematang Panei, usia dari informan ini adalah 48 tahun dan Informan bekerja sebagai pedagang sekaligus juga bertani. istri dari informan ini bekerja sebagai petani dan informan ini memiliki 5(lima) orang anak yang terdiri dari satu anak perempuan yang paling besar dan empatnya lagi adalah laki-laki. Anaknya yang pertama dan kedua sudah ada yang bekerja di Batam sedangkan anaknya yang tiga orang lagi ada yang SMA dan yang paling kecil masih di Sekolah Dasar. Informan menekuni pekerjaan sebagai pedagang semenjak masih memiliki 2 orang anak dan istrinya juga sebelumnya ikut membantu berjualan. namun semenjak mereka


(40)

membeli sebidang sawah di desa ini maka istrinya hanya fokus bertani saja, dan yang masih berdagang sampai saat ini adalah suami atau informan ini saja.

Semenjak memiliki sawah informan juga menyempatkan waktunya ke sawah misalnya pada hari minggu atau pada waktu dia istirahat dari berdagangnya. Informan ini mengatakan bahwa hasilnya dari berdagang tersebutlah dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dia gunakan untuk modalnya bertani juga. Beliau mengatakan penghasilannya dari berdagang bersihnya sekitar ± Rp. 200.000 sehari, namun dengan penghasilannya yang cukup itu informan juga mengalami kesulitan ketika anaknya yang berlima itu masih sekolah dan tentunya membutuhkan biaya yang besar juga. Tapi setelah dua orang anaknya telah tamat dan pergi merantau beban dia sudah berkurang.

Informan juga mengatakan bahwa saat ini Informan tidak berat lagi memikirkan buat pendidikan tiga orang anaknya karena anaknya yang bekerja bisa membantu informan menyekolahkan adik-adiknya. Informan juga mengatakan untuk biaya pendidikan anaknya yang SMA pun masih tergolong rendah karena di Sekolah Negeri dan belum lagi anaknya yang di Sekolah Dasar semua biayanya gratis. Informan ini mengatakan sangat beruntung menyekolahkan anak-anaknya apalagi di sekolah negeri karena pemerintah mengadakan biaya sekolah gratis dengan diberikannya Bantuan Operasional Sekolah(BOS).


(41)

e. Pantun Mangatur Siahaan

Informan ini merupakan penduduk asli Desa Pematang Panei, informan ini usianya 41 tahun dan pekerjaannya sebagai wiraswasta dan istrinya informan ini bekerja sebagai petani dan informan ini memiiki 4(empat) orang anak. Tiga laki-laki dan Satu perempuan. anaknya yang pertama yaitu laki-laki yang sekarang masih duduk SMA Kelas 2 dan anaknya yang perempuan sekarang naik kekelas 3 SMP dan satu anaknya masih duduk dibangku Sekolah Dasar dan satu lagi belum sekolah. Informan ini kesehariannya bekerja sebagai wiraswasta (pemborong di bangunan) Informan ini ada juga usaha kolam ikan di desa ini. Selain itu juga informan ini memiliki sebidang sawah yang ditanami padi dan sayur-sayuran serta beliau juga memiliki tanaman cabe yang dibuat di sawahnya.

Menurut informan hasil dari pertanianlah yang juga dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarganya. Istri dari informan ini juga sangat bekerja keras dalam mengelola lahan pertaniannya, informan ini juga tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini juga Informan tidak terlalu kesulitan membiayai sekolah anak-anaknya karena menurutnya dia masih bisa bekerja memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya dan hasil dari pertaniannya juga bisa membantu pengeluarannya untuk biaya sekolah anak-anaknya. Paling biayanya yang besar keluar untuk anaknya yang SMA dan SMP karena sekolah di Swasta yang biaya sekolahnya lumayan mahal. Tapi untuk anaknya yang masih Sekolah Dasar, biaya sekolahnya gratis karena terbantu oleh dana Bantuan Operasional Sekolah. informan sudah


(42)

merasakan ringannya biaya sekolah jika di Sekolah Negeri. Informan ini mengatakan sangat bersyukur karena adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

f. Almer Purba

Informan ini merupakan salah satu pendatang ke Desa Pematang Panei ini namun karena menikahi gadis desa ini maka beliau menetap di desa ini juga kurang lebih 11 tahun. Informan ini saat ini sudah berusia 38 tahun dan pekerjaannya sebagai petani, sedangkan istrinya juga bekerja sebagai petani. Informan ini memiliki 3(Tiga) orang anak yang mana dua orang anaknya masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dan satunya lagi masih belum sekolah. Informan ini dan istrinya kesehariannya hanya sebagai petani dan terkadang jika mereka tidak sibuk kesawahnya sendiri maka mereka akan mencari gaji kesawah orang lain. namun itu juga belum cukup, mereka juga harus mencari nafkah dari menjual kolang kaling dan menjual Tuak agar mendapat uang tambahan.

Informan ini masih mengontrak rumah di desa ini karena keterbatasan dana untuk membeli lahan dan membangun rumah, serta lahan pertanian yang mereka kerjakan itu milik orang lain atau disewanya . informan ini mengatakan kehidupan mereka saat ini tergolong susah karena semuanya serba mengontrak, belum lagi beliau hanya jarang mencari gaji dari sawah orang lain. Informan ini memiliki penghasilan hanya ± Rp 2.000.000 sebulannya, beliau mengakui sangat kesulitan untuk mencari uang lagi karena harus membayar tagihan


(43)

kontrak rumah, membayar sewa sawah ditambah lagi biaya hidup sehari-harinya. Informan ini sangat bersyukur dengan kehadiran Bantuan Operasional Sekolah(BOS) karena beban informan ini semakin berkurang dalam menyekolahkan anak-anaknya. Dan informan hanya terfokus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan tidak lagi memikirkan biaya sekolah karena sudah ditanggung oleh pemerintah.

4.2.2 Pihak Penyalur Bantuan Operasional Sekolah. a. Lamria Tampubolon Spd

Informan ini merupakan Kepala Sekolah dari salah satu Sekolah Dasar yang ada di desa ini yaitu SD NEGERI 091307 Pematang Panei, beliau telah menjabat sebagai kepala SD ini selama ± 10 tahun, usia beliau 59 tahun dan Informan tinggal di daerah JL.Parapat, kelurahan matio Kota Pematang Siantar. Selama kepemimpinannya di SD N 091307 ini suka dukanya telah Informan ini rasakan dan Informan juga dikenal sebagai Kepala Sekolah yang tegas di Sekolah ini. Namun beliau juga mengatakan sedikit banyaknya ada yang tidak menyukainya sebagai Kepala Sekolah baik itu Guru-Gurunya, murid-muridnya dan orangtua dari murid juga. Informan mengatakan walaupun ada yang tidak suka dengan Informan ini tapi dia tetap tabah dan tegar menjalankan tugasnya sebagai Kepala Sekolah atau pimpinan di SD 091307 ini.

Informan ini mengakui banyak tekanan yang dia rasakan baik dari Guru-gurunya yang banyak tuntutan dan ada yang malas mengajar Guru-Guru-gurunya, ada juga murid-muridnya serta orangtua murid juga mengatakan beliau kejam,


(44)

paling ironisnya lagi yang adalah wartawan yang ingin menjatuhkan beliau karena dituduh menggelapkan uang pembangunan gedung sekolah, dituduh juga korupsi Dana Bantuan Operasional Sekolah(BOS). Informan mengatakan sudah kebal dengan tekanan-tekanan yang ada namun terkadang juga Informan merasa sedih dengan tuduhan-tuduhan yang tidak jelas itu. Informan ini mengatakan Bantuan Operasional Sekolah(BOS) yang diberikan oleh pemrintah dapat meringankan beban orangtua siswa namun juga akan menimbulkan kemalasan bagi orangtua untuk bekerja.

b. Ramot Sormin Spd

Informan ini merupakan Kepala Sekolah dari SMP Negeri 2 yang ada di Kecamatan Panombeian Panei. walaupun letak SMP ini jauh dari Desa Pematang Panei namun peneliti memilih sekolah ini karena sebelumnya ada juga anak-anak dari desa ini sekolah di SMP N 2 ini. informan ini sudah berusia 51 tahun dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah dan menjadi Kepala Sekolah itu masih sekitar 7 tahun. Peran dan tanggung jawab Informan disekolah ini sangat besar dan informan ini mengakui bahwa selama dia punya jabatan disekolah ini selalu ada rintangan dan masalah yang dihadapinya. Informan juga mengalami tekanan dari berbagai pihak baik itu dari pihak wartawan, pihak Guru-guru, orangtua murid dan murid-muridnya juga.

Informan ini sering mendapatkan tekanan karena sering dianggap tidak menjalankan tugas dengan benar, sering dianggap melakukan pungutan


(45)

terhadap siswa maupun Guru-gurunya dan yang paling mengerikan sering dituduh telah mengkorupsikan uang atau bantuan yang diberikan pemerintah, misalnya saja karena kondisi gedung sekolah yang sudah buruk masyarakat sudah mengecap informan ini sudah korupsi. Belum lagi misalnya semenjak hadirnya Bantuan Operasional Sekolah atau BOS ini, seringkali orangtua menanyakan dan mempersoalkan masalah bantuan ini.

c. Riama Sihombing Spd

Informan ini merupakan Wakil Kepala Sekolah SD NEGERI 091301 Pematang Panei dan Informan ini sekarang berusia 56 tahun. Informan ini masih dua tahun belakangan ini menjadi Wakil Kepala Sekolah di SD 091301 ini dan Kepala Sekolah SD ini juga baru 2 tahun diangkat menjadi Kepala Sekolah di SD ini. walaupun tergolong masih baru menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah namun Informan ini juga memiliki banyak pengalaman sampai dengan saat ini. SD 091301 ini merupakan salah satu SD terbaik juga di Kecamatan Panombeian Panei jadi informan merasa bangga bisa menjadi Guru dan sudah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah saat ini.

Informan ini mengatakan walaupun posisinya sebagai Wakil Kepala Sekolah tapi dia juga memiliki banyak peranan disekolah ini. yang paling besar tugas dari beliau yaitu mengatur bagian kesiswaan dan mengatasi semua masalah yang ada di sekolah ini. informan ini mengatakan SD 091301 juga memberlakukan biaya sekolah gratis dan bebas dari pungutan. SD 091301 ini memiliki banyak jumlah siswanya dibanding SD yang lain. Informan juga mengatakan bahwa Sekolah ini juga memiliki perpustakaannya sendiri namun


(46)

masih minimnya buku-buku pelajaran yang ada. Beliau mengatakan dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah itu membuat sekolah ini bisa berbenah diri lebih baik lagi.

4.2.3 Tokoh Pendidikan yang ada di Desa Pematang Panei a. Rengsi Manatap Simbolon

Informan ini merupakan seorang perempuan yang sebelumnya pensiunan dari Dinas Pendidikan, Informan sekarang berumur 62 tahun dan Informan sudah menjalani dua tahun masa pensiunnya. Sekarang informan ini sebagai wiraswasta karena memiliki usaha rumah makannya yang dikelola oleh anaknya sendiri. Sewaktu Informan masih aktif bertugas di bagian Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun, informan ini melihat begitu banyaknya persoalan-persoalan yang terjadi di dunia pendidikan terutama di daerah Kecamatan Panombeian Panei tepatnya di Desa Pematang Panei. Informan ini mengatakan banyak persoalan yang muncul seperti korupsi yang tersembunyi dibagian dinas pendidikan tersebut, selain itu kurangnya fasilitas pendukung untuk kemajuan pendidikan di desa ini, kurangnya peran orangtua mengontrol anak-anaknya sehingga ada yang putus sekolah, kurangya minat anak untuk melanjut keperguruan tinggi.

Informan juga mengatakan pemerintah sudah seharusnya mengkaji ulang bagaimana kemajuan atau perkembangan pendidikan di Kabupaten Simalungun terutama di Desa Pematang Panei ini. informan juga mengatakan


(47)

bahwa dia mengetahui Program Dana Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan pemerintah untuk mendorong kemajuan pendidikan didesa ini dan membantu orangtua meringankan bebannya menyekolahkan anak-anaknya.

b. Minar Saragi

Informan ini merupakan seorang pensiunan Guru Sekolah Dasar dan usia Informan saat ini 67 tahun. Sebelumnya Informan ini sebelumnya hanya tamatan SPG atau SMA, pekerjaan Informan saat ini hanya sebagai petani saja. informan ini bekerja sebagai petani hanya membuatnya tetap ada kegiatan atau beraktivitas saja dan informan ini memiliki pandangan seputar masalah pendidikan di Desa Pematang Panei ini. informan ini dulunya adalah seorang Guru di SD 091301 dan sampai 30 tahun dia gunakan tenaganya sebagai Guru atau pengajar. Informan ini mengatakan banyak hal yang telah berubah didunia pendidikan saat ini seperti semakin banyaknya kegiatan korupsi yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap dana-dana yang dibutuhkan sekolah, banyaknya bantuan yang diberikan Pemerintah semakin membuat para siswa semakin manja dan orangtuanya pun semakin malas untuk bekerja.

Informan ini mengatakan sedikit banyaknya tahu informasi mengenai dana BOS yang diberikan pemerintah untuk membiayai perlengkapan dan kebutuhan operasional sekolah. Informan mengatakan BOS itu fungsinya untuk meringankan beban orangtua dari siswa juga, apalagi orangtuanya yang miskin


(48)

atau kurang mampu maka bantuan ini sangat diharapkan oleh masyarakat Desa Pematang Panei.

4.2.4 Tokoh Masyarakat a. Haposan Manurung

Informan ini merupakan seorang tokoh masyarakat yang mengemban tugasnya di Kantor Kepala Desa dan saat ini beliau menjabat sebagai (PLT Kepala Desa) Pematang Panei. Informan mengisi jabatan Kepala Desa karena masa jabatan Kepala Desa Pematang Panei yang sebelumnya adalah Ramli Siahaan telah berakhir hampir setahun lebih. Informan juga melanjutkan program-program kerja dari Kepala Desa yang lama dan juga dibantu oleh semua unsur dari masyarakat. meskipun tugas yang dilaksanakan oleh informan ini berat namun dia tetap kuat dan tidak putus asa untuk mengemban tugasnya dan melayani segala kebutuhan atau keluh kesah dari masyarakat. walaupun demikian ada juga beberapa masyarakat atau dari kalangan tertentu yang tidak menyukai Informan sebagai Plt Kepala Desa di Desa Pematang Panei ini.

Informan ini merupakan seorang ibu berusia (39 tahun) yang juga bekerja sebagai wiraswasta yang walaupun pekerjaan yang dilaksanakannya sekarang adalah Plt Kepala Desa. Suami dari informan ini bekerja sebagai petani dan beliau memiliki 1(Satu) orang anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar(SD). Informan mengatakan kalau hanya mengandalkan penghasilan atau gaji dari Plt Kepala desa tidak mencukupi kebutuhan keluarganya dan suami dari informan ini juga bekerja sebagai petani untuk


(49)

membantu penghasilan dari informan ini. Informan ini mengatakan selama menjabat sebagai sebagai Plt Kepala Desa begitu berat tanggung jawab dan tekanan yang dia rasakan.

Informan ini mengatakan Desa Pematang Panei ini merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk mengelola lahan pertanian. Hal ini terlihat ketika hasil pertanian yang dimiliki oleh petani beberapa tahun ini dapat dikatakan memuaskan. Namun menurut informan juga selama beliau menjabat sebagai Plt Kepala Desa di Desa Pematang Panei ini, masyarakat desa ini begitu banyak perubahan yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Informan selalu mengajak masyarakat untuk bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kembali dan membangun kembali pertanian di desa ini supaya semakin majunya. Masyarakat terlihat acuh tak acuh terhadap pembangunan di desa ini dan ketergantungan masyarakat terhadap bantuan dari pemerintah itu cukup besar.

Ketergantungan dan perubahan masyarakat yang terjadi pada saat ini seperti, masyarakat Desa Pematang Panei setiap ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah antusias dan respon masyarakat desa ini cukup besar. adanya bantuan dari pemerintah misalnya Beras Miskin(Raskin), Bantuan Langsung Tunai(BLT), bantuan untuk pendidikan seperti Bantuan Operasional Sekolah(BOS) dan Bantuan Langsung Siswa Miskin(BLSM). Bantuan- bantuan yang diberikan atau disalurkan pemerintah ke desa ini membuat masyarakat semakin tergantung dan banyak perubahan yang terjadi seperti masyarakat sangat mengharapkan bantuan dan malas bekerja.


(50)

Data Informan Berdasarkan Nama, Jenis Kelamin, Suku, Usia, Pekerjaan, Pendidikan terakhir dan Agama.

No N am a Je n is k elam in Suk u U sia/ T ah un P ek erj aan P endi di ka n terk ah ir A gam a

1 Mangatas tampubolon

Laki-laki Batak Toba

43 Supir SMA Kristen Protestan 2 Rame Purba Perempuan Batak

Toba

39 Ibu Rumah Tangga

SMA Kristen Protestan 3 Relli

Simanjuntak

Perempuan Batak Toba

32 Ibu Rumah Tangga

SMA Kristen Protestan 4 Rikton

Sipayung

Laki-laki Batak Toba

48 Wiraswasta SMA Kristen Protestan 5 Pantun

Mangatur Siahaan

Laki-laki Batak Toba

41 Wiraswasta SMA Kristen Protestan 6 Almer Purba Laki-laki Batak

Toba

38 Petani SMA Kristen Protestan 7 Lamria

Tampubolon

Perempuan Batak Toba

59 Guru Sarjana Kristen Protestan 8 Ramot

Sormin

Laki-laki Batak Toba

51 Guru Sarjana Kristen Protestan 9 Riama

Sihombing

Perempuan Batak Toba

56 Guru Sarjana Kristen Protestan 10 Rengsi

Manatap Simbolon

Perempuan Batak Toba

62 wiraswasta Spg/S MA

Kristen Protestan 11 Minar Saragi Perempuan Batak

Toba

67 Petani Spg/S MA

Kristen Protestan 12 Haposan

Manurung

Perempuan Batak Toba

39 wiraswasta SMA Kristen Protestan

4.3 Interpretasi Data Penelitian

4.3.1 Arti Pendidikan Bagi Masyarakat Desa Pematang Panei

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani


(51)

kehidupan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas hidup maupun proses-proses pemberdayaannya. Secara ekstrem dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut (Sanaky, 2010). Pendidikan sebagai suatu usaha yang dilakukan individu dan masyarakat untuk mentransmisikan nilai-nilai, kebiasaan dan bentuk ideal kehidupan mereka kepada generasi muda untuk membantu mereka dalam meneruskan aktivitas kehidupan secara efektif dan berhasil, Ahmed(1990).

Bagi masyarakat Desa Pematang Panei pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan yang utama bagi anak-anaknya. Orangtua di desa ini berkeingian anak-anaknya menjadi anak yang berhasil dan mempunyai pendidikan yang tinggi. Untuk mewujudkan keinginan tersebut orangtua harus bekerja keras, pola hidup hemat atau menabung, membimbing belajar, serta merencanakan masa depan anak. Pada umumnya masyarakat menginginkan anaknya dapat memperoleh pendidikan tinggi, Masalah pentingnya pendidikan ini juga disampaikan oleh salah seorang informan peneliti: Rame Purba (Perempuan, 39 tahun)

“ tekad saya harus bisa anak-anak saya ini tamat sekolah nanti langsung kuliah ataupun bekerja nantinya… makanya dari sekarang ini saya harus bekerja keras dalam bertani dan mendorong supaya anak-anak mau bersekolah seperti yang dibilang lagu itu ‘Anakhon Hi do Hamoraon di


(52)

Ahu’ harus bisa anak-anak saya lebih tinggi sekolahnya dari saya… walaupun saya harus berhutang menyekolahkan anak-anak saya”…

Hal tersebut juga senada dengan perkataan dari salah seorang informan peneliti yaitu: Relli Simanjuntak(Perempuan, 32 tahun)

“ ai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu itulah yang membuat saya menjadi semangat karena saya bekerja hanya untuk anak-anak saya , untuk sekolahnya juga…jadi apapun akan saya usahakan biar anak-anak saya ini bisa sekolah.. tidak penting bagi saya harta yang banyak, asal lah anak-anak saya ini berhasil dan sukses makanya harus bisa saya sekolahkan”

Hal tersebut juga serupa dengan pernyataan dari informan berikut : Haposan Manurung(Perempuan, 39 tahun)

“ masyarakat di Desa Pematang Panei ini sangat peduli terhadap pendidikan anak-anak, orangtua semangat untuk menyuruh anak-anaknya sekolah karena kalau sudah tamat nanti bisa bekerja dan membantu orangtua makanya pendidikan bagi masyarakat di desa ini merupakan hal yang

prioritas” (Wawancara 18 Mei 2015)

Oleh karena itu dengan pendidikan seseorang mampu merubah statusnya yang mana sebelumnya dia berada dikelas bawah akan berubah menjadi kelas menengah atau kelas atas. Maka sebagai orangtua tentunya mempunyai tanggung jawab yang penting dalam mendukung dan mendorong anak-anaknya untuk bersekolah serta selalu memberikan arahan, bimbingan kepada anak-anaknya agar nantinya anak tersebut bisa menjadi anak berhasil. Seperti ungkapan dari salah seorang informan berikut ini: Mangatas Tampubolon(Laki-laki, 43 tahun)

“ Anak-anak saya ini kalau bisa saya sekolahkan sampai kuliah …harus bisa jadi sarjana biar tidak sama seperti kami ini hanya sebagai petani sama supir angkutan umum karena menurut saya pendidikan itu sangat penting biar kehidupan kami tidak tetap seperti ini… sama seperti yang dibilang orang-orang ‘Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu’ harus bisa


(53)

bersakit-sakit mencari uang untuk menyekolahkan mereka”( Wawancara 06 Mei 2015)

Namun kenyataannya saat ini di Desa Pematang Panei ini banyak yang sudah tamat SMA tidak melanjut ke perguruan tinggi, karena sebagian orangtua berpendapat dan ada juga yang pasrah kalau biaya ke perguruan tinggi itu mahal dan tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya. Seperti penuturan dari seorang informan berikut: Rengsi Manatap Simbolon (Perempuan, 62 Tahun)

“ orangtua di desa ini kalau pas lagi giliran ada uangnya atau musim-musim panen padi bukannya ditabung biar bisa anaknya suatu saat bisa kuliah, ini tidak .. malah orangtua kalau udah ada uangnya malah beli kebaya baru, baju barulah, peralatan rumah barulah, semuanya digunakan untuk kebutuhan rumah saja bukannya disisihkan untuk ditabung biar bisa anak-anaknya nanti kuliah.. ini pas giliran anaknya tamat SMA orangtua malah merasa kurang mampu atau menjadi seperti orang miskin sekali untuk membiayai anaknya kuliah tidak bisa”( Wawancara 26 september 2015).

Hal tersebut berkaitan dengan penuturan dengan salah seorang informan berikut: Pantun Mangatur Siahaan(Laki-laki, 41 Tahun)

“ karena biaya pendidikan anak-anak saya ini gratis dan dibiayai pemerintah tentulah beban saya semakin berkurang apalagi untuk biaya sekolah.. bisalah pendapatan yang saya dapat baik yang dari bertani maupun dari usaha saya itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.. melengkapi yang kurang untuk kebutuhan sehari-harinya.. kalau biaya sekolah anak untuk melanjut itu nanti bisa dipikirkan lagi dicari dari mana”( Wawancara 27 September 2015)

Hal tersebut juga senada dengan penuturan dari informan berikut: Rame Purba (Perempuan, 39 Tahun)

“ untunglah ada Bantuan Operasional Sekolah ini… yang aturannya penghasilan saya sebelumnya untuk biaya sekolah kan ini karena ada bantuan itu gak ada lagi biaya sekolah.. bisalah penghasilan saya itu digunakan untuk menambahi kebutuhan sehari-harinya.. membeli perlengkapan rumah yang dibutuhkan…yah kalau misalnya banyak uang bisa digunakan untuk mencicil membeli sawah lagi.”(Wawancara 27 September 2015)


(54)

Relli Simanjuntak (Perempuan, 32 tahun)

ai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu itulah yang membuat saya menjadi semangat karena saya bekerja hanya untuk anak-anak saya, untuk sekolahnya juga. jadi apapun akan saya usahakan biar anak-anak saya ini bisa sekolah. tidak penting bagi saya harta yang banyak, asal lah anak-anak saya ini berhasil dan sukses makanya harus bisa saya sekolahkan.

Mangatas

Tampubolon (Laki-laki, 43 tahun)

Anak-anak saya ini kalau bisa saya sekolahkan sampai kuliah, harus bisa jadi sarjana biar tidak sama seperti kami ini hanya sebagai petani sama supir angkutan umum karena menurut saya pendidikan itu sangat penting biar kehidupan kami tidak tetap seperti ini. sama seperti yang dibilang orang-orang ‘Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu’ harus bisa bersakit-sakit mencari uang untuk menyekolahkan mereka

4.3.2 Nilai Anak Bagi Masyarakat Batak Toba

Pada Masyarakat Batak Toba terkenal dengan kegigihannya atau kerja keras dalam menyekolahkan anak-anaknya. Pada masyarakat Batak Toba menyekolahkan anak menjadi ukuran dalam mencapai keberhasilan dan kemajuan keluarga ditengah-tengah masyarakat. Orangtua juga tidak peduli dengan keadaan yang di alami saat mencari nafkah meskipun harus bekerja diladang terkena sinar matahari dan hujan. Seperti lagu “Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu” pada orang Batak Toba yang juga menjadi semangat bagi orang batak menyekolahkan anak-anaknya, orangtua tidak perlu memakai perhiasan, mobil mewah, rumah besar ,orangtua juga rela bekerja keras siang malam demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya serta bila perlu berhutang agar kebutuhan anak-anaknya tercapai, dan makan ubi pun orangtuanya mau asalkan anak-anaknya bisa sekolah. Karena kesuksesan pada masyarakat Batak Toba ada jika anak mereka sudah meraih sukses dan derajatnya lebih tinggi dari


(55)

orangtua. Seperti penuturan dari informan berikut ini: Mangatas Tampubolon (Laki-laki, 43 tahun)

“ Bagi saya itu ‘Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu’ saya harus bisa bekerja keras walaupun bersakit-sakit mencari uang untuk menyekolahkan mereka, karena jika anak-anak saya berhasil nantinya kan saya juga yang bangga..apalagi kalau sudah berhasil, punya jabatan, kaya tetunya kan saya sangat senanglah..(Wawancara 06 Mei 2015)

Hal senada juga disampaikan oleh informan berikut: Rame Purba(Perempuan, 39 tahun)

“ tekad saya harus bisa anak-anak saya ini tamat sekolah nanti langsung kuliah ataupun bekerja nantinya… makanya dari sekarang ini saya harus bekerja keras dalam bertani dan mendorong supaya anak-anak mau bersekolah seperti yang dibilang lagu itu ‘Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu’ harus bisa anak-anak saya lebih tinggi sekolahnya dari saya… walaupun saya harus berhutang menyekolahkan anak-anak saya…(Wawancara 08 Mei 2015)

Informan berikut ini juga mengatakan hal yang sama : Relli Simanjuntak (Perempuan, 32 tahun)

“ Sebagai orangtua harus saya lah yang bertanggung jawab buat pendidikan anak-anak saya…tidak akan lepas tanggung jawab saya untuk menyekolahkan anak-anak saya ini sampai kejenjang yang lebih tinggi pun sekolahnya bakalan saya tanggung jawab… walaupun ada bantuan kan gak mungkin saya Cuma tidur dirumah, harus bekerja keraslah saya …kalau gak, mau makan apa nanti kami.. gak perlu beli kebaya mahal,tas mahal asal lah anak saya ini bisa sekolah. “ ai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu itulah yang membuat saya menjadi semangat karena saya bekerja hanya untuk anak-anak saya , untuk sekolahnya juga…jadi apapun akan saya usahakan biar anak-anak saya ini bisa sekolah.. tidak penting bagi saya harta yang banyak, asal lah anak-anak saya ini berhasil dan sukses makanya harus bisa saya sekolahkan”(Wawancara 09 Mei 2015)

Partisipasi masyarakat Batak Toba terutama orangtua sangat tinggi dalam menyekolahkan anaknya, Pendidikan Bagi Masyarakat Batak Toba merupakan suatu jalan menuju tercapainya kekayaan dan kehormatan. “Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu” merupakan sebuah filosofi, nilai maupun sebagai ungkapan Suku Bangsa Batak Toba yang menyatakan bahwa anak


(1)

Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan

Bergesernya Tanggung Jawab Orangtua dalam Menyekolahkan

Anak Sebagai Realisasi Nilai “ Anakhon Hi do Hamoraon di Ahu ”

pada Masyarakat Batak Toba

(Studi Kasus Desa Pematang Panei, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

DISUSUN OLEH:

HENDRIKSON SIAHAAN

110901038

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan kasih sayangnya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bergesernya Tanggung Jawab orangtua dalam Menyekolahkan Anak sebagai Realisasi Nilai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahupada Masyarakat Batak Toba”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana (S1) Sosiologi di Departeman Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan nasehat baik moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Orang Tua saya tercinta Donald Siahaan dan Rosita Sihombing atas

kasih sayang dan juga yang selalu mendoakan, mendanai dan memotivasi Penulis dalam meyelesaikan perkuliahan dan juga menyelesaikan skripsi. Kakak, abang dan adik-adik saya juga Nopalina Siahaan, Ferdinand Siahaan, Agustian Siahaan, Gumanti Priwanto Siahaan, Zogi Prizola Siahaan(Paulus Siahaan)yang sudah membantu dan memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga kepada seluruh keluarga.

2. Bapak Prof. DR Badaruddin M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara


(3)

3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si selaku ketua jurusan Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Ria Manurung, M.Si selaku Dosen Pembimbing dan juga Dosen

Pembimbing Akademik saya selama kuliah yang sangat baik dan telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini .

5. Seluruh Dosen, staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

6. Orang terkasih Angela Christi Yosalin Manihuruk yang telah memotivasi dalam mengerjakan skripsi dan yang telah memberikan bantuan dalam mengerjakan skripsi saya serta ibu angkat saya R. Simbolon yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada saya selama ini.

7. Seluruh informan Masyarakat Desa Pematang Panei serta pihak Sekolah

SD Negeri 091301, SD Negeri 091307, SMP Negeri 2 Panombeian Panei, Kepala Desa Pematang Panei, serta semua yang menjadi informan peneliti yang mau meluangkan waktunya dan membantu saya dalam penelitian skripsi ini.

8. Teman-teman Sosiologi Stambuk 2011 atas semua kebersamaan dan juga

pengalaman- pengalaman selama masa perkuliahan, terutama kepadaWawan, Jhon, Rio, Hisbul, Arijaldi, Viktor, Wahyudi, Safrillah, Abdurrahman, Ramadona, Samuel Budi santoso, Natanael, Nahotmasi, Ernita, Novi Siregar, Sara Purba, Maiusna, Marulitua, Antonius lase, Era


(4)

Siagian, Emilia, Silvia, Andriani, Indah Lestari Hutapea, Dewi H Siregar, Grety, Rency, Yusni, Kathy, Vera, Fransisca, Devi, Carlina, Joan, Elo, Defa, Melda, Kristin, Siti Khadijah, Ismi Andari, Putri Mawaddah, May Pratiwi, Astra, dan semua kawan-kawan sosiologi 2011 yang tak bisa saya sebut satu per satu.

9. Sahabat dan kawan seperjuangan saya Regain Breigh Simanjuntak, Putra Sipayung, Irwansyah Silalahi, Ester Gultom, Ayu Margaret sijabat, Margaret silalahi, Yogi Simangunsong, Trisa Bakkara, Novita Sihotang, dan semua teman terbaik saya alumni anak 3(8) SMP N 3 Pematang siantar dan alumni kelas 3(IPS1) SMA 1 Panombeian Panei.

10.Teman kost penulis Bintua Simalango, Edi Gorge Tumanggor, Agus

Naibaho, Yanti Marpaung, Selli, Rona, Rotua, Dion Sihombing, Santo. Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan dengan semaksimal mungkin, namun sebagai manusia penulis tidak luput dari kesalahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri.

Medan 2015

Penulis

Hendrikson Siahaan


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ii

Abstrak v Daftar Isi vi Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakan 1

1.2. Rumusan Masalah 15

1.3. Tujuan Penulisan 15

1.4. Manfaat Penelitian 16

1.5. Definisi Konsep 16

Bab II. Tinjauan Pustaka 2.1. Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah(BOS) 19

2.2. Nilai Anak dalam Masyarakat 22

2.3. Nilai Anak dalam Masyarakat Batak Toba 24 2.4. Teori Dramaturgi 26

2.5. Nilai 30

Bab III. Metode Penelitian 3.1. Jenis Penelitian 32

3.2. Lokasi Penelitian 33

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1.Unit Analisis 33

3.3.2. Informan 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data 34

3.5 Interpretasi Data 35

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian 36

3.7 Keterbatasan Penelitian 37

Bab IV. Temuan dan Interpretasi Data Penelitian 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 38

4.1.1 Letak Geografis 38

4.1.2 Sarana dan Prasarana Desa Pematang Panei 42

4.1.3 Jumlah Penduduk Desa Pematang Panei 47

1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin 48

2.Komposisi penduduk Desa Pematang Panei yang usia 15 tahun keatasdan beserta jenis pekerjaan 49

3. Data Komposisi penduduk berdasarkan Tamatan atau pendidikan tertinggi 50


(6)

5. Komposisi masyarakat Desa Pematang Panei

berdasarkan agama 52

6. Jenis penggunaan lahan di Desa Pematang Panei 53

7. Jumlah Rumah Tangga yang bekerja sebagai Petani 54

4.1.4 Kondisi Sosial Budaya Desa Pematang Panei 54

4.1.5 Gambaran Masyarakat Desa Pematang Panei 57

4.2. Profil Informan dan Temuan Data di Desa Pematang Panei 63

4.2.1 Masyarakat yang Mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah 63

4.2.1 Pihak Penyalur Bantuan Operasional Sekolah 70

4.2.3 Tokoh Pendidikan yang ada di Desa Pematang Panei 73

4.2.4 Tokoh Masyarakat 75

4.3. Interpretasi Data Penelitian 4.3.1 Arti Pendidikan Bagi Masyarakat Desa Pematang Panei 79

4.3.2 Nilai Anak Bagi Masyarakat Batak Toba 82

4.3.3 Peranan Orangtua dalam Pendidikan anak 86

4.3.4 Ketergantungan Masyarakat Desa Pematang Panei terhadap Pemerintah dalam menyekolahkan anak-anaknya 90

4.3.5 Respon Masyarakat Desa Pematang Panei dengan Hadirnya Bantuan Operasional Sekolah 94

4.3.6Fungsi Bantuan Operasional Sekolah bagi Masyarakat Desa Pematang Panei 97

4.3.7 Implementasi Bantuan Operasional Sekolah 105

Bab V. Penutup 5.1 Kesimpulan 112

5.2 Saran 115 Daftar Pustaka117