Peran bantuan operasional sekolah (BOS) dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak di MI. Raudhatul Athfal-Depoka

(1)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Abdul Majid

NIM : 203018201625

Tempat Tanggal lahir : Bogor, 29 Juli 1985 Jurusan : Kependidikan Islam Program Studi : Manajemen Pendidikan Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Peran Bantuan Operasional Sekolah dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak, studi kasus di MI.Raudhatul Athfal

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 7 Mei 2010


(2)

PERAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN MINAT MENYEKOLAHKAN ANAK

STUDI KASUS DI MI.RAUDHATUL ATHFAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Abdul Majid

203018201625

Menyetujui Pembimbing

Dr

s. Faridhal Arkam M.Pd

NIP. ...

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul ” Peran Bantuan Operasional Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Menyekolahkan Anak” telah diujikan pada sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada hari...tanggal...2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I ( SI ) Pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan

Jakarta, ...2010 Panitia Ujian Munaqosyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal dan Tanda Tangan Rusydy Zakaria, M.ed, M.Phil (...)(...) NIP. 1956053019851002

Sekretaris Jurusan KI-Manajemen Pendidikan

Drs. H.Muarif Sam , M.Pd (...)(...) NIP. 196507171994031005

Penguji I

Drs. H.Muarif Sam , M.Pd (...)(...) NIP. 196507171994031005

Penguji II

Dra.Zikri Neni Iska, M.Psi (...)(...) NIP.: ………..

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr.Dede Rosyada M.A NIP.: 19571005 198703 1003


(4)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peran Bantuan Operasional Sekolah dalam Meningkatkan Minat Menyekolahkan Anak” Studi Kasus di MI.Raudhatul Athfal Meruyung Kota Depok yang disusun oleh Abdul Majid Nim 203018201625 Prodi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla, telah di uji kebenarannya oleh Dosen pembimbing skripsi pada tanggal ………2010

Ciputat, ……….2010 Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Faridhal Arkam. M.Pd


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan Kehadirat ALLAH SWT atas kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Melalui lembar ini penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis dalam rangka menyusun skripsi ini kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Rusydy Zakaria M. Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam 3. Drs. H. Muarif Sam M.Pd, Ketua Prodi Manajemen Pendidikan

4. Dr. Faridhal Arkam, M.Pd, pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh bapak/ibu Dosen UIN Syarif hidayatullah Jakarta, yang banyak memberikan ilmunya kepada saya.

6. Bapak Naarih, Kepala MI.Raudhatul Athfal yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

7. Seluruh dewan guru MI.Raudhatul Athfal yang telah membantu mempersiapkan data-data yang penulis perlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk kedua orang tua saya, Bapak dan Ummi (Almh) yang telah memberikan banyak pelajaran berharga sejak proses kuliah hingga akhir penyelesaian skripsi ini, semoga Allah Swt memberikan penghargaan sebagai syuhada bagi ummi tersayang.

9. Kakak dan adikku, Assahlani, Asrorudin, Aang Azhari, Ade ahmad, Arijal dan Ridwan yang menjadi motivasi tersendiri setelah banyak rintangan yang penulis hadapi di akhir-akhir tahun penyelesaian tugas akhir ini.


(6)

10. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2003, khususnya Program studi Manajemen Pendidikan, Lies, Pa Iskandar, Indra, Budi, Ela, Rika, Yasin, Izma, Tami, Bu Nursiyah, Riri, Neneng, Andi, Ipin, yanti dan erni.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan peran serta dalam memmbantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT, Amiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 09 juni 2010

Abdul Majid Penulis


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak asasi manusia seperti yang tercantum didalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 bab IV pasal 5 ayat 1 yang berbunyi ”setiap setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu” dan pada pasal 11 ayat dua berbunyi ” pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun.”1.

Tujuan Negara Indonesia sebagaimana yang terdapat didalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Bahwa tujuan Negara Republik Indonesia adalah melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selanjutnya tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercatat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, mengemukakan bahwa: ”Pendidikan Nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”2.

1 Undang-Undang SISDIKNAS, fokusmedia, jakarta,2009, hal 9 2

Undang-Undang SISDIKNAS, fokusmedia, jakarta,2009, hal.6 1


(8)

Jika kita perhatikan tujuan pendidikan diatas, peranan pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara, oleh karenanya sudah menjadi keharusan biaya penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa dan negara yakni pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, Perusahaan dan lain sebagainya, hal ini sesuai dengan isi dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal Pasal 11 ayat (1) ”Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Ayat (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun, disebutkan juga dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989, disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab antara pemerintah, orang tua dan masyarakat.

Kondisi nyata tentang banyaknya usia sekolah dan menjadi pekerja anak ataupun bekerja sebagai pengamen jalanan untuk menambah biaya pendidikan mereka yang masih sekolah sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah. namun juga tidak sedikit dari mereka yang sudah putus sekolah dan berusaha melalui belas kasihan dari orang lain untuk menambah pendapatan orang tua mereka yang kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan keseharian keluarga mereka, pada umumnya para orang tua mereka merasa kurang mampu untuk menyediakan biaya pendidikan anak mereka, ditambah lagi krisis keuangan global yang menyebabkan kenaikan bahan pokok masyarakat, mereka dihadapkan sedikitnya kepada dua pilihan, yang pertama memenuhi kebutuhan pokok, ataukah berusaha menomorduakan kebutuhan pokok dan memberikan prioritas utama untuk biaya sekolah anaknya.

Salah satu program Pemerintah dalam penanggulangan angka partisipasi masyarakat yang rendah terhadap akses pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan adalah pemberian BOS, tujuan utama dari dana BOS adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang murah dan berkualitas, bahkan untuk


(9)

jangka panjang pemberian BOS kepada sekolah ini bertujuan untuk mewujudkan program pendidikan gratis diseluruh Indonesia. Dana BOS yang diterima sekolah dimanfaatkan untuk membiayai sebagian biaya penyelenggarakaan pendidikan di sekolah, yang selama ini biaya tersebut dibebankan kepada orang tua siswa melalui iuran sekolah bulanan, dengan adanya dana BOS tersebut diharapkan dapat membantu orang tua siswa dalam meringankan beban biaya sekolah anaknya menekan pengeluaran biaya pendidikan melalui pengurangan bahkan pembebasan iuran pendidikan di sekolah yang menerima dana tersebut, sehingga dapat menambah kemampuan dan minat orang tua untuk berpartisipasi dalam menyekolahkan anaknya, hal ini berarti amanat pembukaan Undang-Undang dasar 1945 untuk mencerdaskan bangsa sudah mulai terwujud melalui pemerataan akses pendidikan untuk selanjutnya berlanjut kepada peningkatan mutu pendidikan.

Namun kehadiran dana BOS sebaiknya kita tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa setelah dikucurkannya dana BOS oleh pemerintah, secara serempak pendidikan meningkat kualitasnya, hal tersebut tentunya sangat bergantung kepada kondisi sekolah sebenarnya, kebutuhan sekolah, sarana prasarana yang telah dimilikinya dan kemampuan masyarakat di sekitarnya serta cita-cita sekolah yang tertuang dalam visi dan misi sekolah.

Kebutuhan setiap sekolah tentunnya berbeda dengan sekolah lainnya. Kondisi yang berbeda inilah yang harus disikapi oleh kepala sekolah bersama dewan guru serta dewan sekolah untuk menentukan prioritas dan strategi pengelolaan dana BOS yang tepat bagi sekolahnya demi tercapainya tujuan sekolah yang selaras dengan tujuan dari pendidikan nasional. Kepala sekolah juga harus memikirkan dan memperkirakan perencanaan keuangan sekolah yang tertuang dalam RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah), . Berangkat dari RAPBS, sekolah dapat mengambil kebijakan tentang beban biaya SPP (Sumbangan penyelenggaraan Pendidikan) yang harus diemban orang tua siswa, jika dana BOS tidak mencukupi untuk mewujudkan rencana sekolah tahun berikutnya. Namun jika dana bantuan tersebut sudah mencukupi rencana sekolah tahun berikutnya tentunya berdasarkan aturan dasar pedoman ketentuan penerima Bantuan Operasional Sekolah, sekolah tersebut harus membebaskan segala


(10)

macam biaya pendidikan kepada orang tua siswa, namun jika belum mencukupi sekolah tetap harus dapat meringankan biaya pendidikan anak di sekolahnya misalnya melalui peringanan biaya SPP.

Melalui program BOS ini, diharapkan sekolah dapat menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau bahkan gratis terutama kepada masyarakat miskin, namun tentunya kebijakan sekolahlah yang dapat menentukan bagaimana pengelolaan dana BOS dalam kaitannya menyelenggarakan pendidikan yang murah dan berkualitas kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sebagai pengelola dana BOS.

Biaya pendidikan terbesar selama ini bertumpu pada para orang tua siswa, diantaranya untuk membeli alat sekolah, ongkos kendaraan, uang saku dan lain sebagainya, didalam skripsi Saudari Pipih Nurfauziah dinyatakan bahwa ”semangkin tinggi biaya pendidikan maka semangkin menurun minat menyekolahkan anaknya, dan sebaliknya semangkin rendah biaya pendidikan semangkin tinggi minat menyekolahkan anak”.3

Berdasarkan pemaparan penulis diatas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan menulis skripsi tentang Peran BOS dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak di MI Raudhatul Athfal. Adapun judul dari skripsi yang penulis ajukan adalah “ Peran BOS dalam Meningkatkan Minat Menyekolahkan Anak” Studi Kasus di M.I Raudhatul Athfal Meruyung- Bojong-Depok.

B. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan dalam pemilihan judul skripsi yang berjudul “Peran BOS dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak” studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Athfal adalah karena permasalahan tersebut sangat menarik, pemberian bantuan BOS memiliki tujuan untuk menggratiskan pendidikan di tingkat sekolah dasar, dalam pelaksanaannya bagi sekolah swasta yang anggaran pendidikannya diatas dana yang diterima dari dana BOS masih belum dapat menggratiskan sekolah, namun sekolah tersebut berupaya meringankan biaya pendidikan sebagai pengganti dari biaya operasional sekolah yang telah

3 Skripsi Pipih Nurfauziah, Korelasi Biaya Pendidikan Dengan Minat Menyekolahkan

Anak , UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jakarta 2006. Hal. 24 4


(11)

diterimanya, dengan mengangkat judul tersebut diatas penulis dapat menambah pengetahuan penulis mengenai kondisi dan kendala sekolah dalam rangka mengembangkan kualitas madrasah dan memahami kendala yang dialami madrasah dalam mengelola dana BOS, terutama dalam kaitannya dengan persepsi masyarakat dengan kebijakan yang dilakukan oleh sekolah. Jika kita melihat lebih dekat kondisi umum sebagian besar Madrasah, terutama madrasah yang berada di daerah pedesaan dan berstatus swasta, masih banyak kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahnya, mulai dari kurangnya pendanaan, sarana dan prasarana hingga minat orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah, selain itu juga madrasah memiliki persaingan dengan sekolah-sekolah negeri yang sudah terlebih dahulu menggratiskan sekolah-sekolahnya sehingga wajar jika jumlah siswa di sekolah negeri lebih banyak dibandingkan dengan sekolah swasta, dalam hal ini adalah Madrasah.

Dari sudut pandang Undang-Undang Pendidikan Nasional, madrasah memiliki kedudukan yang sama dengan sekolah umum, sehingga madrasahpun mendapatkan bantuan dana BO Ssebagaimana sekolah umum dapatkan. Kita tidak dapat memungkiri, bahwa Sekolah Dasar Negeri masih menjadi pilihan favorit bagi sebagian masyarakat, kebanyakan sekolah negeri kini sudah menggratiskan biaya penyelenggaraan pendidikan bagi siswa-siswinya, namun madrasah sebagai sekolah swasta masih belum dapat menyelenggarakan sekolah gratis karena kendala biaya penyelenggaraan pendidikan yang masih diatas penerimaan BOS, namun madrasah harus tetap memiliki strategi atau cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan tersebut, dan langkah yang ditempuh sekolah pada umumnya adalah memberikan keringanan biaya pendidikan kepada siswa-siswinya selama bersekolah dimadrasah, diharapkan melalui peringanan biaya pendidikan tersebut para orang tua tetap dapat lebih Senang untuk meyekolahkan anaknya.

Lama Pendidikan Sekolah Dasar rata-rata penyelesaiannya secara normal adalah 6 tahun, namun tentunya 6 tahun bukan merupakan waktu yang singkat sejak anak masuk sekolah, naik tingkat kelas dari kelas 1, kelas 2 dan seterusnya hingga kelas 6 dan lulus merupakan siklus yang cukup panjang dan dalam proses


(12)

tersebut tentunya tidaklah selalu berjalan mulus, tentunya ada kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah pandangan dan minat orang tua siswa yang berkaitan dengan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh mereka untuk menyekolahkan anaknya, karakteristik anak pada Pendidikan Sekolah Dasar adalah ia masih sangat tergantung kepada orang tuanya, semua yang dimiliki anak adalah pemberian dari orang tuanya, mereka belum terlalu matang dan pandai untuk menentukan dan mencari sumber pendanaan untuk sekolahnya, jadi jumlah murid yang sekolah pada pendidikan dasar akan sangat bergantung kepada minat orang tua terhadap pendidikan, dengan berbagai penyesuaian akan kebutuhan dan prioritas serta kebutuhan hidupnya yang lain, dimana tidak hanya pendidikan anak, tetapi juga mengenai sandang, pangan dan papan serta investasi masa depan.

Dalam meningkatkan minat untuk bersekolah banyak cara yang dilakukan, tetapi mengenai cara mana yang efektif itu akan sangat tergantung pada sampai sejauh mana cara itu mampu menarik minat orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya. Tujuan pembangunan sumber daya manusia tidak akan berhasil dengan baik jika orang tua tidak berminat untuk meyekolahkan anak. Minat merupakan pendorong, penggerak bagi seseorang serta sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dan untuk meningkatkan minat orang tua menyekolahkan anaknya, khususnya di sekolah dasar selama 6 tahun sejak anaknya masuk sekolah, salah satu dari sekian banyak cara tersebut adalah dengan meringankan biaya sekolah melalui pemberian dana BOS.

Dahulu biaya pendidikan yang dikelola pemerintah sebagian besar tersalur kepada sekolah-sekolah umum negeri, kini Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyejajarkan madrasah dengan sekolah umum lainnya, dan tujuan dari pemberian BOS adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk bersekolah. Pada umumnya Madrasah adalah sekolah-sekolah yang menjadi pilihan bagi kalangan masyarakat ekonomi lemah untuk menyekolahkan anaknya, selain karena masyarakat pedesaan lebih condong kepada pada kajian agama, madrasah juga biasanya didirikan dan dikelola oleh swadaya masyarakat, dan pendirinya merupakan tokoh masyarakat yang biasanya menjabat sebagai guru-guru pengajian di masjid-masjid dan di lingkungan sekitar masyarakat. MI.


(13)

Raudhatul Athfal Merupakan madrasah yang sebagian besar orang tua siswa adalah keluarga kalangan ekonomi menengah kebawah, dalam penelitian di M.I. Raudhatul Athfal, dengan demikian dalam penelitian ini Penulis berusaha untuk mencari informasi mengenai Peran BOS yang telah diterima oleh sekolah terhadap minat orang tua siswa menyekolahkan anaknya di MI.Raudhatul Athfal dan cara apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan minat tersebut.

C. Identifikasi Masalah

Dari berbagai masalah yang ada dalam latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan penggunaan dana BOS di Madrasah ini sehingga dapat meningkatkan minat para orang tua untuk dapat merasa senang menyekolahkan anaknya disekolah ini hingga lulus sekolah.

2. Upaya apa yang dilakukan oleh sekolah untuk terus meningkatkan kualitas potensi yang dimiliki oleh sekolah agar para orang tua siswa lebih tertarik untuk terus menyekolahkan dan terhindar dari keluar (Drop Out) anaknya di sekolah ini

3. Bagaimana kebijakan dan cara/upaya serta prioritas sekolah dalam mengelola dana (BOS)

4. Bagaimana tanggapan orang tua terhadap kebijakan pengelolaan dan Bantuan Operasional Sekolah

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas yang sangat luas cakupannya, penulis membatasi kajian ini berupa:

1. Biaya BOS merupakan program nasional Pemerintah dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan di satuan pendidikan tingkat dasar.

2. Minat menyekolahkan anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, kemauan orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang disebabkan oleh


(14)

dorongan-dorongan yang menarik hati karena adanya upaya atau kebijakan sekolah dalam mengelola dana BOS.

E. Sistematika penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BaB I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan tentang: pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metdode pembahasan dan sistematika penulisan]

Bab II merupakan landasan teori yang meliputi pengertaian BOS,Tujuan Bantuan BOS, ketentuan penerima dana BOS dan Ketentuan penggunaan dana BOS, Pengertian minat menyekolahkan anak, factor-faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan anak dan indikator minat menyekolahkan anak.

Bab III membahas tentang metodologi penelitian dengan tahapan sebagai beikut: Tujuan penelitian , waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, tekhnik pengumpulan data, tekhnik pengolahan data dan Analisa Data.

Bab IV berisikan tentang penyajian hasil penelitian yaitu: Deskripsi data berupa gambaran umum dan penyajian data, analisa dan interpretasi data.

Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran


(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN PERTANYAAN PENELITIAN

A. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Konsep BOS

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiuonal, yang menaamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, srta sejalan dengan semangat otonomi daerah, maka pemerintah melalui Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) mulai bulan juli 2005, emmberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar dalam bentuk dana BOS yang pelakasanaannya dilakukan melalui dana dekonsentralisasi di propinsi. Program BOS diharapkan dapat membantu keluarga tidak mampu untuk terus dapat bertahan bahkan menjadi lebih besemangan untuk terus menyekolahkan anaknya hingga tama pendidikan dasar, ditambah alagi oleh alasan krisis moneter di tahun 1997 yang tentunya dirasakan abertambahnya kesulitan masyarakat dalam memnuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari.

Seberapa besar manfaat atau tidaknya dana BOS erat kaitannya dengan penerapan strategi penggunaanya, sekolah memiliki kewenangan untuk mencari cara yang terbaik untuk menggunakan anggaran BOS yang diterimanya sesuai dengan kebutuhan sekolah, namun kewenangan tersebut tetap diberikan batasan-batasan oleh pemerintah melalui penerbitan buku panduan BOS


(16)

Pedoman tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengendalikan dan memberikan pedoman kepada sekolah untuk mencapai tujuan visi dan misi sekolah tanpa bertentangan dengan kebijakan pemerintah dalam mencerdaskan Rakyat Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Didalam pengelolaan dana BOS tentunya juga memiliki strategi atau cara sehingga tujuan dari pemberian BOS dapat terpenuhi dan dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya oleh sekolah.

2. Pengertian BOS 1

Program BOS atau yang disingkat dengan BOS merupakan program nasional pemerintah dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan disatuan pendidikan tingkat dasar. Dana BOS berasal dari dana subsidi Bahan bakar kendaraan bermotor yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa lain.

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun. Adapun secara khusus program BOS bertujuan untuk :

1) Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik di madrasah negeri maupun swasta

2) Menggratiskan seluruh siswa MI.Negeri dan MTs.Negeri terhadap biaya operasional sekolah

3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah swasta Adapun ketentuan sekolah yang dapat diberikan dana BOS adalah sebagai berikut2:

a) Semua sekolah negeri dan swasta berhak memperoleh Bantuan Operasional Sekolah. Dengan ketentuan khusus sekolah swasta harus memiliki ijin operasional penyelenggaraan pendidikan.

b) Sekolah kaya/mapan yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki penerimaan lebih besar dari dana Bantuan Operasional Sekolah,

1 Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah, Depdiknas, Depag, 2009 hal. 3 2


(17)

mempunyai hak untuk menolak BOS tersebut, sehingga tidak wajib untuk melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan BOS, dimana keputusan atas penolakan BOS harus melalui persetujuan dengan orang tua siswa dan Komite Sekolah. Bilamana di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, sekolah tetap menjamin kelangsungan siswa tersebut untuk terus dapat melanjutkan sekolah.

Dari poin b diatas dapat diketahui oleh kita bahwa tujuan utama dari pemberian Dana BOS ini adalah tertuju kepada perlindungan terhadap anak-anak usia sekolah yang khususnya orang tua siswa yang tergolong ekonomi lemah atau miskin agar dapat bertahan untuk terus melanjutkan sekolah. Selain itu juga BOS memungkinkan bagi anak-anak usia sekolah yang belum bersekolah untuk dapat bersekolah tanpa biaya yang mahal, dengan demikian angka putus sekolah dan semangat untuk bersekolah dapat lebih meningkat.

Adapun Ketentuan wajib sekolah penerima BOS: 3

a) Bagi sekolah yang selama ini memungut dana penerimaan siswa baru dan iuran bulanan yang tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) lebih kecil dari dana BOS, maka sekolah tersebut harus membebaskan semua bentuk pungutan/sumbangan/iuran kepada seluruh peserta didik yang akan digunakan untuk membiayai beberapa komponen pembiayaan pendidikan sebagai berikut:

- Uang formulir pendaftaran

- Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan - Biaya peningkatan mutu guru (MGMP, dll)

- Biaya pemeliharaa

- Ujian sekolah, ulangan umum bersama dan ulangan umum harian - Honor guru dan tenaga kependidikan honorer

- Kegiatan kesiswaan (Remedial, pengayaan, ekstrakurikuler)

b) Sekolah Penerima BOS juga diwajibkan untuk membantu peserta didik kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan kesekolah

3


(18)

c) Sekolah dilarang memanipulasi data dengan tujuan tetap dapat memungut iuran peserta didik, atau untuk memperoleh dana BOS lebih besar. Adapun ketentuan bagi sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik lebih besar dari dana BOS mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Apabila di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, maka disekolah diwajibkan membebaskan pungutan/sumbangan/iuran seluruh siswa miskin yang terdapat disekolah tersebut. Sisa dana BOS bila masih ada digunakan untuk mensubsidi siswa lain.

2. Bagi sekolah yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, sehingga dapat mengurangi semua bentuk pungutan/sumbangan/iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa minimum senilai dana BOS yang diterima sekolah.

3. Ketentuan Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah4

Penggunaan dana BOS di Sekolah/Madrasah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Kepala Sekolah/Dewan dan Komite Madrasah. Adapun dana BOS dapat digunakan untuk:

1) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran dan pendaftaran ulang.

2) Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan

3) Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

4) Pembiayaan kegiatan kesiswaan: Program Remedial, Program Pengayaan, olahraga, kesenian, Karya Ilmiah Remaja, Pramuka, Palang Merah Remaja dan sejenisnya.

5) Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa.

4


(19)

6) Pengembangan profesi guru, pelatihan, dan Kelompok kerja guru (KKG) 7) Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubeleir dan perawatan lainnya. 8) Pembiayaan langganan daya dan jasa listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.

9) Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang tidak dibiayai pemerintah dan Pemerintah Daerah. Tambahan insentif bagi kesejahteraan guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah.

10) Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin

11) Khusus untuk Pesantren Salafiah dan Sekolah Agama Non Islam, dana BOS dapat digunakan untuk asrama/pondokan dan membeli peralatan ibadah

Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah selain kewajiban jam mengajar.

Dalam penggunaan dana BOS terdapat beberapa peraturan larangan penggunaan BOSyang harus dipatuhi oleh sekolah penerima BOS, yaitu5:

a) Di simpan dalam waktu lama dengan maksud dibungakan, artinya : dengan tujuan apapun dana BOS hendaknya harus dipergunakan langsung untuk pembiayaan operasional sekolah.

b) Dipinjamkan kepada pihak lain, artinya : dana BOS adalah hak dari para siswa, maka tidak selayaknya diperpinjamkan, karena akan dapat

menghambat pembiayaan sekolah.

c) Membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tidak sesuai dengan

kepentingan murid, artinya : dana BOS harus dialokasikan pada hal-hal yang bersinggungan langsung dengan kepentingan siswa.

d) Membangun gedung/ruangan baru, jadi dana BOS tidak boleh dipergunakan untuk rehabilitasi berat ruangan. Artinya, dana BOS tidak boleh secara keseluruhan untuk membiayai rehabilitas sekolah yang membutuhkan biaya yang sangat besar, namun diperbolehkan untuk biaya rehabilitasi ringan.

5


(20)

e) Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran. f) Menanamkan saham artinya, dana BOS tidak boleh dipergunakan untuk

tanam saham meskipun bertujuan untuk menggandakan dana menjadi lebih banyak.

B. Minat Menyekolahkan Anak

Minat merupakan faktor yang penting dalam rangka menyekolahkan anak, miat tersebut merupakan merupakan pendorong dalam mengikuti dan melaksanakan suatu kegiatan, minat juga merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian suatu tujuan yang diinginkan.

Tidak sedikit anak didik yang keluar dari sekolah disebabkan karena faktor minat, selain masalah minat dari murid sendiri ada hal yang sangat perlu diperhatikan yakni masalah putusnya anak didik dari sekolah yang disebabkan kurangnya minat orang tua siswa menyekolahkan anaknya karena alasan tidak mampu secara ekonomi, anak didik usia 7 -12 tahun adalah manusia yang belum mencapai taraf kedewasaannya, sehingga butuh bimbingan dan masih ada suatu sifat tergantung kepada orang yang lebih dewasa, secara umum para anak didik sekolah dasar secara keuangan dan biaya pendidikan dan biaya hidupnya sangat tergantung kepada orang tua mereka, karena itulah biasanya dikarenakan belum terpenuhinya kebutuhan hidup pokok keluarga atau karena ketidakmampuan memenuhi biaya pendidikan anaknya, sehingga para orang tua didik terpaksa untuk memutus sekolah anaknya ditengah jalan menuju pencapaian cita-cita anaknya melalui sekolah.

Pengertian Minat Menyekolahkan Anak

Menurut kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa minat mengandung arti ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.6, selanjutnya

Lebih jelas lagi menurut Dedi Setia Budi, bahwa minat untuk orang dewasa adalah kecenderungan hati terhadap berbagai obyek, orang-orang lain dan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam lingkungannya berdasarkan hasil

6 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: PT.Balai Pustaka, 1988). Cet ke-1.


(21)

pertimbangan antara perasaan, kemampuan serta kebutuhan. Dimana dinyatakan dengan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, tahun atau tidak tahu, bisa atau tidak bisa, mau atau tidak mau.7

Dari ungkapan diatas dapat memperjelas pandangan kita bahwa dalam menentukan pilihan terhadap objek minat didasarkan kepada beberapa hal diantaranya perasaan, kemampuan serta kebutuhan; sukakah terhadap objek minat tersebut, mampukan untuk melaksanakan hal-hal yang sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek minat tadi serta dapatkah objek tadi memenuhi kebutuhannya atau dapatkah objek tadi memiliki nilai keuntungan bagi dirinya, jika ada tentunya minat seseorang terhadap sesuatu akan bertambah minatnya. Demikian juga ketika seorang orang tua menyekolahkan anaknya bahwa tentunya ada pertimbangan ekonomi didalam menyekolahkan anaknya, kesanggupan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan anaknya sekolah sekaligus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seluruh anggota keluarganya, minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya tentunya akan bertambah bilamana kebutuhan hidupnya sehari-hari telah terpenuhi, ia memiliki kemampuan untuk membiayai sekolah anaknya, orang tua merasa perlu untuk menyekolahkan anaknya ataupun tuntutan lingkungannya tempat tinggalnya dimana anak-anak seumuran anaknya sudah bersekolah.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa minat menyekolahkan anak adalah kecenderungan hati orang tua untuk menyokong dan memenuhi kebutuhan sekolah anak, disertai perasaan senang dan kemauan untuk mendorong anaknya terus belajar hingga menamatkan sekolahnya.

Dalam penelitian kali ini minat yang diteliti di fokuskan kepada minat orang tua siswa menyekolahkan anak dikarenakan faktor dari dana Bantuan operasional sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan anak

Pipih Nurfauziah mengungkapkan ada 5 faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan anak, yakni motivasi orang tua, kebutuhan, lingkungan, pengalaman, keluarga8

7 Dedi Setia Budi, tesis berjudul “Suatu Tinjauan Deskriptif Tentang Beberapa Faktor

Yang Mempengaruhi Minat Belajar Masyarakat Putus Sekolah” IKIP-Bandung, 1983, h.21. 8


(22)

Kebutuhan

Sebelum kita membahas lebih jauh, marilah kita perhatikan apa yang dimaksud dengan kebutuhan itu, Ada beberapa pengertian yang akan penulis kemukakan : "Poerwardaminta memberikan pengertian bahwa kebutuhan: barang apa yang dibutuhkan; hajat; keperluan”9. Sejalan dengan pengertian tersebut J.

Van Zwijndgret (dalam Tesis Dedi Setia Budi) berpendapat bahwa "kebutuhan ternyata sebagai permintaan, selanjutnya dia mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan manusia itu memerlukan banda dan jasa, sedangkan Arifin Chaniago memberikan pengertian "Kebutuhan ialah sesuatu keinginan terhadap benda dan jasa yang pemuasannya dapat dilaksanakan baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah, adapun D. Sudjana mengemukakan bahwa "Kebutuhan dapat diartikan suatu keadaan yang menunjukan adanya keperluan atau maksud yang harus dipenuhi atau dicapai."10

Dedi Setia Budi mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan adalah "Suatu keadaan yang menunjukan adanya keinginan-keinginan, permintaan dan keperluan karena kekurangan tertentu baik bersifat benda atau jasa yang pemuasannya dapat dilaksanakan baik bersifat jasmaniah maupun rohaniah."11

Berbicara tentang minat menyekolahkan anak yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan, orang tua berikut penulis kutipkan data pembiayaan pendidikan yang harus dikeluarkan oleh orangtua murid untuk menyekolahkan anaknya, disamping dari pada biaya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari keluarganya “Menurut Balitbang Diknas tahun 2003 murid Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan swasta berjumlah 25.918.898 orang dan murid SMP dan Mts Negeri dan swasta berjumlah 7. 864.002, jadi jumlahnya adalah 33.78.900 orang. Dari jumlah itu akhirnya yang putus sekolah dan berhenti tamat SD ada 56,2 %. Dan hanya tamat SMP putus sekolah.jadi putus sekolah dalam wajib

9

Dedi Setia Budi, Tesis suatu Tinjauan Deskriptif Tentang Beberapa Factor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Masyarakat Putus Sekolah Melalui Magang Di Desa Cicalung Kecamatan Majalengka Kabupaten Dt.Ii Jawa Barat, Jurusan Ilmu Pendidikan dan

Pengembangan Sosial, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Bandung, 1983, h.27 10 ibid, Dedi Setia Budi, h 28

11


(23)

belajar 62.7 %."12 Dikatakan juga bahwa penyebab dari itu semua adalah karena

kemikinan, menurut Utomo Danan Jaya, lebih baik adalah sekolah gratis kepada seluruh siswa wajib belajar, (SD dan SMP). Caranya dibebaskan membayar iuran siswa bulanan dan diberi gratis buku teks untuk semua, sekarang pemerintah sudah mengucurkan Bantuan Operasional Sekolah, yang salah satu tujuannya adalah guna memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa Pendidikan Dasar untuk memperoleh kesempatan bersekolah, melalui dana Bantuan Operasional Sekolah, pembebasan biaya iuran siswa bulanan sangat mungkin dilakukan untuk sekolah-sekolah dasar, paling tidak dapat meringankan beban biaya pendidikan anak siswa yang selama ini ditanggung oleh orangtua siswa, adapun besar dana Bantuan Operasional Sekolah, dengan harapan setelah beban pendidikan dapat berkurang, para orangtua terutama yang miskin atau tidak mampu dapat terus menyekolahkan anaknya, dan terus bertambah minat orangtua murid untuk terus menyekolahkan anaknya hingga tamat minimal wajib belajar 9 tahun.

Motivasi

Motivasi menurut G.R. Tery mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.”13

Motivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya tentunya banyak sekali, jika kita mengambil pedoman dari teori Maslow diatas, tentunya kita dapat mengambil beberapa point dari atas, yakni ada yang karena melihat masyarakat telah menyekolahkan anaknya, sehingga orang tua malu jika tidak menyekolahkan anaknya, ada yang menginginkan mereka memperoleh pekerjaan yang layak dikemudian hari, memiliki penghasilan yang lebih, agar anaknya menjadi manusia yang berguna dan berperan dimasa depan dan lain sebagainya.

Motivasi menurut David Mc. Celland, terdapat motivasi yang menonjol:

12

Utomo Dananjaya, Sekolah Gratis, Esai-Esai Pendidikan yang Membebaskan, (jakarta: Paramadina, 2005) h.4

13 Malayu S.P. Hasinabuan, Manajemen Sumber daya Manusia, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) h.144


(24)

1) "Achievement Motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi. mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan."

14

Minat menyekolahkan anak jika kita melihat kutipan diatas memberikan harapan kepada anak untuk mengembangkan dirinya untuk kehidupan masa depan, para orang tua tentunya menginginkan kehidupan anaknya dimasa mendatang akan jauh lebih baik dari kondisi kehidupan orang tuanya saat ini. 2) Affiliation Motivation, yaitu dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain15. Di zaman yang penuh dengan

keajaiban dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, penguasaan keduanya tentunya adalah mutlak untuk dapat bertahan dan memiliki peranan di zaman ini, sehingga dengan menyekolahkan anak, guna menuntut ilmu dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dapat menjadi motivasi tersendiri para orangtua untuk menyekolahkan anaknya, guna mencapai harga diri dan pengakuan masyarakat sekitar lingkungan dan tuntutan kehidupan, misalnya tuntutan pekerjaan yang menuntut seseorang tamat sekolah tertentu. 3) Competence Motivation, yaitu dorongan yang dapat melakukan pekerjaan yang bermutu16 dengan menyekolahkan anak,

memberikan dasar pemikiran kepada anak untuk melakukan sesuatu berdasarkan ilmu, di sekolah para anak didik diberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi mereka untuk kehidupannya kelak

4) Power Motivation, yaitu dorongan yang dapat mengendalikan suatu keadaan, dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengambil resiko dan menghacurkan rintangan yang terjadi17

Lingkungan

Dalam Ilmu Sosiologi pendidikan ada 3 jenis lingkungan yang berhubungan dengan pendidikan:18

14

ibid, h. 144 15 Ibid,h.144 16

Malayu S.P. Hasinabuan, Manajemen Sumber daya Manusia, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) h.144

17 Ibid ,hal.144 18


(25)

1) Lingkungan sosial individu si anak ( The social environment of the individual pupil) ini berhubungan dengan sikap orang tuanya, berhubungan dengan keluarga perbedaan bahasa dan cita-cita.misalnya orang tuanya menginginkan agar anaknya melebihi dari pada orang tuanya.

Misalnya lingkungan seosial ekonomi keluarga, apabila status ekonomi membaik, tentunya para orang tua akan semangkin memperluas minat mereka untuk menyekolahkan anak mereka, dari semula mereka hanya bercita-cita ingin menyekolahkan hingga tamat sekolah dasar saja, setelah ekonmi mereka membaik tentunya mereka juga akan memiliki keinginan untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih tinggi lagi. Bantuan operasional sekolah dapat berpean dalam rangka meringankan beban kehidupan keluarga, tertutama keluarga tidak mampu khuisusnya dalam hal pembiayaan pendidikan anak mereka, oelh karena itu poihak sekolah harus lebih peka kepada keluarga yang tidak mampu sehingga tujuan dari pemberian dana BOS dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan tujuannya.

2) Lingkungan sosial yang bersifat intern dari pada sekolah (Internal Social Enviromnment). Yaitu lingkungan sosial secara intern dari sekolah itu sendiri, dan dititik beratkan pada hubungan sosial daripada sekolah, serta melibatkan peranan-peranan dan lain-lain dari kepentingan sekolah, guru-guru dan anak-anak didik.

3) Lingkungan sekolah yang kondusif untuk menyelengggarakan pendidikan setidak tidaknya memiliki sarana dan prasaran yang memadai, misalnya adanya perpustakaan, ruang kelas yang baik dan bersih dan peralatan belajar siswa yang menunjang kegiatan belajar lainnya, dengan adanya alat penunjang pembelajaran, dan fasilitas sekolah yang lebih memadai tentunya para siswa akan lebih merasa nyaman ketika belajar di sekolah. Kondisi sekolah yang menyenangkan akan membuat siswa merasa lebih kerasan untuk belajar di sekolah. Oelh karenanya dalam rangka meningkatkan minat orang tua menyekolahkan anaknya, pihak sekolah perlu memberikan prioritas penditn g terhadap sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.


(26)

4) Lingkungan sosial yang bersifat extern(External Social Environment)

Artinya ialah bahwa sekolah itu merupakan hal yang terisolir dari masyarakat, dan dipengaruhi aktif oleh kekuatan-kekuatan luar. Dengan kata lain, bahwa faktor-faktor luar itulah yang menjadi pendorong sekolah untuk dapat memberikan hasil pendidikan (Output pengetahuan dan skill siswa) berdasarkan kebutuhan para stakeholder (pemegang kepentingan) di dunia yang akan menggunakan sumber daya manusia hasil pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.

Indikator Minat Menyekolahkan Anak

Pipih Nurfauziah memaparkan beberapa indikator yang mempengaruhi orang tua untuk menyekolahkan anaknya diantaranya: perasaan senang, perasaan tertarik, perhatian, memiliki pengetahuan, keinginan dan cita-cita dan terakhir prestis atau penghargaan19. Secara lebih jelas di berikan perincian sebagai berikut:

Perasaan senang menyekolahkan anak.

b) Perasaan tertarik

untuk memasukan anaknya ke sekolah untuk mendapatkan pengetahuan Ada perhatian kepada anak untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak. d) Memiliki pengetahuan akan pentingnya sekolah bagi anak

e) Memiliki cita-cita membuat yang terbaik untuk anak

f) Menyadari bahwa pendidikan anak memiliki manfaat bagi kehidupan anak dimasa depan.

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini penulis bertitik tolak dari anggapan bahwa naiknya harga pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat berhubungan dengan anggaran biaya kehidupan masyarakat, dalam hal ini khususnya orang tua murid, sehingga mereka berpikir prioritas mana yang lebih penting untuk dipenuhi, dan pada masyarakat kalangan ekonomi menegah kebawah, besarnya anggaran kehidupan sehari-hari berimbas kepada alokasi biaya untuk kebutuhan yang lainnya, termasuk didalamnya pendidikan untuk anaknya, himpitan ekonomi dapat mendorong orang tua siswa untuk berpikir bahwa biaya sekolah mahal, dan

19


(27)

sedangkan kebutuhan pokok lebih mereka butuhkan dibandingkan dengan sekolah, hal ini sangat membahayakan jika terjadi putus sekolah kepada anaknya, angka partisipasi dan minat mendidik anak menurun, sehingga ada kekhawatiran akan kemampuan bersaing generasi anak bangsa bagi investasi pembangunan sumber daya manusia Indonesia ditahun-tahun selanjutnya akan memburuk, untuk itu untuk mengurangi beban masyarakat ekonomi lemah perlu adanya bantuan yang dapat meringankan kebutuhan biaya kehidupan sehari-hari walaupun tidak banyak namun memiliki arti bahwa mereka diperhatikan, salah satunya adalah pemberian biaya BOSkepada sekolah-sekolah diseluruh Indonesia melalui Bantuan Operasional Sekolah, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut, biaya per-siswa tersebut digunakan untuk meringankan beban orang tua siswa dalam rangka mengurangi anggaran keuangan keluarga untuk pendidikan, dan dana tersebut dikelola oleh sekolah untuk pembiayaan operasional sekolah yang sebelum ada BOSsebagian besar dibebankan kepada orangtua siswa, dari sini kita dapat ambil kesimpulan sementara bahwa dana BOStelah meringankan beban biaya pendidikan anak keluarga miskin melalui meringankan biaya pendidikan anaknya.

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan minat merupakan faktor yang penting begitu pula ketika orang tua memutuskan untuk menyekolahkan ia sudah berpikir bahwa anak tidak mungkin mencari biaya sekolah dengan sendiri, biaya tersebut adalah tanggung jawab orang tua untuk memenuhinya, tentunya meningkatnya minat bersekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kebutuhan, motivasi, cita-cita, lingkungan, dan keluarga20

Dengan dasar tujuan dari adanya program BOS yakni keberpihakan pemerintah kepada masyarakat miskin dan tidak mampu dalam bidang pemerataan pendidikan, yang salah satu harapan dari tujuan tersebut adalah adanya peringanan biaya pendidikan bagi anak siswa, bahkan agenda besarnya adalah menggratiskan Pendidikan Dasar 9 tahun. Dengan dua cara tersebut yakni peringanan biaya pendidikan anak sekolah dan atau pembebasan biaya pendidikan, diharapkan dapat membantu masyarakat miskin untuk lebih tertarik lagi untuk

20


(28)

menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah guna mendapatkan pendidikan dan keterampilan dasar untuk menghadapi tantangan global dimasa depan yang kian membutuhkan kemampuan dan keahlian terhadap suatu ilmu tertentu.


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TUJUAN PENELITIAN

a) Untuk mengetahui langkah atau cara yang dilakukan pihak sekolah menanggapi tujuan pemberian dana BOS oleh pemerintah, bagaimana pengelolaannya serta upaya yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan dari program dana BOS yakni meringankan biaya pendidikan di sekolahnya dan menekan angka puius sekolah.

b) Untuk memberikan masukan kepada pihak yang terkait dengan biaya pendidikan untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan melalui penerapan cara/strategi penggunaan dana BOS terhadap minat menyekolahkan anak di sekolah ini

c) Ikut menyumbangkan dalam penelitian mengenai pembiayaan pendidikan.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Athfal – desa Meruyung Kampung Bojong Kota Depok.

Penelititan ini penuli laksanakan pada bulan juni-2009 hingga april 2010 Namun penelitian atau observasi dan pengenalan terhadap kondisi sekolah ini telah dilaksanakan sejak tahun 2008.


(30)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. . Hal ini penulis gunakan mengingat variabel dan tujuan penelitian yang ingin penulis inginkan adalah mencari informasi mengenai strategi penggunaan dana BOSoleh sekolah, mengidentifikasi strategi terhadap minat atau sikap orang tua, serta mengungkapkan korelasi antar variabel yang disebabkan oleh perlakuan terhadap suatu subjek, sehingga diperlukan penjelasan-penjelasan terhadap kondisi sebenarnya dilapangan baru penulis dapat melalui tahap kedua yakni menghubungkan antar kedua variabel tersebut.

Adapun Sumber Data primer yang akan di kaji diantaranya Sumber data dari penelitian ini adalah wawancara dengan Kepala sekolah MI Raudhatul Athfal sebagai penentu kebijakan strategi BOS di sekolah tersebut, angket terbuka kepada dwan guru, dan angket kepada orang tua siswa sebagai orang yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini, selain itu juga angket dari orang tua di perjelas kembali dengan angket yang diberikan kepada siswa. pertanyaan uraian kepada Responden dan penelusuran data yang berkaitan dengan BOS.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru dan karyawan di MI.Raudhatul Athfal Meruyung sebanyak 7 orang, untuk angkat kepada 39 orang tua siswa dan 39 siswa.

E. Tekhnik pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif, maka dalam kegiatan penelitian lapangan ini penulis menggunakan tekhnik:

a) Obsevasi ( pengamatan )

Observasi adalah Cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan bahan pengamatan.

Adapun metode observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan : kondisi sarana dan prasarana sekolah, kondisi lingkungan sosial dan ekonomi sekolah, pelaksanaan kurikulum di sekolah, pemanfaatan


(31)

sarana dan prasarana yang di biayai oleh BOS, serta minat anak bersekolah dan bergaul langsung dengan guru dan orang tua siswa yang berkunjung ke sekolah

b) Wawancara

Wawancara adalah ”Percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interiewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”1 Adapun wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap

kepala sekolah M.I. Raudhatul Athfal, sebagai Pemegang kebijakan utama dalam pengambilan kebijakan strategi dana BOS tersebut, bendahara sekolah sebagai pelaksana pengelolaan uang, dan kepada beberapa dewan guru di sekolah.

Metode wawancara ini penulis gunakan secara langsung untuk mengadakan wawancara dengan sampel yang telah ditentukan, sebelum melakukan wawancara penulis menyiapkan pedoman wawancara atau berupa buku kecil agar pelaksanaan tidak dapat menimbulkan kekeliruan guna memperoleh data yang berkenaan dengan Bantuan Operasional sekolah di sekolah ini.

c) Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah pengumpulan dan pengambilan data yang diperoleh melalui pengumpulan dokumen-dokumen”2, dokumen tersebut

digunakan sebagai sumber informasi yang sangat berguna untuk mendukung penelitian, diantara dokumen yang penulis dapatkan diatnaranya untuk mengetahui letak, kondisi geografis dan kondisi masyarakat sekitar sekolah, daftar nama guru-guru dan jumlah guru di sekolah, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan dana BOS seperti rencana penggunaan dana BOS oleh sekolah.

F. Tekhnik pengolahan data

Tekhnik yang digunakan penulis dalam mengolah data adalah dengan memeriksa daftar jawaban angket uraian dari responden, jadi setelah angket diisi dan diserahkan kepada penulis segera penulis periksa satu persatu untuk di cari

1 Lies Nurmawati, “StrategiPengembangan Sarana dan Prasaran Di SMPN 3 Tangerang”

(Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN SYAHID Jakarta, 2009) h.31

2


(32)

keterangan secara umum untuk selanjutnya berdasarkan keterangan tersebut penulis mencari keterangan-keterangan pendukung berupa data-data yang dimiliki sekolah, jika isian jawaban angket belum memadai.

Adapun analisa angket dengan menggunakan rumus prosentase yakni Hasil = F/NX100

Dimana F= frekuensi


(33)

BAB I

V

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data 1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui langkah atau cara yang dilakukan pihak sekolah menanggapi tujuan pemberian dana BOS oleh pemerintah, bagaimana pengelolaannya serta upaya yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan dari program dana BOS yakni meringankan biaya pendidikan di sekolahnya dan menekan angka puius sekolah.

b) Untuk memberikan masukan kepada pihak yang terkait dengan biaya pendidikan untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan melalui penerapan cara/strategi penggunaan dana BOS terhadap minat menyekolahkan anak di sekolah ini

c) Ikut menyumbangkan dalam penelitian mengenai pembiayaan pendidikan.

2. Letak MI. Raudhatul Athfal meruyung

MI. Raudhatul Athfal Meruyung berada di jalan Raya meruyung No. 35 Desa Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, menempati areal tanah seluas 600 m2.1

3. Sarana Prasarana MI. Raudhatul Athfal Meruyung

1


(34)

Untuk menunjang proses belajar mengajar, MI.Raudhatul Athfal ini telah memiliki sarana/gedung dengan status milik sendiri yang berdiri diatas tanah seluas 600 Meter. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Ini sudah cukup memadai dan mencukupi kebutuhan sekolah. walaupun masih ada kekurangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 1

Sarana prasarana MI.Raudhatul Athfal Meruyung secara umum

N

O Jenis Bangunan

Kondisi

jumla h

kebutuhan/kurang / renopasi Baik

Rusak Ringa

n

Bera t

1 Ruang Kelas 6 - - 6 1

2 Ruang Perpustakaan 1 - - 1 -3 Laboratorium IPA 1 - - 1 -4 Ruang Pimpinan 1 - - 1

-5 Ruang Guru 1 - - 1

-6 Tempat Beribadah 1 - - 1 -7 Ruang Kesehatan 1 - - 1

-8 WC murid 3 - - 3

-9 Gudang 1 - - 1

-10

Tempat Bermain/Olah

raga 1 - - 1

-11 Lapangan upacara 1 - - 1

-12 Are parkir 1 - - 1

-13 Ruang Koperasi 1 - - 1

-14 Ruang TU 1 - - 1

-15 Ruang komputer 1 - - 1 -16 Ruang Perpustakaan 1 - - 1

-17 Gudang 1 - - 1

-18 Kamar mandi siswa 3 - - 3 -19 Kamar mandi guru 1 - - 1

-Sumber: Base line MI.Raudhatul Meruyung

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa, sarana pokok di sekolah ini sudah cukup memadai, jumlah local kelas pun sudah sesuai dengan jumlah siswa di


(35)

sekolah ini, walaupun dengan adanya 6 ruang kelas masih belum cukup untuk menampung seluruh siswa menjadi 1 kelas rombongan belajar pagi. dan berdasarkan hasil observasi, bahwa beberapa ruangan tersebut ada yang dijadikan satu atap bermacam fungsi atau disebut dengan ruang serbaguna, namun berukuran cukup besar, ruangan tersebut diperuntukan sebagai ruang, perpustakaan, ruang laboratorium Komputer, ruang ibadah dan ruang praktikum dan multimedia untuk materi khusus ( IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia Komputer dan Bahasa Inggris)

b. Ruang Perpustakaan dan Media pembelajaran Tabel 2

Koleksi Perpustakaan dan Media pembelajaran

NO Jenis

Kondisi

Jumlah kebutuhan/k urang Baik

Rusak

Ringan Bera t

1 Buku Teks Pelajaran 750 30 20 800 -2

Buku Panduan

Pendidikan 80 - - -

-3 Buku Pengayaan 853 - - 653 -4 Buku Referensi 198 - - 198 -5 Sumber Belajar Lain 1010 - - 1010

-6 KIT IPA 2 - - 2

-7 KIT IPBA 4 - - 4

-8 KIT Matematika 4 - - 4 -9 KIT Bahasa Indonesia 4 - - 4 -10 KIT Bahasa Inggris 4 - - 4 -11 KIT Matematika Kreatif 2 - - 2 -12

CD Pembelajaran

komputer 24 - 1 24

-13 CD Geografi 99 - - 99 -14 Komputer Multimedia 5 3 2 10 10

Sumber: base line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Berdasarkan pengamatan dan data diatas dapat penulis simpulkan bahwa disekolah ini selain dari pada penerapan kurikulum dan pelakasanaan pembelajaran secara klasikal, sekolah ini juga sudah menerapkan system


(36)

pembelajaran berbasis tekhnologi, dengan diadakannya ruang serbaguna yang berisikan lengkap dengan media pembelajaran berupa KIT-KIT untuk menunjang kemudahan siswa untuk berlajara dan mendmonstrasikan teori teori yang ada di buku pelajaran mereka, atau sekedar untuk melihat demo-demo atau slide film yang telah di miliki berupa softwere-softwer e-learning yang telah dimiliki sekolah untuk setiap mata palajaran , dalam hal ini baru mencakup matematika, IPA, bahasa inggris, bahasa Indonesia, PKN dan IPS serta Komputer. pendidikan yang dimiliki oleh sekolah, berdasarkan wawancara kepada kepala sekolah, bahwa pembangunan gedung serbaguna (laboratorium komputer dan perputakaan terpadu) yang telah terlaksana ini dibangun tanpa meminta iuran dari orang tua siswa, sehingga sekolah berusaha menyisihkan dari usaha-usaha sekolah lainnya, dan para donator yagn tidak tetap. hal tersebut dilakukan dengan harapan pembangunan gedung serbaguna tersebut tidak menjadi beban bagi orang tua siswa, sehingga wajar jika dalam pembangunan gedung ini masih belum selesai secara sempurna dan ditargetkan awal tahun ajaran 2010/2011 gedung ini sudah sempurna dan dapat di maksimalkan penggunaannya untuk meneunjang kegiatan belajara siswa dan mempermudah para guru untuk mengajarkan materi tiap bidang ajarnya.

c. Perlengkapan Olah raga dan Seni Tabel 3

perlengkapan olah raga dan seni

No. Perlengkapan Olahraga & Seni Kondisi (Unit) Baik *) Rusak *)

1 Lapangan Bola voli 0 0

2 Lapangan Bola Basket 0 0 3 Lapangan Sepak Bola 1 0

4 Lapangan Badminton 1 0

5 Tenis Meja 0 0

7 Perlengkapan Senam Siswa 1 0 8 Perlengkapan Seni Musik 2 0 9 Perlengkapan Seni Rupa 2 0 9 Perlengkapan Seni Tari 1 0


(37)

9 Perlengkapan Budaya 1 0 Sumber: base line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa, peralatan olah raga dan ketarmpilan siswa sudah cukup memadai, namun berdasarkan pengamatan, bahwa untuk lapangan sepak bola dan voli bukan merupakan milik sendiri, namun tanah lapang yang dimiliki masyarakat di belakang sekolah yang di manfaatkan untuk mendukung kegiatan sekolah di sinilah salah satu keharmonisan sekolah dengan masyarakat sekitarnya, sehingga dapat saling mendukung dalam setiap program sekolah untuk mendidik peserta didik yang juga berasal dari masyarakat sekitarnya.

d). Analisis kebutuhan tambahan MI.Raudhatul Athfal

Berdasarkan dokumen base line MI. Raudhatul Athfal Meruyung, dibawah ini digambarkan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi oleh sekolah ini dalam rangka menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, urutan angka menunjukan kebutuhan yang paling mendesak yang harus dipenuhi oleh sekolah.

Hal ini perlu penulis cantumkan karena hal ini berkaitan dengan anket pokok yang telah penulis sebarkan kepada para orang tua dan siswa yang merupakan penjabaran dari prioritas penggunaan dana dan tanggapan masyarakat .

Tabel 4

Analisisa Kebutuhan dan Prioritas Sekolah

1 Tambahan Ruang Belajar

2 Tambahan Alat Bantu Pengajaran 3 Laboratorium

4 Tambahan Biaya Operasional Sekolah 5 Tambahan Alat Bantu Pengajaran 6 Tambahan Buku

7 Tempat Ibadah 8 Ruang UKS

9 MCK


(38)

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

d) Gambaran Keadaan Murid

a. Jumlah Siswa dan Rombongan belajar Tabel 5

Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar

TP 2008/2009 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi Siang Jumlah

Jml Siswa 144 119 263

Rombel 6 3 9

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

c. Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2008/2009 Tabel 6

Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2008/2009

N o. Keadaan Siswa Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah L k. P r. L k. P r. L k. P r. L k. P r. L k. P r. L k. P r. L k. Pr . J ml 1 Jumlah

Siswa 22 9 27 22 26 15 22 24 24 22 28 22 14

6 11

3 263

2 Pindah

Masuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Pindah

Keluar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Pengula

ng 3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5 5 DO /

Keluar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 DO

Kembali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Siswa

Miskin 5 2 4 3 6 3 7 2 5 2 6 6 33 18 51 8

Rombon gan belajar

1 2 1 1 2 2 9


(39)

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat 3 orang anak kelas 1 yang tidak naik kelas, dan siswa baru yang masuk di tahun ajaran 2008/2009 adalah sejumlah 31 orang dan tidak ada anak yang putus sekolah. Hal ini merupakan salah satu tolak ukur bahwa penyelenggaraaan pendidikan di sekolah ini tidak terlalu memberatkan biaya kepada orang tua siswa, karena para orang tua masih dapat terus mempertahankan anaknya untuk bersekolah di sekolah ini.

Dari table juga dapat kita ketahui, bahwa jumlah rombongan belajar yang berjumlah 9 rombongan belajar di bagi menjadi 2 waktu, yakni waktu pagi untuk kelas I, II, V dan VI dimulai dari pukul 07.15 hingga 12.15, dan rombongan siang yanni kelas III dan IV di mulai pukul 13.00 hingga 17.00. dengan alokasi waktu balajar dalam satu jam setara dengan 35 menit, dan masing masing kelas di kondisikan untuk manampung siswa paling banyak 30 siswa setiap kelasnya, sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas lebih nyaman dan para guru dapat lebih meemberikan perhatian dan pelayanan yang lebih baik lagi di kelas.

e) Gambaran Guru dan Pegawai MI.Raudhatul Athfal

Jumlah guru dan pegawai di madrasah ini berjumlah 13 orang guru dan 3 orang Pegawai

Tabel 7

Gambaran guru dan pegawai sekolah

Lk Pr Jml Pendidikan

SMA D1 D2 D3 S1 S2

9 6 4 0 6 0 4 0

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa kualifikasi akademik guru disekolah ini masih belum sesuai harapan, yakni minimal S1, untuk menanggulangi kekurangan kualifikasi tersebut, sekolah perlu secara terus menerus mengadakan pelatihan guru bahkan mendorong guru untuk kembali kuliah S1, dan hingga sekarang guru yang sedang meneruskan kuliah S1 berjumlah 3 orang guru. Dari 13 guru tersebut berdasarkan 3 orang guru yang mendapatkan tugas jabatan rangkap, yakni sebagai Tenaga administrasi,


(40)

bendahara dan kepala bidang kurikulum, dalam hal kepegawaian non guru terdapat 3 orang pegawai yakni petugas keamanan , petugas kebersihan. Sekolah dan tekhnisi khusus laboran. masih belum memiliki petugas perpustakaan khusus yang benar-benar dapat melayani siswa dalam peminjaman buku tiap harinya, dan petugas laboran komputer merangkap tugas sebagai guru dan tenaga administrasi, dengan demikian sekolah ini di kemudian hari masih membutuhkan sumber daya manusia sekurang-kurangnya 2 orang, yakni petugas perpustakaan yang dapat merangkap kepala urusan sarana prasarana dan seorang Laboran Komputer.

f) Gambaran Latar Belakang Orang Tua Siswa

a. Latar Belakang Pendidikan Orang tua Siswa

Tabel 8

Latar belakang pendidikan orang tua siswa

No Jenjang Jumlah

1 Tidak Sekolah

-2 S D / M I 30

3 S L T P / M Ts 58

4 S L T A / M A 120

5 Diploma/Akademi 3

6 Sarjana atau lebih 6

7 *Tak diketahui 45

jumlah 263

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung b. Pekerjaan Orang tua Siswa

Tabel 9

Pekerjaan Orang tua

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil 5

2 TNI / Polri 0

3 Pensiunan 0

4 Karyawan Swasta 42

5 Pedagang/Wirausaha 45

6 Petani 55

7 Nelayan 0


(41)

9 Sopir 10 10 * Lainnya : tak diketahui 6

jumlah 263

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung Dari data diatas dapat

c. Penghasilan Orang Tua Siswa

Data ini diperoleh dari data tahunan sekolah tahun 2008/2009

Tabel 10

Penghasilan orang tua

No Penghasilan (Rp) Jumlah

1 Tidak Tetap 215

2 < 200.000

-3 200.000 - 500.000 -4 500.000 - 1.000.000 43

5 > 1.000.000 5

jumlah 263

Sumber: Base Line MI.Raudhatul Athfal Meruyung

Dari data yang telah diperoleh dari data sekolah tersebut, dapat kita ketahui bahwa, sebagian besar penghasilan orang tua siswa adalah tidak tetap, hal ini menggambarkan bahwa pekerjaan orang tua siswa juga tidak tetap, dari data pekerjaan orang tua dapat kita ketahui bahwa, sebagian besar orang tua siswa adalah petani dan pedagang, dengan kebanyakan para orang tua siswa berkerja sebagai buruh tidak tetap, dan di sinilah peran dana BOS di sekolah ini dapat membantu meringankan biaya pendidikan anak mereka, melalui penggratisan untuk siswa yang tidak mampu dan membayar SPP melalui dana Komite bagi para orang tua siswa yang mampu sebesar Rp.10.000 per bulan.

g) Kurikulum yang dikembangkan di Mi.Raudhatul Athfal

Adapun kurikulum yang dikembangkan di Mi.Raudhatul Athfal antara lain: Kurikulum ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah sekolah agama, dikarenakan selain mencakupi pelajaran umum, madrasah juga menerapkan kurikulum agama,


(42)

sehingga diharapkan para lulusan madrasah memiliki keterampilan dan sikap yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah umum, selain itu kurikulum pengembangan diri juga sudah dikembangkan di sekolah ini sebagai upaya sekolah untuk menyelasaraskan pendidikan disekolahnya dengan laingkungan budaya, konbdisi masyarakat dan tekhnologi di masa sekarang dan mendatang. Adapun kurikulum yang dikembangkan di madrasah ini antara lain:

1. Mata pelajaran agama, meliputi Al-Qur’an hadits, Akidah Akhlak, Fiqh, Bahasa Arab, Sejarah Peradaban Islam, pengembangan diri membaca dan menghafal al-Qur’an.

2. Mata pelajaran umum Meliputi : PPKN, Bahasa Indonesia, matematika, Ilmu pengatahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Mata pelajaran Muatan Lokal meliputi Bahasa Sunda, Bahasa inggris

4. Mata Pelajaran Pengembangan Diri meliputi Komputer, Hafal Al-Qur’an, Pendidikan jasmani dan Kesehatan dan Seni Budaya dan Keterampilan.

Demikianlah program inti yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Athfal Semua program pendidikan yang dikembangkan di Madrasah ini menggunakan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Lokal yang disesuaikan dengan Kurikulum nasional yang tercantum didalam Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan. Selain itu madrasah ini mengembangkan pengetahuan peserta didik untuk menunjang pencapaian tujuan kurikuler dan tercapainya tujuan lembaga secara berbarengan.

Selain dari pendidikan intrakurikuler yang dikembangkan di MI.Raudhatul Athfal juga dikembangkan pendidikan ekstra kurikuler. Adapun kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di MI.Raudhatul Athfal antara lain:

1. Kepramukaan Kegiatan pramuka dilaksanakan pada hari Sabtu di lapangan

belakang sekolah MI.Raudhatul Athfal, dan upacara pramuka dilaksanakan setiap Sabtu dilaksanakan kegiatan ramuka oleh para siswa dengan bimbingan


(43)

guru yang telah ditugaskan dan beberapa kaka Pembina yang merupakan alumni madrasah yang di tugaskan oleh kepala sekolah.

2. Keagamaan Kegiatan keagamaan yang dikembangkan pada tiap akhir

pembelajaran dan beberapa hari khusus yang digunakan untuk program hafal al-quran. Biasanya dilakasanakan selepas sholat zuhur untuk yang rombongan pagi, dan setelah sholat ashar bagi yang kelas siang sekurang-kurangnya satu minggu satu kali.sore hari setelah ashar dan antara lain:

3. OlahRaga

Kegiatan ekstra kurikuler olahraga untuk menstabilkan kondisi para siswa, sehingga para siswa tidak selalu diajak mengembangkan pola pikirnya saja melalu pembelajaran dikelas, namun juga sekolah berusaha menyeimbangkan denagn potensi anak didik yang lainnya seperti olah raga. Dengan olah raga dapat menunjang kesehatan jasmani. Adapun jenis olah raga yang dikembangkan adalah: sepak bola, futsall, , SKJ, dan lari.

B. Analisa Data

1. Pelaksanaan dan Strategi Penggunaan Dana BOS menurut pendapat guru

MI. Raudhatul athfal merupakan sekolah swasta yang bercirikan agama islam, berada di daerah yang rata-rata mata pencaharian orang tua siswa adalah buruh, dan berpendidikan terakhir terbanyak adalah berlatar belakang pendidikan SMA, berikut saya sajikan Tabel data pekerjaan orang tua dan latar belakang pendidikannya.

Tabel: 11

Rekapitulasi tingkat pendidikan orang tua siswa tahun 2006-2009 di Mi Raudhatul Athfal

Tingkat

tahun

2006 2007 2008 2009 Ket

SD/MI 25 31 30 27


(44)

SMA/MA 121 124 120 145 Diploma/akademi 10 7 3 2 sarjana atau lebih 11 10 6 2

tak terdata 65 63 45 37

jumlah 285 290 262 252

Dari data Tabel diatas dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan orang tua siswa di sekolah ini didominasi oleh orang tua yang berlatar belakang pendidikan SMA sederajat dan terus meningkat jumlahnya tiap tahunnya, kecuali pada tahun 2008.

Adapun pekerjaan orang tua siswa mayoritas adalah buruh tidak tetap, sehingga penghasilan dari orang tua pun tidak dapat dipastikan besarnya tiap bulan, berikut data Tabel rekapitulasi data pekerjaan orang tua siswa di sekolah ini

Tabel : 12

Rekapitulasi jenis pekerjaan orang tua siswa MI.Raudhatul athfal tahun 2006-2009

Jenis Pekerjaan 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010

PNS 5 4 5 3

TNI/Polri 0 0 0 0

Pensiunan 0 0 0 0

Karyawan Swasta 50 52 42 40 Pedagang/wirausaha 45 50 45 42

Petani 50 55 55 40

Nelayan 0 0 0 0

Buruh tidak tetap 120 111 99 112

Sopir 15 10 10 10

DLL 0 8 6 5

jumlah 285 290 262 252

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua siswa terbanyak adalah buruh tidak tetap, dan semankin besar jumlahnya tiap tahunnya kecuali pada tahun 2008.

Isu-isu sekolah gratis pada sekolah-sekolah dan tuntutan pemerintah untuk emmebrikan pelayanan pendidikan yang bermutu bagi anak didika, di tanggapi sekolah dengan meneluarkan kebijakan sekolah berupa:


(45)

Peringanan biaya semester adalah usaha sekolah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang murah kepada orang tua siswa di sekolah ini, dana pengganti percetakan soal dan administrasi semester lainnya sebagian di tanggulangi dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diterima sekolah dengan perhitungan bahwa siswa tidak perlu membayar percetakan soal ujian, biaya inilah yang ditanggulangi dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sehingga para orang tua siswa hanya membayar iuran untuk pengkoreksian soal semester.

2) Peringanan administrasi penerimaan siswa baru

Administrasi siswa baru tidak dipungut biaya disekolah ini, kecuali yang berkaitan dengan kebutuhan siswa seperti seragam sekolah dan perlengkapan atribut sekolah, dengan digratiskannya formulir pendaftaran diharapkan dapat menjaring siswa sebanyak banyakanya di sekolah ini karena biaya awal masuk sekolah disekolah cukup murah, adapun besarnya biaya penerimaan siswa baru yang berkaitan dengan kebutuhan siswa di sekolah ini (seragam sekolah, atribut dan raport siswa baru) adalah sebesar Rp. 150.000 dan dapat dicicil hingga semester I (satu) berakhir, selama itu para orang tua siswa tidak di pungut biaya apapun seperti biaya pengembangan bangunan, biaya praktikum computer, biaya ekstrakurikuler, biaya remedial semester, biaya perlombaan dan biaya perawatan gedung sekolah, namun walaupun demikian dikarenakan masih terdapat kekurangan anggaran penyelenggaraan pendidikan disekolah ini jika hanya mengandalkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), berdasarkan rapat dan persetujuan orang tua murid ditetapkanlah iuran SPP sebesar Rp. 10.000 tiap bulannya, adapaun bagi siswa yatim dan tidak mampu dibebaskan dari segala biaya pendidikan dan tentunya dengan memahami dan mengetahui perencanaan penggunaan keuangan sekolah tersebut, pihak sekolah tidak terlalu sulit untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua murid atas draft keuangan yang telah disusun sekolah, dan para orang tua memberikan kepercayaan kepada sekolah untuk mengelola dana tersebut sebaik-baiknya, karena tentunya yang lebih mengetahui kebutuhan sekolah dalam tiap anggaran yang telah direncanakan sekolah adalah pihak sekolah.


(46)

Pada sekolah swasta seperti sekolah ini, jumlah siswa sangat menentukan perkembangan sekolah dimasa depan, berdasarkan kesepakatan yang telah dilakukan melalui penerimaan dana BOS oleh sekolah, dinyatakan bahwa dengan menerima dana BOS) kepala sekolah sebagai pemegang keputusan akhir penggunaan dana BOS wajib memberikan keringanan biaya pendidikan disekolahnya, dan dari tahun 2006 hingga 2010 ini sekolah hanya mengenakan biaya iuran SPP sebesar Rp. 10.000, setelah sebelumnya ditahun 2004 dan 2005 masih mengenakan iuran siswa sebesar Rp. 20.000, adapun biaya selisih sebesar Rp. 10.000 sebagai biaya peringanan di tanggulangi dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sangat bergantungnya sekolah terhadap jumlah murid mengidikasikan bahwa semankin besar jumlah siswa maka semangkin besar juga pendapatan yang akan diperoleh sekolah dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diterimanya, hal ini mengharuskan pihak sekolah untuk membuat cara yang terbaik untuk menanggulangi semangkin menurunnya jumlah siswa disekolahnya.

Pada tahun 2008 pihak sekolah berusaha untuk membuat sebuah laboratorium komputer dan sebuah perpustakaan untuk memberikan pelayanan pendidikan diluar kelas bagi siswa-siswinya, dan minat para siswa untuk praktikum komputer sangat besar terlebih lagi karena biaya pendidikan komputer disekolah ini gratis, tidak dikenakan biaya apapun kepada orang tua siswa, penggunaan komputer untuk belajar dan menunjang materi pembelajaran dikelas menjadi strategi sekolah untuk membuat para siswa senang berada disekolah, ditambah lagi koleksi perpustakaan yang semangkin banyak, mulai dari cerita hingga buku pelajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran dikelas dan buku tersebut dapat di bawa pulang dan dipinjamkan gratis kepada seluruh siswa/I di sekolah ini, penyediaan alat peraga pendidikan untuk seluruh mata pelajaran juga menjadi salah satu cara yang dijadikan perhatian oleh sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas madrasah walaupun dalam keterbatasan ketersediaan biaya yang dialami sekolahnya.


(47)

Peringanan biaya semester bagi siswa dibatasi hanya pada pembebasan biaya percetakan yang berkaitan dengan penggandaan soal ujian, namun untuk administrasi lainnya seperti pengkoreksian jawaban, penulisan raport masih dikenakan kepada orang tua siswa, hal tersebut dikarenakan dana BOS tidak dapat menanggulangi keseluruhan biaya kegiatan semester karena dana yang diterima sekolah yang bersumber dari dana BOS hanya cukup untuk menanggulangi biaya Honor guru dan karyawan dan hanya sedikit yang digunakan untuk kegiatan yang lainnya.

4) Biaya ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler yang disediakan disekolah ini haya ada pramuka saja, dilaksanakan pada hari sabtu sore, siswa yang menjadi peserta adalah siswa yang sekolah pada rombongan belajar sore yakni kelas tiga, empat dan kelas lima. 5) Perbaikan dan Perawatan Sekolah

Untuk perbaikan dan perwatan sekolah, digtratiskan oleh sekolah, sehingga para orang tua tidak dibebankan sedikitpun untuk biaya semesteran dalam rangka perbaikan dan perawatan sekolah, seperti pengecatan, perbaikan meubeleuir dan lain lain.

6) Penyediaan Sarana Prasarana Sekolah

Selama itu para orang tua siswa tidak di pungut biaya apapun seperti biaya pengembangan bangunan, biaya praktikum computer, biaya ekstrakurikuler, biaya remedial semester, biaya perlombaan dan biaya perawatan gedung sekolah, walaupun demikian dikarenakan masih terdapat kekurangan anggaran penyelenggaraan pendidikan disekolah ini jika hanya mengandalkan dana BOS, berdasarkan rapat dan persetujuan orang tua murid ditetapkanlah iuran SPP sebesar Rp. 10.000 tiap bulannya, dan besaran SPP ini belum pernah berubah sejak adanya penerimaan dana BOS, adapun bagi siswa/i yatim dan tidak mampu dibebaskan dari segala biaya pendidikan.

Respon orang tua siswa atas kebijakan yang telah disepakati bersama tentunya ditanggapi senang oleh para orang tua siswa, karena sudah dapat dipastikan dengan ke-enam kebijakan tersebut, para orang tua benar-benar mengetahui arah aliran dana BOS dan alokasi anggarannya serta nilai keuntungan


(1)

13. Berapa uang saku anak anda rata-rata tiap hari a. Tidak ada uang jajan b. 500 c. 1000

b. Lebih besar dari 1000 dan lebih kecil dari 5000 c. Lebih besar dari 5000

14. Jika anda ditawarkan, manakah yang lebih anda pilih untuk pengeluaran spp bulanan anak anda?

a. Rp. 350 perhari b. Rp. 500/hari c. Gratis spp

15. Ketika kebutuhan hidup meningkat, anda sebagai orang tua siswa akan erasa senang jika mendapat bantuan biaya pendidikan untuk sekolah anak anda?

a. Ya, saya merasa senang dengan bantuan tersebut

b. Tidak, karena saya yakin untuk sekarang ini saya masih sanggup membiayai biaya pendidikan anak saya

c. Ragu-ragu: saya akan sangat senang, namun ada rasa malu jika terus terusan dibantu, kecuali memang itu secara keseluruhan orang tua siswa terbantu seperti pengurangan spp dari rp. 20.000 menjadi rp. 10.000

16. Anda merasa senang mendapatkan pengurangan spp bahkan dibebaskan spp? a. Ya, karena dapat mengurangi beban pendidikan anak saya

b. Tidak, karena saya merasa mampu untuk memenuhi spp sebesar rp. 20.000 demi kualitas pendidikan

c. Ragu-ragu: karena selama ini kami belum merasakan adanya pengurangan spp 17. Dengan berkurangnya spp maka kelansungan anak anda untuk tetap bersekolah lebih terjamin

a. Ya b. Tidak c ragu ragu

18. Pendidikan sangat diperlukan oleh anak saya, dilain pihak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari lebih saya butuhkan, oleh karena itu dengan pembebasan/peringanan biaya spp dapat membantu mengurangi beban ekonomi keluarga


(2)

b. Ya b. Tidak c. Ragu ragu

19. Ketidak mampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, berkaitan erat dengan kemauan untuk menyekolahkan anak, oleh karena itu biaya pendidikan sudah seharusnya dibebaskan bagi golongan ekonomi lemah

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

20. Sebagai orang tua, anda memiliki niat atau keinginan untuk dapat menyekoahkan anak anda hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sekarang bahkan hingg universitas

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

21. Biaya pendidikan yang tinggi adalah masalah besar bagi kelangsungan pendidikan anak anda untuk terus bersekolah

a. Ya b. Tidak c. Ragu ragu

22. Anda menyekolahkan anaka anda memiliki keinginan agar anak anda memiliki pengetahuan dan keterampilan

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

23. Saya akan terus menyekolahkan anak saya selama saya masih mampu untuk membiayai sekolah anak saya, karena saya menyadari pentingnya bersekolah bagi masa depan anak saya

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

24. Berdasarkan pengalaman saya, tingkat pendidikan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan/penghasilan kerja

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

25. Kepedulian seseorang terhadap pendidikan anak saya membuat diri saya merasa diakui dan menambah semangat saya untuk terus menyekolahkan anak saya


(3)

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

27.Program bantuan operasional sekolah (BOS ) banyak membantu kami dalam pengurangan biaya pendidikan anak kami disekolah ini

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

15. Ketika kebutuhan hidup meningkat, anda sebagai orang tua siswa akan erasa senang jika mendapat bantuan biaya pendidikan untuk sekolah anak anda?

a. Ya, saya merasa senang dengan bantuan tersebut

b. Tidak, karena saya yakin untuk sekarang ini saya masih sanggup membiayai biaya pendidikan anak saya

c. Ragu-ragu: saya akan sangat senang, namun ada rasa malu jika terus terusan dibantu, kecuali memang itu secara keseluruhan orang tua siswa terbantu seperti pengurangan spp dari rp. 20.000 menjadi rp. 10.000

16. Anda merasa senang mendapatkan pengurangan spp bahkan dibebaskan spp? b. Ya, karena dapat mengurangi beban pendidikan anak saya

d. Tidak, karena saya merasa mampu untuk memenuhi spp sebesar rp. 20.000 demi kualitas pendidikan

e. Ragu-ragu: karena selama ini kami belum merasakan adanya pengurangan spp 17. Dengan berkurangnya spp maka kelansungan anak anda untuk tetap bersekolah lebih terjamin

c. Ya b. Tidak c ragu ragu

18. Pendidikan sangat diperlukan oleh anak saya, dilain pihak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari lebih saya butuhkan, oleh karena itu dengan pembebasan/peringanan biaya spp dapat membantu mengurangi beban ekonomi keluarga


(4)

19. Ketidak mampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, berkaitan erat dengan kemauan untuk menyekolahkan anak, oleh karena itu biaya pendidikan sudah seharusnya dibebaskan bagi golongan ekonomi lemah

b. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

20. Sebagai orang tua, anda memiliki niat atau keinginan untuk dapat menyekoahkan anak anda hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sekarang bahkan hingg universitas

b. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

21. Biaya pendidikan yang tinggi adalah masalah besar bagi kelangsungan pendidikan anak anda untuk terus bersekolah

b. Ya b. Tidak c. Ragu ragu

22. Anda menyekolahkan anaka anda memiliki keinginan agar anak anda memiliki pengetahuan dan keterampilan

b. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

23. Saya akan terus menyekolahkan anak saya selama saya masih mampu untuk membiayai sekolah anak saya, karena saya menyadari pentingnya bersekolah bagi masa depan anak saya

b. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

24. Berdasarkan pengalaman saya, tingkat pendidikan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan/penghasilan kerja

b. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

25. Kepedulian seseorang terhadap pendidikan anak saya membuat diri saya merasa diakui dan menambah semangat saya untuk terus menyekolahkan anak saya

b. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

26. Untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga, anda menggantungkan dari penghasilan yang diperoleh setiap hari (kerja harian) bukan kerja bulanan


(5)

27.Program bantuan operasional sekolah (BOS ) banyak membantu kami dalam pengurangan biaya pendidikan anak kami disekolah ini


(6)

RANCANGAN PENELITIAN

PERAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MENYEKOLAHKAN ANAK STUDI KASUS DI MI. RAUDHATUL ATHFAL-MERUYUNG-KOTA DEPOK

UIN MADRASAH STRATEGI

PENGGUNAAN BOS SEKOLAH

MENCARI DATA Perancanaan

penggunaan bos Prioritas alokasi

dana Bos

Data siswa miskin Data penerimaan

siswa baru

ANALISIS DATA OBJEKTIF Siswa drop out

Jumlah siswa

Implikasi strategi terhadap siswa, guru, sekolah

Tanggapan orang tua terhadap strategi dan keberadaan dana bos

TEKHNIK PENELITIAN wawancara angket 1. KE PSEK 2. GU RU 3. BE NDAHA 1. ORAN G TUA SISWA 2. SISWA

1. ANALISIS ANGKET 2. PENGUATAN HASIL

ANGKET MELALUI DATA LAINNYA