Iklan Visual dan Minat Konsumsi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Visual Rokok di Televisi Terhadap Minat Konsumsi Masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang)

(1)

Iklan Visual dan Minat Konsumsi

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Visual Rokok di Televisi Terhadap Minat Konsumsi Masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru,

Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang).

Dengan hormat,

Bersama dengan ini, saya Jordan Immanuel Naibaho mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi FISIP USU, dalam rangka penyelesaian skripsi akan melakukan penelitian dengan judul “ Iklan Visual dan Minat Konsumsi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Visual Rokok di Televisi Terhadap Minat Konsumsi Masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang) “.

Informasi yang Saudara/I berikan merupakan bantuan yang sangat berharga dalam mendukung saya menyelesaikan penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

I. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang telah disediakan. 2. Isilah pernyataan di bawah ini dengan cara menceklis (√) pada

kolom yang telah disediakan yang menurut Anda paling tepat. 3. Terimakasih atas kerjasamanya.

II. Profil Responden

1. Nama : ………..

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

3. Usia : ………..

4. Jenis Rokok : ……….. (Salah satu dari ketiga jenis rokok)


(2)

Universitas Sumatera Utara o . ang at Set uju etuj u idak Setuj u ang at Tid ak S etuj u

Variabel Bebas (X) 4 3 2 1

1. Iklan visual rokok di televisi saat ini sangat menarik perhatian konsumen. 2. Visualisasi iklan visual rokok di

televisi memberikan khas tersendiri dalam menarik minat konsumen.

3. Pesan yang disampaikan oleh iklan visual rokok di televisi sangat unik. 4. Perpaduan warna yang terkandung

dalam iklan visual rokok sangat bervariasi sehingga dapat mencuri perhatian konsumen.

5. Warna-warna yang ditampilkan dari iklan visual rokok mempunyai makna dan ciri khas tersendiri.

6. Ilustrasi yang ditampilkan iklan visual rokok mengikuti trend masa kini. 7. Durasi tayangan iklan visual rokok

berpengaruh besar terhadap minat konsumen.

8. Durasi yang ditampilkan iklan visual rokok harus singkat namun tepat sasaran.

Variabel Terikat (Y)

9. Konsumen sangat selektif dalam memilih suatu jenis rokok yang ditawarkan.

10. Jingle/musik iklan visual rokok harus sesuai dengan produk rokok yang ditawarkan.

11. Pemilihan jingle/musik iklan visual rokok harus memiliki ciri khas tersendiri dari produk rokok tersebut.

12. Model iklan yang ditampilkan harus semenarik mungkin menarik minat konsumen.

13. Semakin menarik model iklan

tersebut semakin baik pula respon konsumen dalam memilih produk rokok tersebut.


(3)

visual rokok merangsang minat konsumsi yang sangat kuat.

15. Karakteristik dari suatu iklan visual rokok dapat menarik perhatian konsumen.

16. Konsumen sangat selektif dalam memilih suatu jenis rokok yang ditawarkan.

17. Harga dari jenis rokok yang

ditawarkan sangat berpengaruh terhadap minat konsumen.

18. Faktor usia konsumen berperan penting terhadap minat konsumsi suatu jenis rokok.

19. Jenis rokok yang ditawarkan iklan visual rokok berpengaruh terhadap minat konsumsi.

20. Hasrat konsumsi konsumen

tergantung dari seberapa menariknya visualisasi iklan yang ditampilkan.

21. Slogan dari iklan visual rokok di televisi juga dapat menentukan minat konsumen.

22. Kualitas dan kuantitas suatu jenis rokok menjadi nilai tersendiri dalam menarik minat konsumen.

23. Iklan visual rokok yang unik dan menarik dapat menentukan keputusan membeli konsumen.

24. Konsumen akan membeli ataupun mengkonsumsi suatu jenis rokok yang sudah memiliki merk terkenal.


(4)

Universitas Sumatera Utara

Resp Kela min

a Roko

k

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 1 3 1 4 2 4 2 1 4 2 4 4 2 4 2 1 4 4 2 4 2 1 4 2 4 2 4 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 1 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2 1 1 4 4 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 4 4 2 2 4 1 3 1 4 2 3 3 1 4 4 4 4 2 3 3 1 4 4 2 3 3 1 4 4 4 2 3 5 2 3 2 1 4 1 1 4 2 2 4 1 4 1 1 4 2 1 4 1 1 4 2 2 4 4 1 6 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 7 1 3 2 3 2 1 3 1 1 1 4 3 2 1 3 1 1 3 2 1 3 1 1 1 4 2 1 8 1 2 2 4 3 3 2 2 4 1 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 4 1 3 3 3 9 1 3 3 4 1 3 1 4 4 1 3 4 1 3 1 4 4 4 1 3 1 4 4 1 3 1 3 10 1 2 2 3 2 1 4 4 4 1 1 3 2 1 4 4 4 3 2 1 4 4 4 1 1 2 1 11 1 2 2 4 2 3 1 4 4 1 4 4 2 3 1 4 4 4 2 3 1 4 4 1 4 2 3 12 1 2 2 3 3 1 2 1 4 4 1 3 3 1 2 1 4 3 3 1 2 1 4 4 1 3 1 13 1 2 2 3 4 1 1 4 1 1 3 3 4 1 1 4 1 3 4 1 1 4 1 1 3 4 1 14 2 2 2 4 4 4 1 1 1 4 3 4 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 1 4 3 4 4 15 1 3 2 1 3 4 2 4 4 3 1 1 3 4 2 4 4 1 3 4 2 4 4 3 1 3 4 16 1 3 1 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 17 1 3 2 4 1 2 3 4 1 4 4 4 1 2 3 4 1 4 1 2 3 4 1 4 4 1 2 18 1 2 3 3 4 4 2 1 4 4 1 3 4 4 2 1 4 3 4 4 2 1 4 4 1 4 4 19 1 1 3 1 3 4 4 3 1 3 4 1 3 4 4 3 1 1 3 4 4 3 1 3 4 3 4 20 1 1 3 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 21 1 1 3 1 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 22 1 2 3 4 3 3 1 4 4 3 1 4 3 3 1 4 4 4 3 3 1 4 4 3 1 3 3 23 1 3 2 1 4 4 1 1 1 4 4 1 4 4 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 4 4 4 24 1 3 2 3 4 3 4 1 2 4 2 3 4 3 4 1 2 3 4 3 4 1 2 4 2 4 3 25 2 3 1 4 2 3 1 4 3 4 1 4 2 3 1 4 3 4 2 3 1 4 3 4 1 2 3 26 2 3 1 3 4 1 4 1 3 4 4 3 4 1 4 1 3 3 4 1 4 1 3 4 4 4 1 27 1 3 1 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4


(5)

(6)

Universitas Sumatera Utara 30 1 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 31 1 2 1 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 32 2 3 1 3 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 1 4 4 4 4 33 1 2 2 4 4 3 2 3 1 4 2 4 4 3 2 3 1 4 4 3 2 3 1 4 2 4 3 34 1 1 1 4 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 35 1 1 2 2 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 4 4 36 1 1 3 3 1 1 3 1 4 4 1 3 1 1 3 1 4 3 1 1 3 1 4 4 1 1 1 37 1 2 2 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 38 2 2 1 4 3 3 3 4 1 2 3 4 3 3 3 4 1 4 3 3 3 4 1 2 3 3 3 39 1 1 1 4 1 4 2 4 3 3 4 4 1 4 2 4 3 4 1 4 2 4 3 3 4 1 4 40 1 1 2 4 1 4 4 3 4 4 1 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 1 1 4 41 1 3 1 3 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 42 1 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 43 1 3 2 1 2 3 1 3 3 4 4 1 2 3 1 3 3 1 2 3 1 3 3 4 4 2 3 44 2 4 1 4 4 4 3 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 4 4 45 1 4 2 1 4 1 1 3 4 4 4 1 4 1 1 3 4 1 4 1 1 3 4 4 4 4 1 46 2 1 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 47 1 1 2 3 3 4 1 3 4 4 1 3 3 4 1 3 4 3 3 4 1 3 4 4 1 3 4 48 1 2 1 1 3 3 4 4 4 3 4 1 3 3 4 4 4 1 3 3 4 4 4 3 4 3 3 49 1 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 50 1 3 2 3 3 4 1 3 4 4 1 3 3 4 1 3 4 3 3 4 1 3 4 4 1 3 4 51 2 3 1 3 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 3 52 1 4 2 2 2 4 3 4 3 4 1 2 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 1 2 4 53 1 3 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 54 2 3 1 4 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 55 1 4 1 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 3 56 2 4 2 3 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 2 4 1 3 4 4 2 4 1 4 4 4 4 57 1 4 2 2 4 2 4 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 4 2 58 1 4 1 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 59 1 3 1 4 3 3 4 3 1 2 4 4 3 3 4 3 1 4 3 3 4 3 1 2 4 3 3 60 1 3 3 3 1 3 1 4 1 3 4 3 1 3 1 4 1 3 1 3 1 4 1 3 4 1 3 61 1 3 2 3 2 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 2 4 62 1 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 63 1 4 1 3 2 4 3 4 1 2 4 3 2 4 3 4 1 3 2 4 3 4 1 2 4 2 4 64 1 4 1 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 2 2 4 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 65 1 3 1 2 3 1 1 4 4 1 3 2 3 1 1 4 4 2 3 1 1 4 4 1 3 3 1 66 2 4 1 4 2 2 3 4 1 4 4 4 2 2 3 4 1 4 2 2 3 4 1 4 4 2 2 67 1 2 1 4 1 3 2 3 3 2 4 4 1 3 2 3 3 4 1 3 2 3 3 2 4 1 3 68 1 3 2 1 4 3 3 3 1 1 4 1 4 3 3 3 1 1 4 3 3 3 1 1 4 4 3 69 1 3 3 1 1 4 1 4 3 3 3 1 1 4 1 4 3 1 1 4 1 4 3 3 3 1 4 70 1 2 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 2 2

Keterangan :

Usia ≤ 17 tahun diberi= nilai 1

Jenis Rokok


(7)

Usia 26-30 Tahun diberi diberi= nilai 3

Djarum Mild diberi nilai 2

Usia 31-35 Tahun diberi

diberi= nilai 4

Dunhill Mild diberi nilai 3

Usia ≥36 Tahun diberi diberi= nilai

4


(8)

Universitas Sumatera Utara

Nama : Jordan Immanuel Naibaho

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 16 Mei 1992

Agama : Kristen Protestan

NIM : 090904067

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ Ilmu Komunikasi Alamat : Jl. Garuda Raya No.59, Perumnas Mandala Anak ke : Empat dari empat bersaudara

Email : jordanaibaho@gmail.com

Pendidikan

TK Carolina Medan : 1995 - 1997

SD Antonius V-VI Medan : 1997 - 2003 SMP Swasta Budi Murni - 3 Medan : 2003 - 2006

SMA Negeri 18 Medan : 2006 - 2009

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU : 2009 - 2015

Orang Tua

Ayah : Efendy Naibaho


(9)

Buku

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bimo, Walgito. 2001. Bimbingan dan Prestasi di Sekolah. Yogyakarta: FIP-IKIP. Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik serta Ilmu – ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

_____________. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu – ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

_____________.2011. Metode Penelitian Kuantitatfi, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

_______________. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

____________________. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

____________________. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

____________________. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Effendy, Rustam. 2004. Marketing Manajemen. Malang: Penerbit Institut Ekonomi dan Manajemen Widya Gama.


(10)

Universitas Sumatera Utara Grasindo.

Iskandar, Harun. 2010. Tumbuhkan Minat Kembangkan Bakat. Jakarta: ST book. Jefkins, Frank. 2003. Periklanan. Jakarta: Erlangga.

Lee, Johnson. 2007. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kholil, Syukur. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Citapustaka Media

Perintis.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pranda Media Group.

_________________. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

__________________. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pranda Media Group.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi.

Jakarta: Rhineka Cipta Karya.

_________________. 2009. Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pranda Media Group.

Liliweri, Alo. 2003. Dasar – dasar Komunikasi Periklanan. Jakarta: Citra Aditya Bakti.

Morrisan, 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Dedy. 2004. Komunikasi Populer, Kajian Komunikasi, dan Budaya Kontemporer. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

_____________. 2007.Ilmu Komunukasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(11)

_____________. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.

Rakhmat, Jalalluddin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_________________. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shrum, LJ. 2010. Psikologi Media Entertainment. Yogyakarta: Jalasutra.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. ________________. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

________________. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

______. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia.

Yogyakarta: Penerbit Andi.


(12)

Universitas Sumatera Utara

Desfita, 2006.Daya Tarik Periklanan Menurut Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu (Studi Kasus Pada Rokok Sampoerna A Mild)

Dewi ,2010. Brand Exposure Dan Brand Recall (Studi Tentang Terpaan Iklan Rokok Sampoerna A Mild Terhadap Brand RecallPerokok Mahasiswa Komunikasi FISIP UNS Angkatan Tahun 2007)


(13)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Dahulunya, wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahhannya berpusat di Kota Medan. Dalam sejarahnya, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan.

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan ibukotanya berada di Lubuk Pakam dengan Bupatinya yaitu Drs. H. AMri Tambunan. Memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjajnjikan. Deli Serdang juga memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakkan oleh hamper semua suku-suku yang ada di nusantara. Adapun suku-suku asli yakni suku-suku Karo, Melayu, dan Simalungun, serta beberapa suku pendatang yang dominan seperti suku Jawa, Batak, Minang, Banjar, dan lain-lain. Dengan semua kelebihan sumber daya alam dan keistimewaan yang dimilikinya, Deli Serdang juga memiliki Bandara Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan salah satu bandara udara terbesar di Indonesia.

Percut Sei Tuan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang dimana Perumnas Mandala salah satu bagian di dalamanya.. RT/RW 001 adalah salah satu lingkungan pemukiman penduduk yang ada di Perumnas Mandala. Jumlah penduduknya sebanyak 231 jiwa dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 121 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 110.

RT/RW 001 merupakan salah satu dari beberapa bagian lingkungan yang ada di Perumnas Mandala yang memiliki keanekaragaman suku di dalamnya, yang didominasi oleh suku Batak, Jawa, Karo, Minang, dan lain-lain. Keanekaragaman suku tersebut menciptakan suatu kerukunan yang harmonis antar sesame penduduknya. Keamanan dan saling menjaga antar warga juga terjalin dengan baik antar penduduk, dimana siskamling (sistem keamanan


(14)

Universitas Sumatera Utara mengenal satu dengan lainnya, dan saling menjaga keharmonisan antar warga sekitar.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok control yang tidak mengalami manipulasi (Kriyantono, 2010:62). Variabel x dalam penelitian ini adalah iklan visual rokok di televisi, dan variabel y adalah minat konsumsi rokok masyarakat.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dapat berupa manusia, wilayah geografis, waktu, organisasi, kelompok, lembaga, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki objek yang diteliti. (Kholil, 2006:68).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, KecamatanPercutSei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang yang berusia antara 17-38 tahun. Jumlah penduduk di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang adalah 231 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 45 kepala keluarga. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 121 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 110. (Sumber: Data Kepala Lingkungan di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan PercutSei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang, tahun 2014).


(15)

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. (Nawawi, 1995:144).

70 orang

Keterangan:

N = jumlah populasi n = sampel

d2 = presisi (digunakan 90% atau sig 0,1)

3.4 Teknik Penarikan Sampel 1. Purposive Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, di mana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Yang masuk dalam kriteria adalah masyarakat yang sudah berumur 17 sampai 50 tahun, dan mengkonsumsi salah satu dari jenis rokok (Sampoerna Mild, Djarum Super Mild, Dunhill Mild),

2. Accidental Sampling

Accidental Sampling yaitu penelitian yang dalam pengambilan sampelnya tidak ditetapkan terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2011: 67), teknik accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai sampel. Walau secara kebetulan, sampel yang


(16)

Universitas Sumatera Utara yang telah ditetapkan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan, menghubungkan penelitian dengan konteks yang lebih luas. Di dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang mengarahkan tujuan penelitian, rancangan penelitian, dan tema penelitian. Karena itu, suatu tinjauan kepustakaan harus komprehensif walaupun tidak terlalu banyak (Rakhmat, 2000: 107).Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan datamelalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data dengan melakukan survei ke lokasi penelitian melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditunjukan kepada responden penelitian yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Pertanyaan bisa berbentuk tertutup dan bisa juga berbentuk terbuka. Kuesioner adalah daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner ini dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para responden. (Kriyantono, 2009:93).


(17)

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yanglebih mudah dibaca dan dipresentasikan. (Singarimbun, 2006:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan diintepretasikan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :

3.6.1 Analisis tabel tunggal

Analisis tabel tunggal adalah suatu analisis yang dilakukan dengan membagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan persentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori. (Singarimbun, 2006:226).

3.6.2 Analisis tabel silang

Analisis tabel silang adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif. (Singarimbun, 2008:273).

3.6.3 Uji Hipotesis

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun metode yang digunakan untuk uji hipotesis ini adalah

Rank Order Spearman (Spearman’s Rho Rank Order Correlations) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Rho = koefisien korelasi rank order

D = perbedaan antara pasangan jenjang sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel


(18)

Universitas Sumatera Utara 6 = bilangan konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rs < 0 maka hipotesis ditolak Jika rs > 0 maka hipotesis diterima

Kemudian untuk melihat tinggi/rendahnya korelasi tersebut digunakan skala Guilford atau koefisien asosiasi (Kriyantono, 2006: 169) sebagai berikut:

< 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,39 : hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi; kuat

> 0,90 : hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.

Berdasarkan nilai rs (rho), untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dilakukan uji Determinasi, adapun rumus yang digunakan:

D = rs² x 100% Keterangan:

D = Kekuatan Determinan (Kekuatan Prediksi)


(19)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti berusaha untuk menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan mengenai tayangan iklan visual rokok terhadap minat konsumsi masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang yang berjumlah 70 orang yang sesuai dengan kriteria peneliti. Peneliti menggunakan rumus teknik penarikan sampel yang dikemukakan oleh Arikunto, apabila sampel di bawah 100 orang maka sampel menjadi keseluruhan populasi atau total sampling. Peneliti menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden dan untuk menghindari kesalahan dalam pengisian kuesioner, peneliti selalu mendampingi responden saat sedang melakukan pengisian. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dimengerti oleh responden. Mayoritas dari responden terkadang tidak mengerti beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner sehingga peneliti harus kembali menyederhanakan kata – kata yang terdapat dalam pertanyaan tersebut agar responden mengerti.

Setelah seluruh data diperoleh kemudian peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kueisoner, lalu peneliti mengolah data tersebut kedalam tabel tunggal dan tabel silang, dan akhirnya melakukan uji hipotesis dan mengambil kesimpulan dan saran dari hasil penelitian untuk kepentingan berbagai pihak.

4.1.2 Tahap Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, maka tahapan selanjutnya adalah pengolahan data hasil jawaban mahasiswa dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penomoran kuesioner

Proses ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pengenal pada kuesioner.


(20)

Universitas Sumatera Utara Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pengisian untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan anjuran pengisian kuesioner.

3. Coding

Merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka.

4. Inventarisasi Variabel

Yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar tabel

foltron cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam kesatuan. 5. Tabulasi data

Memindahkan variabel responden yang sudah melalui pengkodean dan inventarisasi variabel kedalam kerangka tabel. Adapun tabel sebanyak jumlah pertanyaan dari kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan dirinci melalui kategori, frekuensi dan persentase. Selanjutnya untuk memperjelas isi tabel dianalisis kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjuk keadaan umumnya.

6. Pengujian hipotesis

Tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Guna mengukur hubungan tinggi atau rendahnya hubungan antar variabel digunakan rumus spearman rho koefisien.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan awal dalam menganalisa kolom yang terdiri dari sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.


(21)

bawah ini.

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Frekuensi %

Laki-laki 56 80.0

Perempuan 14 20.0

Total 70 100.0

Sumber : P1/FC3

Pada tabel 4.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan jenis kelamin. Mayoritas responden sebanyak 56 responden (80%) adalah laki-laki dan sisanya adalah responden perempuan yakni sebanyak 14 responden (20%). Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa responden laki-laki lebih besar daripada responden perempuan.

Sumber : P2/FC4

Pada tabel 4.2 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan usia responden. Mayoritas responden berusia 26-30 tahun sebanyak 32 orang atau 45,7% dan jumlah responden yang paling sedikit adalah umur ≤ 17 tahun yakni sebanyak 10 orang atau 14,3%.

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia Responden Frekuensi %

Usia ≤ 17 tahun 10 14.3

Usia 17-25 Tahun 16 22.9

Usia 26-30 Tahun 32 45.7

Usia 31-35 Tahun 12 17.1


(22)

Universitas Sumatera Utara Sumber : P3/FC5

Pada tabel 4.3 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan jenis rokok. Mayoritas responden perokok sampoerna mild sebanyak 33 responden (47.1%), perokok djarum mild sebanyak 27 responden (38.6%), dan jenis rokok responden yang paling sedikit adalah dunhill mild yakni sebanyak 10 responden (14,3%). Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa responden laki-laki lebih besar daripada responden perempuan.

Tabel 4.4

Kategori Tayangan Iklan Visual Rokok di Televisi Kategori Iklan Visual

Rokok di Televisi (X) Frekuensi %

Diterima 68 97.1

Tidak Diterima 2 2.9

Total 70 100.0

Pada tabel 4.4 menunjukkan kategori iklan visual rokok di televisi adalah 68 responden (97,1%) menyatakan menerima tayangan iklan visual rokok di televise dan sisanya mengatakan tidak sebanyak 2 responden (2,9%).

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa iklan visual rokok di televisi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih jenis rokok yang ditayangkan di televisi.

Jenis Rokok Frekuensi %

Sampoerna Mild 33 47.1

Djarum Mild 27 38.6

Dunhill Mild 10 14.3


(23)

Kategori Minat Konsumsi Merokok Masyarakat Kategori Minat Konsumsi

Merokok Masyarakat (Y) Frekuensi %

Berminat 67 95.7

Tidak Berminat 3 4.3

Total 70 100.0

Pada tabel 4.5 menunjukkan kategori minat konsumsi merokok di masyarakat adalah 67 responden (95,7%) menyatakan berminat dan 3 responden (4,3%) menyatakan tidak berminat untuk mengkonsumsi rokok.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan merokok di masyarakat masih sangat tinggi dikarenakan visualisasi tayangan iklan visual yang selalu mencuri perhatian khususnya para konsumen rokok. Tayangan iklan visual rokok yang baik dan tepat sasaran menjadi nilai tersendiri bagi kalangan masyarakat terkhusus para konsumen rokok. Hal itu menjadi tolak ukur dimana kecenderungan minat konsumsi masyarakat tergantung dari segi visualisasi tayangan iklan visual rokok yang baik, dan juga dapat memunculkan image positif yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.


(24)

Universitas Sumatera Utara Iklan Visual Rokok di Televisi Menarik Perhatian Konsumen Iklan Menarik Perhatian Frekuensi % Sangat Tidak Setuju 13 18.6

Tidak Setuju 6 8.6

Setuju 23 32.9

Sangat Setuju 28 40.0

Total 70 100.0

Sumber : P4/FC6

Pada tabel 4.6 menunjukkan penilaian responden mengenai tayangan iklan visual rokok di televisi dapat menarik perhatian konsumen sebanyak 28 responden (40%) menyatakan sangat setuju dan 6 responden (8.6%) menyatakan tidak setuju. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tayangan iklan visual rokok di televisi sangatlah menarik minat konsumen dan berpengaruh terhadap keputusan membeli konsumen terhadap jenis rokok yang ditayangkan, Keunikan dan karakteristik dari suatu tayangan iklan visual rokok memberikan nilai tersendiri terhadap minat konsumen terkhusus masyarakat RT/RW 001. Masyarakat berpendapat bahwa tayangan iklan visual rokok yang menarik menjadi magnet tersendiri dalam mencuri perhatian konsumen. Terlebih tayangan iklan visual suatu jenis rokok yang sudah terkenal, menjadi modal yang kuat bagi produk rokok tersebut dalam mencuri lebih banyak konsumen.


(25)

Sumber : P5/FC7

Pada tabel 4.7 menunjukkan penilaian responden mengenai Visualisasi iklan visual rokok di televisi memberikan khas tersendiri dalam menarik minat konsumen adalah 29 orang atau 41.4 % menyatakan sangat setuju dan 8 orang atau 11.4% menyatakan tidak setuju.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa visualisasi tayangan iklan visual rokok di televisi mempunyai ciri khas tersendiri tergantung dari jenis rokok yang ditawarkan dan memberikan suatu image tersendiri dari tayangan tersebut. Kecenderungan konsumen memilih suatu jenis rokok lebih besar kepada seberapa menariknya visualisasi yang ditampilkan, mengingat masyarakat saat ini sangat mudah terpengaruh oleh tayangan iklan visualisasi.

Visualisasi Iklan Visual Rokok Memberikan Ciri Khas Visualisasi Memberi Ciri Khas Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 8 11.4

Tidak Setuju 14 20.0

Setuju 19 27.1

Sangat Setuju 29 41.4


(26)

Universitas Sumatera Utara Pesan Yang Disampaikan Sangat Unik

Pesan Yang Unik Frekuensi % Sangat Tidak Setuju 10 14.3

Tidak Setuju 7 10.0

Setuju 23 32.9

Sangat Setuju 30 42.9

Total 70 100.0

Sumber : P6/FC8

Pada tabel 4.8 menunjukkan penilaian responden mengenai pesan yang disampaikan oleh iklan visual rokok di televisi sangat unik adalah 30 responden (42.9 %) menyatakan sangat setuju, begitu juga sebanyak 23 responden (32.9%) menyatakan setuju, sedangkan 10 responden (14.3%) menyatakan sangat tidak setuju.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh tayangan iklan visual rokok di televisi saat ini sangatlah unik. Penyampaian pesan yang singkat namun tepat sasaran menimbulkan kesan yang mudah diingat oleh para konsumen. Pesan unik yang disampaikan oleh tayangan iklan visual rokok sejalan dengan kondisi ataupun kehidupan masyarakat sehari-harinya. Oleh sebab itu, masyarakat sangat menerima dan sangat setuju dengan penyampain pesan yang unik dari tayangan iklan visual rokok di televisi.


(27)

Perpaduan Warna Mencuri Perhatian Konsumen Perpaduan Warna Frekuensi % Sangat Tidak Setuju 19 27.1

Tidak Setuju 13 18.6

Setuju 20 28.6

Sangat Setuju 18 25.7

Total 70 100.0

Sumber : P7/FC9

Tabel 4.9 menunjukkan penilaian responden mengenai perpaduan warna yang terkandung dalam iklan visual rokok sangat bervariasi sehingga dapat mencuri perhatian konsumen. Sebanyak 20 responden (28.6%) menyatakan setuju akan hal itu dan 13 responden (18,6%) menyatakan tidak setuju.

Dapat disimpulkan bahwa tayangan iklan visual rokok saat ini sangat pandai dalam hal pemilihan warna. Perpaduan warna yang ditampilkan dapat mencuri perhatian konsumen dan juga merangsang para konsumen dalam memilih jenis rokok yang ditawarkan. Konsumen juga menyadari warna-warna yang terkandung juga sangat membosankan, dapat dilihat sebanyak 19 responden (27.1%) menyatakan tidak setuju. Perbandingan penilaian responden sangatlah sedikit antara setuju dan tidak setuju.


(28)

Universitas Sumatera Utara Warna-warna Yang Ditampilkan Memiliki Makna dan Ciri Khas Warna Memiliki Makna Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 13 18.6

Tidak Setuju 4 5.7

Setuju 17 24.3

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P8/FC10

Pada tabel 4.10 menunjukkan penilaian responden mengenai warna-warna yang ditampilkan dari iklan visual rokok mempunyai makna dan ciri khas tersendiri. Adalah 36 responden (51,4 %) menyatakan sangat setuju sedangkan sebanyak 4 responden (5,7%) menyatakan tidak setuju.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemilihan dan perpaduan warna dalam tayangan iklan visual rokok di televisi sangatlah menarik dan juga memiliki arti dan makna tersendiri. Pada jenis rokok tertentu warna-warna yang terkandung dalam tayangan iklan visualnya sudah mewakilkan cirri khas yang ingin disampaikan. Ciri khas tersebutlah menjadi magnet yang dapat merangsang konsumen agar tetap memilih jenis rokok tersebut dan tidak akan beralih ke jenis rokok yang lain.


(29)

Ilustrasi Yang Ditampilkan Mengikuti Trend Masa Kini Ilustrasi Yang Modern Frekuensi % Sangat Tidak Setuju 19 27.1

Tidak Setuju 3 4.3

Setuju 13 18.6

Sangat Setuju 35 50.0

Total 70 100.0

Sumber : P9/FC11

Pada tabel 4.11 menunjukkan penilaian responden mengenai ilustrasi yang ditampilkan iklan visual rokok mengikuti trend masa kini. Sebanyak 35 responden (50.0%) menyatakan sangat setuju dan 3 responden (4,3%) menyatakan tidak setuju.

Dapat digambarkan bahwa ilustrasi yang ditampilkan tayangan iklan visual rokok di televisi tidak jauh dari kehidupan masyarakat saat ini. Begitu juga dengan perkembangan zaman modern yang sangat cepat, ilustrasi tayangan iklan visual rokok juga tidak kalah pesatnya. Masyarakat sangat setuju dengan hal ini dengan persentase yang cukup besar berbanding terbalik dengan responden yang ridak menyetujui hal tersebut. Gambar ilustrasi yang ditampilkan jadi lebih mudah dicerna dan dimengerti sehingga masyarakat tidak merasa kebingungan dengan pesan yang ingin disampaikan.


(30)

Universitas Sumatera Utara Durasi Tayangan Berpengaruh Terhadap Minat Konsumen Durasi Tayangan Frekuensi % Sangat Tidak Setuju 11 15.7

Tidak Setuju 7 10.0

Setuju 16 22.9

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P10/FC12

Pada tabel 4.12 menunjukkan penilaian responden terhadap durasi tayangan iklan visual rokok yang berpengaruh besar terhadap minat konsumen. Sebanyak 36 responden (51,4%) menyatakan sangat setuju, dan sebanyak 7 responden (10,0%) menyatakan tidak setuju.

Uraian diatas menyimpulkan bahwa durasi tayangan sangat berpengaruh besar. Durasi yang singkat, padat, namun tepat sasaran dapat memancing konsumen dalam memilih jenis rokok yang ditawarkan. Terlebih durasi tayangan harus sesuai dengan kenbutuhan tayangan iklan visual rokok tersebut.


(31)

Durasi Iklan Harus Singkat Dan Tepat Sasaran Durasi Iklan Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 15 21.4

Tidak Setuju 4 5.7

Setuju 15 21.4

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P11/FC13

Pada tabel 4.13 menunjukkan penilaian responden terhadapa durasi yang ditampilkan iklan visual rokok harus singkat namun tepat sasaran. Sebanyak 36 responden (51,4%) menyatakan sangat setuju akan hal ini sedangkan 4 responden (5,7%) menyatakan tidak setuju.

Dari tabel diatas masyarakat sangat setuju akan hal ini. Durasi tayangan iklan harus sesuai dengan prosedur tayangan periklanan yang seharusnya. Pada tahap ini peneliti menilai bahwa durasi tayangan iklan visual rokok yang disusun secara rapi dan menarik dapat mencuri perhatian konsumen dan menjadi suatu pemicu rangsangan yang kuat kepada konsumen khususnya perokok. Keefektivitas pesan yang disampaikan harus sesingkat mungkin namun tetap mengenai sasaran, sehingga konsumen dapat lebih selektif dalam memilih jenis rokok yang ditayangkan oleh iklan visual tersebut.


(32)

Universitas Sumatera Utara Konsumen Sangat Selektif Memilih Suatu Jenis Rokok

Konsumen Sangat Selektif Frekuensi % Sangat Tidak Setuju 13 18.6

Tidak Setuju 6 8.6

Setuju 23 32.9

Sangat Setuju 28 40.0

Total 70 100.0

Sumber : P12/FC14

Pada tabel 4.14 menunjukkan penilaian responden konsumen sangat selektif dalam memilih suatu jenis rokok yang ditawarkan. Adalah 28 responden 40% menyatakan sangat setuju dan 6 responden (8,6%) menyatakan tidak setuju.

Dewasa ini konsumen sangatlah selektif dalam memilih suatu jenis barang/jasa yang ingin dimiliki maupun dikonsumsinya. Konsumen perokok salah satunya yang paling selektif dalam mementukan pilihannya. Jenis rokok yang sudah sering dikonsumsi sangatlah berpengaruh bila ada salah satu dari jenis rokok baru yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan bahwa peran tayangan iklan visual rokok sangat berpengaruh terhadap suatu jenis rokok tersebut. Persaingan pasar yang semakin pesat membuat produsen rokok berusaha semaksimal mungkin menarik minat masyarakat.


(33)

Jingle/Musik Iklan Visual Rokok Harus Sesuai Dengan Jenis Rokok Jingle/Musik Harus Sesuai Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 8 11.4

Tidak Setuju 14 20.0

Setuju 19 27.1

Sangat Setuju 29 41.4

Total 70 100.0

Sumber : P13/FC15

Pada tabel 4.15 menunjukkan penilaian responden mengenai jingle/musik iklan visual rokok harus sesuai dengan produk/jenis rokok yang ditawarkan. Sebanyak 29 responden (41.4%) menyatakan sangat setuju dan 8 responden (11,4%) menyatakan tidak setuju.

Selain tayangan iklan visual rokok harus menarik dan tepat sasaran, jingle/music yang ditampilkan oleh iklan visual juga harus dapat mewakili dari jenis rokok tersebut. Pemilihan jingle/music yang pas harus disesusaikan dengan target konsumen yang ingin dicapai. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa responden sangat setuju dalam hal ini, dan suatu jenis rokok tertentu sudah memiliki musik/jingle tersendiri sesuai dengan pasar yang ingin ditujunya.


(34)

Universitas Sumatera Utara Pemilihan Jingle/Musik Harus Memiliki Ciri Khas Tersendiri Pemilihan Jingle/Musik Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 10 14.3

Tidak Setuju 7 10.0

Setuju 23 32.9

Sangat Setuju 30 42.9

Total 70 100.0

Sumber : P14/FC16

Pada tabel 4.16 menunjukkan penilaian responden terhadap memilihan jingle/musik iklan visual rokok harus memiliki ciri khas tersendiri dari produk rokok tersebut. Sebanyak 30 responden (42.9%) menyatakan sangat setuju akan hal ini sedangkan 7 responden (10,0%) menyatakan tidak setuju.

Pemilihan jingle/musik dalam tayangan iklan visual rokok harus semenarik mungkin ditampilkan dengan tujuan menarik minat konsumen khususnya konsumen rokok. Jingle/musik yang ditampilkan harus dapat mewakili produk/jenis rokok yang ditawarkan. Ciri khas produk rokok dapat terlihat dari pemilihan jingle/musik yang baik dan perpaduan musik yang ditampilkan dapat mewakili jenis produk rokok tersebut. Dalam hal ini, konsumen dapat mengingat jingle/musik tersebut tanpa harus melihat jenis/merk rokok tersebut.


(35)

Model Iklan Harus Menarik Minat Konsumen Model Iklan Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 19 27.1

Tidak Setuju 13 18.6

Setuju 20 28.6

Sangat Setuju 18 25.7

Total 70 100.0

Sumber : P15/FC17

Pada tabel 4.17 menunjukkan tentang penilaian responden terhadap model iklan yang ditampilkan harus semenarik mungkin dengan tujuan dapat menarik minat konsumen. Sebanyak 20 responden (28.6%) menyatakan sangat setuju akan hal ini dan 13 responden (18.6%) menyatakan tidak setuju.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan model dalam suatu iklan harus teliti dan jeli mengingat tayangan iklan visul rokok sangat sering kita lihat di televisi. Model iklan yang baik dapat seoptimal mungkin merangsang perhatian konsumen khususnya konsumen rokok. Dari segi tampilan dan gaya yang ditampilkan oleh model iklan haruslah terlihat elegant dan sebaik mungkin agar konsumen tidak merasa bosan pada saat menonton tayangan iklan visual rokok tersebut.


(36)

Universitas Sumatera Utara Model Iklan Yang Menarik Dapat Merangsang Respon Konsumen Model Iklan Harus Menarik Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 13 18.6

Tidak Setuju 4 5.7

Setuju 17 24.3

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P16/FC18

Pada tabel 4.18 menunjukkan tentang penilaian responden dimana semakin menarik model iklan tersebut, semakin baik pula respon konsumen dalam memilih produk rokok tersebut. Dari kuesioner yang disebar adalah 36 responden (51.4%) menyatakan sangat setuju sedangkan 4 responden (5,7%) menyatakan tidak setuju akan hal ini.

Uraian diatas menunjukkan bahwa responden sangat setuju dengan pemilihan model yang menarik. Model yang baik dapat mempengaruhi respon daripada konsumen. Apalagi model tersebut sudah terkenal, alhasil jenis/produk rokok tersebut sudah dapat merangsang perhatian konsumen terkhusus perokok. Masyarakat menyambut positif akan hal ini ditunjukkan dengan total persentase sebesar 75.7% yang menyatakan setuju dan sangat setuju, dimana angka ini sudah hampir mencapai total responden. Pemilihan model iklan yang menarik menjadi suatu hal yang mendasar bagi promotor dalam menyajikan tayangan iklan visual rokok yang dapat merangsang konsumen untuk memilih dan mengkonsumsi suatu jenis rokok tersebut. Model iklan yang baik dalam tayangan iklan visual rokok dapat mewakilkan “kelas” suatu jenis/merk rokok tertentu.


(37)

Keunikan Iklan Visual Rokok Merangsang Minat Konsumsi Yang Sangat Kuat

Keunikan Iklan Visual Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 19 27.1

Tidak Setuju 3 4.3

Setuju 13 18.6

Sangat Setuju 35 50.0

Total 70 100.0

Sumber : P17/FC19

Pada tabel 4.19 menunjukkan penilaian responden terhadap keunikan yang ditampilkan iklan visual rokok merangsang minat konsumsi yang sangat kuat. Sebanyak 35 responden (50,0%) menyatakan sangat setuju dan 3 responden (4,3%) menyatakan tidak setuju.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa iklan visual rokok ditelevisi harus dapat menarik minat konsumen juga harus menunjukkan sisi keunikan didalamnya. Keunikan tersebut mencakup isi dari tayangan iklan visual rokok yang dapat memberikan nilai positif dan juga ada unsur interaktif dari jenis/merk rokok tersebut. Responden menilai bahwa rangsangan konsumsi yang kuat terdapat dari segi keunikan yang dapat mewakili dari ciri khas jenis/merk rokok tersbut.


(38)

Universitas Sumatera Utara Karakteristik Iklan Visual Rokok Dapat Menarik Perhatian

Konsumen

Karakteristik Iklan Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 13 18.6

Tidak Setuju 6 8.6

Setuju 23 32.9

Sangat Setuju 28 40.0

Total 70 100.0

Sumber : P18/FC20

Pada tabel 4.20 menunjukkan penilaian responden terhadap karakteristik dari suatu iklan visual rokok dapat menarik perhatian konsumen. Adalah 28 responden (40,0%) menyatakan sangat setuju dan 6 responden (8,6%) menyatakan tidak setuju.

Uraian pada tabel diatas dapat peneliti simpulkan bahwa iklan visual rokok harus menunjukkan kualitas dan kuantitasnya dari sisi karakterikstik yang kuat yang dapat mewakili ciri khas dari suatu jenis/merk rokok. Sebanyak 51 responden menyetujui akan hal ini mengingat karakteristik dari iklan visual rokok harus menarik dan sebagai salah satu faktor yang dapat merangsang perhatian dari konsumen rokok.


(39)

Konsumen Sangat Selektif Dalam Memilih Konsumen Selektif Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 8 11.4

Tidak Setuju 14 20.0

Setuju 19 27.1

Sangat Setuju 29 41.4

Total 70 100.0

Sumber : P19/FC21

Pada tabel 4.22 menunjukkan penilaian responden konsumen sangat selektif dalam memilih suatu jenis rokok yang ditawarkan. Sebanyak 29 responden (41,1%) menyatakan sangat setuju dan 8 responden (11,4%) menyatakan tidak setuju.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa responden rata-rata selektif dalam memilih suatu jenis/merk rokok. Ketertarikan konsumen dapat dlihat dari segi penyampain pesan yang baik dari iklan visual rokok dan juga kualitas maupun kuantitas dari suatu jenis/merk rokok. Merk yang terkenal sudah pasti diminati oleh para konsumen, namun tidak menutup kemungkinan peluang bagi jenis/merk rokok yang baru bilamana dapat menyajikan suatu tayangan iklan visual yang menarik dan diimbangi dengan suatu kualitas yang baik pula.


(40)

Universitas Sumatera Utara Harga Sangat Berpengaruh Terhadap Minat Konsumen

Harga Berpengaruh Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 10 14.3

Tidak Setuju 7 10.0

Setuju 23 32.9

Sangat Setuju 30 42.9

Total 70 100.0

Sumber : P20/FC22

Pada tabel 4.23 menunjukkan penilaian responden terhdap harga dari jenis rokok yang ditawarkan sangat berpengaruh terhadap minat konsumen. Adalah 30 responden (42,9%) menyatakan sangat setuju sedangkan 7 responden (10%) menyatakan tidak setuju.

Harga dari suatu jenis/merk rokok salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat konsumen. Harga dapat bersaing antara satu jenis/merk rokok terhadap jenis/merk rokok yang lainnya. Semakin terkenal suatu jenis/merk rokok maka harganya pun semakin tinggi, dikarenakan faktor kualitas dan kuantitas yang ditawarkan. Namun harga yang relatif murah merupakan salah satu senjata yang efektif dalam mencuri perhatian konsumen. Harga dapat disesuaikan dengan kondisi konsumen saat ini. Masyarakat sangat selektif dan sensitif dengan faktor harga. Harga ekonomis dapat dengan mudah menarik sebanyak mungkin konsumen khususnya konsumen rokok.


(41)

Faktor Usia Berperan Penting Terhadap Minat Konsumsi Faktor Usia Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 19 27.1

Tidak Setuju 13 18.6

Setuju 20 28.6

Sangat Setuju 18 25.7

Total 70 100.0

Sumber : P21/FC23

Pada tabel 4.24 menunjukkan penilaian responden terhadap faktor usia konsumen berperan penting terhadap minat konsumsi suatu jenis rokok. Sebanyak 20 responden (28,6%) menyatakan setuju akan hal ini dan 13 responden (18,6%) menyatakan tidak setuju.

Uraian diatas menunjukkan minat konsumsi masyarakat sangat tinggi terhadap jenis/merk terntentu, Dikarenaka oleh faktor usia dari masyarakat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Usia produktif cenderung mengkonsumsi jenis/merk rokok yang kadar nikotinnya masih rendah, sedangkan responden yang berusia tua cenderung mengkonsumsi kadar nikotin yang tinggi. Pemilihan jenis/merk suatu produk rokok dilihat dari ukuran kualitas dan kuantitas produk rokok tersebut. Semakin baik kuantitas dan kualitasnya, semakin banyak pula konsumen yang membeli dan mengkonsumsinya, dan begitu juga sebaliknya.


(42)

Universitas Sumatera Utara Jenis Rokok Mempengaruhi Minat Konsumsi

Jenis Rokok Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 13 18.6

Tidak Setuju 4 5.7

Setuju 17 24.3

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P22/FC24

Pada tabel 4.25 menunjukkan penilaian responden terhadap jenis rokok yang ditawarkan iklan visual rokok berpengaruh terhadap minat konsumsi. Sebanyak 36 responden (51,4%) menyatakan sangat setuju sedangkan sebanyak 4 respoden (5,7%) menyatakan tidak setuju.

Jenis rokok yang beredar dikalangan masyarakat saat ini sangat beragam dengan segala keunikan yang ditampilkan. Masyarakat juga sangat selektif dalam memilih dan mengkonsumsi suatu jenis/merk rokok. Terdapat beberapa jenis rokok antara lain mild, menthol, dan kretek. Dari keanekaragaman jenis rokok tersebut mempunyai konsumen tersendiri tergantung dari minat konsumsi masing-masing individu. Jenis rokok yang dipasarkan haruslah tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik terkhusus masyarakat RT/RW 001, dimana terdapat berbagai kalangan dan profesi yang ada. Oleh karenanya, masyarakat sangat selektif dalam menentukan jenis/merk rokok yang akan dibeli dan dikonsumsinya.


(43)

Hasrat Konsumsi Tergantung Dari Seberapa Menariknya Visualisasi Iklan

Hasrat Konsumsi Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 19 27.1

Tidak Setuju 3 4.3

Setuju 13 18.6

Sangat Setuju 35 50.0

Total 70 100.0

Sumber : P23/FC25

Pada tabel 4.26 menunjukkan penilaian responden terhadap hasrat konsumsi konsumen tergantung dari seberapa menariknya visualisasi iklan yang ditampilkan. Sebanyak 35 responden (50%) menyatakan sangat setuju dan 3 responden (4,3%) menyatakan tidak setuju.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat sangat pandai dalam menentukan pilihannya terhadap suatu jenis/merk rokok. Visualisasi tayangan iklan di televisi sangat mempengaruhi faktor tersebut. Visualisasi tayangan iklan yang baik dan menarik dapat secepat mungkin menarik perhatian maupun minat konsumsi masyarakat. Sebesar 50% dari responden menyatakan sangat setuju terhadap hal ini, berbanding jauh dengan respon masyakarat yang tidak setuju. Dapat ditarik garis besar bahwa visualisasi tayangan iklan visual berpengaruh besar terhadap hasrat konsumsi masyarakat.


(44)

Universitas Sumatera Utara Slogan Dapat Menentukan Minat Konsumen

Slogan Menentukan Minat Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 11 15.7

Tidak Setuju 7 10.0

Setuju 16 22.9

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P24/FC26

Pada tabel 4.27 menunjukkan penilaian responden terhadap slogan dari iklan visual rokok di televisi juga dapat menentukan minat konsumen. Sebanyak 36 responden (51,4%) menyatakan sangat setuju dan 7 responden (10%) menyatakan tidak setuju.

Uraian diatas menunjukkan bahwa masyarakat sangat memperhatikan slogan yang terdapat dalam tayangan iklan visual rokok tersebut. Seperti jenis rokok Sampoerna Mild yang memiliki slogan “Go A Head” yang merupakan slogan jenis/merk rokok tersebut yang sudah dikenal baik oleh masyarakat. Begitu juga dengan produk rokok yang lain yang memiliki slogan yang berbeda pula. Slogan diciptakan untuk mewakili kualitas dan kuantitas jenis/merk rokok tersebut. Slogan yang menarik dan masuk akal dapat merangsang pikiran maupun hasrat konsumen secara menyeluruh, dan dapat menyedot perhatian masyarakat terkhusus pengkonsumsi rokok.


(45)

Kualitas Dan Kuantitas Jenis Rokok Menjadi Nilai Tersendiri Kualitas dan Kuantitas Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 15 21.4

Tidak Setuju 4 5.7

Setuju 15 21.4

Sangat Setuju 36 51.4

Total 70 100.0

Sumber : P25/FC27

Pada tabel 4.28 menunjukkan penilaian responden terhadap kualitas dan kuantitas suatu jenis rokok menjadi nilai tersendiri dalam menarik minat konsumen. Sebanyak 36 responden (51,4%) menyatakan sangat setuju dan 7 responden (10%) menyatakan tidak setuju.

Dari uraian tabel diatas menunjukkan respon positif dari masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas jenis/merk rokok. Kualitas suatu jenis/merk rokok terdapat pada rasa tembakau yang dihadirkan oleh jenis/merk tersebut. Begitu juga dengan kuantitas yang ditawarkan harus dapat semenarikmungkin mencuri perhatian konsumen. Kualiatas dan kuantitas jenis/merk rokok yang baik dapat memberikan rangsangan konsumsi yang kuat dikalangan masyarakat.


(46)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.28

Tabulasi Silang Antara Iklan Visual Rokok di Televisi Dengan Minat Konsumsi Masyarakat

Count

Minat Konsumsi Rokok

Total Berminat Tidak Berminat

Iklan Visual Rokok Diterima 67 1 68

Tidak Diterima 0 2 2

Total 67 3 70

Dari analisis diatas, terdapat jumlah responden sebanyak 70 orang. Dari 70 orang responden, terdapat 68 responden yang mengkonsumsi rokok menerima dengan baik tayangan iklan visual rokok di televisi. Selanjutnya dari 70 responden tersebut terdapat 3 responden yang mengatakan mengkonsumsi rokok, dimana 2 responden tidak menerima dengan baik tayangan iklan visual rokok dan 1 orang responden menerima dengan baik tayangan iklan visual rokok.


(47)

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus Spearman Rho Koefisien, yaitu metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal

Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima.

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan skala Guildford atau koefsien asosiasi, sebagai berikut

< 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,39 : hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi; kuat

> 0,90 : hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali.

Tabel 4.29

Koefisien Korelasinal Spearman Rho

Correlations

Iklan Visual (X)

Minat Konsumsi

Rokok Spearman's

rho

Iklan Visual Correlation Coefficient

1.000 .953**

Sig. (2-tailed) . .000

N 70 70

Minat Konsumsi Rokok Correlation Coefficient .953** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(48)

Universitas Sumatera Utara

Sperman Rho Koefisien, terlihat angka ,953 yang diartikan sebagai 0,953. Angka tersebut adalah koefisien korelasi. Diambil dua digit terakhir dibelakang koma menjadi 0,95. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang sangat tinggi dan kuat sekali karena terletak pada interval 0,71-0,90 pada skala Guildford. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan atau diuraikan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara iklan visual rokok ditelevisi dengan minat konsumsi masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang.

2. Signifikasi atau nilai korelasi Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh antara iklan visual rokok di televisi terhadap minat konsumsi masyarakat.

Ha : Ada pengaruh antara iklan visual rokok di televisi terhadap minat konsumsi masyarakat.

Pengujian dilakukan dengan dua sisi karena yang dicari adalah terdapat atau tidaknya hubungan antara variabel. Nilai signifikasi pada tabel menunjukan nilai 0,01 yang berarti menolak Ho dan menerima Ha. 3. Dasar pengambilan keputusan signifikasi:

Keputusan pada baris baik pada sel kanan atas maupun kiri bawah (sig.(2-tailed)), angka t tabel adalah 0,01, dimana 0,01 < 0,05. Dengan

demikian dapat diambil keputusan bahwa iklan visual rokok ditelevisi terhadap minat konsumsi masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang adalah signifikan.


(49)

Banyak dari jenis - jenis rokok yang beredar di pasaran seperti yang di produksi oleh 41 produsen rokok yang ada di Indonesia saat ini dan ada 3 jenis rokok antaralain, rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, dan rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok merupakan salah satu pembunuh yang paling dekat dengan kita sekarang ini, karena akses yang mudah untuk mendapatkannya dan hampir semua kalangan dari mulai anak – anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia pun sudah mengkonsumsinya. Pemerintah sudah mulai khawatir terhadap fenomena yang sangat memprihatinkan yang menimpa generasi muda bangsa Indonesia karena banyak dari generasi muda Indonesia sekarang yang berusia di bawah 17 tahun yang sudah mulai mengkonsumsi rokok bahkan sudah menjadikan rokok sebagai salah satu kebutuhan mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) mengenai Brand Exposure Dan Brand Recall (Studi Tentang Terpaan Iklan Rokok Sampoerna A Mild Terhadap Brand RecallPerokok Mahasiswa Komunikasi FISIP UNS Angkatan Tahun 2007) menyimpulkan bahwa brand exposure berpengaruh terhadap brand recall(positioning) pada iklan rokok Sampoerna A Mild di kalangan perokok mahasiswa Fisip Angkatan 2007 tahun 2010, dapat disimpulkan bahwa terpaan brand exposureberpengaruh terhadap brand recall(positioning) pada iklan rokok sampoerna A Mild dikalangan perokok mahasiswa Fisip Angkatan 2007. Hal ini dapat dapat diketahui melalui hasil uji spearman ranksebesar 0,857 > 0,05.

Hasil penelitian di atas juga masih relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh mengenai Desfita (2006) mengenai Daya Tarik Periklanan Menurut Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu (Studi Kasus Pada Rokok Sampoerna A Mild) diketahui bahwa ada perbedaan pemahaman


(50)

Universitas Sumatera Utara produsen rokok A Mild meskipun iklan yang ditampilkan selalu berbeda dalam waktu tertentu sedangkan mahasiswa yang tidak merokok sulit untuk memahami iklan karena terlalu seringnya iklan rokok A Mild berubah dengan versi yang berbeda dan mereka beranggapan bahwa tidak ada hubungannya antara iklan dengan produk yang diiklankan. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan jenis-jenis pesan iklan (humor, daya tarik rasa takut, slogan, animasi dan iklan perbandingan) yang paling menarik di kalangan mahasiswa dimana menurut mahasiswa perokok yang paling menarik adalah humor sedangkan mahasiswa yang tidak merokok adalah animasi. Selain itu dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bentuk media periklanan (televisi, radio, surat kabar, majalah dan brosur atau spanduk) yang paling menarik di kalangan mahasiswa dimana menurut mahasiswa perokok dan mahasiswa yang tidak merokok yang paling menarik adalah televisi. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan bentuk model atau pendukung iklan (bintang film, orang tidak terkenal, atlet, model dan tokoh fiktif) yang paling menarik di kalangan mahasiswa dimana menurut mahasiswa perokok yang paling menarik adalah bintang film sedangkan mahasiswa yang tidak merokok adalah tokoh fiktif.

Televisi dinilai oleh masyarakat sebagai kotak ajaib yang mampu mempengaruhi sugesti dan alam pikiran masyarakat, hal itu dikarenakan bahwa sebuah televisi selain memberikan informasi secara aktual dan faktual, televisi juga menyajikan acara yang sifatnya menghibur. Televisi telah menjadi bagian dari suatu kehidupan masyarakat modern yang berfungsi selain sebagai penyebar informasi dan hiburan, juga sebagai suatu alat promosi produk yang paling ampuh dalam menggiring pikiran masyarakat yang menjadi target audiensnya, untuk masuk dalam jebakan melalui iklan televisi hingga pada akhirnya nanti pemirsa rela merogoh kantongnya, hanya untuk mengikuti apa yang ditawarkan melalui rangkaian gambar fantastik yang telah dikonstruksi maknanya. Iklan televisi telah berkolusi dengan industri media televisi serta ideologi yang tertanam, banyak mencerminkan budaya dan faham kapitalisme dan komsumerisme pada setiap


(51)

“gaya hidup” di masyarakat yang cenderung konsumtif.

Dampak yang ditimbulkan dari pengaruh iklan televisi yang terselip dalam tayangannya itu, merupakan cerminan budaya baru yang lagi ngetred hasil lansiran Global Kapitalism Ideology. Dan kenyataan ini merupakan keadaan yang kontradiktif terhadap budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai keluhuran budi pekerti, sifat sabar dan norma kesantunan yang kita banggakan selama negeri ini didirikan. Hegemoni budaya kapitalis yang terlahir merupakan cerminan dari realitas kehidupan baru, tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dengan tingginya intensitas itu, telah dikwatirkan banyak pihak akan melindas kebudayaan sebelumnya yang sudah tertanam dengan mapan dalam relung-relung kehidupan masyarakat. Guna mencegah dan meminimalisir dampak negatifnya, maka diperlukan suatu sikap yang arif dalam melihat, mencerna dan memahami hegemoni budaya asing ini dengan cermat, agar tidak terbius dari racun-racun iklan televisi yang tak luput dari penglihatan masyarakat sehari-hari.

Komunikasi visual merupakan salah satu model komunikasi yang menggunakan bahasa visual atau gambar dimana bahasa visual atau gambar tersebut merupakan salah satu kekuatan yang paling utama dalam menyampaikan sesuatu yang dapat dilihat dan dapat digunakan untuk menyampaikan suatu pesan yang memiliki arti tertentu agar pesan dapat tersampaikan secara jelas dan dimengerti makna sesungguhnya. Dalam komunikasi visual ilustrasi – ilustrasi atau gambar yang dipilih sangatlah berpengaruh dalam kesuksesan komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Pemerintah dalam hal ini sudah mulai menerapkan peraturan kepada seluruh produsen rokok di Indonesia untuk menggunakan gambar peringatan tentang bahaya merokok di produk mereka masing - masing dan dalam hal ini komunikasi visual digunakan sebagai sarana penyampaian pesan yang menggunakan media gambar yang bertujuan untuk mengurangi intensitas para perokok di Indonesia.

Iklan televisi sebagai salah satu bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian tayangan program acara televisi, di mana kemunculannya selalu menghiasi dalam hitungan menit di sela-sela ketika kita sedang menyaksikan televisi bertengger di depan sofa. Televisi telah menjadi bagian penting dari suatu kehidupan


(52)

Universitas Sumatera Utara hiburan, juga sebagai suatu alat promosi produk paling ampuh dalam menggiring pikiran masyarakat yang menjadi target audiensnya. Kita tanpa sadar telah diperdaya oleh keberadaan iklan televisi untuk masuk dalam jebakannya, melalui rangkaian gambar yang menarik hingga pada akhirnya nanti kita terprovokasi olehnya dan rela merogoh kantong, hanya untuk mengikuti tawaran melalui citraan gambar yang fantastik itu. Derasnya intensitas Iklan televisi yang dilancarkan melalui media layar kaca itu, telah sedikit banyak mempengaruhi para pemirsa untuk mengikuti jejak dari illustarsi yang telah mengopsesi para pemirsa lewat citraan produknya itu, demi mendapatkan tuntutan ”gaya hidup” yang notabene bagian penting dari kehidupan masyarakat modern.

Dewasa ini fenomena gaya hidup masyarakat modern dengan keragaman kompleksitas problema yang ada, telah terserap oleh sebagian besar masyarakat, hal ini dapat terjadi tidak lain dan tidak bukan dari pengaruh tayangan televisi yang dilihatnya. Gejala ini dalam perkembangannya, begitu pesat masuk dalam relung-relung kehidupan dari semua lapisan masyarakat, keberadaannya tumbuh subur di masyarakat perkotaan bahkan hingga kini telah mengepedemi sampai tingkat pedesaan, menyerang siapa saja yang menjadi targetnya, tak peduli anak-anak, kaum remaja bahkan orang tuapun terseret dan telah menjadi mangsa dari proses modernisasi gaya hidup. Derasnya durasi penayangan iklan televisi dari berbagai macam merek produk, ditengah selipan acara-acara di televisi yang kita tonton setiap hari, telah berdampak pada meningkatnya gaya hidup masyarakat dan bercermin pada citraan iklan televisi.

Segala macam apa yang dicitrakan oleh beragam produk konsumtif lewat iklan televisi, akan ditiru oleh masyarakat dan dianggap sebagai alat untuk peningkatan kualitas identitas diri, dalam kehidupan masyarakat modern yang semakin lama cenderung menuju ke arah kehidupan glamour dalam masyarakat kapitalis dan hanyalah melahirkan manusia-manusia konsumtif dan hedonis. Lihat saja cerminan realitas kehidupan remaja dewasa ini, seringnya di kalangan remaja, gonta ganti assesoris mulai dari kemasan handphone, gelang, kalung, cincin ,minuman kaleng, tas, sepatu sampai pakaian ala artis idolanya serta rambut dengan warna warni bagaikan toko cat mowilex berjalan, setiap saat berseliweran


(53)

ditimbulkan oleh iklan televisi tidak berhenti di situ saja, para anak-anak sekolah dasarpun ikut bergaya memakai handphone yang tergolong mahal harganya. Fenomena ini akan mengejutkan lagi ketika sikap para orang tua merasa gatal terbius oleh kegombalan iklan televisi dan ikut-ikutan mempercantik dirinya, ia tak mau kalah dengan anak gadisnya dengan memotong rambutnya gaya seorang artis idolanya menjadi bergelombang bagai rangkaian serutan kayu jati yang melambai-lambai tertiup angin mamiri. Begitu dasyatnya pengaruh iklan televisi terhadap pencitraan gaya hidup seseorang, hingga sampai-sampai orang mau mengeluarkan segala macam kemampuan, meskipun dalam perjanannya diwarnai dengan susah payah untuk meraihnya, demi untuk mengikuti trend gaya hidup yang sudah menjadi bagian penting dalam masyarakat modern.

Para pemasang iklan di media televisi telah menjalin hubungan yang erat dengan industri televisi, karena keberadaan media ini dianggap sebagai suatu sarana yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan provokatif terhadap target audiens sebagai mangsanya. Peran iklan televisilah yang membuat siaran televisi tetap hidup dan bisa bertahan dalam melangsungkan program penyiarannya. Televisi dan iklan dapat diibaratkan burung jalak dengan badak yang saling menguntungkan, dimana burung jalak mendapat makanan dari kutu-kutu yang menempell di tubuh badak, sementara si badak tidak perlu repot membersihkan badanya, mungkin binatang lain tentunya akan berguling-guling dalam membersihkan kutu-kutunya. Demikian juga dengan kaiatan antara televisi dan iklan, di mana keduanya merupakan menyatunya dua kepentingan dari segmentasi pasar yang hampir sama. Hal ini dapat diartikan bahwa iklan memerlukan media sebagai sarana penyampaian produk yang akan diinformasikan kepada masyarakat luas, sementara televisi membutuhkan iklan guna pembiayaan operasional dan pengembangan program siarannya.

Dalam sudut pandang komunikasi, “iklan merupakan pesan yang disebar luaskan kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau menawarkan atau jasa melalui media”. Penciptaan iklan televisi yang membawa pesan-pesan suatu produk, dan dalam pengemasannya memakai cara-cara pendekatan secara persuasif dalam merayu, membujuk dan meyakinkan para konsumennya untuk


(54)

Universitas Sumatera Utara dalam mempengaruhi dan melumpuhkan pikiran konsumennya, bukan dengan cara kekerasan, melainkan melalui pendekatan dengan penanaman ideologinya yang terselip dalam “pencitraan produk”, hingga konsumen bertekuk lutut untuk mau mengikuti ajakannya tanpa harus mengkritisinya. Inilah yang dikatakan oleh Jacques Ellul tentang propaganda, “suatu cara untuk mencapai kekuasaan dengan cara memanipulasi secara psikologis suatu kelompok atau massa, atau dengan cara menggunakan kekuatan ini dengan dukungan dari massa”.

Tidak sedikit masyarakat yang termakan oleh ideologi iklan, lewat tayangan televisi yang dikemas dan dikonstruksi sedemikian rupa serta penyampaiannya begitu menarik dan atraktif, hingga masyarakat langsung percaya dan meyakini tentang keistimewaan dari produk yang ditawarkan. Dalam perancangannya, iklan televisi tak luput dari siklus trend yang berkembanmg dimasyarakat, para kreator iklan sering menangkap isu yang bergaung dan menjadi polemik di masyarakat, untuk kemudian diangkat menjadi suatu konsep dalam perancangannya. Iklan televisi dewasa ini telah menjadi produk komuditas baru yang mampu memenuhi keinginan para pemirsa dan tanpa disadari apa yang tervisualisasi di hadapan mata, adalah hasil penciptaan suatu realitas baru yang telah dikonstruksi ke dalam dunia maya itu, telah mengantarkan alam persepsi pemirsa mengisyaratkan bahwa realitas imajinatif tersebut seolah-olah apa yang mereka lihat adalah cerminan keaadaan yang sebenarnya. Persepsi inilah yang muncul dalam pikiran pemirsa, hingga masyarakat selaku target iklan, mau memakai produknya dan menghegemoni dalam kehidupan masyarakat luas melalui praktik-praktik ekonomi, sosial dan budaya kapitalisme yang mencerminkan budaya baru dalam lingkugan masyarakat kapitalis.

Dari pemaparan yang telah dibahas dengan beragam sudut pandang, maka dapat ditarik benang merahnya. Televisi telah menjadi bagian dari suatu kehidupan masyarakat modern yang berfungsi selain sebagai penyebar informasi dan hiburan, juga sebagai suatu alat promosi produk yang paling ampuh dalam menggiring pikiran masyarakat selaku target audiensnya, untuk masuk dalam jebakan iklan.


(55)

dengan segala macam ideologi yang banyak mencerminkan budaya dan faham kapitalis pada setiap pesan yang terselip dalam produk citraanya, akan berdampak pada penciptaan “gaya hidup” di masyarakat yang cenderung berjiwa konsumtif dan hedonis. Timbulnya efek negatif pada perilaku insan negeri ini disebabkan dari pengaruh iklan televisi, di mana dalam penayangannya merupakan cerminan budaya baru yang lagi ngetrend di lingkungan masyarakat, hasil lansiran Global Kapitalism yang terbawa oleh arus globalisasi. Kalau hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka dikhawatirkan akan terus tumbuh subur, terutama di kalangan remaja yang cenderung berpola hidup meniru dari tayangan televisi. Dan kenyataan ini menimbulkan suatu pernyataan kontradiktif terhadap budaya Indonesia yang terkenal menjunjung tinggi keluhuran budi pekerti, sifat sabar dan norma kesantunan yang kita banggakan selama negeri ini didirikan.

Sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita semua, termasuk kalangan berpendidikan tinggi baik dilingkungan pemerintahan, institusi sosial, institusi pendidikan maupun masyarakat luas untuk senantiasa saling mengingatkan, memberikan penerangan dan pencerahan kepada masyarakat, bahwa segala macam yang tersembunyi di balik iklan televisi itu, tidak selamanya benar. Bahkan ada teks serta makna media telah direkonstruksi dan gambar-gambar fantastik hasil manipulasi hingga dapat menggiring persepsi pemirsa ke arah yang bisa menyesatkan. Persepsi sangat bahaya sekali, bila tayangan tersebut dilihat oleh orang-orang yang tak dibekali dengan daya nalar tinggi untuk memahami makna-maknnya dengan benar.

Diperlukan suatu ketegasan dari pihak terkait, untuk mengapresiasi tentang pengaplikasian kode etik periklanan dan jurnalistik dalam perancangan program acara televisi, karena perencanaan yang tak berkonsep dengan matang akan menimbulkan permasalahan di masyarakat. Pemerintah lewat Kementrian Komunikasi dan Informasi, Komisi Penyiaran Indonesia, Institusi Masyarakat Periklanan Indonesia, Lembaga Konsumen Indonesia hendaknya memberikan sangsi yang keras kepada stasiun televisi dan pemasang iklannya yang ternyata isi pesan dapat merusak moralitas bangsa. Karena dinilai telah melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan dalam penyiaran yang telah disepakati


(56)

Universitas Sumatera Utara yang membahayakan generasi bangsa ini atau paling tidak meminimalisir intensitasnya.


(57)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui proses analisis data tentang “ pengaruh iklan visual rokok di televise terhadap minat konsumsi masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tayangan iklan visual rokok di televisi sangat berpengaruh terhadap minat konsumen, dimana terdapat rangsangan yang cukup kuat yang ditampilkan oleh iklan visual rokok dalam menarik perhatian khususnya konsumen perokok.

2. Terdapat hubungan linier yang sangat kuat dan postif antara iklan visual terhadap minat konsumsi rokok. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat hubungan antara iklan visual dengan minat konsumsi rokok.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang terkait sejauh mana tayangan iklan visual rokok di televisi terhadap minat konsumsi rokok masyarakat maka diperoleh kesimpulan bahwa tayangan iklan visual rokok di televisi sangat berpengaruh besar dalam peningkatan konsumsi masyarakat terhadap jenis rokok yang ditayangkan iklan visual tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti selama proses penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan masukan atau pertimbangan terhadap penelitian yang akan delakukan selanjutnya, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi. Agar bias menjadi masukan dan tambahan bagi peneliti yang ingin meneliti lebih dalam lagi tentang tayangan iklan visual rokok di televisi karena minimnya informasi yang bias didapatkan baik dari buku bacaan ataupun jurnal tentang tayangan iklan visual rokok di televisi


(58)

Universitas Sumatera Utara menjalan berbagai kebijakan dalam negeri termasuk dalam mengatur regulasi tayangan iklan visual produk rokok harus lebih tegas dalam membuat kebijakan. Dalam hal ini, visualisai dan ilustrasi dalam tayangan iklan visual rokok di televisi harus lebih menarik lagi dan perlu adanya regulasi terhadap durasi tayangan iklan visual rokok di televisi.

3. Kepada para responden sebagai pihak yang menjadi aset dalam penelitian harus lebih memperhatikan instruksi yang diberikan oleh peneliti dalam pengisian kuesioner, kemudian membaca setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan teliti dan mengisi kuesioner dengan sebaik-baiknya.


(59)

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian social membutuhkan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995: 37). Teori berguna untuk menjelaskan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyortir masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian yang akan disortir (Nawawi, 1991: 40).

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan unsur terpenting bagi kehidupan manusia.Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan yang lainnya. Komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti “sama”, yang diartikan sebagai proses penyamaan makna (Effendy, 2007: 9).

Menurut Muhammad Arni (2005) komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran pesan verbal dan non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman dan penyampaian pesan secara verbal

maupun non verbal oleh seorang komunikator dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak antara komunikator dan komunikan, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti.

Harold Lasswell (Mulyana, 2005: 62) menerangkan cara terbaik menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom with What Effect?. Jawaban bagi pertanyaan paradigma Lasswell


(60)

Universitas Sumatera Utara Lingkungan media, komunikan, dan efek. (Effendy, 2004: 253).

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni :

1. Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang menyampaikan pesan atau informasi.

2. Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambing, bahasa, gambar, dan sebagainya.

3. Media (channel, media) adalah saran atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media sebagai penyampai pesan.

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.

5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Gambar 2.1

Proses Terjadinya Komunikasi

Sumber Pesan Media Penerima Efek

Umpan Balik

Sumber: (Cangara, 2007: 24)

Sumber merupakan pengirim informasi dalam berkomunikasi atau biasa yang kita sebut dengan komunikator. Jumlahnya bisa satu orang, bahkan juga dalam bentuk kelompok seperti organisasi, partai dan lain-lain. Apabila lebih dari satu orang, relatif saling kenal dan memiliki rasa emosional yang kuat dalam kelompoknya maka dapat disebut sebagai kelompok kecil. Selanjutnya sumber


(61)

Pesan itu beragam sehingga pesan bersifat abstrak, misalnya informasi, hiburan, pujian atau yang lainnya. Dengan menggunakan lambang komunikasi, pesan dapat berwujud menjadi konkret, sehingga pesan dapat dibedakan menjadi pesan verbal (bahasa lisan dan bahasa tulisan) dan pesan nonverbal (isyarat, suara, sentuhan, raut wajah).

Untuk sampai kepada penerima adalah melalui media atau saluran demi tercapainya komunikasi. Media merupakan alat penghubung dalam menghantarkan pesan dari komunikator kepada komunikan, dalam hal ini media yang dimaksud ialah media komunikasi. Penerima atau yang biasa kita sebut dengan komunikan merupakan orang menerima pesan komunikasi, seperti individu (perorangan), kelompok, partai atau yang lainnya. Jika dalam konteks komunikasi massa, penerima dapat berupa sasaran, khalayak, pemirsa dan lain-lain. Komunikan merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, sebab komunikan sangat menentukan keberhasilan dari pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator.

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 10).

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekitarnya timbul pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat memahaminya (Widjaja, 2000: 15).

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian dan kedua belah pihak saling memahaminya. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan hubungan dengan sesama individu. Adapun bentuk dari komunikasi yaitu (Effendy, 2003: 7):


(1)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ……. ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… ... 1

1.2 Rumusan Masalah ………. ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ……… ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II URAIAN TEORITIS ... 7

2.1 Kerangka Teori ... 7

... 2.1.1 Komunikasi ... 2.1.1.1 Pengertian Komunikas ... 2.1.1.2 Fungsi Komunikasi ... 2.1.1.3 Tujuan Komunikasi……… ... 2.1.2 Komunikasi Massa ... 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi M ... 2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Mas ... 2.1.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Ma ... 2.1.3 Televisi Sebagai Media Massa ……… ... 2.1.4 Periklanan ... 2.1.5 Minat ... 2.1.6 AIDDA 2.2 Kerangka Konsep ... 28

2.3 Variabel Penelitian ... 28

2.4 Defenisi Operasional……… ... 29

2.5 Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 32


(2)

... 3.3.1 Populasi ... 3.3.2 Sampel

3.4 Teknik Penarikan Sampel... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6 Teknik Analisis Data……….. ... 35

3.6.1 Analisis Tabel Tunggal………... ... 35

3.6.2 Analisis Tabel Silang……….. ... 35

3.6.3 Uji Hipotesis………... ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 37

... 4.1.1 Tahapan Pengumpulan Da ... 4.1.2 Tahap Pengolahan Data 4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 38

4.4 Analisis Tabel Silang ... 64

4.5 Uji Hipotesis ... 65

4.6 Pembahasan ... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan... 75

5.2 Saran ... 75

DAFTAR REFERENSI ... 77 LAMPIRAN


(3)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

2.1 Oprasional Variabel ... . 29

4.1 Jenis Kelamin Responden ... . 39

4.2 Usia Responden ……….

39

4.3 Jenis Rokok Responden……….. ... ... 40

4.4 Kategori Tayangan Iklan Visual Rokok di Televisi………

40

4.5 Kategori Minat Konsumsi Merokok Masyarakat ... 41

4.6 Iklan Visual Rokok di Televisi Menarik Perhatian Konsumen ... 42

4.7 Visualisasi Iklan Visual Rokok Memberikan Ciri Khas ... 43

4.8 Pesan Yang Disampaikan Sangat Unik ... 44

4.9 Perpaduan Warna Mencuri Perhatian Konsumen ... 45

4.10 Warna-warna Yang Ditampilkan Memimiliki Makna dan

Ciri Khas ... 46

4.11 Ilustrasi Yang Ditampilkan Mengikuti Trend Masa Kini ... 47

4.12 Durasi Tayangan Berpengaruh Terhadap Minat Konsumen ... 48

4.13 Durasi Iklan Harus Singkat Dan Tepat Sasaran ... 49

4.14 Konsumen Sangat Selektif Memilih Suatu Jenis Rokok... ... 50 4.15 Jingle/Musik Iklan Visual Rokok Harus Sesuai Dengan

Jenis Rokok ... 51

4.16 Pemilihan Jingle/Musik Harus Memiliki Ciri Khas Tersendiri ... 52

4.17 Model Iklan Harus Menarik Minat Konsumen. ... 53

4.18 Model Iklan Yang Menarik Dapat Merangsang Respon

Konsumen ... 54


(4)

Yang Sangat Kuat ... 55

4.20 Karakteristik Iklan Visual Rokok Dapat Menarik Perhatian Konsumen ... 56

4.21 Konsumen Sangat Selektif Dalam Memilih ... ... 57 4.22 Harga Sangat Berpengaruh Terhadap Minat Konsumen ...

... 58 4.23 Faktor Usia Berperan Penting Terhadap Minat Konsumsi ...

... 59 4.24 Jenis Rokok Mempengaruhi Minat Konsumsi ...

60

4.25 Hasrat Konsumsi Tergantung Dari Seberapa Menariknya

Visualisasi Iklan ………. 61

4.26 Slogan Dapat Menentukan Minat Konsumen ………..

62

4.27 Kualitas Dan Kuantitas Jenis Rokok Menjadi Nilai Tersendiri …..

63

4.28 Tabulasi Silang Antara Iklan Visual Rokok di Televisi

Dengan Minat Konsumsi Masyarakat ……… 64

4.29 Koefisien Korelasinal Spearman Rho ... 65


(5)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

2.1 Proses Terjadinya Komunikasi ... 8

2.2 Kerangka Konsep ... 28


(6)

LAMPIRAN 1. Tabel Fotran Cobol

2. Kuesioner

3. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 4. Biodata


Dokumen yang terkait

Problematika Pendaftaran Tanah Wakaf (Studi di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

6 134 144

Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

1 68 73

Efektifitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 83 139

Iklan Politik dan Minat Memilih (Studi Korelasional Tentang Iklan Politik di Televisi Terhadap Minat Memilih Pemilih Pemula Di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan).

17 47 120

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Iklan di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan “Tory Cheese Crackers” di Global TV dan Minat Beli Pelajar SMP Budi Murni 2 Medan)

2 56 174

Iklan Visual dan Minat Konsumsi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Visual Rokok di Televisi Terhadap Minat Konsumsi Masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang)

0 31 107

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

0 0 20

Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

0 0 13