Tingkat Depresi Pada Lansia di Yayasan Pelayanan orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit

(1)

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bernama Supratman Singarimbun adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya

sedang melakukan penelitian tentang “Tingkat Depresi pada Lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur 2015”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan menyelesaikan tugas akhir di Fakults Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesedian Bapak/Ibu untuk memberikan jawaban pada kuesioner dengan jujur apa adanya serta menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti sukarela.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi Bapak Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan keperluan penelitian. Terimaksih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.


(2)

Peneliti Medan, Desember 2015

(Supratman Singarimbun) ( )

KUESIONER

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI YAYASAN PELAYANAN ORANG TUA SEJAHTERA SUKA MAKMUR TAHUN 2015 Nama Responden :

Panti/Wisma :

Tanggal :

I. Petunjuk Pengisian : pilihlah jawaban yang paling benar sesuai dengan

keadaan anda saat ini, dengan cara memberikan tanda () pada salah satu pilihannya.

1. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 2. Usia : ( ) 60-65 ( ) 66-70

( ) 71-80 ( )diatas 80 tahun 3. Agama : ( ) Islam ( ) Katolik

( ) Protestan ( ) hindu

4. Keluhan utama : ( ) Tidak nafsu makan ( ) sulit BAB ( ) Nyeri Sendi ( ) Pusing ( )Sesak ( ) lainnya... 5. Lama tinggal di panti : ( ) < 1 tahun ( ) 1-5 tahun


(3)

( ) >5 tahun

6. Status perkawinan : ( ) Menikah ( ) belum menikah ( ) janda/duda

7. Kondisi kesehatan : ( ) Sehat ( ) Sakit 8. Alasan di tempatkan di Panti:

II KUESIONER GERIATRIC DEPRESSION SCALE

Beri tanda cheklist ( ) di kolom yang telah diberikan YA TIDAK 1. Apakah Anda merasa puas dengan hidup Anda?

2. Apakah Anda mengurang banyak minat dan hobi Anda? 3. Apakah Anda merasa hidup Anda hampa?

4. Apakah Anda sering merasa bosan?

5. Apakah biasanya Anda memiliki semangat yang bagus? 6. Apakah Anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk

akan terjadi pada Anda?

7. Apakah biasanya Anda merasa bahagia? 8. Apakah Anda sering merasa tidak berdaya?

9. Apakah Anda lebih memilih tinggal di dirumah (kamar), dari pada pergi keluar dan melakukan hal-hal yang baru?

10. Apakah Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan ingatan Anda dibandingkan dengan kebanyakan orang ?


(4)

hidup hingga sekarang ini?

12. Apakah Anda merasa sangat tidak berharga dengan kondisi Anda?

13. Apakah Anda merasa penuh semangat?

14. Apakah Anda merasa keadaan Anda tidak ada harapan?

15. Menurut Anda, apakah kebanyakan orang lebih baik dari pada Anda?


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Lampiran 3

FREQUENCIES VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 /ORDER=ANALYSIS.

[DataSet1] F:\supratman skripsi\pertanyaan data mentah.sav

Frequency Table

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 18 51.4 51.4 51.4

tidak 17 48.6 48.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 5 14.3 14.3 14.3

ya 30 85.7 85.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 2 5.7 5.7 5.7

ya 33 94.3 94.3 100.0


(13)

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 1 2.9 2.9 2.9

ya 34 97.1 97.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 22 62.9 62.9 62.9

tidak 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 14 40.0 40.0 40.0

ya 21 60.0 60.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 19 54.3 54.3 54.3


(14)

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 19 54.3 54.3 54.3

tidak 16 45.7 45.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 4 11.4 11.4 11.4

ya 31 88.6 88.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 26 74.3 74.3 74.3

ya 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 12 34.3 34.3 34.3


(15)

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 12 34.3 34.3 34.3

ya 23 65.7 65.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 26 74.3 74.3 74.3

tidak 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 11 31.4 31.4 31.4

ya 24 68.6 68.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 15 42.9 42.9 42.9


(16)

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 15 42.9 42.9 42.9

tidak 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 17 48.6 48.6 48.6

ya 18 51.4 51.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

p15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 11 31.4 31.4 31.4

ya 24 68.6 68.6 100.0


(17)

SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED.

SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\data supratman.sav' /COMPRESSED.

FREQUENCIES VARIABLES=Usia Jeniskelamin Agama Keluhanutama lamatinggaldipanti Statusperkawinan Ko ndisikesehatan Alasanditempatkantin

ggaldipanti Tingkatdepresi

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.

[DataSet0] D:\data supratman.sav

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 60 - 65 tahun 8 22.9 22.9 22.9

66 - 70 tahun 13 37.1 37.1 60.0

71 - 80 tahun 11 31.4 31.4 91.4

> 80 tahun 3 8.6 8.6 100.0


(18)

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 4 11.4 11.4 11.4

perempuan 31 88.6 88.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Protestan 35 100.0 100.0 100.0

Keluhanutama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid nyeri sendi 14 40.0 40.0 40.0

diabetes melitus 2 5.7 5.7 45.7

hipertensi 3 8.6 8.6 54.3

sesak 3 8.6 8.6 62.9

lainnya 13 37.1 37.1 100.0


(19)

lamatinggaldipanti

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 tahun 4 11.4 11.4 11.4

1-5 tahun 26 74.3 74.3 85.7

> 5 tahun 5 14.3 14.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Statusperkawinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid menikah 6 17.1 17.1 17.1

belum menikah 1 2.9 2.9 20.0

janda/duda 28 80.0 80.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

Kondisikesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sakit 22 62.9 62.9 62.9

sehat 13 37.1 37.1 100.0


(20)

Alasanditempatkantinggaldipanti

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid keinginan sendiri 26 74.3 74.3 74.3

keluarga 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Tingkatdepresi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ringan (5-8) 12 34.3 34.3 34.3

sedang (9-11) 18 51.4 51.4 85.7

berat (12-15) 5 14.3 14.3 100.0


(21)

Lampiran 4 Tabel 5.3 Distribusi gejala depresi berdasarkan skala GDS (Geriatric Depression Scale) pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015.

No. Pertanyaan Kuisoner YA Tidak

Jumlah % Jumlah %

1 Merasa bosan 34 97 1 3

2 Merasa hampa 33 94 2 6

3 Merasa tidak berdaya 31 89 4 11

4 Mengurangi banyak minat 30 86 5 14

5 Memilih tinggal di kamar 26 74 9 26

6 Sangat tidak berharga 24 69 11 31

7 Merasa orang lebih baik 24 69 11 31

8 Banyak masalah ingatan 23 66 12 34

9 Takut terjadi yang buruk 21 60 14 40

10 Tidak ada harapan 18 51 17 49

11 Merasa semangat 15 43 20 57

12 Merasa puas 18 51 17 49

13 Merasa bahagia 19 54 16 45

14 Memiliki semangat baik 22 63 13 37


(22)

Master Tabel

Tingkat Depresi Pada Lansia Di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. S

Data Demografi Pertanyaan Kuisio

No JK Umr Agama Keluhan Dipanti Status Keshtan Alasan p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

1 2 4 1 1 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

2 2 2 1 5 2 2 2 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0

4 1 2 1 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0

5 2 2 1 5 2 3 2 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

6 2 2 1 5 2 1 2 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1

7 2 3 1 1 2 3 1 2 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0

8 2 3 1 1 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

9 2 2 1 5 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 2 4 1 4 1 3 1 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1

11 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1

12 2 1 1 5 2 1 2 2 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1

13 2 1 1 4 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0

14 2 3 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

15 2 2 1 5 2 3 2 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0

16 2 3 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

17 1 3 1 1 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0

18 2 3 1 1 2 3 1 2 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1

19 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1

20 2 3 1 1 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

21 2 3 1 3 3 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1

22 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

23 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

24 1 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0

25 1 1 1 3 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

26 2 4 1 5 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

27 2 2 1 5 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

28 2 3 1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0

29 2 3 1 1 3 3 1 2 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0

30 2 2 1 5 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

31 2 1 1 5 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0


(23)

33 2 3 1 1 3 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1

34 2 2 1 5 2 3 2 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1


(24)

Lampiran 6

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal

a. Biaya Mengeprint :Rp 100.000,-

b. Fotocopy :Rp 50.000,-

c. Perbanyak Proposal :Rp 70.000,-

d. Biaya Internet :Rp 50.000,-

e. Sidang Proposal :Rp 150.000,-

2. Pengumpulan Data

a. Izin Penelitian :Rp 100.000,-

b. Penggandaan Kuesioner :Rp 60.000,-

c. Transportasi :Rp 200.000,-

d. Cendera Mata :Rp 150.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Skripsi

a. Biaya Mengeprint Rp: 100.000,-

b. Jilid Skripsi Rp: 100.000,-

c. Lain lain Rp: 100.000,-


(25)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Supratman Singarimbun

Tempat/Tgl Lahir : Kabanjahe, 03 Oktober 1992 Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Desa Nageri Kec. Munte

Riwayat Pendidikan

Tahun 1998-2004 : SD Negeri 041612 Desa Nageri Kec. Munte Tahun 2004-2007 : SMP Negeri 3 Kabanjahe

Tahun 2007-2010 : SMA Swasta Cahaya Medan

Tahun 2011-2014 : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Medann Tahun 2014 – sekarang: S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, H, N. (2014). “Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Skor Depresi Pada Lansia Di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya” (Skripsi). Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak.

Anton, B, Nursalim & Rauf, S, P. (2014). “Faktor-Faktor Berhubungan Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial Theodora Makassar” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Stikes Nani Hasanuddin Makassar: Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014.

Aspiani, R, A. ( 2014). Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info Media.

BPS. (2014). Penduduk Lanjut Usia. Diambil dari http://www.menegpp.go. id/v2/index.php/data dan informasi/kependudukan.

Dalami, E, Suliswati, Rochimah, Suryati K, R & Lestari. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.

Davison, G, C., Neale, J, M & Kring, A, M. (2004). Psikologi Abnormal (Diterjemahkan oleh Noermalasari Fajar). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Firdawati,F & Riyadi S. ((2014). “Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta” Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu. Stikes Yogyakarta: Volume 5 No. 02 Juli 2014.

Hawari, 2011. Manajemen stres cemas dan depresi. Jakarta:Balai Penerbit FK UI Heningsih. (2014). Gambaran Tingkat Ansietas Pada Lansia di Panti Wredha


(27)

Hidayat, D, R. (2009). Ilmu Prilaku Manusia. Jakarta: Trans Info Medika. Kaplan & Sadock. (2010). Buku Ajaran psikiatrik Klinis. Edisi 2. Jakarta: EGC. Kusumowardani, A & Puspitosari, A. (2014). “ Hubungan Antara Tingkat Depresi

Lansia Dengan Interaksi Sosial Lansia Di Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak Boyolali” Jurnal Terpadu Ilmiah Kesehatan. Poltekes Surakarta: Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014

Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi & Batubara. (2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatanya. Jakarta: Salemba Medika.

Maulidia, A. (2012). Gambaran Tingkat Depresi Mahasiswa FIK UI yang Melakukan Konseling. Jakarta:Respositori UI.

Muna, N., Arwani & Purnomo . (2013). Hubungan Antara Karakteristik Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia di Panti Werdha Pelkris Pengayoma Kota Semarang. (Skripsi). Semarang: Stikes Telogorejo Semarang. Murtutik, L & Dewi U. (2012). “Hubungan Tingkat Depresi Dengan tingkat

Kemampuan Dalam Melakukan Aktifitas Dasar Sehari-hari Pada Lansia di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo” Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia . Universitas UI. Vol 1, No 1, Februari 2012. Nasir, A & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika.

Nugrono. (2008). Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Permatasari, H, Jafar, N & Wiarsih, W. (2011). “ Pengalaman Lanjut Usia

Mendapatkan Dukungan Keluarga” Jurnal Ilmia Indonesia. Ilmu Keperawatan. Universitas Hasanuddin Makassar: Volume 14 No 3 Tahun 2011

Pieter, H, Z., Janiwarti, B & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.


(28)

Rezki, E., Murtiani & Iilyas. ( 2014). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Depresi Terhadap Pasien Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Nabaji Gowa Makassara” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Stikes Nani Hasanuddin Makassar:Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014.

Siahaan, Merry. (2013). Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia di Unit Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai. Skripsi. Medan: Fakultas USU.

Siboro, E, N & Rusdi I. (2012). “Pola Komunikasi Keluarga dan Tingkat

Depresi Lansia di Kelurahan Padang Bulan Medan” Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatan USU.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Sundberg, N., D, Winebarger, A., A, & Taplin, J,R. (2007). Psikologi Klinik: Perkembangan Teori, Praktik, dan Penelitian Edisi ke empat. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Tomb, D, A. (2004). Buku Saku Psikiatri (Diterjemahkan oleh Martina Wiwie). Jakarta: EGC.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. Wulandari. (2011). “Kejadian dan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia :Studi

Perbandingan Di Panti Werdha Dan Komunitas” Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

Yesevage, J., A, et al. (1983). Development and Validation Screening Scale: Preminary Report Journal of Phychiatric Research, 17.337.49


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Sukamakmur Kec. Sibolangit, sesuai dengan tujuan penelitian maka kerangka konsep penelitian ini dapat gambarkan sebagai berikut:

Skema 3.1 kerangka penelitian tentang tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015.

Depresi Pada Lansia  Segi psikis

 Segi somatik

Tingkat depresi pada lansia

Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat


(30)

3.2 Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Tabel defenisi operasional dari tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit.

Variabe l

Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Tingkat

depresi

Perasaan yang tidak menyenangkan meliputi: sedih, kehilangan minat, perasaan kosong, mudah merasa bosan, tidak mempunyai semangat hidup, tidak ada hrapan hidup, selalu merasa resah dan tegang, ketidakberdayaan , perasaan tidak berharga, sulit mengingat,merasa tidak berharga, mudah lelah.

Kuesioner dengan 15 item pertanyaan dengan pilihan jawaban „ya‟ dan „tidak‟ 1.Tidak Depresi 2. Ringan 3. Sedang 4. Berat Ordinal


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan variabel yang diteliti. Pada penelitian ini yang ingin diketahui oleh peneliti adalah tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015.

1.2 Populasi dan Sampel 1.2.1 Populasi Penelitian

Pada penelitian ini populasi adalah lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015 yang berjumlah 35 orang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel ini secara Total Sampling dimana lansia yang menjadi sampel dalam penelitian ini di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015 adalah pasien lansia yang tinggal dipanti, lansia yang kondisi kesehatannya masih baik dan dapat berkomunikasi dengan baik, bersedia untuk diwawancarai yang dinyatakan secara tertulis dan


(32)

1.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit pada bulan Desember Tahun 2015.

1.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner dengan skala GDS (Geriatric Depression Scale) untuk menjadi screning awal deteksi dini gejala depresi. Kuesioner ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dipusat bahasa Universitas Sumatera Utara oleh Drs. syahrilSaia, M.A selanjutnya peneliti menterjemahkan kembali kuesioner ke bahasa Karo. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama data “Demografi” yang terdiri dari umur, jenis kelamin, agama, lama tinggal di panti, status sudah menikah/belum dan penyakit yang di derita. Bagian kedua berupa kuesioner GDS (Geriatric Depression Scale) yang terdiri dari 15 pertanyaan yaitu 15 pertanyaan dengan pernyataan positif pada nomor 2,3,4,6,8, 9,10,12,14,15 yang akan diberi skor 1 apabila menjawab “Ya” dan untuk jawaban “tidak” diberi skor 0 sedangkan untuk 5 pertanyaan dengan pernyataan negative pada nomor 1,5,7,11, dan 13, untuk setiap jawaban “tidak” diberi skor 1, untuk skor jawaban “Ya” diberi skor 0. Untuk jumlah skor 0-4 dikatakan tidak depresi, untuk jumlah skor 5-8 dikatakan ringan, untuk jumlah skor 9-11 dikatakan sedang, dan untuk jumlah skor 12-15 dikatakan berat.


(33)

Prinsip penyusunan instrumen penelitian adalah validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan). Validitas (kesahihan) adalah menyatakan apa yang seharusnya diukur dan reliabilitas (keandalan) adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda atau pun waktu yang berbeda (Nursalam, 2008).

Kuesioner GDS (Geriatric Depression Scale) merupakan kuesioner baku yang disusun oleh Yessevage et.all (1986) dan peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner GDS (Geriatric Depression Scale) digunakan khusus untuk mengukur derajat depresi pada usia lanjut dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta di Validasi secara Internasional baik dalam penelitian klinik maupun epidemologi. GDS (Geriatric Depression Scale) terdiri dari 15 item pertanyaan dengan pemberian skor berdasarkan nomor pertanyaaan dan jawaban yang diberikan lansia. Menurut Nasrun (2019, dalam Saragih, 2010) instrumen ini memiliki sensitivitas 90,19% dan spesifitas 83,67% dalam menilai tingkat depresi. validitas dan realibilitas dari alat telah didukung melalui kedua praktek klinis dan penelitian dengan nilai r = 0,84 dan p<0,001.

4.5.2 Metode Pengumpulan Data

Persiapan pengumpulan data dilakukan melalui prosedur administrasi dengan memperoleh izin dari Fakultas Keperawatan USU dan


(34)

untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat izin dari panti Yayasan Pelayanaan Orang Tua Sejahtera di Suka Makmur Kec. Sibolangit peneliti menemui calon responden, pertama sekali yang dilakukan peneliti adalah memperkenalkan diri lalu memberi inform consent (persetujuan) kepada lansia dan setelah lansia menyetujui inform consent, peneliti membacakan setiap pertanyaan kepada lansia dan memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimengerti lansia. Penelitian ini dilakukan pada pagi dan siang hari, jumlah lansia yang menjadi responden ada sebanyak 35 orang. Penelitian ini menggambarkan tingkat depresi pada lansia di panti, dengan karakteristik jenis kelamin, umur agama, keluhan utama yang dirasakan saat ini, lama tinggal di panti, status perkawinan, kondisi kesehatan, alasan tinggal di panti. Setelah mendapatkan data dari setiap lansia, peneliti mengucapkan terima kasih.

Penelitian yang dilakukan selama 3 hari, adapun kendala dalam penelitian ini adalah pertama, pengumpulan data sebagian responden kurang mengerti dengan pertanyaan yang diberikan sehingga peneliti harus menjelaskan kembali maksud dari pertanyaan tersebut dengan kata-kata yang sederhana agar mudah dimengerti oleh lansia. Kedua, seluruh lansia sulit membaca kuesioner akibat penglihatan yang sudah tidak baik lagi. Ketiga, lansia yang pendengaran yang kurang baik, peneliti juga harus membaca dengan jarak yang lebih dekat dan suara yang kuat agar lansia bisa mendengar dan menjawab pertanyaan tersebut. Keempat, peneliti melakukan wawancara langsung kepada lansia dengan mengunakan bahasa Karo.


(35)

1.6 Etika Penelitian

Penelitian ini memperhatikan etika penelitian dalam melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari pihak Panti Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit.

Penelitian ini, hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan etik adalah sebagai berikut : Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan, manfaat dan prosedur pengisian kuesioner, meminta persetujuan responden (informed Consent), responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri pada saat proses pengisian kuesioner tanpa paksaan, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset dan penelitian ini digunakan untuk kepentingan penelitian.

1.7 Pengolahan dan Analisa Data 4.8.1 Pengolahan Data

Notoatmotdjo (2010), dalam suatu penelitian pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data. Data yang telah


(36)

terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap pengeditan data ini dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner apakah lengkap dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan “pengkodean” atau “coding” yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Tabulating

Memasukkan data yang telah lengkap sesuai dengan variabelnya masing-masing, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

d. Cleaning

Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

Setelah data sudah dikumpulkan dilakukan tahap pengolahan data dimna tiap data dikumpulkan dan disatukan dengan jenis yang sama tiap pernyataan dan data demografi sehingga terbentuk suatu kumpulan data yang sama untuk dapat dianalisa selanjutnya.


(37)

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti. Analisa univariat tersebut akan ditampilkan berupa distribusi frekuensi. Variabel lainnya yaitu berupa tingkat depresi pada lansia berdasarkan hasil ukur Geriatric Depression Scale (Notoatmotdjo, 2010).


(38)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015.

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Desember Tahun 2015 yang melibatkan 35 orang responden menggambarkan tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit. Hasil penelitian ini memaparkan karakteristik demografi responden, tingkat depresi lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit.

5.1.1 Data Demografi Responden

Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa mayoritas jenis kelamin responden berjenis kelamin perempuan (87%), usia antara 66-70 tahun (37%), beragama Kristen Protestan (100%). Keluhan utama lansia yang diderita adalah nyeri sendi (40%), Diabetes Melitus (6%), hipertensi (9%), sesak nafas (9%) dan keluhan lainnya (37%). Lama tinggal di panti mayoritas lansia yang sudah lama antara 1-5 tahun (75%), Status perkawinan janda/duda (80%), kondisi


(39)

kesehatan lansia yang sakit (63%), dan alasan lansia tinggal dipanti karena keinginan sendiri (74%).

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Responden Lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit.

Karakteristik

Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 4 31 11 89 Usia : 60-65 tahun 66-70 tahun 71-80 tahun >80 tahun 8 13 11 3 23 37 31 9 Agama:

Kristen Protestan 35 100

Keluhan Utama: Nyeri sendi Diabetes melitus Hipertensi Sesak Lainnya 14 2 3 3 13 40 6 9 9 37 Lama tinggal dipanti:

<1 tahun 1-5tahun >5 tahun 4 26 5 11 75 14 Status perkawinan: Menikah Belum menikah Janda/duda 6 1 28 17 3 80 Kondisi kesehatan: Sakit Sehat 22 13 63 37


(40)

Alasan tinggal dipanti: Keinginan sendiri Keluarga 26 9 74 26

5.1.2 Tingkat Depresi

Berdasarkan hasil penelitian pada tingkat depresi diperoleh responden mengalami tingkat depresi ringan adalah 12 responden (34%), tingkat depresi sedang 18 responden (51%) dan tingkat depresi berat 5 responden (14%) dapat dilihat pada table 5.2 di bawah ini.

Table 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Depresi Responden lansia yang tinggal di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit (n=35)

Tingkat depresi Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 12 18 5 34 52 14

Hasil penelitian ini menunjukkan tentang gambaran distribusi frekuensi gejala depresi yang dialami lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit. Hasil observasi ketika mengunjungi panti, peneliti melihat bahwa lansia tidak ada kegiatan, lansia hanya duduk di luar kamar. Pengasuh panti membantu lansia untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, pengasuh membantu mengantarkan makanan ke kamar-kamar lansia, memandikan lansia. Setiap hari lingkungan panti dan kamar lansia dibersihkan .


(41)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat depresi pada lansia di panti Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2015 sebanyak 18 responden mengalami tingkat depresi sedang.

Berdasarkan hasil penelitian secara umum responden mengalami depresi. Hasil penelitian mayoritas responden untuk pertanyaan yang pertama (merasa bosan) 34 (97%). Pertanyaan kedua ( merasa hampa) 33 (94%), hal ini sebabkan karena lansia yang tinggal di panti tidak memiliki aktivitas dan tidak memiliki pekerjaan, penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Afifa (2014) bahwa lansia yang tinggal di panti merasa bosan (91%). Untuk pertanyaan ketiga ( merasa tidak berdaya) 31 (89%) dan pertanyaan keempat (mengurangi banyak aktivitas) 30 (86%) hal ini disebabkan karena lansia tidak bisa bekerja seperti biasanya , sudah tidak memiliki pasangan hidup, hal ini mengakibatkan lansia menjadi depresi hal ini sejalan dengan penelitian Anton, dkk (2014) bahwa salah satu faktor munculnya depresi pada lansia adalah kondisi fisik sehingga dari penelitian tersebut memperkuat hasil penelitian yang dilakukan dimana ditemukann bahwa responden masuk pada kategori umur elderly dan old sehingga kondisi fisik ini dapat mempengaruhi segala aktivitas dan lansia merasa tidak bisa berbuat apa-apa selama berada di panti.

Menurut Maryam, et.al, (2008) Perubahan fisik, secara fisik lansia akan mengalami perubahan pendengaran seperti membran timpani atrofi, sehingga terjadi gangguan pendengaran, Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan. Gangguan pengelihatan seperti respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap


(42)

Gangguan kulit seperti keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut memutih (uban) kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh. Gangguan belajar dan memori seperti kemampuan belajar masih ada tetapi relatif menurun, memori menurun karena proses encoding menurun. Perubahan sosial, lansia mengalami perubahan sosial keluarga seperti kesendirian dan kahampaan. Pensiun seperti menjadi PNS akan ada tabungan (dana pensiun, kalau tidak anak dan cucu yang akan memberi uang). Lansia yang tinggal di panti jompo merasa dibuang dan diasingkan. Perubahan psikologis, perubahan psikologis pada lansia meliputi frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasaan. Masalah perubahan yang dialami lansia adalah keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga bergantung pada orang lain, mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal, pergi jauh atau cacat.

Tingkat depresi ringan menunjukan hasil sebanyak 12 (34%) responden. Depresi ringan meliputi: kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, harga diri dan kepercayaan diri yang kurang, lansia di panti tidak ada kegiatan sehingga lansia duduk-duduk di luar kamar atau pergi bercerita ke kamar lansia lainnya Tingkat depresi sedang sebanyak 18 (52%), depresi sedang meliputi pandangan masa depan suram dan pesimis karena lansia sudah mengalami penurunan fisik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Kusumowardani (2014) bahwa tingkat depresi responden terbanyak depresi sedang 22 (37%), hal ini disebabkan masih


(43)

ada responden menolak perubahan khusus pada dirinya terlihat dari jawaban responden kehilangan aktivitas, kelelahan, libido terganggu, kehilangan nafsu makan, kehilangan konsentrasi, kehilangan tenaga, tidak berdaya, hampa dan mudah bosan.

Tingkat depresi berat menunjukann hasil sebanyak 5 (14%) responden. Depresi berat meliputi perubahan yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri, tidur terganggu. Menurut Tomb (2014) tanda dan gejala depresi dibagi menjadi tiga gambaran yang harus diperhatikan antara lain: (1) gambaran emosi meliputi: Mood depresi, sedih atau murung, Iritabilitas, ansietas, Anhedonia, kehilangan minat, kehilangan semangat, ikatan emosi berkurang, menarik diri dari hubungan interpersonal, preopukasi dengan kematian. (2) gambaran kognitif meliputi: mengkritik diri sendiri, perasaan tidak berharga, rasa bersalah, pesimis, tidak ada harapan, putus asa, perhatiannya mudah teralih, konsentrasi buruk, tidak pasti dan ragu-ragu, berbagai obsesi, keluhan somatik (terutama pada orang tua), gangguan memori, waham dan halusinasi. (3) gambaran vegetatif meliputi: lesu, tidak ada tenaga, insomnia atau hipersomnia, anoreksia atau hipereksia, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, agitasi psikomotor, retradasi psikomotor, libido terganggu.

Berdasarkan karakteristik responden pada penelitian ini tingkat depresi paling banyak lansia perempuan 31 (87%). Hal ini dapat di kaitkan dengan


(44)

berperan adalah perubahan hormonal, dimana pada tahap ini lansia perempuan sudah mengalami menopause dan perubahan mood, turunnya gairah seksual, keluhan - keluhan ini dapat membuat lansia perempuan merasa tidak menarik, tidak produktif dan kurang percaya diri sehingga hal ini bisa mengakbiatkan depresi. faktor psikologis dan sosial ekonomi dipengaruhi oleh berbagai peristiwa kehidupan lansia perempuan seperti kehilangan pasangan hidup semasa tuanya, kehilangan sumber penghasilan dan mengalami perubahan lingkungan hidup setelah menjadi janda. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siboro, dkk (2012) bahwa lansia yang paling banyak mengalami depresi adalah lansia perempuan 28 (80%). Hal ini juga sama dengan teori Nugroho (2008) bahwa depresi merupakan salah satu gejala yang munculnya pada masa menopouse yang membuat kepada wanita lebih sering mengalami depresi.

Lansia merupakan populasi yang rentan mengalami suatu penyakit depresi, menurut sundberg dkk (2007) sakit fisik merupakan faktor resiko utama depresi misalnya lansia tidak mampu lagi melakukan kegiatan-kegiatann yang dianggap penting. Keluhan kesehatan lansia sangat terlihat bahwa masalah yang sering terjadi pada lansia adalah nyeri sendi terdapat sebanyak 14 (40%). Penelitian yang dilakukan Permatasari dkk, (2011) bahwa masalah keluhan lansia adalah rematik dan mudah kesemutan, hal ini merupakan penyebab utama yang dapat menyebabkan angka kesakitan pada lansia sehingga akan mempengaruhi kualitas kehidupan lansia seperti tidak mampu lagi mengurusi keperluan dasarnya (mandi, berpakaian). Keluhan kesehatan lansia yang lebih dari satu akan lebih


(45)

beresiko mengalami gangguan depresi, keluhan lansia yang mengalami penyakit lainnya seperti diabetes melitus, hipertensi, sesak.

Status perkawinan merupakan menjadi salah satu faktor terjadinya depresi pada lansia, pada penelitian ini didapatkan bahwa dari 35 lansia adalah janda atau duda 28 (80%). Alasan status perkawinan yang melibatkan depresi pada lansia bahwa sebagian lansia dipanti sudah kehilangan teman pasangan hidup dan keluarga. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandary di panti werdha yang mengalami depresi dengan kriteria janda/duda yaitu dengan jumlah 46 (89%). Dukungan dari keluarga sangat diharapkan oleh lansia, dimana lansia membutuhkan teman untuk bicara, kasih sayang dan perhatian dari keluarganya, tetapi dukungan keluarga tidak ada lagi, kehilangan dukungan dari keluarga, pasangan hidup dan teman merupakan faktor resiko depresi (Aspiani, 2014).

Lansia yang lebih memilih tinggal di panti memiliki alasan yang beragam terutama lansia perempuan yang jumlahnya lebih banyak. Lansia yang memilih tinggal di panti sebanyak 26 (74%) atas keinginan sendiri. Berbagai alasan dikemukakan lansia bahwa tinggal di panti Yapos karena keinginan mereka sendiri, dimana mereka tidak ingin membebani keluarga apabila secara terus menerus lansia tinggal bersama dengan keluarga baik anak maupun saudara, memilih teman untuk beraktivitas bersama (Permatasari dkk, 2011).


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Tingkat Depresi Pada Lansia Di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit secara keseluruhan responden mengalami depresi. Mayoritas responden mengalami depresi sedang sebanyak 18 (52%) responden, depresi ringan sebanyak 12 (34%) responden, dan tingkat depresi berat sebanyak 5 (14%) responden. Berdasarkan penelitian ini diperlukan pelayanan kesehatan dan memberikan dukungan kepada lansia terkait dengan depresi pada lansia.

6.2 Saran

6.2.1 Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan lansia mengalami depresi sedang. Sehingga bagi petugas kesehatan di panti diharapkan agar selalu mengontrol lansia, memotivasi lansia yang depresi untuk meningkatkan status kesehatan mereka dari segi fisik dan psikologis.


(47)

6.2.2 Panti Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur

Berdasarkan penelitian ini pihak panti memotivasi lansia untuk mengikuti ibadah agar spritual lansia tetap tenang dan damai. Pihak panti dapat memberikan pengetahuan, membuat kegiatan lansia, memberikan dukungan dan semangat kepada lansia agar tetap merasa dihargai dan diperhatikan sehingga dapat mencegah depresi yang lebih buruk.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dikembangkan lagi dengan mencari hubungan depresi lansia, penyebab atau faktor-faktir pencetus di lingkungan panti, sehingga bisa melakukan penatalaksanaan untuk menyembuhkan depresi secara efektif dan efisien.


(48)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Depresi

2.1.1 Pengertian Depresi

Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, murung, putus asa, merana dan tidak berharga. Depresi juga dapat berupa sekumpulan gejala atau sindroma (disertai perubahan kognitif, psikomotor dan vegetatif). gejala lainnya depresi juga mengalami gangguan dari beberapa segi antara lain segi psikis gejalanya seperti perasaan kosong, konsentrasi, ingatan, terhambat dalam berpikir dan segi somatik gejalanya seperti mengalami gangguan berat badan, gangguan tidur, gangguan libido, gangguan perut sampai obesitas, gangguan vegetatif dalam bentuk berdebar-debar, sesak nafas, tremor dan kecemasaan (Soetjiningsih, 2004).

Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (suasana hati atau mood) yang ditandai dengan tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa hidupnya hampa, tidak ada harapan, pemikiran berpusat pada kegagalan, kesalahan atau menuduh diri, perasaan sedih yang berlebihan, murung, sering disertai iri dan pikiran bunuh diri. Depresi biasanya memerlukan pengobatan jangka panjang, meskipun demikian, banyak penderita depresi yang merasa nyaman dan bisa beraktivitas seperti biasa setelah minum obat (Jiwo, 2012).


(49)

Depresi satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih gejala penyertaannya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya (Aspiani, 2014). Depresi suatu perasaan kesedihan, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas yang bisa jadi menandakan adanya gangguan kesehatan (Tarigan, 2003 dalam Maulidia, 2012).

2.1.2 Tanda dan Gejala depresi

Gejala depresi dapat terlihat sebagai salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan yang ditandai dengan sulit berkonsentrasi, kata-kata monoton, suaranya pelan, memilih untuk sendiri dan berdiam diri atau tidak bisa diam, mudah lupa dan sulit menemukan solusi permasalahan ( Nasir & Muhith, 2011). Ciri-ciri orang depresi akan merasa tidak adanya harapan dan patah hati. Orang yang mengalami depresi akan mengalami ketidakberdayaan yang berlebihan, serta tidak mampu mengambil keputusan, tidak mampu memulai suatu kegiatan, atau memusatkan perhatian sesuatu yang menarik, merasa jenuh dan tidak mempunyai semangat hidup, selalu merasa tegang, resah, dan tidak dapat santai (Hidayat, 2009).

Gejala lain dari depresi adalah sebagai berikut: (1) merasa sedih atau tidak berharga, (2) hal-hal kecil sudah membuat dirinya frustasi atau sangat


(50)

yang dahulu disukainya, (4) tidak bisa tidur atau kebanyakan tidur, (5) kehilangan dorongan seksual, (6) perubahan nafsu makan, bisa berupa kehilangan nafsu makan dan menjadi kurus atau bisa menjadi bertambah nafsu makan dan mengalami kegemukan, (7) tidak tenang, sulit duduk diam ditempat, (8) mudah meledak marah atau sangat mudah tersinggung, (9) berpikir pelan, berbicara pelan dan lemah, begitu pula ketika bergerak atau menggerakkan bagian tubuhnya, (10) sulit mengambil keputusan, kurang konsentrasi, gampang terganggu konsentrasinya, sulit mengingat, (11) lemah dan kehilangan tenaga, bahkan sebuah kegiatan kecil terasa sangat berat dan menghabiskan banyak tenaga, (12) merasa tidak berharga, merasa bersalah dan selalu memikirkan kegagalan atau kesalahan masa lalu, (13) sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri, (14) tiba-tiba menangis tanpa sebab akibat, (15) gangguan fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit kepala atau sakit punggung (Jiwo, 2012).

Menurut PPDGJ –III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa –III) gejala gejala utama yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) suasana perasaan yang tertekan sepanjang hari, (2) kehilangan minat dan gairah pada hampir sepanjang segala aktifitas yang dirasakan sepanjang hari, (3) mudah lelah dan menurunya aktifitas. Gejala tambahannya antara lain: (1) konsentrasi dan perhatian berkurang, (2) harga diri dan percaya diri berkurang, (3) gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna, (4) pandangan masa depan suram dan pesimis, (5) insomnia atau hipersomnia, (6) nafsu makan berkurang, (7)


(51)

gangguan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk bunuh diri (Soetjiningsih, 2004).

Menurut Tomb (2004) tanda dan gejala depresi dibagi menjadi tiga gambaran yang harus diperhatikan antara lain: (1) gambaran emosi meliputi: Mood depresi, sedih atau murung, Iritabilitas, ansietas, Anhedonia, kehilangan minat, kehilangan semangat, ikatan emosi berkurang, menarik diri dari hubungan interpersonal, preopukasi dengan kematian. (2) gambaran kognitif meliputi: mengkritik diri sendiri, perasaan tidak berharga, rasa bersalah, pesimis, tidak ada harapan, putus asa, perhatiannya mudah teralih, konsentrasi buruk, tidak pasti dan ragu-ragu, berbagai obsesi, keluhan somatik (terutama pada orang tua), gangguan memori, waham dan halusinasi. (3) gambaran vegetatif meliputi: lesu, tidak ada tenaga, insomnia atau hipersomnia, anoreksia atau hipereksia, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, agitasi psikomotor, retradasi psikomotor, libido terganggu. Tanda –tanda depresi antara lain: berhenti dan lambat bergerak, wajah sedih dan selalu berlinang air mata, kulit dan mulut kering, konstipasi.

2.1.3 Tingkat Depresi

Menurut PPDGJ-III, tingkat depresi ada tiga berdasarkan gejala-gejalanya yaitu:

a. Depresi ringan meliputi: kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, harga diri dan


(52)

b. Depresi sedang meliputi: kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, harga diri dan kepercayaan diri yang kurang, pandangan masa depan yang suram dan pesimis.

c. Depresi berat meliputi: Mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatkannya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja), dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, perubahan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri, tidur terganggu, disertai waham, halusinasi, lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu (Prabowo, 2014).

2.1.4 Penyebab Depresi

Penyebab depresi ada beberapa faktor antara lain sebagai berikut: faktor biologis, faktor psikodinamika, faktor psikososial. (a) faktor biologis berhubungan dengan metabolit amin biogenik seperti asam 5-hidrosiindolasetat (5-HIAA), asam homovanilat (HVA), dan 3-metoksi-4-hidrosifenilglikol (MHPG) di dalam darah urine, dan cairan serebrospinalis pasien dengan gangguan Mood. Neurotransmiter yang terkait dalam depresi adalah norepinefrin dan serotonim, penurunan jumlah seretonim dan mencetuskan depresi. Selain itu aktifitas dopamin pada pasien depresi akan menurun. (b) faktor Psikodinamika, menurut


(53)

Freud memahami depresi melibatkan ekspresi agresi terhadap orang-orang yang dicintai.

Depresi terjadi ketika pasien menyadari bahwa orang atau idealisme yang menjadi tujuan hidup mereka tidak akan pernah memberi respon sesuai dengan terpenuhinya keinginan mereka, sehingga banyak orang dengan depresi hidup untuk orang lain bukan untuk dirinya sendiri. (c) faktor psikososial sejumlah klinis yakin bahwa peristiwa hidup memegang peran utama dalam depresi, klinis lain mengajukan bahwa peristiwa hidup hanya memegang peran terbatas. Data meyakinkan bahwa peristiwa hidup yang paling sering menyebabkan timbulnya depresi dikemudian hari pada seseorang adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun, kematian pasangan, pemutusan hubungan kerja (Kaplan & Sadock 2010).

Ada juga faktor lain penyebab depresi seperti faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (a) stres, stres adalah kondisi atau peristiwa yang memiliki pasangan traumatik seseorang pada masa lalu dianggap sangat bertanggung jawab terhadap sikap-sikap negatif. Kondisi menimbulkan stres adalah situasi menurun harga diri, situasi menghambat tujuan penting atau menghadapi dilema yang sulit dipecahkan, penyakit atau gangguan fisik atau abnormalitas yang menyebabkan adanya ide-ide negatif pada kemunduran fisik. (b) faktor usia dan jenis kelamin, berdasarkan penelitian remaja dan orang dewasa (usia 18-44 tahun) cenderung lebih mudah terserang depresi.


(54)

terserang depresi anatar pria dan perempuan ditentukan oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. (c) kepribadian, seseorang yang rentan terkena depresi adalah orang yang memiliki konsep diri dan pola pikir yang negatif, pesimis dan kepribadian introvert, cara berpikir suka menyalahkan diri sendiri, mengevaluasi diri secara negatif.

Faktor eksternal dapat menyebabkan depresi antara lain: (a) faktor keluarga meliputi: kedekatan, interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga, dukungan emosional dari pasangan dan suasana rumah tangga. (b) faktor lingkungan meliputi: relasi, peran sosial, dukungan sosial, status sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan. (c) faktor tekanan hidup, yakni berbagai peristiwa hidup yang dapat menyebabkan stres dan trauma bagi seseorang (Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011).

2.1.5 Terapi Depresi

Terapi depresi ada empat cara antar lain sebagai berikut:

a. Terapi individu yaitu dengan mengeksplorasi perasaan yang menyebabkan depresi seperti akibat kehilangan orang-orang yang dicintai klien. Kaji bagaimana distorsi kognitif pada klien yang turut mempengaruhi depresi. mendorong klien untuk mengungkapkan rasa frustasi, marah dan putus asa. Mengupayakan klien agar dapat mengubah pola berpikir negatif otomatis tentang diri sendiri, oranglain,lingkungan, dan masa depan. Mem berikan kesempatan pada klien untuk menyelesaikan masalah interpersonal .Melakukan monitoring pada masalah fisiologis yang diperburuk oleh depr


(55)

esi dan mendorong klien memahami kehidupan seksualnya sehingga klien dapat memahami masalah kekhawatiran dan mengetahui bagaimana depresi menurunkan hasrat libido seksualnya.

b. Terapi keluarga adalah mengkaji fungsi keluarga, pola komunikasi, peran yang diharapkan, keterampilan menyelesaikan dan stresor. Ajarkan kepada keluarga klien tentang ketrampilan komunikasi yang persuasif, penyelesaian masalah, pengelolahan (manajemen) stres, dan ekspresi perasaan yang konstruktif. Fasilitas klien agar dapat mengungkapkan ansietas, rasa bersalah, marah tidak berdaya dan rasa bermusuhan dengan prinsip pembelajaran. Mengajarkan keluarga klien dalam mengatasi secara efektif segala aspek yang mengancam diri klien.

c. Terapi kelompok adalah berupaya untuk meningkatkan harga diri dan mengakui kekuatan diri setiap anggota kelompok. Mengajarkan klien tentang cara membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal, terutama setelah klien mengalami kehilangan. Membantu klien untuk mengembangkan startegi untuk memperoleh dukungan sosial, mengurangi rasa kesepian, mendapatkan umpan balik dari orang lain dan mengatasi stresor. Mengajarkan klien untuk memperoleh dukungan, bantuan teman sebaya, mengajarkan klien untuk menurunkan dan menghilangkan distorsi kognitifnya.

d. Terapi obat-obatan adalah dengan memberikan obat-obatan yang sesuai dengan tingkat dan gejala depresi dalam fase akut, gejalanya ditangani


(56)

mencegah efek samping yang merugikan klien. Pada fase ringan atau tidak memiliki resiko tinggi, penanganan depresi dilakukan dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan psikologis. Jenis obat yang digunakan untuk mengatasi depresi adalah selecitve serotonin reuptake inhibitors (SSRis), antipsikotik (depresi berat) dan benzodiaze pin (untuk gangguan tidur) (Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011).

2.1.6 Geriatric Depression Scale

Pentingnya mendeteksi depresi semakin di sadari apalagi depresi yang terjadi pada lansia sulit diketahui. Untuk itu alat pendeteksi depresi dibuat untuk memudahkan profesional kesehatan mendeteksi gejala depresi. Nama instrumen pendeteksi ini adalah Geriatric Depression Scale (short form) yang terdiri dari 15 pertanyaan untuk melihat screning oleh Sherry A. Greenberg, PhD(c), MSN, GNP-BC, Harthford for Geriatric Nursing, NYU College of Nursing. Skala GDS ini awalnya sudah di uji dan digunakan secara intensiv oleh populasi sebelumnya (Yessevage et. All, 1983).

2.2 Lanjut Usia

2.2.1 Pengertian Lanjut Usia

Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari siklus kehidupan manusia dan merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Lansia dengan berbagai perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis yang menjadikan mereka


(57)

kelompok yang rentan terhadap berbagai permasalahan kesehatan (Juniarti, 2008 dalam Heningsih, 2014). Lansia mengalami masa penurunan berbagai hal, penurunan kemampuan fisik, penurunan aktivitas rutin, mulai berhenti bekerja, mulai ditinggal oleh anak-anak Sehingga seringkali muncul perasaan kesepian, tidak berguna dan tidak diperlukan oleh lingkungan (Hidayat, 2009). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan bahwa lansia adalah seseorang telah mecapai usia 60 tahun (Maryam, et.al, 2008).

2.2.2 Pengelompokan Lanjut Usia

Menurut WHO lanjut usia ada tiga tahap yaitu: a. Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun b. Lanjut usia (elderly) 60-74 tahn

c. Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

2.2.3 Permasalahan Khusus Lanjut Usia

a. Gangguan fisik, pada lanjut usia akan mengalami berbagai perubahan fisik yaitu berkurangnya ketajaman panca indra, turunya kekuatan motorik, perubahan penampilan fisik, kemunduran efisiensi intergratif susunan saraf pusat, kelemahan ingatan dan penurunan intelegensi.


(58)

c. Sex pada lansia, orang berusia lanjut dapat saja mempunyai kehidupan sex yang aktif sampe umur 60 tahun, libido dan nafsu seksual penting pada lansia, tetapi sering mengakibatkan rasa malu dan binggung pada lansia sendiri, lansia menganggap sex pada lansia sebagai hal yang tabu dan tidak wajar.

d. Adaptasi terhadap lingkungan, kebanyakan lansia kehilangan sumber daya ditambahkan pada sumber daya yang memang sudah terbatas, kekurangan kemampuan adaptasi berdasarkan hambatan psikiatrik adalah rasa khawatir dan takut yang diperoleh dari masa lalu lebih muda dan yang dimodifikasi, diperkuat dan diuraikan sepanjang masa hidup individu. e. Gangguan psikiatrik, yang sering didapat adalah sindromas otak organik

dan psikosis involusi, skizofrenia, psikosa naik depresi dan ketergantungan obat (Dalami, Suliswati, Rochimah, Suryati & Lestari, 2009).

2.2.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

a. Perubahan fisik, secara fisik lansia akan mengalami perubahan pendengaran seperti membran timpani atrofi, sehingga terjadi gangguan pendengaran, Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan. Gangguan pengelihatan seperti respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun dan katarak. Gangguan kulit seperti keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut memutih (uban) kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh. Gangguan belajar dan memori seperti kemampuan belajar


(59)

masih ada tetapi relatif menurun, memori menurun karena proses encoding menurun.

b. Perubahan sosial, lansia mengalami perubahan sosial keluarga seperti kesendirian dan kahampaan. Pensiun seperti menjadi PNS akan ada tabungan (dana pensiun, kalau tidak anak dan cucu yang akan memberi uang). Lansia yang tinggal di panti jompo merasa dibuang dan diasingkan.

c. Perubahan psikologis, perubahan psikologis pada lansia meliputi frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasaan. Masalah perubahan yang dialami lansia adalah keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga bergantung pada orang lain, mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal, pergi jauh atau cacat (Maryam, et.al, 2008).


(60)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalitas sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi & Batubara, 2008).

Menua atau menjadi tua suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia dan tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutuh, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerak lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008).

Proses menua secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu kelemahan (impairment), keterbatasan (disability) dan keterlambatan atau ketidakmampuan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses


(61)

kemunduran. Gambaran fungsi tubuh pada lansia mengenai kekuatan atau tenaga menurun sebesar 88%, fungsi penglihatan menurun 72%, kelenturan tubuh sebesar 64%, daya ingat sebesar 61%, daya pendengaran sebesar 67%, dan bidang seksual sebesar 86%. Menghadapi berbagai keterbatasan fisik, psikis dan sosial tersebut mereka membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain untuk mencapai rasa tentram, nyaman, kehangatan dan perlakuan yang layak dari lingkungannya. Lansia dengan ketergantungan tinggi akan mengalami gangguan sensori yang menyebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan dapat menimbulkan permasalahan tersendiri bagi lansia (Nugroho, 2000 dalam Murtutik & Dewi).

Pada usia lanjut banyak persoalan hidup yang dihadapi oleh lansia. Akibat dari proses menua sering terjadi masalah seperti krisis ekonomi karena lansia sudah tidak dapat bekerja secara optimal, tidak punya keluarga atau sebatang kara, merasa kehilangan teman, tidak adanya teman sebaya yang bisa diajak bicara, merasa tidak berguna, sering marah dan tidak sabaran, kurang mampu berpikir dan berbicara, merasa kehilangan peran dalam keluarga, mudah tersinggung dan merasa tidak berdaya. Kondisi seperti ini dapat memicu terjadinya depresi pada lansia (Tamher & Noorkasiani, 2009 dalam Siboro & Rusdi, 2012).

Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut adalah kekurangan kemampuan dalam beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan yang


(62)

integritas, pemuasaan hidup dan keputusan karena kehilangan dukungan sosial yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memelihara dan mempertahankan kepuasaan hidup sehingga mudah terjadi depresi pada lansia (Aspiani, 2014).

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertaannya, termasuk perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, rasa bersalah, harga diri rendah, kemurungan, kelesuan, ketidakgairahan hidup, perasaan tidak berguna dan gagasan bunuh diri (Aspiani, 2014).

Depresi merupakan kondisi umum yang terjadi pada lansia dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial, kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia. Depresi juga merupakan gangguan dalam perasaan (mood) yang ditanda dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan, sehingga tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Keperibadian seseorang masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian atau Spliting of Personality) prilaku dapat terganggu namun masih dalam keadaan normal (Hawari, 2011).

Depresi pada lansia ditandai oleh ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan keluhan hilang memori, lansia yang depresi berbicara dengan lambat, Setelah lama terdiam, hanya menggunakan beberapa kata dan nada suara rendah serta menoton. Banyak yang lebih suka duduk sendirian dan berdiam diri. Lansia yang depresi dapat mengabaikan kebersihan dan penampilan diri mereka,


(63)

serta selalu merasa khawatir, cemas dan memiliki perasaan tidak berarti dan bersalah dalam hidupnya (Davison, Neale & Kring, 2004).

Faktor depresi pada lansia dapat disebabkan antara lain, lansia yang ditinggalkan oleh semua anak-anaknya karena masing-masing sudah membentuk keluarga, berhenti dari pekerjaan (pensiun) sehingga kontak dengan teman kerja terputus atau berkurang, mundurnya dari berbagai kegiatan (akibat jarang bertemu dengan banyak orang), ditinggalkan oleh orang yang dicintai misalnya pasangan hidup, saudara, sahabat dan lain-lain. Kesepian akan sangat dirasakan oleh lansia yang hidup sendirian tanpa anak, kondisi kesehatan rendah, penurunan fungsi tubuh, tingkat pendidikan rendah, masalah sosial ekonomi dan rasa percaya diri rendah dan beberapa penyebab tersebut bisa timbul depersi (Aspiani, 2014).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan prevalensi depresi pada masyarakat dunia adalah 3%, penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperkirakan bahwa 9-26% perempuan dan 5-12% laki-laki pernah menderita penyakit depresi yang gawat dalam kehidupanya dan WHO juga memperkirakan pada tahun 2020, depresi akan menjadi penyebab penyakit kedua terbanyak didunia setelah penyakit kardiovaskuler (Hariyanto, 2010 dalam Maulida, 2012). Populasi umum menurut WHO depresi adalah penyakit umum yang merupakan salah satu penyebab utama kecacatan di seluruh dunia yang diperkirakan sekitar 350 juta orang yang terkena dampak dan paling buruk depresi dapat


(64)

juta kematian per tahun. Data menyebutkan bahwa depresi merupakan penyebab utama bunuh diri.

World Health Organization (WHO) dalam jangka beberapa tahun terakhir ini jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia mengalami peningkatan yakni pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 350 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 20%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk dunia yang sudah lanjut usia hanya sekitar 250 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 19%. Sementara pada tahun 2012 penduduk lansia mencapai 680 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 32%. Perkembang lansia sangat dirasakan oleh negara-negara berkembang dibanding dengan negara-negara maju di dunia (Ishak, 2013 dalam Firdawati & Riyadi, 2014).

Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia bahwa jumlah lansia yang ada di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Survei yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) pada tahun 2007 menyebutkan sekitar 94% masyarakat Indonesia mengalami depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat (Susanto, 2007 dalam Maulidia, 2012). Pada tahun 2008 berjumlah 9.5 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 20%. Tahun 2009 berjumlah 11,3 juta jiwa dan mengalami depresi sekitar 18%, memasuki tahun 2010 lansia berjumlah 17,2 juta jiwa. Pada tahun 2011 lansia mencapai 19,5 juta jiwa dan yang mengalami depresi sekitar 32% (Ishak, 2013 dalam Firdawati & Riyadi, 2014).

Menurut data dari Analisis Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Sumatera Utara, jumlah lansia yang tinggal di perkotaan sebanyak 346.673 (5,43%) dan


(65)

jumlah lansia yang tinggal di pedesaan sebanyak 419.149 (6,35%). Jumlah keseluruhan yang tinggal di perkotaan dan pedesaan sebesar 765.822 (5,90%) (Badan Pusat Statistik, 2010).

Data hasil penelitian ditemukan bahwa lansia mengalami depresi ringan (64,0%), depresi sedang (22,0%), depresi berat (14,0%), yang dilakukan oleh Rezki, Murtiani & Ilyas di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Nabaji Gowa Makassar Tahun 2014. Hasil penelitian ditemukan bahwa lansia mengalami depresi (60%) dan yang tidak mengalami depresi (40%), yang dilakukan oleh Muna, Arwani & Purmono di Panti Werda Pelkris Pengayoman Kota Semarang Tahun 2003. Hasil penelitian ditemukan bahwa lansia depresi ringan (30,9%), depersi sedang (25,2%), depresi berat (8,9%) sisanya tidak mengalami depresi (35,0%), yang dilakukan oleh Siahaan di Unit Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai Tahun 2013.

Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kec. Sibolangit Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan


(66)

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi gambaran tingkat depresi pada lansia di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan terbaik pada lansia dengan depresi sebagai bagian dari evidence base practice (bukti praktik dasar) .

1.4.2 Bagi Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi pendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan atau keperawatan dan memberikan dukungan baik secara emosional dan moral kepada lansia terkait dengan depresi pada lansia

.

1.4.2 Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi data dasar, bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan USU atau penelitian yang tertarik untuk meneliti tentang depresi pada lansia dalam ruang lingkup yang luas


(67)

Judul : Tingkat Depresi Pada Lansia Di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit

Nama : Supratman Singarimbun

Nim : 141121114

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2016

ABSTRAK

Menua atau menjadi tua merupakan suatu proses kehidupan yang berarti telah melalui kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutuh, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerak lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional. Desain penelitian adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada lansia, Jumlah Populasi orang 35 orang dengan sampel 35 orang . Metode pengambilan sampel dengan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Panti Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit. Instrumen yang digunakan Geriatric Depression Scale (GDS) dengan 15 pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat tingkat depresi lansia adalah depresi ringan 12 orang (34%), depresi sedang 18 orang (52%) dan depresi berat 5 orang (14%), secara keseluruhan lansia mengalami depresi. Hasil penelitian ini diharapkan agar pihak panti memberikan dukungan, perhatian dan semangat kepada lansia sehingga


(68)

(69)

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI YAYASAN PELAYANAN ORANG TUA SEJAHTERA SUKA MAKMUR

KECAMATAN SIBOLANGIT

SKRIPSI Oleh

Supratman Singarimbun 141121114

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(70)

(71)

(72)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan berkatnya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tingkat Depresi Pada Lansia

Di Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Tahun 2015”, untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dorongan kepada peneliti sehingga skripsi ini terselesaikan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNS selaku pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dan arahan yang sangat membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Penguji I ujian skripsi sarjana bagi mahasiswa program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.


(73)

5. Bapak Ismayadi S.Kep., Ns, M.Kes selaku Penguji II ujian skripsi sarjana bagi mahasiswa program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.

6. Ketua Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera yang telah memberikan izin penelitian terima kasih atas izin nya.

7. Teristimewa bagi ayah S. Singarimbun dan ibu ku M. Br Ginting, abang ku Pilihenta Singarimbun terima kasih atas kerja keras orang tua aku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat teman-teman S1 Keperawatan Ekstensi angkatan 2014 yang memberikan masukan dan semangat selama pengerjaan skripsi.

Peneliti menyadari dalam pembuatan Skripsi ini masih ada yang kurang sempurna, maka dari itu peneliti menerima kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Medan, Februari 2015 Penulis,

Supratman Singarimbun 141121114


(74)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Depresi ... 8

2.1.1 Pengertian Depresi ... 8

2.1.2 Tanda dan Gejala Depresi ... 9

2.1.3 Tingkat Depresi ... 11

2.1.4 Penyebab Depresi ... 12


(75)

2.1.6 Geriatric Depression Scale ... 16

2.2 Lanjut Usia... 16

2.2.1 Pengertian Lanjut Usia ... 16

2.2.2 Pengelompokan Lanjut Usia ... 17

2.2.3 Permasalahan Khusus lanjut Usia ... 17

2.2.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia ... 18

BAB 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN ... 20

3.1 Kerangka Penelitian ... 20

3.2 Defenisi Operasional ... 21

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Desain Penelitian ... 22

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.2.1 Populasi Penelitian ... 22

4.2.2 Sampel Penelitian ... 22

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

4.4 Instrumen Penelitian ... 23

4.5 Validitas dan Reliabilitas ... 23

4.5.1 Uji Validitas ... 23

4.5.2 Uji Reliabilitas ... 24

4.6 Metode Pengumpulan Data... 24

4.7 Etika Penelitian ... 25


(76)

4.8.2 Analisa Data ... 27

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1 Hasil Penelitian ... 28

5.1.1 Data Demografi Responden ... 28

5.1.2 Tingkat Depresi ... 30

5.2 Pembahasan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 36

6.2.1 Pelayanan Kesehatan ... 36

6.2.2 Panti Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur ... 36

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 37

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran persetujuan responden dan kuesioner 2. Bimbingan Konsul

3. Surat izin penelitian dari Universitas 4. Hasil penelitian

5. Hasil GDS 6. Master tabel 7. Taksasi dana


(77)

DAFTAR SKEMA


(78)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 21 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi ... 29 Tabel 5.2 Distribusi Statistik Frekuensi Berdasarkan Tingkat Depresi ... 30


(1)

sarjana bagi mahasiswa program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.

6. Ketua Yayasan Pelayanan Orang Tua Sejahtera yang telah memberikan izin penelitian terima kasih atas izin nya.

7. Teristimewa bagi ayah S. Singarimbun dan ibu ku M. Br Ginting, abang ku Pilihenta Singarimbun terima kasih atas kerja keras orang tua aku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat teman-teman S1 Keperawatan Ekstensi angkatan 2014 yang memberikan masukan dan semangat selama pengerjaan skripsi.

Peneliti menyadari dalam pembuatan Skripsi ini masih ada yang kurang sempurna, maka dari itu peneliti menerima kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Medan, Februari 2015 Penulis,

Supratman Singarimbun 141121114


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Depresi ... 8

2.1.1 Pengertian Depresi ... 8

2.1.2 Tanda dan Gejala Depresi ... 9

2.1.3 Tingkat Depresi ... 11

2.1.4 Penyebab Depresi ... 12


(3)

2.2 Lanjut Usia... 16

2.2.1 Pengertian Lanjut Usia ... 16

2.2.2 Pengelompokan Lanjut Usia ... 17

2.2.3 Permasalahan Khusus lanjut Usia ... 17

2.2.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia ... 18

BAB 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN ... 20

3.1 Kerangka Penelitian ... 20

3.2 Defenisi Operasional ... 21

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Desain Penelitian ... 22

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.2.1 Populasi Penelitian ... 22

4.2.2 Sampel Penelitian ... 22

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

4.4 Instrumen Penelitian ... 23

4.5 Validitas dan Reliabilitas ... 23

4.5.1 Uji Validitas ... 23

4.5.2 Uji Reliabilitas ... 24

4.6 Metode Pengumpulan Data... 24

4.7 Etika Penelitian ... 25

4.8 Pengolahan dan Analisa Data ... 26


(4)

4.8.2 Analisa Data ... 27

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1 Hasil Penelitian ... 28

5.1.1 Data Demografi Responden ... 28

5.1.2 Tingkat Depresi ... 30

5.2 Pembahasan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 36

6.2.1 Pelayanan Kesehatan ... 36

6.2.2 Panti Pelayanan Orang Tua Sejahtera Suka Makmur ... 36

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 37 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran persetujuan responden dan kuesioner

2. Bimbingan Konsul

3. Surat izin penelitian dari Universitas 4. Hasil penelitian

5. Hasil GDS

6. Master tabel

7. Taksasi dana


(5)

DAFTAR SKEMA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 21 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi ... 29 Tabel 5.2 Distribusi Statistik Frekuensi Berdasarkan Tingkat Depresi ... 30