Bagaimana Memulai Riset RISET DAN PENULISAN

metode ilmiah akan menghilangkan keraguan bagi orang lain atas hasil yang dicapai. Penggunaan metode ilmiah memungkinkan riset tersebut dapat dilakukan oleh orang lain dan diperoleh kesimpulan yang sama. Perlu dipahami bahwa riset yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang benar akan menghasilkan kesimpulan serupa jika dilakukan oleh orang lain. Orang lain dari lokasi manapun yang mengulang langkah-langkah yang dilaporkan akan mendapatkan kesimpulan yang sama. Jika orang lain mengulangi langkah-langkah yang dilaporkan tetapi tidak pernah menghasilnan kesimpulan serupa maka publikasi yang telah dilakukan akan menjadi bahan pertanyaan. Pernah terjadi sejumlah publikasi ditarik kembali dari jurnal yang telah memuatnya karena peneliti lain yang mengulang langkah-langkah yang dilaporkan tidak pernah mendapatkan kesimpulan yang sama. Publikasi tersebut mungkin dilakukan tanpa menerapkan metode ilmiah yang benar atau telah dilakukan manipulasi data. Data yang ditampilkan bukan data asli yang diperoleh dari percobaan tetapi data hasil karangan agar seolah- seolah peneliti telah menemukan hasil luar biasa. Cara semacam ini harus benar-benar dihindari karena pasti akan terdeteksi jika ada peneliti lain yang mencoba melanjutkannya. Riset harus mengandung unsur baru originalitas, yaitu topik yang dikerjakan belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Karena pada dasarnya riset adalah mencari jawaban atas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum diketahui oleh siapa pun di dunia ini. Karena belum pernah dilakukan orang maka riset sering kali sulit masih gelap. Para peneliti harus memiliki mental kesabaran yang luar biasa. Seringkali hasil yang diharapkan tidak langsung didapat setelah melakukan sekali perobaan, tetapi baru diperoleh setelah melakukan berkali-kali percobaan. Lebih diutamakan lagi adalah melakukan pengulangan beberapa kali sehingga hasil yang diperoleh merupakan hasil yang benar, bukan hasil kebetulan. Itulah sebabnya mengapa produk dari kegiatan riset tersebut baru bisa ditulis dalam bentuk makalah ilmiah atau dokumen paten setelah melakukan riset selama beberapa bulan, bahkan bisa beberapatahun.

1.2 Bagaimana Memulai Riset

Bagimana kita memulai riset sehingga riset kita akan menghasilkan penemuan baru yang dapat digunakan untuk menulis makalah ilmiah atau dipatenkan? Beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai berikut. Kita harus bisa mengidentifikasi masalah apa yang belum ada jawabannya. Untuk itu kita perlu banyak membaca referensi, khususnya referensi pada publikasi terbaru. Riset tidak bisa terpisah dari membaca hasil penelitian terbaru sehingga kita meyakini bahwa apa yang akan kita kerjakan memang belum dilakukan orang di seluruh dunia. Jika kita melakukan penelitian yang sudah dipublikasikan orang maka pada hakekatnya kita tidak melakukan penelitian. Dalam makalah-makalah yang diterbitkan di sejumlah jurnal kadang dijumpai masalah yang belum terjawab. Sebagian dari masalah tersebut diungkapkan oleh penulis secara langsung dan sebagian tidak diungkapkan secara langsung atau bahkan tidak disadari oleh penulisnya. Di sini kemampuan para periset ditantang dan dia harus mampu mengidentifikasi sendiri. Untuk ini perlu perenungan yang mendalam ketika kita membaca makalah orang dan tentu saja perlu kebiasaan yang cukup lama. Sangat mustahil kita memiliki kemampuan mengindentikasi masalah-masalah yang masih ada di makalah-makalah ilmiah andaikan kita baru saja memulai kebiasaan membaca makalah ilmiah. Kita juga harus yakin bahwa fasilitas, dana, atau waktu yang kita miliki atau institusi kita miliki akan cukup untuk melaksanakan riset tersebut. Jangan melakukan riset yang memerlukan biaya amat besar yang tidak mungkin kita mendapatkan biaya tersebut. Jangan melakukan riset yang memerlukan peralatan canggih dan mahal di mana kita tidak memiliki alat tersebut atau tidak memiliki akses untuk menggunakan alat tersebut. Jika riset yang akan kita lakukan memerlukan high resolution transmission electron microscope HRTEM sedangkan di institusi kita atau di dalam negeri tidak tersedia alat tersebut dan kita tidak memiliki jejaring di luar negeri yang memiliki fasilitas HRTEM, lebih baik tinggalkan topik riset tersebut. Pada akhirnya akan tampak bahwa riset adalah seni untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sini periset dituntut kemampuan imajinasi untuk mengidentifikasi masalah, kemampuan imajinasi untuk memperkirakan cara untuk menyelesaikan masalah, kemampuan untuk “memanage” fasilitas riset yang ada, biaya yang ada, dan waktu yang tersedia. Periset dituntut kemampuan untuk mencari dan mempelajari referensi-referensi terbaru. Periset dituntut kemampuan untuk menulis makalah dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Periset ditutuntut kemampuan untuk menulis dan mengajukan paten jika hasil riset memiliki potensial komersialisasi. Periset ditutuntut kemampuan memublikasikan makalah, menjawab berbagai komentar reviewer atau editor, dan sebagainya. Tampak di sini bahwa kegiatan riset bukan sekedar bekerja di dalam laporatorium atau melakukan simulasi numerik, tetapi banyak tahap-tahap pekerjaan lain yang harus dilakukan juga. Bahkan, tahap pekerjaan lain bisa lebih menyita waktu dibandingkan dengan melakukan percobaan atau melakukan simulasi atau perhitungan numerik. Sebaagi ilustrasi, kita mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melakukan percobaan atau simulasi, namun kadang dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun sejak menulis makalah hingga terbit di jurnal.

1.3 Periset Harus Memiliki Imajinasi