dituntut kemampuan untuk mencari dan mempelajari referensi-referensi terbaru. Periset dituntut kemampuan untuk menulis makalah dalam bahasa
Indonesia atau Inggris. Periset ditutuntut kemampuan untuk menulis dan mengajukan paten jika hasil riset memiliki potensial komersialisasi. Periset
ditutuntut kemampuan memublikasikan makalah, menjawab berbagai komentar reviewer atau editor, dan sebagainya.
Tampak di sini bahwa kegiatan riset bukan sekedar bekerja di dalam laporatorium atau melakukan simulasi numerik, tetapi banyak tahap-tahap
pekerjaan lain yang harus dilakukan juga. Bahkan, tahap pekerjaan lain bisa lebih menyita waktu dibandingkan dengan melakukan percobaan atau
melakukan simulasi atau perhitungan numerik. Sebaagi ilustrasi, kita mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melakukan percobaan
atau simulasi, namun kadang dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun sejak menulis makalah hingga terbit di jurnal.
1.3 Periset Harus Memiliki Imajinasi
Untuk mencapai tujuan riset secara efektif dan efisien, apa yang harus kita lakukan? Beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagaiberikut.
Kita harus melakukan riset dengan“smart”. Banyak orang menghabiskan begitu banyak waktu di laboratorium tetapi tidak
menghasilkan apa-apa. Banyak orang mengumpulkan banyak sekali data tetap tidak menjadi apa-apa. Ini adalah contoh riset yang tidak smart.
Terlalu banyak waktu dan biaya yang terbuang sia-sia tanpa hasil yang signifikan.
Riset yang smart adalah pada kepala si periset sudah “tergambar” hasil
apa yang akan diperoleh sehingga riset yang dilakukan seolah-oleh membuktikan apa yang ada dalam kepala. Periset sudah memiliki
imajinasi dari awal bahwa hasil apa yang hendak dia capai. Sebelum melakukan riset maka perlu pengolahan pikiran, membaca makalah-
makalah orang, menganalisis, dan menduga apa yang akan dihasilkan jika dia melakukan riset. Dengan cara ini maka akan teridentifikasi dengan
jelas data apa saja yang akan diukur dicari dan berapa banyak data yang diperlukan karena data yang diambil benar-benar data yang diperlukan.
Dengan pendekatan ini maka waktu dan biaya menjadi sangat efisien. Dengan cara ini maka periset tidak mengukur terlalu banyak data yang
akhirnya tidak diperlukan. Dengan cara ini periset tidak melakukan karakterisasi yang tidak diperlukan. Anadaikata dengan analisis awal
periset hanya membutuhkan data UV-Vis dan FTIR maka dalam pelaksanaan riset dia tidak perlu mengukur SEM, XRD, atau lainnya.
Bagaimana ini dapat dilakukan? Sebelum melakukan riset, kita harus memiliki kemampuan imajinasi, mensimulasikan langkah-langkah yang
harus ditempuh untuk mendapatkan data-data penting yang diperlukan. Langkah yang disimulasikan bisa merupakan langkah benar-benar baru
yang kita desain atau modifikasi langkah-langkah yang dilakukan periset terhadulu dengan sejumlah perbaikan. Kata kuncinya adalah periset harus
memiliki imajinasi. Dan kemampuan ini perlu dilatih.
1.4 Bagaimana Menemukan Ide dari Makalah Orang?