9
Setelah ketuban pecah dini aterm, 70 kasus memulai persalinan dalam 24 jam, dan 95 dalam 72 jam.
9,10
Pada kasus ketuban pecah dini preterm, periode laten sejak pecahnya ketuban hingga persalinan menurun,
berbanding terbalik dengan bertambahnya usia kehamilan. Misalnya, pada 20-26 minggu kehamilan, rerata periode laten adalah 12 hari; sedangkan
pada 32-34 minggu, hanya 4 hari.
10,12
1.1. Struktur selaput ketuban
Universitas Sumatera Utara
10
Selaput ketuban manusia terdiri dari lima lapisan terpisah Gbr. 1, tidak
Universitas Sumatera Utara
11
mengandung pembuluh darah atau saraf, dan nutrisi yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
12
olehnya dipenuhi oleh cairan amnion. Rata-rata ketebalan selaput ketuban
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 1. Representasi skematik struktur selaput ketuban aterm. Diperlihatkan
Komposisi matriks ekstraselular dari masing-masing lapisan dan tempat produksi matriks metalloproteinase MMP dan metalloproteinase inhibitor jaringan Tissue Inhibitor of
Metalloproteinase ─TIMP.
Universitas Sumatera Utara
14
setelah pelepasan dari dinding uterus adalah sekitar 200-300µm, namun karena edema lokal mesoderm amnion, kadang terlihat selaput ketuban yang
lebih tebal. Setelah lahir, lapisan-lapisan berikut dapat dilihat secara histologis Gbr.2:
•
Amnion
o
epitel amnion 20-30µm
o
mesoderm amnion 15-30µm
▪
lamina basalis atau membran basal
▪
lapisan stroma kompakta
▪
lapisan fibroblas
•
Lapisan spongiosum intermediat tebal bervariasi
Gambar 2. Lapisan-lapisan selaput ketuban janin.
Universitas Sumatera Utara
15 •
Chorion laeve
o
mesoderm korionik 15-20µm
▪
pembuluh darah
▪
lamina basalis atau membran basal
•
Trofoblas 10-50µm
•
Desidua kapsularis hingga 50µm
13
Lapisan paling dalam, yang terdekat dengan janin, adalah epitel amnion. Sel epitel amnion mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan
glikoprotein nonkolagen laminin, nidogen, dan fibronektin yang membentuk membran basal, lapisan berikutnya dari amnion.
13
Lapisan padat jaringan ikat yang dekat dengan membran basal membentuk kerangka fibrosa utama amnion. Kolagen lapisan padat tersebut
disekresikan oleh sel mesenkim pada lapisan fibroblas. Kolagen interstisial tipe I dan III predominan dan membentuk ikatan parallel yang
mempertahankan integritas mekanik amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk penghubung filamentosa antara kolagen interstisial dan
membran basal epitel. Tidak ada penempatan substansi dasar amorf antara fibril kolagen dalam jaringan ikat amnion aterm, sehingga amnion
mempertahankan daya regangnya sepanjang tahap akhir kehamilan normal.
10,14,15
Lapisan fibroblast adalah lapisan yang paling tebal diantara lapisan- lapisan amnion, mengandung sel-sel mesenkim dan makrofag dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
16
matriks ekstraselular. Kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan longgar dengan pulau-pulau glikoprotein nonkolagen.
10,16
Lapisan intermediat lapisan spons, atau zona spongiosa terletak di antara amnion dan korion. Kandungan yang melimpah dari proteoglikan
terhidrasi dan glikoprotein memberikan sifat kenyal lapisan ini dalam preparat histologis, dan mengandung jaringan nonfibrillar sebagian besar
kolagen tipe III. Lapisan intermediat menyerap tekanan fisik dengan membuat amnion bergeser di korion dasarnya, yang melekat kuat pada desidua
maternal.
Universitas Sumatera Utara
17
Walaupun korion lebih tebal daripada amnion, amnion memiliki daya
regang yang lebih besar. Korion menyerupai membran epitel tipikal, dengan polaritasnya yang mengarah ke desidua maternal. Dengan pertumbuhan
kehamilan, vili trofoblas dalam lapisan korion dari refleksi membran janin bebas plasenta berkurang. Di bawah lapisan sitotrofoblas lebih dekat ke
janin adalah membran basal dan jaringan ikat korionik, yang kaya akan fibril kolagen.
10
Kolagen tipe IV, V, dan VII menciptakan sebuah substrat, yang tidak hanya penting bagi integritas struktur dari membran, tapi juga untuk
penyembuhan luka dan pertumbuhan sel. Sudah jelas bukti bahwa banyak
Gambar 3.
Preparat histologi pewarnaan hematoxylin dan eosin HE membran korioamnion dari kehamilan 39 minggu yang dilahirkan dengan repeat seksio sesaria
sebelum dimulainya proses persalinan. Pembesaran 200x.
Universitas Sumatera Utara
18
dari molekul-molekul ini berinteraksi satu sama lain di suatu milieu yang sangat kompleks dari bio-regulasi yang memerlukan adanya membran,
pertumbuhan faktor individu, interaksi dan up-regulasi dan down-regulasi berbagai proses penyembuhan. Metalloproteinase contohnya, harus
seimbang dengan Tissue Inhibitor of Metalloproteinases TIMPS; faktor pertumbuhan, seperti fibroblas. Fibroblas berfungsi untuk membentuk lapisan
yang memperkuat jaringan. Sel-sel epitel secara biologis aktif dalam proses penyembuhan yang memiliki reseptor pada permukaannya.
16
Regenerasi biomolekul
memegang peranan
penting dalam
penyembuhan dan faktor pertumbuhan yang terkonsentrasi di dalam selaput ketuban. Hal ini termasuk faktor pertumbuhan epidermis, Transforming
Growth Factor TGF, faktor pertumbuhan fibroblas, platelet-derived growth factors, metalloproteinase dan TIMP.
16,17
1.2. Mekanisme pecah ketuban sebelum dan selama persalinan