36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilakukan penelitian ketebalan selaput ketuban pada pasien KPD preterm dan hamil aterm yang melahirkan di kamar bersalin atau ruang
operasi di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik-Medan dan RS Jejaring FK USU dari bulan Desember 2013 sampai Februari 2014. Diperoleh 20
kasus pasien KPD sebagai kelompok studi dan 23kasus hamil normal sebagai kelompok kontrol.Tiga sampel dari kelompok kontrol tidak
diikutsertakan karena memiliki nilai ketebalan yang ekstrim. Maka kelompok kontrol menjadi berjumlah 20 sampel.
1.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik SubjekPenelitian
KARAKTERISTIK DIAGNOSA
KPD NORMAL
N N
UMUR tahun 20 dan 35
6 15,0 6 15,0
20-35 14 35,0
14 35,0 GRAVIDA
1 dan ≥4
11 27,5 13 32,5
2-3 9 22,5
7 17,5 USIA KEHAMILAN
37 minggu 7 17,5
3 7,5 ≥37 minggu
13 32,5 17 42,5
PENDIDIKAN SD
3 7,5 2 5,0
Universitas Sumatera Utara
37 SMP
3 7,5 7 17,5
SMA 11 27,5
10 25,0 SARJANA
3 7,5 1 2,5
Tabel distribusi diatas memperlihatkan kelompok kasus KPD terbanyak berada pada rentang usia 20-35 tahun yaitu 14 32,6 orang,
demikian juga pada kelompok kontrol yang terbanyak pada usia 20 - 35 tahun sebanyak 14 orang 32,6. KPD paling banyak terjadi pada paritas 1 dan
≥4 yaitu 11 orang 25,6 dan begitu juga kelompok kontrol lebih banyak
dengan paritas 1 dan ≥4 yaitu 13 orang 32,5.
KPD paling banyak terjadi pada usia kehamilan ≥37 minggu yaitu 13
orang 32,5, demikian juga pada kelompok kontrol yang terbanyak dengan usia kehamilan
≥37 yaitu 17 orang 42,5. Berdasarkan kelompok pendidikan terbanyak adalah SMA baik pada kasus maupun kontrol.
Sebanyak 13 orang 32,5 pada kelompok kasus tidak memiliki riwayat merokok, begitu juga 10 orang 25 pada kelompok
kontrol.Sebanyak 14 orang 32,6 pada kelompok kasus dan 11 orang 27,5 pada kelompok kontrol tidak memiliki riwayat keputihan.
Banyak literatur yang menerangkan bahwa faktor klinis yang berhubungan dengan ketuban pecah dini antara lain merokok, status
ekonomi rendah, indeks berat massa tubuh rendah, infeksi saluran kemih, perdarahan pervaginam sesewaktu dalam kehamilan, serklase serviks,
amniosintesis, aktivitas seksual sebelumnya, nutrisi yang jelek, infeksi intra
Universitas Sumatera Utara
38
amnion dan riwayat obstetri buruk sebelumnya seperti ketuban pecah dini dan persalinan prematur.Namun, kebanyakan kasus KPD terjadi tanpa faktor
risiko.
3-5
4.2. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Kejadian KPD
Tabel 4.2. Hubungan Riwayat Merokok Dengan Ketebalan Selaput Ketuban Pada Kasus KPD
TEBAL AMNION P value
N Mean
Std. Deviation
RIWAYAT MEROKOK
YA 735
80,8971 79,87554
0,694 TIDAK
1365 68,9585
53,98425
Tabel diatas memperlihatkan hanya terdapat 7 orang 35 dengan riwayat merokok aktif pada kelompok kasus, dan 13 orang 65
tanpa riwayat merokok. Setelah dianalisa dengan uji chi square, rerata ketebalan selaput ketuban kelompok perokok kasus KPD adalah
80,89± 79,87 µm, sedangkan yang bukan perokok tetapi mengalami KPD
memiliki ketebalan selaput ketuban 68,96± 53,98 µm.Pada penelitian ini
riwayat merokok tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketebalan selaput ketuban pada kasus-kasus KPD p0,05.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.3. Hubungan Riwayat Keputihan Dengan Ketebalan Selaput Ketuban Pada Kasus KPD
TEBAL AMNION P value
N Mean
Std. Deviation
RIWAYAT KEPUTIHAN
YA 630
82,5167 70,47319
0,672 TIDAK
1470 69,1171
60,96296
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hanya 6 orang 30 dari kelompok kasus yang mengalami riwayat keputihan dan
memiliki rerata ketebalan selaput ketuban 82,51± 70,47 µm; dan
sebanyak 14 orang 35 dari kelompok kasus tidak memiliki riwayat keputihan dan memiliki rerata ketebalan selaput ketuban 69,12±
60,96
µ m. Akan tetapi hal ini tidak memiliki perbedaan yang bermakna secara
statistik.
4.3. Perbandingan Ketebalan Selaput Ketuban Tabel 4.4. Ketebalan Selaput Ketuban KPD Dibandingkan Hamil Normal
DIAGNOSA TEBAL MEMBRAN AMNION
P value
Universitas Sumatera Utara
40
Mean SD
KPD 73,1370
62,36595 0,028
NORMAL 118,0950
61,68135
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai mean ketebalan amnion kasus KPD adalah 73,14±62,36 µm, lebih kecil daripada ketebalan amnion
normal yaitu 118,09±61,68 µm, yang secara klinis menunjukkan adanya perbedaan ketebalan amnion dan secara statistik menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna p0.05. Pada suatu penelitian oleh Park JC dkk. 2003 yang membandingkan
ketebalan dan perubahan histopatologis pada selaput ketuban antara KPD dan selaput ketuban utuh setelah pelahiran, didapatkan hasil bahwa pada
KPDP ditemukan rerata ketebalan selaput ketuban yang lebih kecil daripada persalinan preterm tanpa KPD, namun hasilnya tidak signifikan.
27
Tabel 4.5. Ketebalan Selaput Ketuban Kelompok Kasus dan Kontrol Aterm dan Preterm
DIAGNOSA
N
TEBAL MEMBRAN AMNION P value
Mean SD
KPD PRETERM
7 17,5
81,9586 65,44553
0,082 KPD ATERM
13 32,5
68,3869 62,82512
Universitas Sumatera Utara
41 KONTROL
PRETERM
3 7,5
117,5500 28,92303
KONTROL ATERM
17 42,5
118,1912 66,43281
Kelompok kasus KPD yang memiliki usia kehamilan 37 minggu preterm berjumlah 8 orang, dan kelompok kontrol preterm berjumlah 3
orang. Kelompok kasus KPD yang memiliki usia kehamilan ≥37 minggu
aterm berjumlah 12 orang, dan kelompok kontrol aterm berjumlah 17 orang. Pada tabel diatas diperlihatkan rerata ketebalan masing-masing
kelompok berbeda-beda, namun selisih yang besar didapatkan pada kelompok kasus dan kontrol secara umum. Kelompok KPD preterm memiliki
rerata ketebalan selaput ketuban 81,96±65,44 µm, sedangkan kelompok KPD aterm memiliki rerata ketebalan selaput ketuban 68,39±62,82.Kelompok
kontrol preterm memiliki rerata ketebalan selaput ketuban 117,55±28,92 µm, sedangkan kelompok kontrol aterm memiliki rerata ketebalan selaput ketuban
68,39±62,82 µm. Seluruhnya tidak bermakna secara signifikan p0,05.
4.4. Analisis Uji Hipotesis