Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi

Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya Alaerts, 1984.

2.5.2. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi

Padatan total residu adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu APHA, 1976. Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion utama di perairan telah mengalami transformasi menjadi karbondioksida, sehingga karbondioksida dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercukup dalam nilai padatan total Boyd, 1998. Padatan yang terdapat di perairan diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter partikel, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Klasifikasi Padatan di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter Klasifikasi Padatan Ukuran Diameter um Ukuran Diameter mm 1. Padatan terlarut 10 -3 10 -6 2. Koloid 10 -3 – 1 10-6 - 10 -3 3. Padatan Tersuspensi 1 10 -3 Universitas Sumatera Utara Padatan tersuspensi total Total Suspended Solid atau TSS adalah bahan- bahan tersuspensi diameter 1 μm yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad- jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air Effendi, 2003. Total Suspended Solid TSS yang tinggi menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas kedalam air oleh tanaman. Jika sinar matahari terhalansi dari dasar tanaman akan berhenti memproduksi oksigen dan akan mati. Total Suspended Solid TSS yang tinggi juga menyebabkan penurunan kejernihan air Alaerts, 1984. Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total dissolve solid TDS adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, senyawa, atau koloid di dalam air. Zat padat terlarut di dalam air perlu diketahui untuk mengetahui produktivitas air, karena produktivitas air terhadap kehidupan air sangat ditentukan oleh kelarutan zat padat di dalamnya. Produktivitas air akan tinggi terhadap kehidupan organisme seperti tumbuhan dan mikroba apabila zat padat terlarut tersebut berupa nutrien dalam bentuk senyawa fosfat, nitrat, yang akan mendukung kehidupan organisme. Zat padat terlarut di dalam air juga merupakan indikasi ketidaknormalan air, yaitu terjadi penyimpangan air dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan keadaan air ini paling banyak disebabkan oleh kegiatan manusia seperti buangan berupa limbah industri, kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan lain-lain Situmorang, 2007. Universitas Sumatera Utara Rasio antara padatan terlarut dan kedalaman rata-rata perairan merupakan salah satu cara untuk menilai produktivitas perairan. Perbandingan antara TDS dan kedalaman rata-rata ini dikenal sebagai Morphoedaphic Index MEI. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai padatan tersuspensi ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Kesesuaian Perairan Untuk Kepentingan Perikanan Berdasarkan Nilai Padatan Tersuspensi TSS Nilai TSS mgliter Pengaruh Terhadap Kepentingan Perikanan 25 Tidak berpengaruh 25 – 80 Sedikit berpengaruh 81 – 400 Kurang baik bagi kepentingan perikanan 400 Tidak baik bagi kepentingan perikanan Effendi, 2003.

2.6. Spektrofotometri