Kualitas Air Secara Fisik Kualitas Air Secara Kimia

- Air hujan, dan lain-lain Wardhana, 1995. Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya alam air ini, sangat bergantung pada bagaimana kita mempergunakan dan memelihara serta memperlakukan sumber air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun mencemarinya dan juga mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-baiknya Supardi, 1994.

2.2. Kualitas Air Untuk Kehidupan

Sesuai dengan ketentuan badan dunia WHO maupun badan setempat Departemen Kesehatan serta ketentuanperaturan lain yang berlaku seperti APHA American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat AS, layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.

2.2.1. Kualitas Air Secara Fisik

1. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa air dengan kekeruhan tinggi akan sulit Universitas Sumatera Utara untuk didisinfeksi, yaitu proses pembunuhan terhadap kandungan mikroba yang tidak diharapkan. 2. Temperatur Kenaikan temperatur atau suhu di dalam badan air, dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut DO atau Dissolved Oxygen air. DO yang terlalu rendah, dapat menimbulkan bau yang tidak sedap akibat terjadinya degradasi atau penguraian bahan-bahan organik ataupun anorganik di dalam air secara anaerobik. Selain itu dengan adanya kadar residusisa yang tinggi di dalam air menyebabkan rasa yang tidak enak serta dapat mengganggu pencernaan makanan Suriawiria, 2005. Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut: a. Menurunnya jumlah oksigen terlarut di dalam air b. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia c. Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati Kristanto, 2002. 3. Warna Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan air. 4. Bau dan rasa Bau dan rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air yang berbau, apalagi bau busuk, ataupun air yang berasa secara alami, Universitas Sumatera Utara tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku.

2.2.2. Kualitas Air Secara Kimia

1. pH Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 – 7,5 Wardhana, 1995. 2. Kandungan senyawa kimia di dalam air Contoh : logam berat seperti Hg air raksa dan Pb timbal merupakan zat kimia berbahaya jika masuk ke dalam air. 3. Kandungan residu atau sisa Contoh : residu pestisida, deterjen, kandungan senyawa toksin atau racun, dan sebagainya. 2.2.3. Kualitas Air Secara Biologis 1. Parameter mikroba pencemar Contoh : E.coli di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia rumah tangga. Untuk air minum, E.coli harus kurang dari satu atau tidak ada sama sekali, kalau kualitas air tersebut termasuk yang betul-betul memenuhi syarat. 2. Patogen Banyak jenis bakteri patogen penyebab penyakit berkembang dan menular melalui badan air, misalnya penyebab penyakit tifus Salmonella, disentri Shigella, kolera Vibrio, dan difteri Corynebacterium. Universitas Sumatera Utara 3. Penghasil toksin Contoh : Clostridium, Pseudomonas, Vibrio Suriawiria, 2005.

2.3. Pencemaran Air