Forging Hammer Pengujian Kekerasan

Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses deformasinya dilakukan pada temperatur tinggi atau diatas suhu rekristalisasi dan deformasi terjadi bersamaan. Dalam proses deformasi pada temperatur tinggi terjadi peristiwa pelunakan yang terus menerus, Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan sifat ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relatif kecil, serta benda kerja mampu menerima perubahaan bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah keuntungan proses pengerjaan panas biasanya digunakan pada proses- proses pembentukan primer yang dapat memberikan deformasi yang besar, misalnya: proses pengerolan panas, tempa dan ekstrusi.

2. Proses Pengerjaan Dingin

Proses pengerjaan dingin didefinisikan sebagai proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperatur dibawah temperatur rekristalisasi. Dalam praktek memang pada umumnya pengerjaan dingin dilakukan pada temperatur kamar, atau dengan lain perkataan tanpa pemanasan benda kerja. Agar lebih singkat, untuk selanjutnya daerah temperatur dibawah temperatur rekristalisasi disebut saja sebagai daerah temperatur rendah. Pada kondisi ini pada logam yang diderformasi terjadi peristiwa pengrasan regangan. Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi.

2.6 Forging Hammer

[10] Hammering adalah Alat pemukul dengan enegi terbatas dimana sebuah objek dengan massa tertentu yang dipengaruhi oleh gravitasi juga fluida Universitas Sumatera Utara hidrolik bertekanan. Palu pemukul bisa menghantam antara 60 – 150 per menitnya tergantung dari ukuran dan kapasitasnya. Kapasitas mempengaruhi energy yang dihasilkan dari pukulan mesin hammer. Energi Hammer Energy dari mesin hammer dapat dilihat dari rumus berikut ini : …....…….2.1 Dimana ; m= berat Ram kg w = energy J V = kecepatan ms H= ketinggian Jatuh palu m A= luas penampang ram m 2 P= tekanan Hammer pascal Luas Penampang � = �� 2 ………………………………………2.2 Tekanan Hammer P = � .g.h ……………………………………..2.3 Perubahan Tinggi Spesimen Δh = h awal - h akhir ………………………..…….2.4

2.7 Pengujian Kekerasan

[11] Kekerasan logam didefinisikan sebagai ketahanan terhadap penetrasi, dan memberikan indikasi cepat mengenai perilaku deformasi .Alat uji kekerasan Universitas Sumatera Utara menekankan bola kecil, piramida atau kerucut ke permukaan logam dengan beban tertentu, dan bilangan kekerasan Brinell atau piramida Vickers diperoleh dari diameter jejak. Kekerasan dapat dihubungkan dengan kekuatan luluh atau kekuatan tarik logam, Karena sewaktu indentasi, material di sekitar jejak mengalami deformasi plastis mencapai beberapa persen regangan tertentu. Bilangan kekerasan Vickers VPN didefinisikan sebagai beban dibagi luas permukaan jejak piramida dan dinyatakan dalam satuan kgfmm 2 dan besarnya sekitar tiga kali tegangan luluh untuk material yang tidak mengalami pengerasan kerja yang berarti. Bilangan kekerasan Brinell BHN diberikan oleh persamaan 2.5. Dimana bilangan Brinell didefinisikan sebagai tegangan PA, dalam satuan kgfmm 2 , diamana P adalah beban dan A adalah luas permukaan kutub bola yang membentuk indentasi. Jadi BHN = � � 2 � 2 �1 − [1 − � � � � 2 ] 1 2 � � ……………..2.5 dimana d adalah diameter jejak dan D adalah diameter indentor. Agar diperoleh hasil yang kosisten maka rasio dD harus kecil dan diusahakan agar tetap konstan. Dengan begini nilai BHN untuk material lunak adalah sama. Pengujian kekerasan penting, baik untuk pengendalian kerja maupun penelitian, khususnya bilamana diperlukan informasi mengenai getas pada suhu tinggi.

2.8 Pengujian Tarik