DEWANG SULISTIANA, 2014 ADAPTASI DAN STANDARISASI MULTIDIMENSIONAL APTITUDE BATTERY
– II SEBAGAI TES INTELEGENSI BAGI SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalyono Djamarah, 2002:160 yang menyebutkan secara tegas bahwa “seorang yang memiliki intelegensi baik IQ-nya tinggi umumnya mudah dalam
belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, dan
prestasi yang rendah”. Pernyataan serupa dikatakan oleh Cahaya Prabu 2002:161 yang menyatakan bahwa jika siswa yang memiliki tingkat intelegensi
tinggi berada dalam lingkungan yang menunjang, maka mereka akan dapat mencapai prestasi dan keberhasilan dalam hidupnya.
Sebagai layanan yang profesional maka layanan bimbingan dan konseling harus memperhatikan kebutuhan siswa. William J. Kolarik Nurihsan, 2006: 55
mengungkapkan bahwa kualitas mutu layanan bimbingan akan mendapatkan pengakuan jika layanan bimbingan dan konseling mampu memenuhi apa yang
diharapkan oleh para konseli. Berdasarkan paparan diatas jelas kiranya bahwa intelegensi sebagai bagian terpenting dari proses perkembangan individu,
merupakan hal penting yang harus dikaji lebih mendalam dalam bimbingan dan konseling sebagai upaya memenuhi hakikat tugasnya sebagai komponen penting
dalam proses pendidikan.
2. Pemahaman Tentang Inteligensi dalam Konteks Bimbingan dan
Konseling
Pendidikan merupakan upaya membantu peserta didik mencapai kedewasaan. Salah satu langkah kegiatan yang sangat menentukan keefektifan
pencapaian tujuan pendidikan adalah pemahaman tentang karakteristik anak. Pemahaman tentang anak sangat penting dalam menentukan strategi pendidikan,
penentuan tujuan suatu kegiatan yang mungkin dicapai, menentukan metode yang tepat, demikian juga dalam menentukan bantuan khusus yang diperlukan oleh
anak tersebut. Bimbingan dan konseling yang merupakan bagian integral dari
pendidikan, efektivitasnya juga banyak ditentukan oleh pemahaman pembimbing tentang diri anak atau klien; bahkan dikatakan, pemahaman terhadap anak
DEWANG SULISTIANA, 2014 ADAPTASI DAN STANDARISASI MULTIDIMENSIONAL APTITUDE BATTERY
– II SEBAGAI TES INTELEGENSI BAGI SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
merupakan bagian integral dari proses bimbingan dan konseling itu Hood and Johnson, dalam Nurhudaya, 1999: 28. Upaya memahami anak dalam proses
bimbingan tidak hanya dilakukan pada awal atau sebelum bimbingan, tetapi juga selama proses bimbingan.
Bimbingan bertujuan membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal, yang antara lain dengan membantu anak membina keterampilan
memahami diri, memahami lingkungan, mengarahkan diri, mengambil keputusan, yang
diharapkan dapat
mengantarkan anak
untuk secara
mandiri mengaktualisasikan dirinya. Untuk itu, pemahaman tentang karakteristik anak,
baik kelebihan maupun kelemahannya perlu dilakukan oleh pembimbing. Salah satu karakteristik yang perlu dipahami oleh pembimbing
khususnya, adalah potensi intelektual anak atau salah satunya yang populer dengan istilah inteligensi. Meskipun bukan merupakan faktor dominan dalam
menentukan keberhasilan studi anak, inteligensi banyak berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak di sekolah dan juga dapat dijadikan prediksi tingkat
pendidikan yang dapat dicapai oleh anak. Selain itu, inteligensi juga diakui berpengaruh terhadap tingkat pencapaian karir atau prestasi kerja seseorang.
Dewasa ini pemahaman terhadap inteligensi tidak terbatas hanya pada inteligensi intelektual saja kognitif tetapi juga inteligensi nonintelektif, baik
inteligensi sosial, inteligensi emosional, inteligensi praktikal atau inteligensi lainnya, yang dalam aktualisasinya satu sama lain saling melengkapi atau satu
sama lain memiliki peran- peran tertentu dalam perilaku individu.
3. Peran Tes Intelegensi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling