Standarisasi dan Perangkat Psikometri dalam Tes MAB II Norma Kelompok Usia

DEWANG SULISTIANA, 2014 ADAPTASI DAN STANDARISASI MULTIDIMENSIONAL APTITUDE BATTERY – II SEBAGAI TES INTELEGENSI BAGI SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu pada MAB-II reliabel, namun keduanya memiliki variansi sama yang mempengaruhi interpretabilitas dari perbedaan antar sub-tes. Metode untuk mengevaluasi reliabilitas perbedaan tersebut disajikan oleh Crawford 1997.

9. Standarisasi dan Perangkat Psikometri dalam Tes MAB II

MAB-II melakukan penormaan kembali, oleh karena itu uji cobanya menggunakan sampel normatif. Sampel untuk penormaan terdiri atas sampel sistematis yang mencakup individu dari sembilan kelompok usia di Amerika Serikat dan Kanada. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin partisipasi sampel dari beragam populasi umum dengan variasi ras dan etnisitas. Sampel mencakup individu berjenis kelamin pria dan wanita yang sama jumlahnya. Sembilan kelompok usia masing-masing terdiri atas 200 orang, dengan pengecualian terhadap dua kelompok usia paling tua yang masing-masing hanya terdiri atas 100 orang. Tabel 2.3 Standarisasi tes MAB II di Amerika

1. Norma Kelompok Usia

Rata-rata dan standar deviasi skor mentah masing-masing sub-tes dihitung untuk setiap kelompok usia. Karena rata-rata tingkat pendidikan tiga kelompok sampel 55-64, 65-69, dan 70-74 lebih tinggi dari rata-rata tingkat DEWANG SULISTIANA, 2014 ADAPTASI DAN STANDARISASI MULTIDIMENSIONAL APTITUDE BATTERY – II SEBAGAI TES INTELEGENSI BAGI SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu pendidikan kelompok populasi, sehingga skor mentah dari ketiga kelompok ini perlu disesuaikan menggunakan modifikasi berdasarkan pertimbangan rata-rata edukasi populasi, rata-rata populasi sampel, serta korelasi antara skor sub-tes dan tingkat pendidikan. Rata-rata dan standar deviasi untuk setiap bagian tes kemudian diplot dan diperhalus menggunakan kriteria pangkat terkecil. Rata-rata dan standar deviasi yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian digunakan untuk menghitung skor skala skor T dan persentil yang ekivalen dengan skor mentah. Skor skala ekivalen ini digunakan untuk membandingkan skor responden hanya dengan kelompok yang seusia. Skor ini tidak dapat digunakan untuk menkonversi skor mentah skor skala dalam penghitungan skor tes verbal, performa maupun skor total, karena penghitungan tersebut harus menggunakan bagan konversi skor skala.

2. Norma Konversi ke Skor Skala