Pembudayaan Olahraga untuk semua Sport for all dan Kesehatan serta Kebugaran

5 negara tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan fasilitasi atas keterlibatannya dalam kegiatan olahraga. Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang dikenal sebagai kegiatan terbuka bagi semua orang sesuai dengan kemampuan, kesenangan dan kesempatan, tanpa membedakan hak, status sosial, budaya, atau derajat di masyarakat Harsono, 2008: Teori Gerak Manusia. Internet.http:en.wikipedia.org. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Supandi Supandi, 1988. Sosiologi Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung bahwa asas olahraga bagi semua orang sport for all kini makin memasyarakat. Dengan demikian, saat ini olahraga telah merasuk ke setiap lapisan masyarakat sebagai bagian dari budaya manusia. Dengan kata lain, olahraga dilakukan bagi semua orang tanpa memandang jenis ras, kepercayaan, politik dan geografi. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Kegiatan olahraga dapat mengurangi resiko terhadap penyakit tidakmenular, sehingga WHO mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan aktifitas fisik termasuk olahraga guna meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran yang pada akhirnya akan meningkatkan produktifitas kerja dan kualitas sumber daya manusia. Agar kegiatan bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran, olahraga atau aktivitas fisikperlu dilakukan dengan baik dan benar, yaitu antara lain dilakukan secara teratur dan terukur. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Banyak hasil penelitian ditemukan bahwa anak-anak dan kaum muda yang aktif berolahraga, baik struktur anatomi dan anthropometriknya, fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya, maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul dari pada yang tidak aktif berolahragaRenstrom Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 1992. Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Sementara itu, kesehatan dan kebugaran merupakan aspek yang menjadi target dalam olahraga. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan Karim, 2002:2.

4. Peningkatan Prestasi Olahraga eksistensi kemajuan bangsa

Olahraga prestasi high performance seringkali digunakan sebagai alat atau wahana perjuangan bangsa. Banyak negara yang memanfaatkan berbagai arena olahraga, seperti Olympic Games, atau Regional Games sebagai forum propaganda keunggulan bangsa dan memperlihatkan pembangunan bangsa di negaranya. Berhasilnya Indonesia meraih satu medali Perak melalui olahraga panahan pada Olympic Games di Seoul 1988 dan beberapa medali emas, perak dan perunggu melalui cabang olahraga bulutangkis dan angkat besi ternyata mampu menunjukkan kepada dunia Internasional melalui prestasi olahraga. Peristiwa menarik yang lain adalah pada Olympic Games 1956 di Melbourne, Australia, tim sepakbola Indonesia mampu menahan tim sepakbola Rusia. Hanya setelah perpanjangan waktu, tim Indonesia mengalami kekalahan. Dalam Olympic Games ini Rusia akhirnya sebagai juara. Bagi negara-negara yang memikirkan kesejahteraan rakyatnya jauh ke depan, 6 maka akan menempatkan olahraga pada urutan prioritas yang penting. Sejak kemerosotan prestasi olahraga Amerika dan Australia di arena Olympic Games, kongres dan parlemennya turut membahas bahkan berusaha mengatur pembinaan olahraga di negaranya masing-masing melalui rancangan undang-undang olahraga. Pembangunan olahraga mencakup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga ruang lingkup olahraga ini dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi. Oleh karena itu, di bawah ini disajikan bangunan olahraga yang banyak dikembangkan negara-negara maju yang diadaptasi dari Geoff Cooke 1996 yang secara substansi merupakan rujukan dasar ketika Undang-undang nomor 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional SKN dirumuskan dan dibahas bersama dengan DPR. Gambar 1. 2. House of Sports Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 “u er: Cooke, Geoff 1996 . A “trategi Approa h to Perfor a e a d E elle e, i supper oa h’ National Coaching, B 1: dan UU SKN Dengan mencermati House of Sport sebagai struktur bangunan olahraga yang menjadi fondasi perumusan UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang SKN, dapat diambil beberapa catatan untuk menggambarkan proses pembinaan olahraga yang sedang dijalankan, yaitu bahwa: pertama, membangun dan memperkokoh budaya olahraga di masyarakat sehingga mereka dapat bergaya hidup aktif yang sehat healthly active life style. Oleh karena itu, program sport for all dengan dicanangkan program