33 6
Adanya political will dari pemerintah daerah untuk mengembangkan sarana dan prasarana olahraga di daerah serta partisipasi swasta untuk mengembangkan
sarana olahraga melalui fasilitas sosial dan fasilitas umum. 7
Industri Olahraga. Olahraga merupakan industri yang terus berkembang: a Event olahraga mendatangkan Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik: Grand
Prix, Olimpiade, Piala Dunia, Asian Games, SEA Games, PON, dan lain-lain. b Event olahraga mendorong pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan
masyarakat. c Jenis Industri Olahraga: pertama, produk prasarana dan sarana olahraga, misal: sepatu olahraga, pakaian olahraga, bola, raket, suttlecock
badminton, dan lain-lain; kedua, jasa penjualan kegiatan cabang olahraga industri olahragaberbasis event. Pelaku industri olahraga adalah pemerintah pusat-
daerah, masyarakat, dan event organizer. Industri olahraga juga adalah beritawarta atau news yang dapat dijual sehingga bernilai ekonomi, sebagai
contoh setiap sabtu dan minggu malam, masyarakat Indonesia menikmati liga sepakbola dari berbagai negara Eropa.
b. Permasalahan bidang Keolahragaan
Beberapa permasalahan dalam pembangunan keolahragaan di tanah air antara lain:
1 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga masih rendah yang ditunjukkan
oleh persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan kegiatan olahraga pada tahun 2012 sebesar 24,99 persen BPS, 2012.
2 Prasarana dan sarana olahraga memiliki arti penting untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga. Belum semua desa memiliki prasarana dan sarana olahraga. Penyediaanprasarana dan sarana olahraga perlu
memperhatikan tugas dantanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan. Prasarana dan sarana keolahragaan yang belum sepenuhnya memadai, lengkap
dan terstandardisasi.
Tabel 1. 16 Banyaknya Desa Menurut Ketersediaan Lapangan Olahraga
JENIS OLAHRAGA
Sepak Bola
Bola Voli
Bulu Tangkis
Bola Basket
Tenis Futsal
Kolam Renang
JUMLAH DESA
39.698 53.571
34.387 4.931
3.575 3.619
3.809 50,50
68,15 43,74
6,27 4,55
4,6 4,85
Sumber : Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2011, BPS RI Tabel 1. 17 Rasio Jumlah Guru Olahraga
SATUAN PENDIDIKAN 2005 2006
2006 2007 2007 2008
2008 2009 SD
0,6 0,62
0,65 0,78
SMP 1,44
1,73 1,33
1,23 SMU
1,41 1,39
1,44 1,42
SMK 2,81
1,61 1,67
1,58 Sumber : Kemendiknas
– Persekolahan, 20052006-20082009
34 3
SDM Olahraga masih terbatas, terutama pada satuan pendidikan SD. Pada tahun 20082009, dari 100 SD hanya terdapat 78 guru olahraga.Artinya belum semua SD
memiliki guru olahraga. 4
Masih jauhnya perbandingan Atlet : Pelatih untuk masing-masing cabang olahraga.
Tabel 1. 18 Perbandingan Atlet dan Pelatih untuk Masing-masing Cabor
CABOR ATLET
PELATIH ATLET : PELATIH
1 2
3 4
Anggar 31
8 4 : 1
Angkat Besi 33
8 4 : 1
Atletik 345
77 4 : 1
Balap Sepeda 16
4 4 : 1
Bola Basket 20
3 7 : 1
Bola Voli 59
13 5 : 1
Dayung 152
32 5 : 1
Gulat 120
30 4 : 1
Judo 18
7 3 : 1
Karate 64
13 5 : 1
Loncat Indah 11
4 3 : 1
Panahan 123
27 5 : 1
Pencak Silat 221
49 5 : 1
Renang 23
7 3 : 1
Senam 34
16 2 : 1
Sepak Takraw 169
20 8 : 1
Sepak Bola 166
32 5 : 1
Taekwondo 30
6 5 : 1
Tenis Meja 10
3 3 : 1
Tinju 54
16 3 : 1
Wushu 11
3 4 : 1
JUMLAH 1710
378 5 : 1
Sumber : Statistik Keolahragaan-Kemenpora 2010
5 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi olahraga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk
meningkatkan budaya dan prestasi olahraga. Padahal Iptek Olahraga sangat bermanfaat untuk: a meningkatkan prestasi; b menjaga keamanan,
keselamatan dan kenyamanan atlet; c menghindari kecurangan; d meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Iptek
Olahraga meliputi: a. IPTEK dalam proses latihan; b. IPTEK dalam pemanfaatan pakaian; c. IPTEK dalam peralatan; b. IPTEK dalam kedokteran olahraga;d
IPTEK dalam manajemen dan event olahraga.
6 Belum optimalnya peran sentra keolahragaan sekolah khusus olahraga,
PPLPPPLM, PRIMA, Puslatnas, atau Puslatda dalam pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi.
7 Apresiasi dan penghargaan yang masih rendah bagi olahragawan, pembina, dan
tenaga keolahragaan yang berprestasi.