37
BAB IX BAHAYA DALAM PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI
PENDAHULUAN
Pengolahan terdistribusi, yang didukung oleh perkembangan mikroelektronika telah mengubah pemakainya, dan juga proses manajemen untuk tingkat yang lebih tinggi. Top managemen harus
mengevaluasi kembali fungsi – fungsi yang harus dikoordinasi, diintegrasi dan disentralisasi.
Bersamaan dengan hal tersebut, terdapat bahaya – bahaya yang mengancam pengolahan
data terdistribusi, yang bisa dihindari bila perubahan pengolahan data terdistribusi dirancang dan diatur dengan tepat. Manajemen pengolahan data terdistribusi membutuhkan perhatian top
management, strategi dari top managemen diperlukan untuk mengimplementasikan pengolahan data terdistribusi, sebelum pertengahan 1970 an top managemen biasanya tidak terlibat dengan
pengolahan data hanya pekerjaan teknis .
Namun pengolahan data menjadi bagian yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan, reorganisasi perusahaan juga diperlukan untuk menunjang pengolahan data
terdistribusi. Tujuan dari strategi pengolahan data terdistribusi haruslah memaksimalkan keuntungan yang dihasilkan pengolahan data terdistribusi khususnya membuat setiap pemakainya terlibat, dan
menghindari bahaya – bahaya yang utama seperti berikut ini :
1. Hilangnya kontrol manajemen. Manajemen pengolahan data kehilangan kontrol keseluruhan dari pengolahan data karena
kelompok pemakai yang membutuhkan komputer mini pribadi semakin bertambah. Pengolahan data terdistribusi berkembang secara random, tidak terancang dan terkontrol.
2. Hilangnya kontrol dari ruang SIM. Pengumpulan informasi manajemen yang sangat mempengaruhi organisasi menjadi sangat sulit.
3. Sub optimasi. Developer lokal memenuhi kebutuhan lokal, bukan keseluruhan pengolahan data yang dibutuhkan
untuk mengontrol perusahaan dengan efisien. 4. Data Inkompatible.
Data yang sama direpresentasikan dengan cara yang berbeda pada sistem yang berbeda, tidak mungkin menghubungkan data ini untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, tanpa menuliskan
kembali program yang menggunakan data tersebut, hal ini menjadi mahal. 5. Hardware Inkompatible.
Mesin yang dipilih oleh tiap kelompok pemakai berbeda, floppy disk dan program tidak dapat digunakan ditempat lain, mesin tidak dapat dihubungkan dengan telekomunikasi dan lain
– lain. 6. Software Inkompatible.
Mesin yang berbeda mempunyai software yang berbeda, seperti kontrol link datanya, arsitektur manajemen jaringan, pelayanan tiap session, pelayanan manajemen data base dan lain
– lain. Pilihan software yang kompatible diperlukan untuk hubungan antar mesin, transfer data, dan
penggunaan database jarak jauh. 7. Ketidakmampuan dalam distribusi.
Komputer mini digunakan tidak secara profesional, tanpa standar, teknik yang terstruktur, dan dokumentasi yang cukup. Perancangan pengolahan terdistribusi yang buruk.
8. Kegagalan dalam menggunakan database. Mesin
– mesin pemakai sering menggunakan file yang on-line, bukan manajemen data base. Keuntungan teknologi dan data base tidak digunakan, padahal ini dapat mengembangkan
produktivitas dan fleksibilitas aplikasi. 9. Biaya perawatan berlebihan.
Program harus sering dituliskan kembali karena alasan yang tersebut diatas, biaya yang tidak diharapkan seperti untuk penulisan kembali program dan data, konversi, restrukturisasi sistem
dapat meningkatkan hingga lebih dari 80 dari biaya pengembangan instalasi. Tenaga kerja seharusnya digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang baru, sistem terdistribusi perlu
dirancang untuk perawatan.
10. Duplikat usaha. Fungsi yang sama diprogram berkali
– kali oleh kelompok yang berbeda, masalahnya orang – orang yang pandai dalam komputer semakin banyak dicari.
11. Produktivitas rendah. Rendahnya produktivitas dalam pengembangan aplikasi dapat disebabkan oleh pemrogram dalam
bahasa tingkat rendah, kurangnya software yang baik, kegagalan penggunaan data base, usaha perawatan yang tinggi dan duplikat program.
12. Tenaga manusia yang tinggi. Lebih banyak tenaga manusi yang digunakan, mereka akan semakin lama dalam bekerja dan
meminta fasilitas yang lebih baik lagi. 13. Kurangnya perancangan jaringan.
Jaringan tidak dirancang dengan kemampuan menghubungkan prosesor – prosesor kecil yang
semakin berkembang. 14. Tidak ada perencanaan evolusi.
Perkembangan sistem kecil yang inkompatible sangat sulit berintegrasi. Pengembangan dari sistem terdistribusi yang inkompatible ke arah fasilitas jaringan yang terintegrasi dengan data base
menjadi sangat rumit dan mahal dan biasanya jarang berhasil.
38
15. Macetnya migrasi. Jalur migrasi dari perusahaan pembuat komputer ke arah teknologi yang lebih baik kebanyakan
tidak dapat diikuti. 16. Kurangnya keamanan.
Beberapa sistem peralatan instalasi tanpa memperhatikan kemampuan, kurangnya backup file, data dapat hilang jika file tidak punya backup, dapat disebabkan oleh kerusakan pada
penyimpanan data tersebut. 17. Kurangnya auditiabilitas.
Auditor mendapatkan beberapa sistem terdistribusi yang tidak dapat diaudit, disebabkan oleh tidak cukupnya audit trail atau record yang mencatat siapa saja yang menggunakan sistem atau file
– file yang sudah di-update.
18. biaya perawatan tinggi. Karena banyaknya komputer kecil yang tersebar yang tidak mempunyai tempat perbaikan, staff
perawatan atau backup yang terpusat. 19. Peningkatan yang semakin kompleks.
Komputer mini pada lokasi pemakai semakin besar, kompleks dan mahal, sistem pemakai yang sederhana menjadi rumit dan membutuhkan lebih banyak tenaga dan keahlian.
20. Pertentangan politik. Banyak perencanaan pengolahan data terdistribusi yang melangkahi struktur kebijakan
perusahaan, komputer mini menjadi tempat persaingan kebijakan untuk menghindari pengontrolan dari pengolahan data pusat.
21. Biaya telepon bertambah. Untuk menangani masalah organsiasi yang terdistribusi
22. Biaya total tidak terkontrol. Ternyata biaya total lebih rendah bila dikontrol dipusat, teknik perancangan untuk meminimumkan
biaya sistem keseluruhan tidak digunakan.
STRATEGI MANAJEMEN
Perancangan dan pengontrolan yang terpusat dalam hal tertentu diperlukan, penentuannya merupakan bagian perencanaan strategi yang diperlukan pengolahan data terdistribusi, pengolahan
data terdistribusi dapat berdiri terdiri dari mesin – mesin yang stand-alone, tetapi suatu saat tetap
perlu bertukar data, sehingga mesin tersebut perlu diinterkoneksi. Bahaya yang berhubungan dengan strategi manajemen ini :
1. Hilangnya kontrol manajemen. 2. Penggunaan mesin yang inkompatibel.
3. Hilangnya otoritas pengolahan data pusat karena penjadualan, biaya, ataupun pengembangan
aplikasi . Mesin
– mesin tidak kompatibel karena kumpulan instruksinya dan kontrol telekomunikasi yang berbeda.
APLIKASI TERPUSAT
Beberapa aplikasi sangat baik dijalankan pada mesin yang terpusat, demikian juga beberapa datanya sangat baik bila disimpan dipusat. Namun beberapa aplikasi sangat baik dijalankan pada
lokasi pemakai, dan seringkali aplikasi ini membutuhkan data dari tempat lain. Perancangan pengolahan terdistribusi di dasari oleh perencanaan aplikasi dan data mana yang harus dipusat atau
dilokasi pemakai. Konsep aplikasi strategi yang terpusat dan aplikasi fungsional yang terdistribusi menjadi bagian yang penting.
PERANCANGAN DATA
Data mungkin hanya digunakan pada satu departemen, dan mungkin juga digunakan ditempat lain, tergantung dari aplikasinya. Bahayanya jika data pada lokasi yang berbeda dirancang oleh
kelompok yang berbeda dan tidak terkoordinasi, data yang sama direpresentasikan dengan cara yang berbeda.
Perbedaan bit dalam field, field dalam record dan perbedaan hubungan antar record perlu dikonversi. Pengolahan data terdistribusi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berkembangnya
mesin dan data yang tidak kompatible. PERANGKAT LUNAK TINGKAT RENDAH
Software komputer mini sudah berkembang, namun banyak instalasi komputer mini yang tidak menggunakan software yang efektif seperti sistem manajemen basis data. Software yang efektif
dirancang untuk meningkatkan produktivitas pengembangan aplikasi, pada prakteknya instalasi komputer mini dengan software tingkat rendah memberi hasil yang lebih cepat dari pada instalasi
yang besar dengan software yang canggih.
Hal ini sering disebabkan oleh pengoperasian keseluruhan yang lebih sederhana, tidak adanya pemrograman sistem yang rumit, dan dedikasi staf pemakainya. Pengembangan aplikasi peripheral
lebih mudah dan fleksibel bila mesin peripheralnya dihubungkan dengan database pusat dan developernya diberi bahasa yang efektif untuk membuat aplikasi yang menggunakan dan meng-
update data tersebut.
39
IMPLEMENTASI YANG TIDAK PROFESIONAL
Keahlian pemrograman yang profesional biasanya sedikit memiliki kelompok pemakai dibandingkan dengan instalasi pusat yang baik. Pemecahannya, programmer yang ahli dapat
ditempatkan pada kelompok pemakai. Namun pengembangan komputer mini seringkali tidak profesional
Tidak mengikuti standar Tidak menggunakan pemrograman terstruktur
Menggunakan bahasa tingkat yang lebih rendah Kode diperbaiki berulang – ulang, sehingga sukar diikuti oleh pemrogram lainnya.
Tidak menggunakan komentar program yang baik program tidak didokumentasi . Dengan program yang kurang dokumentasinya dan tidak dirancang untuk dapat diubah,
perubahan modifikasi program akan menjadi sulit, padahal reorganisasi perusahaan, produk yang baru dan perubahan bisnis yang umum membutuhkan penulisan kembali program, restrukturisasi data
atau perubahan hardware software. Pemeliharaan program merupakan hal yang utama dan harus direncanakan.
40
BAB X
KARAKTERISTIK SISTEM TERDISTRIBUSI
Sudut pandang terhadap informasi
Komponen
– komponen sistem informasi terdistribusi Tantangan dalam sistem terdistribusi
41
BAB X KARAKTERISTIK SISTEM TERDISRTIBUSI