FUNGSI diktat sistem terdistribusi

32

BAB VIII FUNGSI

– FUNGSI TERDISTRIBUSI PENDAHULUAN Dalam beberapa sistem terdistribusi, setiap nodenya dapat merupakan sistem yang tidak berdiri sendiri. Prosesnya melakukan fungsi untuk komputer ditingkat yang lebih tinggi, disini intelligent terminal, intelligent controller, atau intelligent concentrator yang digunakan. Inteligensia terdistribusi diartikan sebagai pendistribusian fungsi secara vertikal dimana semua atau kebanyakan transaksinya harus ditransmisikan ke sistem komputer yang lebih tinggi, atau ke jaringan sistem – sistem komputer yang lebih tinggi. Fungsi – fungsi yang didistribusikan dengan menurunnya harga prosesor mikro, fungsi kontrol sistem dan housekeeping, kemudian fungsi seperti pengumpulan data, pengeditan, dan dialog dengan operator terminal dan akhirnya program – program aplikasi itu sendiri. Bagaimana inteligensia atau fungsi – fungsi dapat ditempatkan di sistem inteligensia yang terdistribusi secara vertikal dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Di komputer host, B 2. Di unit jalur atau kontrol jaringan front end, C Banyak fungsi yang digunakan untuk mengontrol jaringan terminal, jika komputer host melaksanakan semua operasi sendiri, maka pengolahan utamanya akan interupsi, dan banyak siklus mesin yang diperlukan untuk mengontrol jalur. Jadi dapat digunakan unit kontrol jalur yang terpisah, atau komputer khusus yang terpisah. Setiap bagian fungsi dapat dilaksanakan oleh unit kontrol jalur, hardware komputer host maupun softwarenya atau komputer subsistem. Keuntungan jaringan tetap dapat bekerja bilamana komputer host mengalami kerusakan software atau suatu kegagalan yang membutuhkan banyak waktu untuk restrart atau recovery dan juga menimbulkan keresahan pemakai. 3. Di node pertengahan jaringan, D dan E Bentuk node pertengahan jaringan atau concentrator bermacam – macam :  Mesin sederhana dengan logika yang tidak dapat diubah.  Di microprogramed  Komputer stored-program  Hanya untuk concentration atau routing  Tambahan file, printer dan peralatan input-output lain. Dapat juga merupakan node dari jaringan data publik, contohnya, node dari jaringan ACE yang mempunyai data atau program pelanggannya. 4. Di unit kontrol terminal, F Unit ini juga bermacam – macam, dari peralatan yang sederhana hingga komputer stored-program dengan banyak software :  Dapat mengontrol satu atau banyak terminal.  Dapat diprogram untuk berinteraksi dengan operator yang menggunakan light pen Seringkali merupakan komponen utama yang melaksanakan berbagai fungsi inteligensia terdistribusi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 5. Di terminal, C Fungsi pengolahan dapat berupa :  Satu operasi, seperti menghitung total akumulasi dalam sistem yang menangani transaksi keuangan.  Dialog dengan operator yang melibatkan banyak pemrogram  Pengeditan data input dan output  Fungsi security Jika beberapa terminal menggunakan unit kontrol F bersama – sama, mungkin fungsi – fungsi tersebut lebih baik dilaksanakan di unit kontrol, sehingga terminal mempunyai mekanisme yang sederhana dan tidak mahal, yaitu untuk operatornya saja. 6. Di prosesor file manajemen database A  Yang ditangani : pengoperasian file atau database  Dapat juga dirancang untuk memberikan proteksi keamanan, biasanya dikoneksi dengan kabel ke komputer host yang lokal. Dapat juga melalui fasilitas satelit bila menggunakan jaringan atau komunikasi dengan bandwith tinggi. PEMILIHAN LOKASI FUNGSI Perancang dapat menempatkan fungsi – fungsi di dalam konfigurasinya dengan memilih tujuan yang diinginkan : 1. Biaya keseluruhan sistem yang minimum Perbedaan untung rugi antara biaya fungsi terdistribusi dan biaya komunikasi. 2. Reliabilitas yang tinggi. Analis sistem harus mengevaluasi berapa biaya ekstra yang diperlukan untuk duplexing alternataif routing dan pengolahan terdistribusi untuk menjamin ketersediaan. 3. Keamanan. 4. Dialog yang efektif dengan pemakai terminal. Inteligensia terdistribusi digunakan agar dialog menjadi cepat, efektif dan bebas kesalahan. 33 5. Kompleksitas. Kerumitan yang berlebihan harus dihindari. 6. Biaya software. Beberapa pengguna inteligensia terdistribusi melalui jaringan meningkatkan biaya pemrograman. 7. Fleksibilitas dan ekspandibilitas. Hardware dan software harus dapat diubah dan diperluas sesuai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dan jaringan. ALASAN PENDISTRIBUSIAN FUNGSI ada tiga kategori : 1. Alat yang berhubungan dengan host. Banyak instruksi mesin yang diperlukan untuk menangani sumua fungsi telekomunikasi, pekerjaan akan berlebihan kalau semuanya dikerjakan di host yang melaksanakan satu instruksi pada satu saat secara serial . Diperlukan paralelisme sehingga banyak operasi yang dapat dilaksanakan secara bersama – sama. 2. Alat yang berhubungan dengan jaringan. Jaringan digunakan untuk merendahkan biaya keseluruhan transmisi dan meningkatkan reliabilitasnya, jaringan telah dikembangkan menjadi semakin cepat. Network transfarancy diartikan sebagai perubahan apapun yang terjadi di dalam jaringan menjadi tidak nyata transparan bagi pemakainya. 3. Alat yang berhubungan dengan pemakai. Merupakan bagian yang terpenting, berhubungan dengan dialog dan waktu respons. Berikut ini alasan utama untuk pendistribusian fungsi : 1. Dialog yang efektif.  Interaksi lokal Kebanyakan interaksi dialog dilaksanakan secara lokal sehingga tidak perlu pertimbangan transmisi.  Penyimpanan panel lokal. Panel atau grafik yang ditampilkan merupakan bagian dialog yang dapat disimpan secara lokal.  Kecepatan. Respons lokal yang cepat dengan adanya struktur dialog yang baik 2. Pengurangan biaya telekomunikasi.  Pengurangan jumlah pesan Karena dialog dilaksanakan di terminal atau kontroler lokal  Pengurangan ukuran pesan. Karena informasi yang berulang disimpan secara lokal, dan hanya informasi yang berubah yang ditransmisikan.  Pengurangan jumlah jalur yang dilalui. Karena jumlah pesan berkurang dan controller dapat menggabungkan pesan – pesan yang kecil ke dalam satu blok untuk transmisi.  Transmisi dalam jumlah besar. Item yang tidak perlu diolah di dalam waktu singkat dapat dikumpulkan dan disimpan untuk transmisi secara batch melalui koneksi di-switch.  Pemadatan data. Data dipadatkan sehingga lebih sedikit jumlah bit yang ditransmisikan, meningkatkan kecepatan transmisi.  Biaya routing minimum. Dengan koneksi yang minimum biayanya.  Akses jaringan controller. Pemakai terminal mempunyai otoritas pengaksesan tertentu. 3. Avaibilitas.  Otonomi lokal. Operasi dapat berjalan terus meskipun sirkuit, jaringan atau host mengalami kerusakan.  Backup dengan dial otomatis. Mesin dapat men-dial koneksi jika sirkuit rusak.  Alternate routing otomatis. Dapat menggunakan sirkuit atau jalur jaringan alternatif bila mana jaringan sedang digunakan rusak.  Load balancing otomatis. Dapat men-dial sirkuit ekstra atau menggunakan komputer yang berbeda untuk menangani banyak transaksi. 4. Lebih sedikit muatan pada host.  Operasi paralel. Mengurangi pekerjaan komputer host, dan juga tingkat multiprograming. Host sudah terlalu sibuk dengan pengoperasian data base. 34  Sejumlah besar terminal. Penggunaan banyak terminal yang tidak mungkin semuanya dihubungkan langsung dengan komputer host, dapat dilakukan dengan kontrol dan operasi yang terdistribusi. 5. Waktu respons cepat.  Mekanisme proses Controller lokal dapat membaca peralatan dan memberi respons dengan cepat dalam mengolah mekanisme kontrol.  Mekanisme manusia Misalnya dengan penggunaan kartu plastik, menggambarkan dengan light pen.  Waktu respon dialog Dialog seperti pemilihan menu dapat ditangani dengan cepat oleh pengontrol lokal. 6. Reliabilitas dan integritas.  Validitas data Pemeriksaan data pada saat data dimasukkan ataupun sebelum ditransmisikan.  Prosedur kontrol Untuk memperbaiki kesalahan atau kerusakan dan menjamin tidak ada pesan yang hilang atau yang diproses dua kali 7. Buffer transaksi.  Penyerapan peaks timbunan pekerjaan . Pekerjaan yang banyak harus ditransmisikan atau diolah dapat disimpan untuk sementara di penyimpanan peripheral.  Penyimpanan pesan. Jika terminal belum siap menerima pesan, maka pesan dapat disimpan dahulu. 8. Sign-on  Pembuatan prosedur. Prosedur yang sulit atau rumit untuk memasuki jaringan atau mesin yang jauh dapat dibuat menjadi dialog yang nampaknya sederhana. 9. Fasilitas Aplikasi.  Terminal pemasukan data. Terminal yang murah yang dapat dihubungkan dengan pengontrol lokal yang menggabungkan data untuk transmisi.  Instrumentasi peralatan. Pengontrol lokal mengontrol insrumen, menggabungkan hasilnya untuk ditransmisikan ke komputer host. 10. Output yang lebih menarik.  Penguaditan lokal Output yang diterima dapat diedit pada layar terminal yang sudah diformat dengan tampilan seperti judul, garis, tambahan informasi, nomor halaman dan sebagainya yang dapat dibuat secara lokal. 11. Security.  Kriptologi. Memberi proteksi misalnya terhadap wiretapping.  Kontrol access. Adanya otoritas pengaksesan. 12. Kebebasan jaringan.  Network transparancy. Programmer yang menggunakan jaringan tidak perlu terlibat dengan bagaimana jaringan berfungsi.  Evolusi jaringan. Jaringan yang semakin berkembang dan jaringan berbeda yang digabungkan memungkinkan program – program yang ada masih dapat digunakan tanpa harus menuliskan kembali.  Jaringan baru. Aplikasi yang menggunakan jaringan yang baru seperti valueded network atau satelit network masih dapat menggunakan program yang ada tanpa penulisan kembali. 13. Kebebasan terminal.  Terminal baru. Jika ada terminal yang diganti dengan yang baru, programnya tidak perlu ditulis kembali,.  Terminal virtual. Program aplikasi ditulis tanpa perlu mengetahui terminal yang mereka gunakan secara detil, misalnya ukuran layar atau pencetakan. Pemrogram menspesifikasikan output yang diinginkan, kemudian output tersebut dipetakkan dengan mekanisme inteligensia terdistribusi ke peralatan tersebut. 14. Statistik. Mesin peripheral mengumpulkan statistik mengenai waktu respons dan penampilan jaringan untuk keperluan monitoring dan pengembangan jaringan. 35 DERAJAT KEMAMPUAN PERIPHERAL Tingkat kemampuan tersebut sebagai berikut : 1. Terminal yang non inteligent dumb terminal tidak dapat diedit. 2. Terminal yang inteligent yang mampu mengemulsi terminal yang non inteligent. 3. Terminal yang mampu menyimpan format layar. 4. Terminal yang mampu mengedit dan memformat data yang dikirimkan kepadanya sehingga dapat menampilkan dan mencetak dengan menarik, mampu mengedit data ke dalam suatu format, dan memeriksa kebenaran transaksi yang diberikan. 5. Terminal yang mampu melaksanakan dialog dengan operator dan mentransmisikan hasilnya. 6. Peralatan yang dapat menyimpan dan mengirim transaksi, misalnya penyimpanan input secara batch setelah lengkap dan diperiksa, atau menyimpan output sehingga operator dapat menerimanya. 7. Peralatan yang dapat mengolah dan menyimpan data dengan program aplikasi yang dikirimkan ke host. 8. Peralatan yang me-load, mengkompilasi, dan melaksananakan programnya tanpa bantuan host. 9. Peralatan yang dapat mengoperasikan program host sehingga dapat dilaksanakan di host atau peralatan peripheral. 10. Peralatan yang dapat melaksanakan program yang mengakses data base yang jauh di suatu host. 11. Peralatan yang dapat melaksanakan banyak program secara bersama, dan beberapa menggunakan data dari data base yang jauh. 12. Peralatan dengan sistem manajemen database sendiri. 13. Peralatan dengan kemampuan data base terdistribusi penuh. INTELIGENSIA TERDISTRIBUSI DARI COMMON CARRIERS Node – node diinterkoneksi dengan jaringan packet-switching yang dapat digunakan untuk : 1. Mengedit dan melaksanakan validasi input. 2. Menyimpan data ketika dimasukkan untuk transmisi dalam batch. 3. Menghitung batch dan totalnya. 4. Menggabungkan record audit. 5. Menyimpan format dan menampilkannya pada layar terminal untuk input data. 6. Menampilkan menu pada layar terminal sehingga operator dapat memilih item pada menu tersebut. 7. Melaksanakan dialog untuk membantu operator dalam hal tertentu, misalnya dalam dialog yang berisi urutan perintah dan respons, perintah dapat dikirim ke terminal oleh node ACS, demikian juga untuk menu atau panel yang harus di isi. 8. Membantu operator untuk berhubungan dengan komputer dan aplikasi yang jauh. 9. Menyimpan pesan output yang akan dikirim ke suatu terminal. 10. Membuat antrean pesan hingga operator membaca antriannya. 11. Mengedit dan mengekspansi pesan output untuk menampilkannya atau mencetaknya dengan menarik. Inteligensia juga dapat diberikan oleh node jaringan common carrier untuk terminal – terminal dumb yang tersisih. 36 BAB IX BAHAYA DALAM PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI  Pendahuluan  Strategi manajemen  Aplikasi terpusat  Perancangan data  Perangkat lunak tingkat rendah  Implementasi yang tidak profesional 37

BAB IX BAHAYA DALAM PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI