Saluran Transmisi Tiga Phasa Dengan Jarak Konduktor Sama Besar

Saluran transmisi tiga phasa rangkaian tunggal dapat dibedakan menurut susunan konduktornya yaitu saluran transmisi tiga phasa dengan jarak konduktor sama besar transmisi tiga phasa dengan jarak yang tidak sama besar.

II.5.2.2.1 Saluran Transmisi Tiga Phasa Dengan Jarak Konduktor Sama Besar

Saluran konduktornya ditujunkkan dalam Gambar 2.6, di mana masing-masing konduktor mempunyai jarak yang sama yaitu D. Gambar 2.6. Saluran transmisi tiga phasa dengan jarak konduktor sama Dalam hal ini terlebih dahulu fluksi lingkup pada konduktor – a : Ψ a = 2.10ˉ ⁷ ln + ln + ln = 2.10 ˉ ⁷ ln + ln + ln = 2.10 ˉ ⁷ ……………...….... 2.11 Dalam keadaan seimbang, perjumlahan arus pada tiap-tiap phasa adalah sama dengan nol, maka : ……………………………..…………………2.12 Universitas Sumatera Utara atau : ……………………………………….….……..2.13 Kemudian substitusi persamaan ini kepersamaan 2.11, di peroleh : Ψ a = 2.10ˉ ⁷ Ψ a = 2.10ˉ ⁷ ………………………………..….…….… 2.14 Induktansi konduktor –a adalah : = 2.10 ˉ ⁷ …………………………...……….2.15 atau : 0.7411 log .………………..…….2.16 Dengan cara yang sama dapat juga dihitung induktansi konduktor b dan c, hasilnya akan sama dengan induktansi konduktor-a. Jadi pada saluran transmisi 3 phasa dengan jarak konduktor sama, akan diperoleh induktansi perphasanya atau perkonduktornya akan sama besar. II.5.2.2.1 Saluran Transmisi Tiga Phasa Dengan Jarak Konduktor Tidak Sama Bila jarak-jarak antara ketiga kawat-kawat itu tidak sama tidak simetris . Maka fluks-lingkup pada kawat 1 tergantung dari arus-arus dan , demikian juga halnya untuk kawat 2 dan 3. Jadi induktansi , , dan , demikian juga reaktansi , , dan tidak sama. Untuk mengatasi kesulitan ini, kawat-kawat dari rangkaian tiga fasa sering di- transposisi pada jarak-jarak tertentu, sehingga tiap-tiap fasa menduduki tiap kedudukan Universitas Sumatera Utara kawat untuk 13 dari panjang kawat. Keadaan ini membutuhkan paling sedikit dua titik transposisi, sehingga membagi jarak itu dalam tiga daerah. ……………………...…… 2.17 Transposisi ini gunanya untuk mengatasi ketidak-simetrian yang disebabkan oleh kedudukan kawat yang tidak simetris. Dengan kata lain impedansi per fasa dari rangkaian tiga fasa yang tidak simetris menjadi simetris oleh karena transposisi tersebut. Dalam Gambar 2.7, angka 1, 2, dan 3 menyatakan posisi kawat dan huruf a, b, dan c menyatakan fasa. Juga kelihatan bahwa tiap fasa menduduki ketiga posisi 13 panjang kawat. Misalkan ketiga kawat itu terdiri dari bahan yang sama dan mempunyai radius sama pula. Jadi, dan untuk tiap kawat sama. Maka induktansi per fasa. ……………………………….......……. 2.18 ……………………….…………….... 2.19 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Transposisi saluran transmisi tiga fasa yang tidak simetris reaktansi induktif Reaktansi Induktansi …………………………………………… 2.20 atau ………………………………....…… 2.21 Tabel Konstanta …………………………….….…… 2.21.a II.5.3 Kapasitansi dan Reaktansi Kapasitif Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat beda potensial antara penghantar konduktor, kapasitansi menyebabkan penghantar tersebut bermuatan seperti yang terjadi pada plat kapaistor bila terjadi beda potensial diantaranya. Kapasitansi antara penghantar adalah muatan per unit beda potensial. Kapasitansi antara penghantar sejajar adalah suatu konstanta yang tergantung pada ukuran dan jarak pemisah dan penghantar. Universitas Sumatera Utara Untuk saluran daya yang panjangnya kurang dari 80 km 50 mil, pengaruh kapasitansinya kecil dan biasanya dapat diabaikan. Untuk saluran-saluran yang lebih panjang dengan tegangan yang lebih tinggi, kapasistansinya menjadi bertambah kering. Suatu tegangan bolak-balik yang terpasang pada saluran transmisi akan menyebabkan muatan pada penghantar-penghantarnya disetiap titik bertambah atau berkurang sesuai dengan kenaikan dan penurunan nilai sesaat tegangan antara penghantar pada titik tersebut. Aliran muatan listrik dan arus yang disebabkan oleh pengisian dan pengosongan bolak-balik alternate charging and discharging saluran karena tegangan bolak-balik disebut arus pengisian saluran. Arus pengisian mengalir dalam saluran transmisi meskipun saluran itu dalam keadaan terbuka. Hal ini mempengaruhi jatuh tegangan sepanjang saluran, efeisensi, dan faktor daya saluran serta kestabilan sistem dimana saluran tersebut merupakan salah satu bagiannya.

II.5.3.1 Satu Phasa