2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut : 2.6.1. Faktor Lingkungan Internal
26,29,
Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas , kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan penyakit pada saat kehamilan.
2.6.2. Faktor Lingkungan Eksternal Yaitu meliputi kondisi lingkungan , asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi
ibu hamil.
2.6.3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care ANC
Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara lain sebagai berikut :
2.6.1.1. Usia Ibu hamil Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16
tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda,
perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu
tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi
lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi BBLR
26,27
Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini
.
sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, organ kandungan sudah menua dan jalan lahir telah kaku. Kesulitan dan bahaya yang akan terjadi pada
kehamilan diatas usia 35 tahun ini adalah preeklamsia, ketuban pecah dini, perdarahan, persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir.
2.6.1.2. Jarak KehamilanKelahiran
21
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana BKKBN jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran
yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab
kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun.
2.6.1.3. Paritas
20
Paritas secara luas mencakup gravidajumlah kehamilan, prematurjumlah kelahiran, dan abortusjumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau
banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibuwanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga
anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah anemia, terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi
sungsang ataupun melintang.
24
2.6.1.4. Kadar Hemoglobin Hb Kadar hemoglobin Hb ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang
dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12 grdl.
33
Data Depkes RI diketahui bahwa 24,5 ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir
rendah BBLR, risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia
berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin.
2.6.1.5. Status Gizi Ibu Hamil
7
Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu
hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas LLA selama kehamilan.
Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai
penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus
mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20 dari berat badan sebelum hamil.
1,3,8,18
Lingkar Lengan Atas LILA adalah antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori
KEK atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas LILA di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis
3,4,7
untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah dibawa kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang
ekstrim. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak
langsungeksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :
16,17,18
1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta ketinggian tempat tinggal.
2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan desain potong lintang yang meneliti data dari variabel bebas
independen dan variabel tergantung dependen pada waktu yang bersamaan.
3.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan di Kamar Bersalin RSUP. H. Adam Malik,dan RS
Jejaring : RS SUNDARI, RS Tembakau Deli, RS Haji Medan. Penelitian dimulai pada 1 Januari sampai dengan 1 April 2010.
3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah ibu hamil yang akan melahirkan di RSU H. ADAM
MALIK dan RS Jejaring, dengan cara pengambilan sampel melalui purposive
sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah sampel terpenuhi.
3.4 Kr iter ia Inklusi dan eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi
- Pasien yang akan melahirkan pada usia kehamilan ≥ 37 minggu
- Kehamilan fisiologistidak ada komplikasi obstetrik dan kecuali ketuban pecah dini
- Ibu hamil tidak menderita komplikasi medik
- Kehamilan tunggal - Janin Hidup
- Cara persalinan: pervaginam atau Seksiosesarea
3.4.2 Kriteria Eksklusi - Bayi lahir cacat
3.5 Besar Sampel Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus
N= dimana :
n = besar sampel
z = deviat baku alfa = 1,96 zβ = deviat baku beta= 0,842
P1 = Proporsi efek standar = 35,65 =0,35 dari kepustakaan P2 = Proporsi yang diteliti, beda klinis yang dianggap penting 0,10 = 0,26
7
P = ½ P1+P2 Q = 1-P
N = N = 221,5
Dibulatkan menjadi 223 sampel.
Pada penelitian ini telah dikumpulkan 223 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi.
3.6 Metode Penelitian