Sebagai catatan, semua persamaan yang ditampilkan pada bagian ini menggunakan sifat-sifat fisik fluida yang dievaluasi pada temperatur film,
2
r s
f
T T
T +
=
, kecuali untuk gas nilai koefisien ekspansi dihitung pada temperatur fluidu referensi
r
T 1
= β
. Pada water heater pemanasannya berlangsung secara konveksi natural
dari koil ke air.Pada water heater bentuk koilnya terdiri dari beberapa gabungan elbow, vertikal, dan horizontal.Sementara untuk persamaan-persamaan dari
bentuk koil elbow, vertikal, dan horizontal tidak ada tersedia secara teori.Oleh karena itu, maka diperlukan penyelesaian dengan simulasi menggunakan
perangkat lunak Computational Fluid Dinamycs CFD.
2.5. Computational Fluid Dinamycs CFD
Dalam aplikasinya, aliran fluida baik cair maupun gas adalah suatu zat yang sangat kentara dengan kehidupan sehari – hari. Misalnya pengondisian udara
bagi bangunan dan mobil, pembakaran di motor bakar dan sistem propulsi, interaksi berbagai objek dengan udara atau air, aliran kompleks pada penukar
panas dan reactor kimia, dan lain sebagainya, yang mana cukup menarik untuk diteliti, diselidiki dan dianalisis. Untuk kebutuhan penelitian tersebut bahkan
sampai dengan tingkat desain, perlu dibutuhkan suatu alat yang mampu menganalisis atau memprediksi dengan cepat dan akurat. Maka berkembanglah
suatu ilmu yang dinamakan Computational Fluid Dynamics CFD yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Komputasi Aliran Fluida Dinamik.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Penggunaan CFD
Dalam aplikasinya CFD dapat dipergunakan bagi : -
Insinyur, khususnya dalam hal teknik refrigerasi dan Water heater untuk mendesain tempat atau ruangan sesuai kebutuhan seperti refrigerator, Air-
Conditioner, Cold Storage, dll -
Arsitek untuk mendesain ruang atau lingkungan yang aman dan nyaman. -
Desainer kendaraan untuk meningkatkan karakter aerodinamiknya. -
Analisis kimia untuk memaksimalkan hasil dari reaksi kimia dalam peralatan. -
Bidang petrokimia untuk strategi optimal dari oil recovery. -
Bidang kedokteran untuk mengobati penyakit arterial computational hemodynamics
- Metereologis untuk meramalkan cuaca dan memperingatkan akan terjadinya
bencana alam. -
Analis failure untuk mencari sumber – sumber kegagalan misalnya pada suatu sistem pembakaran atau aliran uap panas.
- Organisasi militer untuk mengembangkan senjata dan mengestimasi seberapa
besar kerusakan yang diakibatkannya. Penggunaan CFD umumnya berhubungan dengan keempat hal berikut :
1. Studi konsep dari desain baru
2. Pengembangan produk secara detail
3. Analisis kegagalan atau troubleshooting dan Desain ulang re – design
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Proses Simulasi CFD
Pada umumnya terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan simulasi pada solver CFD, yaitu sebagai berikut :
1 Preprocessing
Hal ini merupakan langkah pertama dalam membangun dan menganalisis sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat membuat model dalam
paket CAD Computer Aided Design, membuat mesh yang sesuai, kemudian menerapkan kondisi batas dan sifat – sifat fluidanya.
2 Solving
Solvers program inti pencari solusi CFD menghitung kondisi-kondisi yang diterapkan pada saat preprocessing.
3 Postprocessing
Hal ini adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang dilakukan pada langkah ini adalah mengorganisasi dan menginterpretasi data hasil simulasi CFD
yang biasa berupa gambar, kurva , dan animasi. Beberapa prosedur yang digunakan pada semua pendekatan program CFD, yaitu
sebagai berikut : 1
Pembuatan geometri dari modelproblem 2
Bidang atau volume yang diisi fluida dibagi menjadi sel – sel kecil meshing 3
Pendefinisian model fisiknya, misalnya : persamaan – persamaan gerak + entalpi + konversi species zat – zat yang kita definisikan, biasanya berupa
komponen dari suatu reaktan
Universitas Sumatera Utara
4 Pendefinisian kondisi – kondisi batas, termasuk didalamnya sifat – sifat dan
perilaku dari batas – batas modelproblem. Untuk kasus transient, kondisi awal juga didefinisikan.
5 Persamaan – persamaan matematika yang membangun CFD diselesaikan
secara iteratif, bisa dalam kondisi tunak steady state atau transient. 6
Analisis dan visualisasi dari solusi CFD.
2.5.3. Metode Diskritisasi CFD
Secara matematis CFD mengganti persamaan – persamaan diferensial parsial dari kontinuitas, momentum dan energy dengan persamaan – persamaan
aljabar linear. CFD merupakan pendekatan dari persoalan yang asalnya kontinum memiliki jumlah sel tak terhingga menjadi model yang diskrit jumlah sel
terhingga. Perhitungankomputasi aljabar untuk memecahkan persamaan – persamaan
diferensial parsial ini ada beberapa metode metode diskritisasi, diantaranya adalah :
- Metode beda hingga finite difference method
- Metode elemen hingga finite elements method
- Metode volume hingga finite volume method
- Metode elemen batas boundary element method
- Metode skema resolusi tinggi high resolution scheme method
Metode diskritisasi yang dipilih umumnya menentukan kestabilan dari program numerikCFD yang dibuat atau program software yang ada. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karenanya diperlukan kehati – hatian dalam cara mendiskritkan model khususnya cara mengatasi bagian yang kosong atau diskontinyu.
2.5.4. Langkah Penyelesain Masalah dan Perencanaan Analisis CFD
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan meyelesaikan suatu kasus dengan menggunakan solver CFD, yaitu :
1 Menentukan tujuan pemodelan
2 Pembuatan model geometri dan gridnya
3 Pengaturan solver dan model fisik
4 Komputasi dan monitoring hasil
5 Pengujian dan penyimpanan hasil
6 Peninjauan ulang model fisik, jika dirasa perlu
Universitas Sumatera Utara
Secara umum diagram alir penyelesaian masalah dalam software CFD dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut.
Gambar 2.14 Alur Penyelesaian Masalah Problem Solving Fluids Engineering
Preliminary Decision what to model?
Build the model
Input to CFD SOLVER
Decided governing
Chose Discreatization Methods
Impose boundary conditions
Chose the coupling algorithm
Run
Analyze and present the results
Universitas Sumatera Utara
2.6. Pendekatan Numerik pada CFD