Pendekatan Numerik pada CFD

2.6. Pendekatan Numerik pada CFD

Pemodelan dengan metode komputasi pada dasarnya menggunakan persamaan dasar dinamika fluida, momentum, dan energi. Persamaan-persamaan ini merupakan pernyataan matematis untuk tiga prinsip dasar fisika : 1. Hukum Kekekalan Massa The Conservation of Mass Konsep utama hukum ini adalah laju kenaikan massa dalam volume kontrol adalah sama dengan laju net aliran massa fluida ke dalam elemen batas. Secara sederhana dapat ditulis. . . m m t M out in ∑ − ∑ = ∂ ∂ 2.55 Secara umum hukum kekekalan massa The Conservation of Mass 3 dimensi dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut. =       ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ z y x z w y v x u t ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ 2.56 Gambar 2.15 Hukum Kekekalan Massa pada Sebuah Elemen Fluida 3 Dimensi Himsar Ambarita, 2010 Universitas Sumatera Utara 2. Hukum Kekekalan Momentum The Conservation of Momentum Hukum kekekalan momentum ini merupakan interpretasi dari hukum ke-2 Newton arah sumbu-x yaitu : x x ma F = ∑ 2.57 Gambar 2.16 Hukum Kekekalan Momentum Arah Sumbu-x pada Sebuah Elemen Fluida 3 Dimensi Himsar Ambarita, 2010 Secara umum hukum kekekalan momentum The Conservation of Momentum arah sumbu-x 3 dimensi dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut. x zx yx xx f z y x x Dt Du ρ τ τ σ ρ ρ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = 2.58 Dengan cara dan bentuk yang sama persamaan kekekalan momentum 3 dimensi arah sumbu-y dan arah sumbu-z dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara x zx yx xx f z y x x Dt Du ρ τ τ σ ρ ρ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = y zy yy xy f z y x x Dt Dv ρ τ σ τ ρ ρ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = 2.59 dan z zz yz xz f z y x y Dt Dw ρ σ τ τ ρ ρ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = 2.60 3. Hukum kekekalan Energi The Conservation of Energy Hukum ini merupakan aplikasi dari hukum ketiga fisika termodinamika yaitu laju perubahan energi dalam suatu elemen adalah sama dengan jumlah net fluks panas yang masuk ke dalam elemen dan kerja yang dikenakan pada elemen tersebut. Pernyataan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan : . . . W Q E + = 2.61 Gambar 2.17 Kerja yang Dikenakan pada Sebuah Elemen Arah Sumbu-x Himsar Ambarita, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.18 Fluks Panas yang melintasi permukaan sebuah elemen Himsar Ambarita, 2010 Secara umum kerja yang dikenakan arah sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut. V f u z u y u x u x u W x zx yx xx x δ ρ σ τ σ ρ       + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = . 2.62a V f u z v y v x v y v W y zy zx xy y δ ρ τ σ τ ρ       + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = . 2.62b V f u z w y v x w z w W z zy yz xz z δ ρ σ τ τ ρ       + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ − = . 2.62c Universitas Sumatera Utara Sedangkan persamaan fluks Panas yang melintasi permukaan sebuah elemen dapat ditulis dengan persamaan. V z T k z y T k y x T k x q Q δ ρ             ∂ ∂ ∂ ∂ +       ∂ ∂ ∂ ∂ +       ∂ ∂ ∂ ∂ + = . . 2.63 Dengan mensubstitusi persamaan 2.62 dan 2.63 ke dalam persamaan 2.61 di atas akan diperoleh sebuah persamaan 2.64 untuk hukum kekekalan energi di mana i, j, k = 1, 2, 3 yang menunjukkan arah sumbu-x, -y, dan –z. φ ρ ρ ρ ρ + + ∂ ∂ −       ∂ ∂ ∂ ∂ = ∂ ∂ + ∂ ∂ . q x u x T k x x cT t cT i i i i i 2.64 Di mana Φ adalah fungsi dissipasi dengan bentuk sebagai berikut.                     ∂ ∂ + ∂ ∂ +       ∂ ∂ + ∂ ∂ +       ∂ ∂ + ∂ ∂ +       ∂ ∂ +       ∂ ∂ +       ∂ ∂ +       ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ = 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 y w z v x w z u x v y u z w y v x u z w y v x u µ µ φ 2.65 2.6.1.Metode Diskritisasi pada Pada dasarnya, hanya menghitung pada titik-titik simpul mesh geometri, sehingga pada bagian di antara titik simpul tersebut harus dilakukan interpolasi untuk mendapatkan nilai kontinyu pada sluruh domain. Terdapat beberapa skema interpolasi yang sering digunakan yaitu : - First-order upwind scheme Universitas Sumatera Utara Skema interpolasi yang paing ringan dan cepat mencapai konvergen, tetapi ketelitiannya hanya orde satu. Ketika skema ini dipilih, nilai bidang f φ dalah sama dengan nilai pusat sell φ dalam sell upstream. Skema ini memungkinkan digunakan pada penyelesaian berbasis tekanan dan rapatan density. - Second-order upwind scheme Menggunakan persamaan yang lebih teliti sampai orde 2, sangat baik digunaan pada mesh tritet dimana arah aliran tidak sejajar dengan mesh. Karena metode interpolasi yang digunakan lebih rumit, maka lebih lambat mencapai konvergen. Ketika skema ini dipilih, nilai bidang f φ dikomputasi mengikuti bentuk : → ∇ + = γ φ φ φ . , SOU f 2.66 Dimana, φ dan φ ∇ adalah nilai pusat sell dan gradient dalam sell upstream, dan → γ adalah vektor perpindahan dari pusat luasan sell upstream ke bidang pusat luasan. - Quadratic Upwind Interpolation QUICK scheme Diaplikasikan untuk mesh quadhex dan hybrid, tetapi jangan digunakan untuk elemen mesh tri, dengan alian fluida yang berputarswirl. Ketelitiannya mencapai orde 3 pada ukuran mesh yang seragam. Untuk bidang e pada gambar, jika aliran dari kiri ke kanan, seperti itu nilai dapat ditulis seperti itu nilai dapt ditulis sebagai berikut;       + − + + − +       + + + = w s s s P s s s s E s s s P s s s c u c c u c u d c d d c d φ φ φ φ θ φ 2 1 4 2.67 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.19 volume kontrol satu dimensi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN