Relevansi Teori dan Hasil Temuan Studi

PETA 4.16 PUSAT PETUMBUHAN BARU [ Alun-Alun Lasem KECAMATAN PANCUR Batas desa Batas kecamatan Jaringan transportasi angkutan desa Jaringan transportasi regional bus Jalan Lingkungan Jalan Kolektor Jalan Arteri Sungai Garis pantai Kantor desa [ Kantor kecamatan KECAMATAN REMBANG 4 Ngemplak Sendangasri Jolotundo Karangturi Sumbergirang Babagan Soditan Gedongmulyo Dorokandang Karasgede 1000 1000 Meters Selopuro Dasun Tasiksono Bonang Binangun Sriombo Gowak Kajar Ngargomulyo Sendangcoyo pusat pertumbuhan lama Pusat pertumbuhan baru LAUT JAWA KECAMATAN SLUKE Sumber: Hasil Analisis, 2006

4.4 Relevansi Teori dan Hasil Temuan Studi

Menurut Rondinelli 1978, Peran kota adalah beban kegiatan perkotaan yang diberikan pada suatu kota yang dikaitkan dengan wilayah belakangnya. Peran suatu kota tidak dapat dilihat dari jumlah penduduk atau ukuran kota tersebut. Peran kota ditentukan oleh aksesibilitas kota terhadap wilayah belakangnya hinterland, sebagai berikut: • Sebagai pusat transportasi dan telekomunikasi yang menghubungkannya dengan kota-kota di sekitarnya. • Merupakan penyedia lokasi bagi kepentingan desentralisasi fasilitas pelayanan publik skala lokal sehingga meningkatkan aksesibilitas antara kota dengan wilayah belakangnya. • Menciptakan kondisi kondusif bagi perdagangan dari daerah belakangnya. • Memberikan iklim kondusif bagi pertumbuhan industri, yang dapat berfungsi melayani pasar lokal, permintaan internal dan eksternal dengan baik. Peran suatu kota merupakan pengaruh yang disebarkan kota tersebut kepada kota lain atau ke wilayah belakangnya. Salah satu peran sebuah kota adalah sebagai pusat pertumbuhan. Kota yang berperan sebagai pusat pertumbuhan tersebut dapat merupakan kota dengan tipologi sebagai ibu kota kecamatan yang merupakan lokasi kantor-kantor pemerintahan kecamatan. Biasanya juga merupakan kawasan penting bagi pengembangan suatu kecamatan. Sumber: Survei Primer, 2006 GAMBAR 4.18 DERMAGA PERIKANAN BONANG Fungsi kota adalah penentuan kegiatan kota yang ditetapkan berdasarkan hirarki perkotaan dengan indikator berupa kelengkapan fasilitas pelayanan kota Dirjen Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003. Menurut Bratakusumah 2003, fungsi kota adalah berupa pelayanan yang dapat diberikan oleh fasilitas-fasilitas umum, baik milik pemerintah maupun swasta kepada masyarakat luas selaku pelanggan customer. Fungsi kota adalah sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa dalam bentuk sarana dan prasarana serta pergantian moda transportasi. Menurut Jayadinata 1999, dalam kegiatan sosial ekonomi terdapat suatu istilah, yaitu ambang threshold, yang berarti jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk menunjang supaya suatu fungsi tertentu dapat berjalan lancar. Misalnya suatu macam prasarana yang lebih tinggi fungsinya, atau yang diperlukan oleh jumlah penduduk yang besar jumlahnya pasar, sekolah, dan sebagainya, harus terletak di wilayah yang jangkauan pelayanannya yang lebih luas, yaitu bukan desa, tapi kecamatan. Hirarki perkotaan sangat diperlukan dalam perencanaan wilayah karena menyangkut fungsi yang ingin diarahkan untuk masing-masing kota. Terlaksananya fungsi itu berkaitan dengan fasilitas kepentingan umum yang akan dibangun di masing-masing kota. Banyaknya fasilitas yang harus tersedia di masing-masing kota harus sejalan dengan wilayah pengaruh kota tersebut, atau jumlah penduduk yang diperkirakan memanfaatkan fasilitas tersebut. Berdasarkan teori-teori tentang peran dan fungsi kota, maka dapat diperoleh temuan studi sebagai berikut: 1. Ibu Kota Kecamatan IKK Lasem mempunyai jangkauan pelayanan dan wilayah pengaruh secara keruangan. Wilayah pengaruh IKK Lasem tersebut telah sampai pada wilayah belakangnya yang termasuk dalam SWP II, yaitu Kecamatan Pancur dan Kecamatan Sluke, bahkan sampai pada sebagian Kecamatan Rembang dan Kecamatan Pamotan. Untuk fasilitas perekonomian, jarak jangkauan pelayanan 8,6 km; fasilitas pendidikan 9,1 km; fasilitas kesehatan 6,3 km; fasilitas telekomunikasi dan transportasi 9,5 km; dan fasilitas peribadatan 8,2 km. 2. Masyarakat di wilayah belakang hinterland IKK Lasem bersedia mengadakan perjalanan untuk memanfaatkan fasilitas yang diperlukannya di IKK Lasem. Fasilitas-fasilitas yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah belakang IKK Lasem adalah fasilitas pendidikan untuk SMAMA, fasilitas kesehatan dokter, apotek, dan toko obat, fasilitas ekonomi pasar, toko, dan pasar swalayan untuk membeli kebutuhan khusus, serta bank BKKBPR. 3. Kondisi aksesibilitas dari wilayah belakang ke IKK Lasem relatif mudah dijangkau dengan telah tersediannya jalan arteri dan kolektor yang menghubungkan IKK Lasem dengan wilayah belakangnya Kecamatan Pancur, Sluke, Pamotan, Rembang. Disamping itu, juga tersedia sarana transportasi angkutan umum berupa bus dan angkudes. Pola pergerakan masyarakat serta barang dan jasa di Kabupaten Rembang bergerak menuju ke pusat pertumbuhan di Kota Rembang dan Kota Lasem. IKK Lasem telah mampu menjadi penarik tandingan bagi pusat pertumbuhan Kecamatan Rembang. 4. Ketersediaan fasilitas pelayanan pendukung kota sebagai pusat pertumbuhan di IKK Lasem sudah memadahi dan relatif lengkap. Fasilitas-fasilitas tersebut telah memenuhi tingkat kebutuhan penduduknya di pusat kota maupun daerah belakangnya. Namun ada beberapa fasilitas yang dirasa penting yang belum tersedia, yaitu taman kota dan restoran dan fasilitas yang perlu ditambah adalah SMAMA. 5. Hasil analisis penentuan kegiatan kota yang ditetapkan berdasarkan hirarki perkotaan dalam lingkup wilayah dengan indikator berupa kondisi eksisiting kegiatan yang mendominasi suatu perkotaan dan ketersediaan fasilitas pelayanan kota, fungsi IKK Lasem adalah: • Pusat pelayanan umum tingkat kecamatan • Pusat perdagangan • Pusat kegiatan industri kecil • Pusat transportasi regional 6. IKK Lasem telah mempunyai fasilitas pelayanan fungsi kota yang cukup lengkap, dengan jangkauan pelayanan fungsi yang luas hingga kecamatan, bahkan kabupaten terutama fasilitas transportasi sehingga fungsi IKK Lasem telah terpenuhi.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 7. Analisis wilayah pengaruh dan analisis interaksi pusat pertumbuhan dengan wilayah belakangnya menunjukkan bahwa peran IKK Lasem sebagai pusat pertumbuhan telah mampu menjadi penarik tandingan bagi pusat pertumbuhan di Kecamatan Rembang. 8. Dengan adanya kegatan perkotaan di IKK Lasem yang didukung oleh aksesibilitas yang tinggi antara IKK Lasem dan daerah belakangnya membawa pengaruh yang disebarkan IKK Lasem kepada wilayah belakangnya membuat peran IKK Lasem sebagai pusat pertumbuhan telah terpenuhi. Dengan demikian, maka peran IKK Lasem sebagai pusat pertumbuhan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan di wilayah pengaruhnya. 9. Fungsi kota adalah sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa, dalam bentuk sarana dan prasarana serta pergantian moda transportasi. Berdasarkan analisis, IKK Lasem telah mempunyai fasilitas pelayanan fungsi kota yang cukup lengkap, dengan jangkauan pelayanan fungsi yang luas hingga kecamatan, bahkan kabupaten terutama fasilitas transportasi sehingga fungsi IKK Lasem telah terpenuhi.