BAB II PERAN DAN FUNGSI PUSAT PERTUMBUHAN
2.1 Konsep
Wilayah
Wilayah dalam pengertian geografi menurut Jayadinata 2000, merupakan kesatuan alam, yaitu alam yang serba samahomogen dan kesatuan manusia, yaitu
masyarakat serta kebudayaannya yang serba sama yang mempunyai ciri khas, sehingga wilayah tersebut dibedakan dari wilayah lain.
2.1.1 Penetapan Perwilayahan
Ada beberapa cara untuk menetapkan suatu perwilayahan. Menurut Tarigan 2005, suatu perwilayahan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembentukan wilayah itu sendiri. Dasar perwilayahan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan. Di Indonesia dikenal wilayah
kekuasaan pemerintahan, seperti propinsi, kabupatenkota, kecamatan, desakelurahan, dan dusunlingkungan.
2. Beradasarkan kesamaan kondisi homogeneity. Contoh yang paling umum
adalah kesamaan kondisi fisik. 3.
Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi. Ditetapkan terlebih dahulu beberapa pusat pertumbuhan growth centre yang sama besarrankingnya,
kemudian ditetapkan batas pengaruh dari setiap pusat pertumbuhan.
4. Berdasarkan wilayah perencanaanprogram. Dalam hal ini ditetapkan batas
wilayah ataupun daerah yang terkena suatu programproyek dimana wilayah tersebut termasuk ke dalam suatu perencanaan untuk tujuan khusus.
2.1.2 Pengertian Kota
Kota adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, yang sebagian lahannya terbangun, dan perekonomiannya bersifat non pertanian. Dilihat dari
aspek sosial ekonomi, kota mempunyai ciri-ciri: a jumlah penduduk yang relatif besar daripada wilayah sekitarnya, b mempunyai kepadatan penduduk yang
relatif tinggi dibanding wilayah sekitarnya, c mempunyai proporsi jumlah penduduk yang bekerja di sektor non pertanian lebih tinggi daripada wilayah
sekitarnya, d merupakan pusat kegiatan ekonomi yang menghubungkan kegiatan pertanian wilayah sekitarnya dan tempat pemrosesan serta pemasaran bahan baku
bagi industri Inmendagri No. 34 tahun 1986. Badan Pusat Statistik 2000 dalam pelaksanaan survei status
desakelurahan yang dilakukan tahun 2000, menggunakan beberapa kriteria untuk menetapkan apakah suatu desakelurahan dikategorikan sebagai desa atau kota.
Kriteria yang digunakan adalah: 1 Kepadatan penduduk per kilometer persegi, 2 Persentase rumah tangga yang mata pencaharian utamanya adalah pertanian
atau non pertanian, 3 Persentase rumah tangga yang memiliki telepon, 4 Persentase rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik, 5 Fasilitas umum yang
ada di desakelurahan. Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dibedakan menjadi: 1 kota kecil,
dengan jumlah penduduk 20.000-50.000 jiwa; 2 kota sedang, dengan jumlah
penduduk 50.000-100.000 jiwa; 3 kota besar, dengan jumlah penduduk 1.000.000-10.000.000 jiwa Daljoeni, 1998. Pada penelitian ini sesuai dengan
ciri-ciri tersebut di atas, IKK Lasem termasuk ke dalam kota kecilkota kecamatan.
2.2 Peran dan Fungsi Kota