Dampak Jalan Metro Tanjung Bunga

keluarga. Untuk mengetahui jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini : Tabel 14. Distribusi responden menurut jumlah anggota keluarga No Jum. Angg. Keluarga orang Frekuensi f Persentase 1 3 27 32.53 2 4 – 5 41 49.40 3 6 – 7 13 15.66 4 8 2 2.41 Jumlah 83 100.00 Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2008 Pada tabel 14 di atas menunjukkan bahwa komunitas masyarakat nelayan yang ada di lokasi penelitian dengan jumlah anggota keluarga antara 4 – 5 orang anggota keluarga, yaitu sebanyak 41 orang atau 49,40. Kemudian yang paling sedikit berada pada kelompok dengan jumlah anggota keluarga lebih dari 8 orang hanya 2 orang atau 2,41 dari 83 jumlah responden. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa pada umumnya keadaan keluarga-keluarga yang berada di lokasi penelitian adalah keluarga yang masih didominasi oleh keluarga menengah dengan jumlah anggota antara 4 hingga 5 jumlah anggota keluarga.

5.2. Dampak Jalan Metro Tanjung Bunga

Dalam konteks penelitian ini variabel dampak primer adalah keberadaan dari Jalan Metro Tanjung Bunga sehingga menimbulkan dampak terhadap perubahan lingkungan hidup, yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan di pesisir Teluk Losari yang di tandai dengan semakin berkurangnya hasil-hasil laut di perairan Teluk Losari yang selama ini menjadi komoditas jual untuk memenuhi kebutuhan hidup responden sehari-hari. Hal ini telah melahirkan dampak lebih lanjut terhadap perubahan aspek sosial ekonomi komunitas nelayan Mariso Kota Makassar. Sedangkan untuk menarik benang merah dalam membahas variabel independen penelitian ini, maka simak hasil wawancara dengan Idrus Pekerja Sosial LSM yang pernah bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan Unhas dalam melakukan penelitian di wilayah pesisir pantai Barat Makassr, berikut ini : “Sebelum Jalan Metro di bangun pada sekitar akhir tahun 90-an masih banyak terdapat bermacam jenis hasil-hasil laut di Teluk Losari seperti rumput laut, udang kecil, kepiting, setelah ada Jalan Metro ketiga jenis hasil laut ini kini tiada lagi, terutama di bagian Selatan dari letak jalan tersebut, yaitu sekitar TPI Rajawali. Jangankan ikan, kerang laut yang biasa hidup dan berkembang biak di perairan pasang surut yang dangkal bahkan mampu beradaptasi di perairan yang tingkat pencemarannya relatif tinggi kini hilang dari habitatnya”. Keberadaan Jalan Metro merupakan faktor pemicu utama yang menyebabkan semakin berkurangnya perolehan hasil-hasil laut responden di lokasi penelitian karena sebelum ada jalan tersebut masih terdapat berbagai jenis komoditi yang dapat diperoleh dari perairan tersebut tetapi setelah Jalan Metro Tanjung Bunga dibangun telah terjadi perubahan drastis dimana hasil komoditi laut semakin sulit didapat. Sedangkan untuk mengetahui perubahan aspek lahan penangkapan responden di lokasi penelitian setalah ada Jalan Metro, maka dapat disimak hasil wawancara dengan Mukhtar Jaya Ketua Himpunan Nelayan Mariso yang juga staf peneliti biota laut Unhas berikut ini : “Komunitas nelayan Mariso yang selama ini hidup dibawah garis kemiskinan harus menerima dampak yang tidak menguntungkan dari suatu pembangunan dimana sebagian besar lahan penangkapan telah mereka gunakan selama puluhan tahun sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan karena sebagian dari Teluk Losari di bagian Selatan tidak produktif dan sebagian lagi telah berubah menjadi jalan. Adapun lahan perairan yang masih tersisa sudah tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari”. Selain itu, dalam penelitian lain mengungkapkan terdapat variabel lain yang turut andil menciptakan terjadinya perubahan penurunan kualitas lingkungan di lokasi penelitian yaitu karena adanya sediment transport dari aliran Sungai Je’neberang sehingga mengakibatkan terjadinya pendangkalan di perairan Teluk Losari. Selain itu, karena adanya saluran primer outlet pembuang limbah rumah tangga yang mengandung logam berat dan zat beracun yang telah larut dalam perairan tersebut.

5.3. Dampak terhadap Aspek Sosial Ekonomi