RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
II - 4
2. Perkembangan Kabupaten Ngawi dan sekitarnya menjadikan adanya
peluang pembentukan Kawasan Agropolitan. 3.
Tumbuhnya kawasan permukiman baru dalam hal ini yaitu pengembangan kawasan siap bangun yang mempunyai indikasi
perkembangan pesat karena adanya potensi alami maupun potensi
ekternal akses. B. Masalah
1. Pusat pelayanan perdesaan banyak yang kurang berkembang;
2. Pusat
permukiman perdesaan
kurang mampu
mendorong perkembangan wilayahnya.
3. Permasalahan ikutan dari kawasan Agropolitan ini adalah masalah
transportasi baik dari aspek sarana maupun prasarana.
C. Prospek Pengembangan
1. Pusat perdesaan masih mampu dikembangkan untuk mendorong
kawasan perdesaan masing-masing. 2.
Interaksi antara permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan dapat ditingkatkan untuk mendorong keseimbangan penataan ruang.
3. Pengembangan kawasan Agropolitan akan mampu mendorong
pengembangan wilayah dalam skala besar. 4.
Pengembangan DPP Desa Pusat Pertumbuhan pada beberapa kawasan perdesaan.
5. Pola pengembangan pusat permukiman desa pertanian dengan pusat
permukiman diupayakan
sinergi dan
berimbang dengan
pola pemanfaatan lahan.
2.1.4. Pengembangan Prasarana Wilayah
Prasarana wilayah di Kabupaten Ngawi khususnya transportasi di Kabupaten Ngawi memiliki hubungan dengan sistem Nasional dan provinsi yang
didukung oleh sistem jalan arteri primer.
2.1.4.1. Jalan Raya A. Potensi
1. Jalan raya di Kabupaten Ngawi memiliki hubungan dengan sistem
provinsi dan Nasional melalui jalan arteri primer, dan secara internal secara keseluruhan telah hampir mencapai kesemua kecamatan dan
perdesaan. 2.
Peningkatan kegiatan dalam skala besar dan pengembangan perkotaan menjadikan beberapa jalan berpotensi untuk dilakukan peningkatan
kelas jalan seperti jalan lngkar ring road di Perkotaan Ngawi. 3.
Secara bertahap juga dikembangkan jalur tol Madiun-Caruban.
B. Masalah
1. Kabupaten Ngawi memiliki kondisi wilayah yang berbukit-bukit,
sehingga beberapa lokasi menjadikan pengembangan jalan berdampak pada biaya dan teknologi yang lebih tepat.
2. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Ngawi, maka pengembangan
jalan mengalami ketidakefektifan karena melayani kegiatan yang intensitasnya rendah.
3. Sulitnya penyediaan dan pembebasan lahan untuk pengembangan jalan
tol. 4.
Kemacetan yang terjadi di beberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada
umumnya terjadi di sekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan
langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya, misalnya : Pasar Legi di JL. Raya Ngawi
– Caruban merupakan pasar hewan yang berada di jalur ateri primer
dengan instensitas kendaraan yang tinggi dan tidak jarang menimbulkan
kemacetan akibat penumpukan kendaraan parkir.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
II - 5
C. Prospek Pengembangan