RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
II - 10
2.2.2.2.Perkebunan A. Potensi
1. Luas Perkebunan di Kabupaten Ngawi adalah 5.837,66 ha yang tersebar
dengan jenis produksinya antara lain : kelapa di Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Paron dan Kecamatan Widodaren,
tebu, tembakau virginia, tembakau rakyat, cengkeh dan melinjo yang mempunyai nilai jual cukup tinggi. Komoditas unggulan ini sebagian
besar untuk diolah dan dieksport seperti ke Madiun, Kediri dan Sragen.
2. Komoditi perkebunan sudah diolah dari daun menjadi rajangan, hal
merupakan peningkatan produksi dengan merubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi.
B. Masalah
1. Terjadinya perubahan fungsi lahan perkebunan menjadi tegalanladang
kering, dan adanya penebangan tanaman perkebunan sehingga mengakibatkan penurunan tingkat produksi; serta
2. Kualitas dan pengolahan hasil perkebunan masih belum optimal.
C. Prospek Pengembangan
1. Prospek pengembangan kawasan perkebunan sangat baik terutama
untuk jenis-jenis komoditas yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi seperti Kelapa, Tebu dan Tembakau. Untuk itu, pengembangan
kawasan perkebunan ini dilakukan dengan mengembalikan fungsi
perkebunan sesuai dengan jenis tanaman perkebunan.
2. Melakukan penelitian dan penyuluhan yang berguna untuk
peningkatkan kualitas hasil perkebunan dan pengolahan yang lebih
lanjut.
2.2.2.3.Kehutanan A. Potensi
1. Potensi kehutanan yang ada yakni 45.428,60 ha hutan wilayah KPH
Ngawi yang hasilnya dapat diolah untuk meningkatkan nilai ekonomi.
2. Adanya pengolahan hasil hutan produksi misalnya pengolahan kayu jati
gelondongan menjadi kayu yang siap dipasarkan bahkan bisa diolah
menjadi kerajinan tangan berupa ukir - ukiran. B. Masalah
1. Hutan produksi di Kabupaten Ngawi banyak yang mengalami kerusakan
dan tidak produktif. 2.
Perkembangan kawasan budidaya banyak yang merambah kawasan lindung atau kawasan hutan produksi.
3. Kurangnya penanganan yang lebih lanjut dari pemerintah setempat
tentang penebangan dan perambahan hutan secara liar.
4. Kurangnya proporsi kawasan dengan peruntukan sebagai hutan lindung
di Kabupaten Ngawi. C. Prospek Pengembangan
1. Hutan produksi di Kabupaten Ngawi dapat dikembangkan dalam skala
luas dan memiliki peluang dikembangkan melalui pengembangan hutan kemasyarakatan.
2. Pada daerah yang mengalami atau terdapat konflik penggunaan tanah
diperlukan adanya penanganan dengan teknik konservasi secara vegetatif atau sipil.
3. Pengembangan dan pengolahan hasil hutan dapat lebih ditingkatkan
agar bisa bernilai jual lebih tinggi. Misalnya dengan membuat kerajinan dari limbah jati yang diolah menjadi kerajinan yang unik dan antik.
2.2.2.4.Peternakan A. Potensi
1. Potensi peternakan di Kabupaten Ngawi dibagi menjadi 3 yaitu
peternakan besar dan kecil serta peternakan unggas. Peternakan besar dan kecil adalah sapi, kerbau, kambing dan domba. Untuk peternakan
unggas terbanyak adalah ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
II - 11
2. Potensi peternakan sapi terbanyak di Kecamatan Pangkur, kerbau di
Kecamatan Mantingan, kambing di Kecamatan Kendal, domba di Kecamatan Sine.
3. Untuk populasi ayam buras terbanyak ada di Kecamatan Kasreman,
ayam ras petelur di Kecamatan Kendal dan ayam ras pedaging di Kecamatan Widodaren.
B. Masalah