22
1.2.5 Uji HIV
Uji HIV adalah suatu uji terhadap darah untuk mengetahui keberadaan antibodi HIV dalam tubuh. Antibodi adalah zat yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh sebagai perlawanan terhadap zat asing antigen, seperti kuman atau alergen. Antigen adalah materi yang dianggap oleh tubuh sebagai zat asing
seperti virus, kuman, bakteri sehingga tubuh memproduksi antibodi. Tes antibodi adalah metode yang palig umum, efisien, dan luas pemakaiannya untuk
mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV. Suatu tes dapat memberi hasil negatif bila orang yang dites baru saja terinfeksi. Hal ini terjadi karena tubuh
memerlukan waktu sekitar 3 bulan untuk mulai menghasilkan antibodi yang cukup untuk dideteksi oleh suatu tes yang disebut masa jendela.
Uji HIV dapat dilakukan dengan :
1. Diagnostik Individu, tujuannya untuk memastikan apakah seseorang
terinfeksi HIV, biasanya untuk mereka yang asymptomatis tidak menunjukkan gejala maka uji ini dilakukan atas dasar permintaan voluntary
testing. Tes dengan spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi sangat diperlukan untuk tujuan diagnostik individu ini. Sensitivitas digunakan untuk mendeteksi
HIV positif pada mereka yang benar-benar HIV +, sedangkan spesifisitas digunakan untuk mendeteksi HIV negatif pada mereka yang benar-benar
tidak HIV -.
Berikut prosedur uji HIV untuk diagnostik individu :
Universitas Sumatera Utara
23
Konseling pre-test diberikan sebelum tes HIV dilakukan, tujuannya untuk membantu masyarakat membuat pilihan terbaik apakah akan
menjalani tes atau tidak.
Konseling post-test diberikan setelah hasil tes diketahui, baik hasilnya positif maupun negatif. Konseling post-test sangat penting untuk
membantu mereka yang HIV positif agar mereka dapat melanjutkan hidup secara positif dan memberikan pengetahuan kepada mereka yang HIV
negatif tentang cara mencegah dan menanggulangi infeksi HIV.
Informed consent keputusan untuk menjalani tes harus dibuat oleh orang itu sendiri tanpa tekanan atau paksaan orang lain.
Pengambilan darah seperti pemeriksaan darah pada umumnya
Kerahasiaan informasi tentang seseorang tidak diberitahukan kepada
orang lain tanpa ijin dari orang itu. Konseling, testing, dan hasil harus dirahasiakan.
2. Skrining Penapisan, yaitu uji yang dilakukan pada darah dan organ donor
sebelum ditransfusikan atau ditransplantasikan kepada penerima donor. Tujuannya ialah memeriksa semua darahorgan donor untuk memberikan
perlindungan kepada masyarakat dengan memastikan bahwa darah tersebut tidak tercemar HIV. Apabila dari hasil skrining ditemukan darah dengan HIV
positif, maka darah tersebut dibuang. 3.
Surveilans, yaitu uji terhadap darah secara unliked anonymous dalam rangka memantau prevalensi HIV dari waktu ke waktu pada suatu populasi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
24
1.2.6 Perilaku