Aspek Hukum Kontrak Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

BAB IV PIHAK-PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB DALAM PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PRESIDEN PERPRES NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH

A. Aspek Hukum Kontrak Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Pasal 50 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah, pengadaan barang dan jasa pemerintah harus dituangkan dalam bentuk kontrak tertulis dan para pihak yang berkepentingan wajib menandatangani kontrak selambat-lambatnya 14 empat belas hari kerja terhitung sejak diterbitkannya Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang dan Jasa SKPPBJ, dan setelah penyedia barang menyerahkan surat jaminan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah sebesar 5 lima persen dari nilai kontrak kepada pengguna barang dan jasa pemerintah. Pada dasarnya isi kontrak merupakan bagian penting yang merupakan pokok dari suatu kontrakperjanjian itu sendiri. Pada bagian klausul kontrak inilah para pihak mencantumkan segala hal atau pokok-pokok yang dianggap perlu yang merupakan kehendak para pihak sebagai pernyataan tertulis yang sah. Sebagai pokok perjanjian, hal ini diharapkan dapat mencakup dan mengandung semua isi perjanjian yang harus dipenuhi para pihak dalam memuat secara mendetail mengenai objek perjanjian, hak dan kewajiban, serta uraian secara l;engkap mengenai prestasi yang harus dipenuhidilaksanakan. Kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah sekurang-kurangnya menurut ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Para pihak yang menandatangani kontrak meliputi nama, jabatan dan alamat. 2. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas menenai jenis dan jumlah barangjasa pemerintah yang diperjanjikan. 3. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian. 4. Nilaiharga kontrak pekerjaan serta syarat-syarat pembayaran. 5. Persyaratan serta spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci. 6. Tempat dan jangka waktu penyelesaianpenyerahan pekerjaan dengan disertai jadwal waktu penyelesaianpenyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya. 7. Jaminan teknishasil pekerjaan yang dilaksanakan danatau ketentuan mengenai kelalaian. 8. Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya. 9. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak. 10. Ketentuan mengenai keadaan memaksa 11. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan. 12. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja. 13. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan. 14. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. Unit Layanan Pengadaan UPLpejabat pengadaan menetapkan jenis kontrak barangjasa yang meliputi : Universitas Sumatera Utara a. Kontrak berdasarkan pembayaran b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun anggaran c. Kontrak berdasarkan sumber pengadaan d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan. Kontrak pengadaan barangjasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas terdiri atas, kontrak lump sum, kontrak harga satuan, kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, kontrak persentase dan kontrak terima jadi turnkey Kontrak pengadaan barangjasa berdasarkan pembebanan Tahun anggaran sebagaimana dimaksud pada huru b di atas terdiri atas kontrak Tahun tunggal dan kontrak Tahun jamak. Kontrak pengadaan barangjasa berdasarkan sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas terdiri atas kontrak pengadaan tunggal, kontrak pengadaan bersama dan kontrak payung Frame work contract. Kontrak pengadaan barangjasa berdasarkan jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas terdiri atas kontrak pengadaan pekerjaan tunggal dan kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi. Pasal 51 ayat 1 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah berbunyi : Kontrak Lump sum merupakan kontrak pengadaan barangjasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga. b. Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barangjasa. c. Pembayaran berdasarkan pada tahapan produkkeluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak. Universitas Sumatera Utara d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran output based. e. Total penawaran harga bersifat mengikat. f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambahkurang. g. Kontrak harga satuan merupakan kontrak pengadaan barangjasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi tertentu. 2. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat kontrak ditandatangani. 3. Pembayarannya didasarkan atas hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar telah dilaksanakan oleh penyedia barangjasa. 4. Dimungkinkan adanya pekerjaan tambahkurang berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam 1 satu pekerjaan yang diperjanjikan. Kontrak persentase merupakan kontrak pengadaan jasa konsultasijasa dengan ketentuan sebagai berikut : a. Penyedia jasa konsultasijasa lainnya menerima ombalan berdasarkan persentase dan nilai pekerjaan tertentu. b. Pembayaran didasarkan pada tahapan, produkkeluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak. Kontrak terima jadi turnkey merupakan kontrak pengadaan barangpekerjaan konstruksijasa lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara b. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan seseuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Pasal 52 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah berbunyi “Kontrak Tahun tunggal merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran selama masa 1 satu Tahun anggaran. Kontrak Tahun jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaanya untuk masa lebih dari 1 satu Tahun anggaran atas beban anggaran yang dilakukan setelah mendapatkan pekerjaan : a. Menteri keuangan untuk kegiatan yang nilainya di atas Rp 10.000.000,- Sepuluh juta rupiah. b. MenteriPimpinan lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang nilai kontraknya sampai dengan Rp 10.000.000,- Sepuluh juta rupiah bagi kegiatan penanaman buahbibit, penghijauan, pelayanan perintis laut, udara, makanan dan obat di rumah sakit, makanan untuk narapidana di lembaga permasyarakatan, pengadaan biaya cukai, layanan pembuangan sampah dan pengadaan jasa cleaning service”. Kontrak Tahun Jamak Pada Pemerintah daerah di setujui oleh Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan. Pasal 53 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang penyediaan barangjasa pemerintah berbunyi kontrak pengadaan tunggal merupakan kontrak yang dibuat oleh 1 satu Pejabat Pembuat Komitmen PPK dengan 1 satu penyedia barangjasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu. Kontrak pengadaan bersama merupakan kontrak antara beberapa PPK dengan 1 satu penyedia barangjasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani kontrak. Universitas Sumatera Utara Kontrak payung frame work contract merupakan kontrak harga satuan antara pemerintah dan penyedia barangjasa yang dapat dimanfaatkan oleh Kementerian K, Lembaga L, Institusi I lainnya dengan harga barangjasa sebagai berikut: a. Diadakan untuk menjamin harga barangjasa yang telah efisien, ketersediaan barangjasa terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat kontrak ditandatangani. b. Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPKSatuan kerja yang didasarkan pada hasil penilaianpengukuran bersama terhadap volumekuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia barangjasa secara nyata. Pembebanan anggaran untuk kontrak pengadaan bersana diatur dalam kesepakatan pendanaan bersama. Pasal 54 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah berbunyi, kontrak pengadaan pekerjaan tunggal merupakan kontrak pengadaan barangjasa yang hanya terdiri dari 1 satu pekerjaan perencanaan pelaksanaan atau pengawasan. Kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi merupakan kontrak pengadaan pekerjaan konstruksi yang bersifat kompleks dengan menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan danatau pengawasan. Pengadaan barangjasa yang dapat dilaksanakan dengan kontrak lumpsum antara lain adalah pengadaan kendaraan bermotor, pengadaan patung, kontruksi bangunan sederhana seperti ruang kelas, pembuatan aplikasi komputer. Untuk Universitas Sumatera Utara pekerjaan yang sebagian bisa menggunakan lumpsum, kemudian untuk bagian yang lain harus menggunakan harga satuan, misalnya pengadaan bangunan yang menggunakan pondasi pancang bangunan atas menggunakan lumpsum, dan pondasi menggunakan harga satuan. Kontrak persentase digunakan untuk pekerjaan yang sudah memenuhi acuan persentase, misalnya perencanaan dan pengawasan pembangunan gedung pemerintah, advokat, konsultan penilai. Kontrak terima jadi digunakan untuk membeli suatu barang atau instalasi jadi yang hanya diperlukan sekali saja dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih transfer teknologi selanjutnya. 55 Kontrak pengadaan bersama diadakan dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang sumber pendanaannya berasal dari beberapa rapat Kementerian LembagaInstitusi co financing oleh beberapa PPK sumber dana yang berbeda APBN-APBN, APBD-APBD, APBN-APBN. Penjelasan mengenai tanggung jawab dan pembagian beban anggaran diatur dalam kontrak sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Kontrak pengadaan bersama dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan maupun anggaran contohnya adalah pengadaan Alat Tulis Kantor ATK, obat, peralatan kantor, komputer. 55 Penjelasan Pasal 51 dan 52 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara Pengadaan barangjasa dengan kontrak payung antara lain dilakukan untuk pengadaan ATK, pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan perjalanan travel agent dan pengadaan pekerjaan lain yang sejenisnya. 56 Model kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi, antara lain dapat berbentuk : 1. Kontrak berbasis kinerja performance based contract merupakan kontrak barangjasa atas dicapainya suatu tingkat pelayanan tertentu yang bisa merupakan penggabungan paket pekerjaan yang besarnya dilakukan terpisah. 2. Kontrak rancang dan bangun design and build merupakan kontrak pengadaan yang meliputi desain dan pembangunan. 3. Kontrak rancang bangun kontruksi engineering procurement contructionEPC merupakan kontrak pengadaan yang meliputi desain pengadaan dan konstruksi. 4. Kontrak rancang bangun operasi pemeliharaan Design Buils Operater maintain merupakan kontrak pengadaan yang meliputi desain, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan. 5. Kontrak pelayanan service contract merupakan kontrak jasa pengadaan untuk melayani kebutuhan layanan tertentu. 6. Kontrak pengelolaan aset merupakan kontrak untuk pengelolaan aset, sehingga aset yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal. 7. Kontrak operasi dan pemeliharaan merupakan kontrak pengadaan yang meliputi pengoperasian dan pemeliharaan atas suatu aset yang dimiliki. 57 56 Penjelasan Pasal 53 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barangjasa Pemerintah. Universitas Sumatera Utara B. Para Pihak yang Terkait dalam Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah Menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah Pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah melibatkan beberapa pihak terkait selaku penganggung jawab pelaksanaan pengadaan barangjasa tersebut. Para pihak yang terkait dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah tersebut diantaranya adalah Pengguna Anggaran PA yaitu pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerianlembagasatuan kerja perangkat daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna APBNAPBD. Selain pengguna anggaran, pihak yang terkait lainnya adalah kuasa Pengguna Anggaran KPA yaitu pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Kemudian pejabat terkait lainnya adalah Pejabat Pembuat Komitmen PPK yaitu Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah. Pihak berikutnya yang terkait adalah unit layanan Pengadaan ULP yaitu unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barangjasa di kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerahinstitusi lainnya KLDI yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Pejabat terkait lainnya yang terikat dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah adalah Pejabat Pengadaan dan 57 Penjelasan Pasal 54 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Universitas Sumatera Utara PanitiaPejabat permanen hasil pekerjaan. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barangjasa yang melaksanakan pengadaan barangjasa pemerintah. PanitiaPejabat penerima hasil pekerjaan adalah panitiapejabat yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran PAKuasa Pengguna Anggaran KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Untuk pengadaan barangjasa melalui penyedia barangjasa sebagaimana telah diuraikan di atas dapat dinyatakan bahwa pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah tersebut adalah a. PAKPA, b. PPK, c. ULPPejabat Pengadaan, d. panitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Pejabat pembuat komitmen PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah. Perangkat unit layanan pengadaan ULP ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang paling kurang terdiri atas a. Kepala, b. Sekretariat, c. Staf Pendukung, d. Kelompok Kerja. 58 Pasal 8 Pepres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah berbunyi pengguna anggaran memiliki tugas dan kewenangan untuk : a. Menetapkan rencana umum pengadaan b. Mengumumkan secara luas rencana umum pengadaan paling kurang di website KLDI. c. Menetapkan PPK d. Menetapkan Pejabat Pengadaan 58 Irfan Muhammad AB, Menyehatkan Sistem Pengadaan BarangJasa Pemerintah, Sinar Grafika Jakarta, 2011, hal 42. Universitas Sumatera Utara e. Menetapkan PanitiaPejabat Penerima hasil pekerjaan f. Menetapkan pemenang pada pelelangan atau penyedia pada Penunjukkan Langsung PL untuk paket pengadaan barangpekerjaan konstruksijasa lainnya dengan nilai di atas Rp 100.000.000.000,- seratus milayr rupiah atau menetapkan pemenang pada seleksi atau penyedia pada Penunjukkan Langsung PL untuk paket Pengadaan Jasa Konsultasi dengan nilai di atas Rp 10.000.000,- sepuluh milyar rupiah. g. Mengawasi pelaksanaan anggaran. h. Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang- Undangan. i. Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULPpejabat Pengadaan dalam hal terjadi perbedaan pendapat. j. Mengawasi penyimpangan dan pemeliharaan seluruh dokumen pengadaan barangjasa pemerintah. k. Menetapkan tim teknis l. Menetapkan tim juritim ahli untuk pelaksanaan pengadaan melalui sayembarakontes. Pejabat Pembuat Komitmen atau lebih populer dengan singkatan PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan antara lain adalah : a. Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan BarangJasa yang meliputi spesifikasi jenis barangjasa, harga perkiraan sendiri HPS dan rancangan kontrak. Universitas Sumatera Utara b. Menerbitkan surat penunjukkan penyedia barangjasa c. Menandatangani kontrak d. Melaksanakan kontrak dengan penyedia barangjasa e. Mengendalikan pelaksanaan kontrak f. Melaporkan pelaksanaanpenyelesaian pengadaan barangjasa kepada PAKPA. g. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barangjasa kepada PAKPA dengan berita acara penyerahan. h. Melaporkan kemajuan pekerjaan, termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan kepada PAKPA setiap triwulan. i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barangjasa. j. Mengusulkan kepada PAKPA untuk melakukan perubahan paket pekerjaan danatau perubahan jadwal kegiatan pengadaan, menetapkan tim pendukung, menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis aan wijzer untuk membantu pelaksanaan tugas ULP dan menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barangjasa. 59 PPK merupakan pejabat yang ditetapkan oleh PAKPA untuk melaksanakan pengadaan barangjasa pemerintah. Untuk dapat diangkat sebagai PPK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki integritas 59 Pasal 11 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa pemerintah. Universitas Sumatera Utara b. Memiliki disiplin tinggi c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas. d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam setiap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. e. Manandatangani pakta integritas f. Tidak menjabat sebagai pengelola keuangan g. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barangjasa h. Persyaratan manajerial yang dimaksud adalah berpendidikan paling kurang Sarjana Strata 1 S1 dengan bidang keahlian yang sedapat mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaan. i. Memiliki pengalaan paling kurang 2 dua Tahun terlibat secara aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barangjasa. j. Memiliki kemampuan kerja secara kelompok dalam melaksanakan setiap tugaspekerjaannya. 60 PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani kontrak dengan penyedia barangjasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayainya dari APBNAPBD. 60 Hery Satria Handoyo, Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah, Media Ilmu, Jakarta, 2012, hal 59. Universitas Sumatera Utara Apabila pengadaan barangjasa pemerintah dilakukan melalui swakelola maka pihak-pihak terkait dalam pengadaan barangjasa tersebut antara lain PAKPA, PPK dan Panitia Pejabat Penerima hasil pekerjaan. Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah tersebut harus mematuhi etika sebagai berikut : a. Melaksanakan tugas secara tertib disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan pengadaan barangjasa. b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barangjasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barangjasa pemerintah. c. Tidak saling memengaruhi, baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat. d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak. e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barangjasa. f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barangjasa. g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang danatau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara. Universitas Sumatera Utara h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan komisi, rabat dan beripa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barangjasa. 61 Selain dari pihak instansi pemerintah para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah adalah penyedia barangjasa itu sendiri sebagai pelaksana pekerjaan. Kegiatan pengadaan barangjasa pemerintah melalui swakelola merupakan kegiatan pengadaan barangjasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakanatau diolah sendiri oleh KLDI sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain danatau kelompok masyarakat. Pekerjaan yang dapat dilakukan melalui swakelola meliputi : a. Pekerjaan yang bertujuan untuk memingkatkan kemampuan danatau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok KLDI b. Pekerjaan yang dilihat dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat. c. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaanya tidak dinikmati oleh penyedia barangjasa. 61 Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa pemerintah. Universitas Sumatera Utara d. Pekerjaan yang secara rincidetail tidak dapat dihitung ditentukan terlebih dahulu sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barangjasa akan menimbulkan ketidakpastian dan resiko yang besar. e. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan. f. Pekerjaan untuk proyek percontohan pilot project dan survei yang bersifat khusus untuk pengembangan tekNologimetode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barangjasa. g. Pekerjaan surveipemrosesan data, perumusan kebijakan, pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu. h. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi KLDI yang bersangkutan. i. Pekerjaan industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri j. Penelitian dan pengembangan dalan negeri, danatau k. Pekerjaan pengembangan industri aktivitas dan industri almatsus dalam negeri. 62 Prosedur swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, penyerahan pelaporan dan pertanggung jawaban pekerjaan. Kegiatan perencanaan swakelola meliputi : Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh : a. KLDI Penanggung jawab anggaran b. Instansi pemerintah lain pelaksana swakelola,danatau c. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola. 62 Pasal 26 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa pemerintah Universitas Sumatera Utara d. PAKPA menetapkan jenis pekerjaan serta pihak yang akan melaksanakan Pengadaan barangjasa secara swakelola. Pasal 27 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : 1. Pengadaan swakelola oleh KLDI penanggung jawab anggaran : a. Direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh KLDI penanggung jawab anggaran; dan b. Mempergunakan pegawai sendiri, pegawai KLDI lain danatau dapat menggunakan tenaga ahli. 2. Jumlah tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, tidak boleh melebihi 50 lima puluh persen dari jumlah keseluruhan pegawai KLDI yang terlibat dalam kegiatan swakelola yang bersangkutan. 3. Pengadaan swakelola yang dilakukan oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Direncanakan dan diawasi oleh KLDI penanggung jawab anggaran; dan b. Pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran. 4. Pengadaan melalui swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. Direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola; b. Sasaran ditentukan oleh KLDI penanggung jawab anggaran; dan c. Pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain Subkontrak. Universitas Sumatera Utara Pasal 28 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : 1. Kegiatan perencanaan swakelola meliputi: a. Penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan; b. Penyusunan jadwal pelaksanaan dengan mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksana pekerjaankegiatan; c. Perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan yang tepat agar diperoleh rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan yang sesuai; d. Penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara rinci serta dijabarkan dalam rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan danatau rencana kerja harian; dan e. Penyusunan rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan danatau mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran. 2. Perencanaan kegiatan swakelola dapat dilakukan dengan memperhitungkan tenaga ahliperalatanbahan tertentu yang dilaksanakan dengan kontraksewa tersendiri. 3. Kegiatan perencanaan swakelola dimuat dalam KAK. 4. Perencanaan kegiatan swakelola pelaksana swakelola, ditetapkan oleh PPK setelah melalui proses evaluasi. 5. Penyusunan jadwal kegiatan swakelola dilakukan dengan mengalokasikan waktu untuk proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, penyerahan dan pelaporan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 6. PAKPA bertanggung jawab terhadap penetapan kelompok masyarakat pelaksana swakelola termasuk sasaran, tujuan dan besaran anggaran swakelola 7. PAKPA dapat mengusulkan standar biaya untuk honorium pelaksana swakelola kepada Menteri keuangankepala Daerah. 8. Swakelola dapat dilaksanakan melebihi 1 satu Tahun anggaran. Pasal 29 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : Pengadaan barangjasa melalui swakelola oleh KLDIselaku penanggung jawab anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengadaan barangbarang, jasa lainnya, peralatansuku cadang, dan tenaga ahli dilakukan oleh ULPPejabat Pengadaan; b. Pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a berpedoman pada ketentuan dalam peraturan Presiden ini; c. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara berkala berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan; d. Pembayaran gaji tenaga ahli yang diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak; e. Penggunaan tenaga kerja, bahan danatau peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; f. Pelaksanaan pengadaan barangjasa yang menggunakan uang persediaan UPUang Muka kerja atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh instansi pemerintah pelaksana swakelola; g. UPUang muka kerja atau istilah lain yang disamakan, dipertanggung jawabkan secara berkala maksimal secara bulanan. Universitas Sumatera Utara h. Kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan dana; dan i. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pasal 30 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : Pengadaan melalui swakelola oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pelaksanaan dilakukan berdasarkan kontrak antara PPK pada KLDI penanggung jawab anggaran dengan pelaksana swakelola pada instansi pemerintah lain pelaksana swakelola. b. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatansuku cadang dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh ULPPejabat Pengadaan pada instansi pemerintah lain pelaksana swakelola. c. Pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf b berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Presiden ini; d. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan; e. Pembayaran imbalan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak; f. Penggunaan tenaga kerja, bahanbarang danatau peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; g. Kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan dana oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola. Universitas Sumatera Utara h. Kemajuan Non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola; dan i. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk pada KLDI Penanggung jawab Anggaran, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pasal 31 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : Berdasarkan secara swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan berdasarkan kontrak antara PPK pada KLDI Penanggung Jawab Anggaran dengan kelompok masyarakat pelaksana swakelola; b. Pelaksana pengadaan barangjasa hanya diserahkan kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan; c. Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, reNovasi, dan konstruksi sederhana; d. Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh KLDI penanggung jawab Angaran untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan; e. Pengadaan bahanbarang, jasa lainnya, peralatansuku cadang dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola Universitas Sumatera Utara dengan memerhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini; f. Penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut : 1 40 empat puluh persen dari keseluruhan dana swakelola apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola telah siap melaksanakan swakelola; 2 30 tiga puluh persen dari keseluruhan dana swakelola apabila pekerjaan telah mencapai 30 tiga puluh persen; dan 3 30 tiga puluh persen dari keseluruhan dana swakelola apabila pekerjaan telah mencapai 60 enam puluh persen. g. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana swakelola yang dikeluarkan, dilaporkan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola secara berkala kepada PPK; h. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola; dan i. Pertanggung jawaban pekerjaankegiatan pengadaan disampaikan kepada KLDI pemberi dana swakelola sesuai ketentuan Perundang-Undangan. Pasal 32 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : 1 Pelaksanaan swakelola diawasi oleh penanggung jawab anggaran atau oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola. Universitas Sumatera Utara 2 Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh pelaksana lapanganpelaksana swakelola kepada PPK secara berkala. 3 Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan setiap bulan secara berjenjang oleh pelaksana swakelola sampai kepada PAKPA. 4 APIP pada KLDI penanggung jawab anggaran melakukan audit terhadap pelaksanaan swakelola. C. Sanksi Bagi Para Pihak yang Bertanggungjawab dalam Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah Menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Para pihak yang terkait dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah memiliki tugas untuk benar-benar melaksanakan pengadaan barangjasa sesuai ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Hal ini disebabkan karena biaya pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah tersebut menggunakan keuangan negara yang harus dapat dipertanggung jawabkan pengeluarannya. Pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah, merupakan salah satu unsur pendukung dalam kegiatan pembangunan negara untuk kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah harus benar-benar bersih dari praktek korupsikolusi dan nepotisme KKN dari para pejabat dan para pihak terkait dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Sebagaimana yang diketahui bahwa pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah melibatkan dana yang sangat besar yang rentan dengan praktek KKN. Universitas Sumatera Utara Dewasa ini tingkat persentase korupsi pengadaan barang dan jasa hampir mencapai 60 enam puluh persen pengeluaran belanja negara yang digunakan untuk pengadaan barang dan jasa. Hasil kajian pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang berjudul Country Procurement Assesment Report CPAR Tahun 2001, menyebutkan 10-50 pengadaan barangjasa mengalami kebocoran, kajian ini memperkuat dugaan bahwa pengadaan barang dan jasa adalah sasaran empuk para pelaku korupsi. 63 Ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang mengatakan tentang pengadaan barangjasa pemerintah ini telah mengalami banyak revisi dan pergantian hingga yang sekarang ini berlaku adalah Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang berupaya untuk memperjelas dan mempertegas ketentuan dan prosedur hukum pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah agar dapat meminimalisir prektek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN dalam pelaksanaannya ketentuan-ketentuan tentang pengadaan barangjasa pemerintah sebelum berlakunya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 adalah antara lain Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010, keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 dan yang berlaku sekarang ini adalah Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. 64 63 ADB Project Publik Relations Activities and Support Of Government Anti Coruption Efforts Tool. Kiat Anti Korusi Bidang Pengadaan BarangJasa Pemerintah, hal 4. Namun meskipun peraturan tentang pengadaan barangjasa pemerintah terus menerus 64 Vincentia Hanni, Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pengadaan BarangJasa Pemerintah, Prenada Media, Jakarta, 2011, hal 8. Universitas Sumatera Utara dilakukan revisi dan perbaikan, praktek KKN dalam pengadaan barangjasa pemerintah masih tetap berlangsung dengan berbagai modus dan cara. Pasal 117 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah menyebutkan bahwa dalam hal penyedia barangjasa atau masyarakat menemukan dedikasi penyimpangan prosedur, KKN dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah danatau pelanggaran persaingan yang sehat, dapat mengajukan pengaduan atas proses pemilihan penyedia barangjasa. Pengaduan tersebut diadukan kepada Aparat Pengawas Intern Pemerintah APIP KLDI yang bersangkutan danatau lembaga kebijakan pengadaan barangjasa pemerintah LKPP disertai bukti-bukti yang kuat yang terkait langsung dengan dengan materi pengaduan, APIP KLDI dan LKPP apabila memandang pengadaan tersebut cukup kuat bukti-bukti dan juga cukup beralasan melaporkan lebih lanjut pengadaan tersebut kepada MenteriPimpinan Lembaga Kepala DaerahPimpinan Institusi dan dapat pula diteruskan pelaporannya kepada Instansi yang berwenang dengan persetujuan Menteri dalam hal diyakini terdapat indikasi KKN yang akan merugikan keuangan negara, dengan tembusan kepada LKPP dan Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan BPKB instansi yang berwenang dapat menindaklanjuti pengaduan setelah kontrak ditanda tangani dan terdapat indikasi adanya kerugian negara. Pasal 118 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berbunyi : “Perbuatan atau tindak penyedia barangjasa yang dapat dikenakan sanksi adalah : a. Berusaha mememngaruhi ULPPejabat PengadaanPihak lain yang berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan Universitas Sumatera Utara ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaankontrak danatau ketentuan peraturan Perundang-Undangan. b. Melakukan persekokolan dengan penyedia barangjasa lain untuk mengatur harga penawaran diluar prosedur pelaksanaan pengadaan barangjasa sehingga mengurangimenghambatmemperkecil danatau memadakan persaingan yang sehat danatau merugikan orang lain. c. Membuat dan atau menyampaikan dokumen danatau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barangjasa yang ditentukan dalam dokumen pengadaan. d. Mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan danatau dapat diterima oleh ULPPejabat Pengadaan. e. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak secara bertanggung jawab. f. Berdasaekan hasil pemeriksaan ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam barangjasa produksi dalam negeri”. Perbuatan-perbuatan sebagaimana telah diuraikan di atas dapat dikenakan sanksi berupa a. Sanksi administratif, b. Sanksi pencantuman dalam daftar hitam, c. Gugatan scara perdata, d. Pelaporan secara pidana kepada pihak yang berwenang. Apabila ULP melakukan pelanggaran danatau kecurangan dalam proses pengadaan barangjasa, maka ULP dapat dikenakan sanksi berupa a. Sanksi administratif, b. Dituntut ganti rugi, c. Dilaporkan secara pidana. Pasal 120 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah berbunyi “Penyedia barangjasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dapat dikenakan denda keterlambatan sebesar 11000 satu per seribu dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap keterlambatan dan tidak melampaui besarnya jaminan pelaksanaan. Pasal 122 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah menyatakan PPK yang melakukan cidera janji terhadap Universitas Sumatera Utara ketentuan yang termuat dalam kontrak dapat dimintakan ganti rugi dengan ketentuan sebagai berikut : a. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia. b. Dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam kontrak. Dalam hal terjadi kecurangan dalam pengumuman pengadaan, sanksi diberikan kepada anggota ULPPejabat Pengadaan sesuai peraturan Perundang- Undangan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Tindak Pidana Korupsi yang Dilakukan Oleh CV Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kota Binjai (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tipikor Nomor 05/Pid.Sus K/2011/PN Medan)

7 61 152

Analisis Putusan Sanksi Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Tulungagung)

18 209 106

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

0 0 35

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90