Unit Pengolahan Limbah

7.1 Unit Pengolahan Limbah

Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat

Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan Etilen Glikol meliputi:

1. Limbah proses Berupa limbah padat seperti katalis bekas, limbah akibat zat-zat yang terbuang, bocor, atau tumpah. Khusus limbah dari katalis bekas, berdasarkan PP RI Nomor

18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, termasuk kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dari sumber yang spesifik sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tersebut dan dalam pengelolaannya, limbah B3 dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor, Indonesia.

2. Limbah gas Emisi gas yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan etilen glikol antara lain gas karbondioksida, etilen oksida, etilen karbonat dan uap air. Diketahui bahwa emisi maksimum gas etilen oksida dan etilen karbonat per ton produk proses yang menghasilkan emisi tersebut adalah 3-4 atau 0,03 %-0,04 % (Nalco,1988), sedangkan emisi gas etilen oksida 0,0043% dan etilen karbonat 0,0003 %. Emisi gas tersebut telah memenuhi standar Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep.13/Menlh/3/1995 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak sehingga dapat langsung dilepaskan ke udara. Sedangkan gas karbon dioksida dan uap air dapat langsung dibuang diudara karena merupakan emisi gas yang tidak berbahaya.

3. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik.

4. Limbah domestik Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah domestik dari pabrik etilen glikol diolah pada septic tank yang tersedia di lingkungan pabrik sehingga tidak membutuhkan pengolahan tambahan.

5. Limbah laboratorium Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengemangan proses.

Pengolahan limbah cair pabrik ini dilakukan dengan menggunakan kolam stabilisasi. Alasan pemilihan kolam stabilisasi yaitu adalah: - Lebih murah dan mudah dibandingkan pengolahan limbah yang lain. - Lebih mudah penanganannya dibandingkan pengolahan limbah yang lain. - Lahan yang digunakan tidak terlalu besar dikarenakan debit limbah sedikit.

Perhitungan Untuk Sistem Pengolahan Limbah

Diperkirakan jumlah air buangan pabrik:

1. Limbah proses

= 0 ltr/jam

2. Pencucian peralatan pabrik

= 75 liter/jam

3. Laboratorium

= 15 liter/jam

4. Limbah domestik dan kantor - Domestik = 20 ltr/hari

(Metcalf dan Eddy, 1991) - Kantor = 10 ltr/hari

(Metcalf dan Eddy, 1991) Jadi jumlah limbah domestik dan kantor = 166 x (20+10) ltr/hari x 1 hari / 24 jam = 207,5 ltr/jam

Total air buangan = (0 + 75 + 15 + 207,5) liter/jam

3 = 297,5 liter/jam = 0,2975 m /jam

Pengolahan limbah dimulai dari kolam penampungan dan kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi tersebut terdiri dari:

a. Kolam Anaerob Memiliki kedalaman optimal 4 meter, efektif untuk beban BOD tinggi dan hasil proses oksidasi menghasilkan gas seperti CH 4 ,H 2 S, dll.

b. Kolam Fakultatif

Dimana proses yang terjadi anaerob dab aerob, kedalaman lebih dari 0,3 meter.

c. Kolam maturasi Beroperasi secara aerobik, digunakan terutama untuk menghilangkan bakteri faecal juga berfungsi untuk penghilangan FC (faecal coliform) yaitu penghilangan suatu organisme yang berfungsi sebagai indikator adanya limbah patogen.

Unit Pengolahan limbah