Hasil Penelitian
B. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan Ibu Ina Rotul Uliya, S.Pd. selaku Kepala Madrasah dan Ibu Siti Alqomah, S.Pd. selaku guru Matematika kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkangwetan, menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi pecahan belum menggunakan model pembelajaran pengajuan soal atau problem posing bernuansa Islami, tetapi masih menggunakan metode ceramah saja sehingga terjadi komunikasi Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan Ibu Ina Rotul Uliya, S.Pd. selaku Kepala Madrasah dan Ibu Siti Alqomah, S.Pd. selaku guru Matematika kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkangwetan, menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi pecahan belum menggunakan model pembelajaran pengajuan soal atau problem posing bernuansa Islami, tetapi masih menggunakan metode ceramah saja sehingga terjadi komunikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pra siklus maka peneliti bersama guru mata pelajaran matematika yaitu Ibu Siti Alqomah, S.Pd. melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan pra siklus ini dengan mengambil data dokumentasi evaluasi dari pembelajaran pada materi pecahan pada tahun sebelumnya Untuk itu peneliti bersama guru matematika sepakat untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami sebagai usaha untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas VII MTs. Uswatun Hasanah dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik.
2. Siklus I Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan bersama- sama antara guru dan peneliti pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/RPP (lampiran 6 dan 7) sebagai pedoman dalam proses pembelajaran di kelas, dengan menggunakan model pembelajaran pengajuan soal (problem posing) bernuansa Islami. Selain itu, peneliti juga menyiapkan soal tes evaluasi siklus I (lampiran 16) yang akan diselesaikan masing-masing peserta didik dan menyiapkan daftar hadir peserta didik, lembar observasi peserta didik dan lembar observasi guru selama berlangsung proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 7 dan 8 ( pukul
12.10 – 13.20 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada peserta didik dilanjutkan berdoa bersama dengan membaca basmalah dan melakukan absensi terhadap peserta didik. Pada pertemuan pertama jumlah peserta didik yang hadir 30 peserta didik. Ini berarti peserta didik kelas VII hadir 100% (lampiran 2). Setelah melakukan absensi, guru memotivasi terhadap peserta didik dan melakukan apersepsi terhadap materi sebelumnya yaitu materi bilangan bulat. Guru memotivasi peserta didik dengan mengatakan bahwa belajar matematika terutama pada materi pecahan sangat bermanfaat, karena banyak bilangan pecahan yang muncul di dalam Al-Quran diantaranya dalam masalah zakat dan warisan. Kemudian guru menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami.
Selanjutnya guru menjelaskan tentang pengertian pecahan, cara mengubah pecahan dan mengurutkan pecahan. Guru mengawali penjelasan dengan meminta peserta didik membaca buku LKS Canggih halaman 12. Kemudian guru memberikan contoh tentang pecahan, cara mengubah pecahan dan mengurutkan pecahan. Setelah memberikan contoh, guru meminta peserta didik membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 anak dan salah satunya menjadi ketua kelompok. Kelompok 1 diketuai oleh Muslikhun Ashar, kelompok 2 diketuai oleh Umi Sholihah, kelompok 3 diketuai oleh Naily Jazilaturrohmaniyah, kelompok 4 di ketuai oleh Annisa Septa Graha, kelompok 5 diketuai oleh Asep
Prayitno Utomo dan kelompok 6 diketuai oleh Mursidah (lampiran 13).
Masing-masing kelompok diminta mengajukan 3 buah soal beserta jawabannya dalam waktu 10 menit. Selama proses diskusi kelompok, guru membimbing dan mengamati masing-masing kelompok. Semua kelompok mengerjakannya dengan baik dan hanya kelompok 2 dan kelompok 4 yang mengajukan soal dengan jawaban salah. Dari keenam kelompok tersebut, guru meminta perwakilan kelompok yang benar dalam mengajukan soal untuk mempresentasikan soalnya di depan kelas. Setelah dipresentasikan, guru bersama peserta didik yang lain melakukan pembahasan dan selanjutnya memberikan kesimpulan.
Sebelum pembelajaran selesai guru memberikan PR kepada masing-masing peserta didik untuk mengerjakan LKS halaman 14 –
15. Selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan melakukan doa bersama dengan membaca surat al-ashr.
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul 08.40 – 10.00 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada peserta didik dilanjutkan berdoa bersama dengan membaca basmalah dan melakukan absensi terhadap peserta didik. Pada pertemuan kedua ini jumlah peserta didik yang hadir 30 peserta didik (lampiran 3). Setelah melakukan absensi, guru meminta peserta didik membuka PR dan membahasnya bersama-sama di depan kelas. Sebagian besar peserta didik sangat antusias maju ke depan untuk mengerjakan soal tersebut.
Setelah membahas PR, guru menjelaskan tentang operasi bilangan pecahan biasa dan campuran. Guru mengatakan bahwa operasi pada pecahan ada 5 yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan. Kemudian guru memberi Setelah membahas PR, guru menjelaskan tentang operasi bilangan pecahan biasa dan campuran. Guru mengatakan bahwa operasi pada pecahan ada 5 yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan. Kemudian guru memberi
Masing-masing kelompok diminta mengajukan 2 buah soal beserta jawabannya dalam waktu 10 menit. Satu soal yang diajukan harus berupa soal cerita. Selama proses diskusi kelompok, guru membimbing dan mengamati masing-masing kelompok. Semua kelompok mengerjakannya dengan baik. Dari jumlah kelompok yang ada, guru meminta perwakilan salah satu kelompok untuk mempresentasikan soalnya di depan kelas. Kelompok yang diminta adalah kelompoknya Mursidah dan Eka Uyuni Zaroh. Sementara kelompok yang lain mengumpulkan soal yang diajukan di meja guru.
Setelah dipresentasikan, guru bersama peserta didik yang lain melakukan pembahasan dan selanjutnya memberikan kesimpulan. Selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan melakukan doa bersama dengan membaca hamdalah.
3) Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga, guru hanya melakukan evaluasi siklus I terhadap pesera didik. Pertemuan ini dilakukan pada hari senin tangggal 17 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 7 dan 8 (pukul 12.10 – 13.20 WIB).
Guru menngawali pertemuan ketiga dengan mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. Setelah itu guru melakukan absensi terhadap peserta didik. Pada waktu itu peserta didik yang hadir 29 anak dan 1 peserta didik tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Fatikhatunnikmah. Sebelum soal tes evaluasi siklus I Guru menngawali pertemuan ketiga dengan mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. Setelah itu guru melakukan absensi terhadap peserta didik. Pada waktu itu peserta didik yang hadir 29 anak dan 1 peserta didik tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Fatikhatunnikmah. Sebelum soal tes evaluasi siklus I
Selanjutnya sampai batas waktu yang ditentukan, semua peserta didik diminta mengumpulkan jawabannya di meja guru. Namun pada kenyaataannya masih ada peserta didik yang belum selesai mengerjakan soal, akhirnya guru tetap meminta peserta didik untuk mengumpulkan jawabanya tersebut.
c. Pengamatan Dalam penelitian tindakan kelas siklus I, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati, yaitu:
1) Pengamatan terhadap peserta didik Pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran pengajuan soal/problem posing bernuansa Islami, dalam pertemuaan pertama siklus I, banyak peserta didik yang belum siap dengan buku dan alat tulis pelajaran matematika di meja. Pada saat mengajukan soal dan menyelesaikannya secara kelompok masih mengalami kesulitan. Selain itu waktu tidak efisien karena melebihi waktu yang ditentukan terutama pada saat tes siklus I. Pada saat guru membahas materi ajar, masih ada peserta didik yang tidak memberikan respon artinya komunikasi peserta didik masih rendah untuk menanggapi penjelasan guru.
Selama siklus I, hasil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok, kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar, dan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkann soal cerita dan menyelesaikannya masih tergolong rendah. Ini karena hanya sedikit peserta didik yang mencapai indikator yang Selama siklus I, hasil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok, kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar, dan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkann soal cerita dan menyelesaikannya masih tergolong rendah. Ini karena hanya sedikit peserta didik yang mencapai indikator yang
2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh kolabolator yakni Ibu Siti Alqomah, S,Pd. Dari hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus I, penampilan guru di depan kelas masih kurang maksimal. Dalam menyajikan materi guru juga belum mengena ke seluruh peserta didik. Hanya beberapa peserta didik yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Adapun proses jalannya pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 11.
d. Refleksi. Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan kelas, selanjutnya guru bersama kolabolator mengadakan refleksi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus I antara lain:
1) Agar peserta didik berani mengajukan soal dalam pembelajaran, maka sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan soal dan memotivasi peserta didik agar lebih berani mengajukan soal.
2) Agar peserta didik tidak menemui kesulitan dalam mengajukan soal dan menyelesaikannya maka sebaiknya guru memberikan perhatian dan bimbingan kepada masing-masing peserta didik.
3) Agar peserta didik memahami penjelasan dari guru pada saat membahas materi ajar dan peserta didik memberikan respon maka guru dianjurkan untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik, mengingat daya tangkap peserta didik yang beragam.
4) Dari daftar nilai tes (lampiran 18) terdapat 14 peserta didik yang tuntas belajar dan 16 peserta didik tidak tuntas belajar. Hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan belum berhasil atau masih kurang.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus I kurang berhasil. Oleh karena itu kegiatan pada siklus I perlu diulang agar kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan masalah pecahan dapat ditingkatkan.
3. Siklus II Pada Siklus II, peneliti/guru melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan guru/peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 8) sebagai pedoman dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran pengajuan soal (problem posing) bernuansa Islami. Guru juga merancang soal tes siklus II (lampiran 19) yang akan diselesaikan masing-masing peserta didik dalam siklus II. Selain itu guru juga menyiapkan daftar hadir peserta didik, lembar observasi peserta didik dan guru selama berlangsung proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul
08.40 – 10.00 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan melakukan absensi terhadap peserta didik. Selanjutnya guru memberikan selembar kertas berisi ayat Al-Qur’an yang mengandung bilangan pecahan yaitu Q.S. An-Nisa’ ayat 12. Setelah peserta didik mendapat lembaran kertas tersebut, guru menanyakan 08.40 – 10.00 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan melakukan absensi terhadap peserta didik. Selanjutnya guru memberikan selembar kertas berisi ayat Al-Qur’an yang mengandung bilangan pecahan yaitu Q.S. An-Nisa’ ayat 12. Setelah peserta didik mendapat lembaran kertas tersebut, guru menanyakan
Selanjutnya, guru menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami. Guru menjelaskan tentang operasi pada bilangan pecahan desimal beserta contoh dan penyelesaiannya serta penggunan bilangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan contoh berupa soal cerita “Pak Ahmad memiliki harta kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,- dalam setahun, sehingga beliau wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 %. Berapakah rupiahkah zakat yang harus dikeluarkan oleh pak Ahmad ?”.
Selanjutnya guru meminta peserta didik membentuk kelompok menjadi 5 kelompok dan masing-masing beranggotakan 6 peserta didik dan salah satunya menjadi ketua kelompok. Guru memberikan tugas masing-masing kelompok untuk mengajukan soal dan menyelesaikannya berupa soal cerita yang memuat nilai keislaman. Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
Pada akhir pertemuan guru meminta peserta didik untuk belajar di rumah untuk mempersiapkan diri menghadapi tes siklus II. Pertemuan ditutup dengan membaca doa bersama.
2) Pertemuan kedua Pada pertemuan selanjutnya yaitu pada hari Senin, 24 Oktober 2011 guru hanya memberikan soal evaluasi siklus II (lampiran 19) untuk dikerjakan masing-masing peserta didik. Guru memberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Dan sampai waktu yang ditentukan peserta didik mampu mengerjakan soal evaluasi siklus II dengan baik.
c. Pengamatan Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati, yaitu:
1) Pengamatan terhadap peserta didik Pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran pengajuan soal / problem posing bernuansa Islami siklus II para peserta didik sudah siap dengan buku dan alat tulis pelajaran matematika di meja. pada saat mengajukan soal dan menyelesaikannya secara kelompok sedikit peserta didik yang masih mengalami kesulitan. Waktu pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan efektif dan efisien karena sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pada saat guru membahas materi ajar, peserta didik sudah berani memberikan respon artinya komunikasi peserta didik mulai meningkat dalam menanggapi penjelasan guru.
Hasil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok, kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar dan kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan menyelesaikannya sudah sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya peserta didik yang mencapai indikator. Hanya beberapa yang belum mencapai indikator diantaranya Anida Amaliyah, Diana Faranila, Fatihatunnikmah, Indah Hidayatul Hasanah, Arbi Auliya, Rohimatun, Tety Purnamasari dan Yulia Anggraini. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 10.
2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran Pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II tetap dilakukan oleh kolabolator. Selama pembelajaran berlangsung pada 2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran Pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II tetap dilakukan oleh kolabolator. Selama pembelajaran berlangsung pada
d. Refleksi Sebagaimana dalam siklus I, maka setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus
II antara lain:
1) Peserta didik sudah banyak yang berani mengajukan soal dalam pembelajaran.
2) Sedikit peserta didik yang menemui kesulitan dalam mengajukan soal dan menyelesaikannya karena guru sudah memberikan perhatian dan bimbingan kepada masing-masing peserta didik dengan baik.
3) Peserta didik dengan mudah memahami penjelasan dari guru pada saat membahas materi ajar dan peserta didik memberikan respon karena guru menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik.
4) Dari daftar nilai tes (lampiran 21) terdapat 25 peserta didik yang tuntas belajar dan 5 peserta didik tidak tuntas belajar. Hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil daripada siklus sebelumnya.. Oleh karena itu kegiatan pada siklus II sudah cukup untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan masalah pecahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran tidak perlu diulang karena pembelajaran sudah dikatakan berhasil.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan masalah pecahan di kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat ditunjukkan dari proses-proses sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Sebagaimana hasil wawancara dengan guru matematika dan pengalaman pembelajaran pada materi pecahan pada tahun-tahun sebelumya, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan pada rendahnya komunikasi matematika peserta didik. Hal ini karena komunikasi dalam proses pembelajaran berjalan searah, sehingga komunikasi peserta didik tidak terbangun. Dari pengalaman pembelajaran pada tahun pelajaran 2010/2011, kemampuan komunikasi matematika peserta didik hanya mencapai 35% dari jumlah peserta didik 24 anak. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2
Komunikasi Peserta Didik Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Hasil Pengamatan
Banyaknya Prosentase
Peserta didik yang memperhatikan
16 67% penjelasan guru
Peserta didik yang komunikatif dalam
10 42% diskusi kelompok
Peserta didik yang berani mengajukan
4 17% soal
Peserta didik yang memperhatikan hasil
9 38% diskusi kelompok.
5 Peserta didik yang benar dalam
5 21% menerje rjemahkan soal cerita
Komunikasi si
Sementara ara itu, berdasarkan data hasil pembelajaran n kelas VII pada tahun pelajara aran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada a materi pecahan menunjukkan n bahwa masih banyak peserta didik yang b belum mencapai KKM yang dit ditetapkan madrasah yaitu 65. Hal ini dilihat da dari nilai rata-rata kelas yang han hanya mencapai 50 dengan ketuntasan belajar ar klasikal 41,7 % (lampiran 5).
Hasil diata iatas dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebaga gai berikut:
Tabel 3 Hasil Penelitian Pra Siklus
No
Indikator
P Pra Siklus
1 Komu munikasi matematika peserta didik 35%
2 Nilai ai rata – rata kelas
3 Ketun tuntasan belajar klasikal 41,7%
Komunikasi matematika Kom 10%
Pra Siklus Pra Siklu
Grafik 1. Kom omunikasi Matematika Peserta Didik Pra Si Siklus
Rata-rata Kelas 20
Pra Siklus Pra Sikl
Grafik 2. Nila ilai Rata-rata Kelas Pra Siklus
Ketunt Ketuntasan Belajar Klasikal 20%
Pra Siklu Pra Siklus
Grafik 3. Ketu etuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus
2. Siklus I
Dari ri pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I da dapat ditunjukkan bahwa hasil p l pengamatan guru terhadap komunikasi pese eserta didik dalam memperhatika kan penjelasan guru diperoleh dengan rata-rat rata skor penilaian 2,40 dengan p prosentase 60,0 %. Pengamatan terhadap kom omunikasi peserta didik dalam di diskusi kelompok dengan rata-rata skor penila ilaian 2,33 dengan prosentase 58 58,3 %. Pengamatan terhadap komunikasi dan keberanian peserta didik k dalam pengajuan soal/ permasalahan denga gan rata-rata skor penilaian 1, 43 43 dengan prosentase 35,8 %. Pengamatan kom omunikasi peserta Dari ri pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I da dapat ditunjukkan bahwa hasil p l pengamatan guru terhadap komunikasi pese eserta didik dalam memperhatika kan penjelasan guru diperoleh dengan rata-rat rata skor penilaian 2,40 dengan p prosentase 60,0 %. Pengamatan terhadap kom omunikasi peserta didik dalam di diskusi kelompok dengan rata-rata skor penila ilaian 2,33 dengan prosentase 58 58,3 %. Pengamatan terhadap komunikasi dan keberanian peserta didik k dalam pengajuan soal/ permasalahan denga gan rata-rata skor penilaian 1, 43 43 dengan prosentase 35,8 %. Pengamatan kom omunikasi peserta
Selain itu aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami sudah cukup baik dengan prosentase 60,4%. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi guru lampiran 11.
Adapun rata-rata nilai tes evaluasi siklus I sudah mencapai 61. Selisih 11 point dibanding pra siklus. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 46,7%. Selisih 5% daripada pra siklus. Ini sudah menunjukkan peningkatan meskipun belum sesuai dengan pencapaian indikator yang diharapkan. Hasil diatas dapat dilihat dalam tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 4
Hasil Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I
No
Indikator
Pra Siklus Siklus I
1 Komunikasi matematika peserta didik 35% 48,1 %
2 Nilai rata – rata kelas
3 Ketuntasan belajar klasikal 41,7% 46,7%
Komunikasi matematika Kom 34%
Pra Sikl Pra Siklus Siklus 1
Grafik 4. Perb erbandingan Komunikasi Matematika Peser serta Didik Pra
Sikl iklus dan Siklus I
Rata-rata Kelas 20
Pra Sikl Pra Siklus
Siklus 1
Grafik 5. Perb erbandingan Rata-rata Kelas Pra Siklus dan an Siklus I
Ketunt Ketuntasan Belajar Klasikal 42%
Pra Siklus Pra Siklu Siklus 1
Grafik 6. Perb erbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pr Pra Siklus dan
Sikl iklus I
3. Siklus II
Pada siklus II hasil observasi peserta didik dapat ditunjukkan bahwa komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 60,0% pada siklus I dengan kategori baik menjadi 78,6% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam diskusi kelompok juga meningkat dari 58,3% dengan kategori baik menjadi 76,2% dengan kategori sangat baik. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan soal/permasalahan juga meningkat dari 35,8% pada siklus I dengan kategori cukup menjadi 65,9% pada siklus II dengan kategori baik. Komurnikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok juga meningkat dari 47,5% menjadi 69,8%. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar juga meningkat dari kategori cukup menjadi baik. Hal ini dapat ditunjukkan pada lampiran 22.
Hasil observasi terhadap komunikasi matematika peserta didik secara umum pada siklus II adalah 70,4%. Selisih 22,3 % dibanding pada siklus I. Sementara dari hasil tes evaluasi siklus II terdapat 25 peserta didik yang tuntas dalam belajar dan hanya 5 peserta didik yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai 78,5. Sedangkan untuk ketuntasan belajar klasikal pada siklus II mencapai 83,3%. Hasil ini sudah sangat baik dibandingkan pra siklus dan siklus I.
Sementara untuk aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada siklus II sudah sangat baik dengan prosentase 83,3% (lampiran 12). Hal ini jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas guru selama proses pembelajaran mengalami peningkatan 22,9 %. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 23.
Dari hasil observasi, komunikasi matematika peserta didik dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan peningkatan proses dan hasil pembelajaran peserta didik pada siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Hasil asil Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Sik Siklus II
No
Pra Siklus Sik iklus I Siklus 2 Komun unikasi matematika peserta
2 Nilai ra rata – rata kelas
3 Ketunta ntasan belajar klasikal
Komun Komunikasi matematika 20%
0% Pra Siklus Pra Siklu Siklus 1
Siklus 2
Grafik 7. Perb erbandingan Komunikasi Matematika Peser serta Didik Pra
Sikl iklus, Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Kelas 30
Pra Siklu Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 8. Perb erbandingan Rata-rata Kelas Pra Siklus, Sik Siklus I dan Sikl iklus II
100% 80% 60% 40%
Ketuntas Ketuntasan Belajar Klasikal 20% 00%
Pra Pra
Siklus 1 Siklus 2
Siklus Siklus
Grafik 9. Perb erbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pr Pra Siklus, Sikl iklus I dan Siklus II
Dari hasil sil penelitian ini diatas dapat dikatakan bahw ahwa kemampuan pembentukan atau tau pengajuan soal berkorelasi positif deng ngan kemampuan memecahkan soal. al. Dengan demikian, kemampuan pembentu tukan soal sangat sesuai dengan tuju juan pembelajaran matematika di sekolah seba bagai usaha untuk meningkatkan kom omunikasi matematika peserta didik dan d dapat membantu meningkatkan kem emampuan peserta didik dalam menyelesaikan an masalah. Oleh karena itu, pemilih ilihan model pembelajaran problem posing b bernuansa Islami akan sangat memb mbantu dalam meningkatkan komunikasi mate atematika peserta didik.